Anda di halaman 1dari 13

TNA

JENIS DOKUMEN : LAPORAN HASIL ANALISA KEBUTUHAN


PENYULUHAN (TNA)
NAMA PENYULUH : Syifa Khaerunnisa
TUJUAN : Menerapkan nilai-nilai integritas kepada petugas PTSP
PENYULUHAN
LATAR BELAKANG
 Korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang dampak masifnya dirasakan di
segala bidang. Kejahatan korupsi dilakukan tidak hanya oleh pejabat publik bahkan
 penyelenggara pelayanan publik pun juga banyak terindikasi. Hasil survei Transparency
 International Indonesia (TII) terhadap 1.200 pengusaha di 12 kota pada bulan Juni s.d.
Agustus 2017 mengungkapkan bahwa dunia usaha masih mengeluhkan suburnya korupsi
tersebut. Sebanyak 17% pengusaha yang disurvei, mengeluh gagal mendapatkan proyek.
Upaya efisiensi perizinan sudah dilakukan pemerintah melalui pembentukan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mencatat bahwa dari
542 kabupaten/kota di Indonesia hanya 50 daerah yang belum membentuk PTSP.
Perbaikan yang perlu dilakukan ke depan antara lain membuat pelayanan semakin efektif dan
mendorong agar semua izin yang ada bisa diurus di PTSP. Berdasarkan hasil
 penelitian KPPOD mengenai Tata Kelola Ekonomi Daerah (TKED) Tahun 2016 terhadap
32 daerah di Indonesia, kota terbaik dalam tata kelola perizinan adalah Banda Aceh.
Layanan perizinan usaha di Banda Aceh hanya memakan waktu 4 hari kerja dengan biaya
keseluruhan sekitar Rp250.000,00. Sebaliknya, kota dengan tata kelola perizinan paling
 buruk ada di Jayapura. Proses perizinan di Jayapura butuh 118 hari dengan biaya yamg
dinilai memberatkan pelaku usaha yaitu Rp375.000,00.
Pada Tahun 2015, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia menurut Transparency
 International adalah 36 dan masih berada di peringkat 88 dari 168 negara di dunia. Di
kawasan Asia Tenggara, indeks persepsi korupsi Indonesia pada Tahun 2015 masih
 berada di bawah negara Singapura (85), Malaysia (50) dan Thailand (38). Penelitian
KPPOD terhadap TKED Tahun 2016 menunjukkan bahwa pelaku usaha paling
banyak mengalami masalah yang berkaitan dengan perizinan.

Proses perizinan di sejumlah daerah secara umum belum efisien, karena proses
 perizin an tersebar dan diurus terpisah di berbagai instansi (SKPD). Korupsi dan pungutan
liar pun masih saja terjadi. Melihat perkembangan terkini mengenai sejumlah kasus
korupsi, kita melihat bahwa salah satu bidang yang turut digarap para koruptor sebagai
lahan melakukan perbuatan korupsi adalah bidang perizinan. Bidang ini cukup
menjanjikan keuntungan yang menggiurkan bagi para penguasa, khususnya di daerah.
Pemberantasan dan pencegahan korupsi harus dilakukan secara simultan.
Pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan upaya penindakan pelaku, sedangkan
 pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem administrasi, tatakelola pemerintahan,
 pelayanan publik, pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) merupakan badan independen yang melakukan tindakan pencegahan
dengan melibatkan seluruh elemen bangsa sesuai dengan kedudukan dan kapasitasnya

masing-masing melalui beberapa program, salah satunya adalah penyuluhan. Hal ini
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi pasal 6 (d) berbunyi ”Melakukan tindakan-tindakan pencegahan
Dtindak korupsi dan pasal 13 (c) berbunyi “Menyelenggarakan program pendidikan
antikorupsi pada setiap jenjang”.
Upaya penyuluhan dilakukan agar semua lapisan masyarakat memperoleh
 pengetahuan dan keterampilan terkait antikorupsi. Penyuluhan antikorupsi kepada
semua lapisan masyarakat diperlukan bukan hanya untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan tentang antikorupsi, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat tentang
dampak dan bahaya korupsi. Sehingga, muncul semangat perlawanan terhadap tindakan
korupsi. Harapan lebih lanjut upaya penyuluhan antikorupsi akan mampu membentuk gerakan
antikorupsi secara kolektif yang pada akhirnya membentuk sistem integritas
 bangsa dan membangun karakter bangsa yang mencerminkan nilai, etos kerja dan sikap
integritas. Pada lingkup bidang perijinan ini, kegiatan penyuluhan diharapkan dapat
membentuk pelayan perijinan yang cepat, tepat, berintegritas dan transparan.

