Pembahasan Hadist
Pembahasan Hadist
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketentuan dalam ayat ini dapat dipahami baha orang yang beriman itu
adalah orang yang setelah melaksanakan tugasnya sebagai hamba Allah (menjaga
hubungan vertikal, ia harus bekerja keras, dan tidak malas). Agar sukses dan tetap
dalam koridor yang diinginkan Allah dan Rasul nya, Allah mengingatkan agar
dalam bekerja manusia harus selalu banyak mengingat Allah, sehingga tetap
terjaga usaha yang dibenarkan Allah, dan tidak merugikan orang lain.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian etos kerja ?
2. Hadits tentang etos kerja ?
3. Etika kerja dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian etos kerja
2. Mengetahui hadist tentang etos kerja
3. Mengetahui etika kerja dalam Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Etos berasal dari bahasa yunani yang berarti ciri, sifat atau kebiasaan, adat-
istiadat, atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa.
Etos kerja dengan demikian adalah cara kerja yang memiliki tiga dasar, yaitu :
Orang yang memiliki etos kerja, akan terlihat ketika bekerja ia mempunyai
keinginan untuk menjunjung mutu pekerjaan, bukan hanya sekedar bekerja
memenuhi tugas atau kewajiban. Ketika ia bekerja ia menjaga harga dirinya,
bukan bekerja dengan menjatuhkan harga dirinya seperti menjadi pengemis ketika
ia memiliki kemampuan fisik, dan potensi lain. Disamping itu, dengan profesi
yang ditekuni memberikan pelayanan kepada masyarakat.
14. dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang
kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)
dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
2
Begitu juga dengan QS. Al Mulk (67) : 15 dijelaskan baha Dia (Allah)
yang emnjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala
penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekinya. Dan hanya kepada-Nya lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Pesan kedua ayat ini memberitahukan kepada manusia baha Allah telah
mengatur sedemikian rupa bumi dan laut agar mudah dikelola untuk bermacam
usaha. Keinginan utuk menjunjung mutu pekerjaan akan terlihat dalam cara
seseorang memandang pekerjaan. Esensi bekerja bagi setiap muslim harus
dimaknai sebagai salah satu perintah Allah seperti yang termaktub dalam firman
Allah dalam Surah Al-Jumu’ah diatas ; bukan hanya sebagai tugas untuk
memenuhi kebutuhan hidup.1
ْ وعن حكيْم بن حزام رضى هللا عنهما عن النّب ّي صلّى هللا عليْه وسلّم قال (الي??د العلي??ا خ??ير
ّ من ي??د
،الس?فلى
يس?ت ْغن ي ْغن?ه هللا) متف?ق ْ ْفف يعفّ??ه هللا
ْ ومن ْ يس?تع ْ عن ظه??ر غ?نى
ْ ومن ْ الص?دقة ْ وا ْب??دأ
ّ بمن تع??ول وخ ْي??ر
والفظ للبخارى, عليه
Dari Hakim putra Hizam, ra., dari Rasulullah saw., beliau bersabda; “Tangan
yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah, dahulukanlah orang yang
menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baiknya sedekah itu ialah lebihnya
kebutuhan sendiri. Dan barang siapa memelihara kehormatannya, maka
1
Enizar, Hadist Ekonomi, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hal. 2-3
3
Allah akan memeliharanya. Dan barang siapa mencukupkan akan dirinya,
maka Allah akan beri kecukupan padanya.” (H.R Bukhari).
Hadis ini menjelaskan bahwa kita sebagai orang yang tangannya di atas
hendaklah lebih dahulu memulai atau mendahulukan pemberiannya kepada
keluarga setelah itu barulah kepada yang lain. Di samping itu didalam hadis itu
dijelaskan bahwa Allah akan mencukupi seseorang yang menuntut atau bertekad
menjadikan dirinya berkecukupan tidak mau meminta belas kasihan orang lain.