METODE ANALISA KEBUTUHAN PENYULUHAN

1. Metode dilakukan melalui:


 Kuesioner 
  Kuesioner dibagikan kepada 20 pegawai PTSP yang meliputi: staf 10 orang,
 pejabat struktural 5 orang, dan fungsional 5 orang.
 Wawancara
Wawancara dilakukan melalui in depth interview  (interview mendalam)
terhadap 4 orang pejabat struktural dan masyarakat sebagai user  sebanyak 6
orang.

2. Dokumen
Dokumen yang digunakan meliputi: struktur organisasi, uraian jabatan,
renstra, standar pelayanan, SOP, dan laporan pengaduan masyarakat.

3. Target Peserta Penyuluhan adalah pegawai dan pejabat kantor Perijinan Terpadu Satu
Pintu (PTSP)

HASIL ANALISA KEBUTUHAN

1. Analisa Kesenjangan antara Kompetensi yang Diharapkan dengan Kompetensi Saat


Kebutuhan Diklat Dilakukan
 
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban kuesioner dan triangulasi data
dengan melakukan wawancara in depth interview,  kesenjangan kompetensi yang
diharapkan dengan kompetensi saat diklat dilakukan adalah:
a. Kompetensi mengenal penyebab, dampak dan bahaya korupsi,

 b. Kompetensi membangun sistem integritas,


c. Kompetensi penegakan kepatuhan terhadap Standar Pelayanan yang ditentukan
oleh instansi, dan
d. Kompetensi monitoring dan evaluasi dari pengaduan masyarakat.

2. Analisa Kesenjangan Kompetensi yang Diperlukan yang Dihubungkan dengan Tugas


Pokok dan Fungsi Kelompok Sasaran

Kesenjangan kompetensi yang diperlukan dihubungkan dengan tugas pokok dan


fungsi kelompok sasaran, antara lain:
a. Kompetensi mengidentifikasi permasalahan pelayanan perijinan,
 b. Kompetensi menganalisa dampak dan bahaya korupsi di pelayanan perijinan, dan
c. Kompetensi mengaktualisasikan integritas dalam pelaksanan tugas dan fungsinya

3. Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang Dibutuhkan Kelompok Sasaran

a.Menumbuhkan semangat perlawanan terhadap korupsi,


 b.Membangun cara berpikir kritis terhadap masalah korupsi,
c.Meningkatkan keterampilan antikorupsi,
d.Menyadarkan bahaya dan dampak korupsi termasuk perilaku koruptif, kolusi dan
nepotisme,
e. Meningkatkan pengetahuan terkait antikorupsi, dan
f. Membangun sikap antikorupsi
g.
REKOMENDASI

1. Rekomendasi Penyuluh pada Kelompok Sasaran


a. Pengawasan dan evaluasi terkait pelaksanaan pelayanan Perijinan Terpadu Satu
Pintu (PTSP)
 b. Penyelenggaraan penyuluhan anti korupsi di Kantor Perijinan Terpadu Satu Pintu
(PTSP)

R ek o m e n d a s i P en y u l u h p ad a A C L C K P K
2. a . P e ne r b it a n su ra t r e ko m e n d a si k e p a d a
pimpinan Kantor Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk melaksanakan
penyuluhan antikorupsi secara berkala
 b. Pengawasan dan evaluasi pascapenyuluhan
c. Menetapkan peserta penyuluhan antikorupsi (staf dan pejabat struktural) sebagai
Agen perubahan dalam pemberantasan korupsi.

 
TOR/KAK

KERANGKA ACUAN KERJA (TOR)


Penyuluhan ini dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Jumat 01 mei 2020
Tempat : Dinas penanaman modal PTSP
Waktu :09:00 WITA
Penyuluh :Syifa Khaerunnisa
Jabatan :Mahasiswa
Lembaga :Poltekkes kemenkes makassar 

2020

Term of Reference (TOR)


Menerapkan nilai-nilai integritas kepada petugas PTSP
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang dampak masifnya dirasakan di
segala bidang. Kejahatan korupsi dilakukan tidak hanya oleh pejabat publik bahkan
 penyelenggara pelayanan publik pun juga banyak terindikasi. Hasil survei
Transparency International Indonesia (TII) terhadap 1.200 pengusaha di 12 kota pada
 bulan Juni s.d. Agustus 2017 mengungkapkan bahwa dunia usaha masih mengeluhkan
suburnya korupsi tersebut. Sebanyak 17% pengusaha yang disurvei, mengeluh gagal
mendapatkan proyek. Upaya efisiensi perizinan sudah dilakukan pemerintah melalui
 pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) mencatat bahwa
dari 542 kabupaten/kota di Indonesia hanya 50 daerah yang belum membentuk PTSP.
Perbaikan yang perlu dilakukan ke depan antara lain membuat pelayanan semakin
efektif dan mendorong agar semua izin yang ada bisa diurus di PTSP. Berdasarkan
hasil penelitian KPPOD mengenai Tata Kelola Ekonomi Daerah (TKED) Tahun 2016
terhadap 32 daerah di Indonesia, kota terbaik dalam tata kelola perizinan adalah

Banda Aceh. Layanan perizinan usaha di Banda Aceh hanya memakan waktu 4 hari
kerja dengan biaya keseluruhan sekitar Rp250.000,00. Sebaliknya, kota dengan tata
kelola perizinan paling buruk ada di Jayapura. Proses perizinan di Jayapura butuh 118
hari dengan biaya yamg dinilai memberatkan pelaku usaha yaitu Rp375.000,00.
Pada Tahun 2015, Indeks Persepsi Korupsi Indonesia menurut Transparency
 International adalah 36 dan masih berada di peringkat 88 dari 168 negara di dunia.
Di kawasan Asia Tenggara, indeks persepsi korupsi Indonesia pada Tahun 2015 masih
berada di bawah negara Singapura (85), Malaysia (50) dan Thailand (38). Penelitian
KPPOD terhadap TKED Tahun 2016 menunjukkan bahwa pelaku usaha
 paling banyak mengalami masalah yang berkaitan dengan perizinan.
Proses perizinan di sejumlah daerah secara umum belum efisien, karena proses
 perizinan tersebar dan diurus terpisah di berbagai instansi (SKPD). Korupsi  dan
 pungutan liar pun masih saja terjadi. Melihat perkembangan terkini mengenai
sejumlah kasus korupsi, kita melihat bahwa salah satu bidang yang turut digarap para
koruptor sebagai lahan melakukan perbuatan korupsi adalah bidang perizinan. Bidang
ini cukup menjanjikan keuntungan yang menggiurkan bagi para penguasa, khususnya
di daerah.
Pemberantasan dan pencegahan korupsi harus dilakukan secara simultan.
Pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan upaya penindakan pelaku, sedangkan
 pencegahan korupsi melalui perbaikan sistem administrasi, tatakelola pemerintahan,
 pelayanan publik, pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan badan independen yang melakukan
tindakan pencegahan dengan melibatkan seluruh elemen bangsa sesuai dengan
kedudukan dan kapasitasnya masing-masing melalui beberapa program, salah
satunya adalah penyuluhan. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 6 (d) berbunyi
”Melakukan tindakan-tindakan pencegahan Dtindak korupsi dan pasal 13 (c) berbunyi
“Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang”.
Upaya penyuluhan dilakukan agar semua lapisan masyarakat memperoleh
 pengetahuan dan keterampilan terkait antikorupsi. Penyuluhan antikorupsi kepada
semua lapisan masyarakat diperlukan bukan hanya untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan tentang antikorupsi, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat
tentang dampak dan bahaya korupsi. Sehingga, muncul semangat perlawanan
terhadap tindakan korupsi. Harapan lebih lanjut upaya penyuluhan antikorupsi akan
mampu membentuk gerakan antikorupsi secara kolektif yang pada akhirnya
membentuk sistem integritas bangsa dan membangun karakter bangsa yang
mencerminkan nilai, etos kerja dan sikap integritas. Pada lingkup bidang perijinan
ini, kegiatan penyuluhan diharapkan dapat membentuk pelayan perijinan yang cepat,
tepat, berintegritas dan transparan.
B. Tujuan Kegiatam
1.Tujuan Umum
Agar semua lapisan masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait
antikorupsi
2.Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan menerapkan nilai-nilai integritas pada petugas


PTSP diharapkan petugas dapat mengetahui dan menerapkan :
1. Nilai etos kerja dan sikap integritas
2. membentuk pelayan perijinan yang cepat, tepat, berintegritas dan transparan.