Ungkapan ini dapat dipahami bahwa sangatlah bijak dan dianjurkan bagi orang
kaya atau yang berkecukupan agar memberi kepada yang miskin dengan
pemberian yang dapat menjadi modal usahanya untuk dia dapat menjadi orang
yang mempunyai usaha sehingga pada saatnya nanti ia tidak lagi menjadi orang
yang meminta-minta (mengharap belas kasihan orang).
4
baik daripada dia meminta-minta yang kemungkinan diberi atau tidak
diberi.” (Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab al-Buyu’).
Ketika Islam sangat menekankan kerja, lalu pekerjaan apakah yang paling
utama? Terhadap pertanyaan itu ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa;
Pekerjaan yang paling utama menurut Nabi Muhammad SAW adalah usaha
seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang bersih.
اي الكسب أطيب؟ عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور:عن رفاعة بن رافع أن النبي صلى هللا عليه وسلم سأل
“Rifa’ah bin Rafi’I berkata bahwa Nabi SAW, ditanya, “Apa mata pencarian
yang paling baik?” Nabi menjawab, “Seseorang bekerja dengan tangannya
dan tiap-tiap jual beli yang bersih.” (Diriwayatkan oleh Bazzar dan disahkan
oleh Hakim)
5
Al-Khuli dalam kitabnya al-Adab an-Nabawi mengemukakan bahwa dari
berbagai cara untuk memperoleh harta yang diutarakan di atas maka cara yanng
lebih utama adalah usaha yang dilakukan dengan tangan sendiri. Hal ini
dinyatakan Nabi SAW dalam hadis yang lain, dari Miqdam r.a yang diriwayatkan
oleh Bukhari, Abu Daud, Nasa’i dan perawi hadist lainnya, bahwa Nabi SAW
bersabda :
َواَ َّن النَّبِى هللا دَا ُو َد َعلَ ْي ِه ال َّسالَم َكانَ يَأْ َك ُل ِم ْن َع َم ِل,َما اَ َك َل اَ َح ٌد طَ َعا َما قَطٌ خَ ْيرًا ِم ْن اَ ْن يَأْ ُك َل ِم ْن َع َم ٍل بِيَ ِد ِه
يَ ِد ِه
“Tidaklah seseorang makan sesuap makanan lebih baik daripada ia makan dari
hasil kerja tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud a.s adalah
makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”
Jika setiap muslim bekerja dengan baik , maka ia sudah melakukan ibadah
kepadaNya setiap pekejaan baik yang dilakukan muslim karena Allah, berarti ia
sudah melakukan kegiatan jihad fi sabilillah. Firman Allah swt dalam surat al-
Jumuah;
فإذا قضيت الصلوة فانتشروا فى االرض وابتغوا من فضل هللا واذكروا هللا كثيرا لعلكم تفلحون
6
Apabila sudah ditunaikan shalat,maka hendaklah kamu bertebaran di muka
bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak banyaknya
supaya kamu beruntung (QS. al-Jumuah, 62 ).
Hal-hal yang penting tentang etika kerja yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezki yang baik-baik yang
kami berikan kepdamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-
Nya kamu menyembah”. (al-baqarah “ 172).
7
hanya memegang teguh sifat amanah, kuat dan kreatif serta bertaqwa
tetapi dia juga mengerti dan benar-benar menguasai pekerjaanya. Tanpa
profesionalisme suatu pekerjaan akan mengalami suatu kerusakan dan
kebangkrutan juga menyebabkan menurunnya produktivitas.2
2
https://pintania.wordpress.com/etos-kerja-dalam-islam/
8
BAB III
KESIMPULAN
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Etika kerja dalam Islam yang perlu diperhatikan adalah (1) Adanya
keterkaitan individu terhadap Allah sehingga menuntut individu untuk bersikap
cermat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja, berusaha keras, memperoleh
keridhoan Allah dan mempunyai hubungan baik dengan relasinya. (2) Berusaha
dengan cara yang halal dalam seluruh pekerjaan. (3) tidak melakukan pekerjaan
yang mendurhakai Allah yang ada kaitannya dengan minuman keras, riba, dan
hal-hal lain yang diharamkan Allah. (5) Profesionalisme dalam pekerjaan.
9
10