3. Manfaat
Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai etos kerja ,sikap
integritas terhadap pelayanan perijinan yang cepat, tepat dan transparan pada para
 petugas PTSP.

C. Sasaran dan Target


Sasaran : Petugas PTSP

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur/ Input
Persiapan dilakukan selama 3 hari sebelum kegiatan dan petugas PTSP yang
diundang dengan cara sosialisasi kegiatan penyuluhan sehari sebelum pelaksanaan
kegiatan.Penyuluham menggunakan media berupa leaflet, poster , metode penyuluhan
dengan ceramah dan wawancara serta pembagian kuisioner.

2. Proses
85% Peserta yang diundang hadir dalam penyuluhan, fase dilalui sesuai
dengan yang telah direncanakan.Penyuluhan mendapat respon dari audiens berupa
 pertanyaan seputar nilai-nilai integritas anti korupsi dan jawaban yang diberikan
 peserta ketika memberikan pertanyaan dapat dinilai dengan criteria jawaban 80%
 benar, suasana penyuluhan tertib dan kondusif.

3. Hasil/Output
Sebanyak 60% petugas yang hadir mampu menyebutkan nilai-nilai integritas
anti korupsi , sasaran mengetahui apa saja nilai-nilai antikorupsi yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sasaran mampu menyebutkan tujuan dari
menerapkan nilai-nilai integritas anti korupsi.

E. Strategi Pelaksanaan
1.Metode
Ceramah,pengisian kuisioner dan wawancara

2.Strategi Evaluasi
a.Evaluasi struktur 
1) Diharapkan petugas PTSP dapat berperan aktif dalam pelaksanaan penyuluhan serta
acara dapat berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2) Mahasiswa dapat meningkatkan motivasi petugas PTSP umtuk mengikuti
 penyuluhan serta antusias petugas PTSP untuk mendengar penuluhan yang diberikan.
 b.Evaluasi proses

Diharapkan dari petugas PTSp dapat merespon tentang penyuluhanyang disajikan.


C,Evaluasi Hasil
1) Sasaran mampu menyebutkan nilai-nilai integritas anti korupsi
2) Sasaran mampu menerapkan nilai-nilai integritas antikorupsi
3) Sasaran mampu menyebutkan tujuan dari menerapkan nilai-nilai integritas anti
korupsi

F. Waktu dan Tempat


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 1 mei 2020 pukul 09:00WITA
 bertempat di Dinas penanaman modal PTSP.
G. Metode dan Media yang digunakan dalam Penyuluhan.
1) Ceramah
2) Kuisioner 
3) Wawancara
4) Laptop
5) Lcd

H. Estimasii anggaran kegiatan


Rincian anggaran
 No.Uraian Biaya ket
 jumlah Sumber lainnya
1. Konsumsi sebanyak 30 orang @Rp Rp.600.000 swadaya
20.000

I. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana kegiatan ini adalah mahasiswa di poltekkes kemenkes Makassar Adapun
 penanggung jawab kegiatan ini adalah Risnawati selaku dosen.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok pembahsan : Penyuluhan Pendidikan Anti Korupsi
Sub pokok pemabahasan : Menerapkan nilai-nilai integritas anti korupsi
Sasaran : Petugas PTSP
Hari/tanggal : Jumat, 01 Mei 2020
Tempat : Dinas penanaman modal PTSP
Pukul : 09:00 WITA

A. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang pendidikan anti korupsi diharapkan
 petugas PTSP dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan terkait antikorupsi.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang pendidikan anti korupsi diharapkan
 petugas PTSP dapat:
1.Menjelaskan nilai-nilai integritas anti korupsi
2.Mampu menerapkan nilai-nilai integritas anti korupsi

B. Materi

Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :


1. Nilai-nilai integritas anti korupsi

C. Media’
1. Power point

D. Metode penyuluhan

1. Ceramah
2. Pengisian kuisioner 
3. Wawancara

E. Kegiatan penyluhan
 No. Waktu Kegiatan penyuluhan Respon peserta
1. Pembukaan 1.Memberi salam 1.menjawab salam
(5 menit) 2.Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan
3.Menjelaskan tujuan dan memperhatikan
 penyuluhan 3,Menjawab
4.Membuat kontrak  pertanyaan.
waktu 4.Menyetujui
kontrak waktu
2. Kegiatan Inti 1.Menjelaskan tentang 1.Mendengarkan
(20 menit) nilai-nilai integritas dan memperhatikan
dalam bekerja

3. Penutup 1.Mengevaluasi peserta 1. Menjawab


(5 menit) atas penjelasan yg  pertanyaan yang
disampaikan penyuluh. diberikan
2.Menjawab salam
F. Materi

1. Pengertian Integritas :

Integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai
integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras
dengan hati nurani dan norma yang berlaku. Integritas merupakan salah satu nilai-nilai dasar
 pribadi yang harus dimiliki masyarakat yakni dengan bersikap, berperilaku dan bertindak
 jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, konsisten dalam bersikap dan bertindak, memiliki
komitmen terhadap misi pemberantasan korupsi, objektif terhadap permasalahan, berani dan
tegas dalam mengambil keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas dan amanah. Nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia
 bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi (SKKNI, 2016)

2. Nilai inti
1.Jujur 
Berintegritas “jujur” adalah lurus hati, tidak curang dan tidak berbohong. Seorang yang
 jujur adalah konsisten apa yang dikatakan dan yang dilakukan, satunya kata dan
 perbuatan.
•Berintegritas jujur adalah berani menolak ketidakjujuran. Memang berat
untuk melakukan hah itu, tetapi harus dicoba.
•Orang yang jujur adalah orang yang berani menegur perbuatan yang tidak benar. Hal
tersebut tidak mudah untuk dijalankan, tetapi dengan niat yang kuat, akan dapat
dilakukan.
•Orang yang berintegritas jujur akan selalu berpegang pada prinsip. Prinsip yang
diyakini itu benar.
•Berintegritas jujur tidak bisa seorang diri. Dia perlu dukungan orang lain, seperti teman
sejawat atau keluarga.
CARA BERINTEGRITAS: AKTIF MEMBERIKAN INFO KETIDAKJUJURAN
Salah Satu cara berintegritas adalah aktif memberikan info adanya dugaan ketidakjujuran
yang mengarah ke tindak pidana korupsi. Pengaduan masyarakat menjadi salah satu sarana
efektif untuk memberantas korupsi. Dikatakan demikian sebab peran serta masyarakat
dalam berantas korupsi adalah berintegritas.

INTEGRITAS UNTUK UMUM


Hal itu terjadi karena pegawai negara menyalahgunakan kepercayaan masyarakat yang
dikuasakan kepadanya, demi keuntungan sepihak. Semua orang dapat terjebak dalam
lingkaran yang membudaya. Bisakah kita memutus lingkaran tersebut? Bisa, jika kita
mempunyai kemauan kuat untuk itu.

2. Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah Keadaan wajib menanggung segala sesuatu yang dilakukan.
Orang yang bertangung jawab adalah mereka yang berani mengakui kesalahan atas apa
yang yang dilakukan. Mereka juga amanah dan dapat diandalkan. Orang yang
 bertanggung jawab adalah yang mau menanggung, memikul segala akibat atas pekerjaan
yang dilakukannya Dia siap menanggung resiko seandainya ada kegagalan, sebab
kegagalan akan menjadi cambuk bagi kerja yang lebih baik.. Bertanggung jawab adalah
tidak mengelak, berani menghadapi, dan konsekuen dengan apa yang dikatakan.
Pemimpin masa depan adalah mereka yang melakukan sesuai yang dikatakan, mengakui
kesalahan dan tidak melempar kesalahan pada orang lain.

3.  Disiplin
adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan
 benar-benar menghargai waktu. Sikap mental tersebut perlu dilatih agar segala
 perbuatannya tepat sesuai aturan yang ada (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976).
Contoh: menyerahkan tugas tepat waktu, datang rapat sesuai undangan, atau laporan
diserahkan pada waktunya. Jika semua orang datang rapat tepat waktu, tidak ada waktu
terbuang untuk menunggu. Tentu untuk dapat melaksanakan ini semua, kita harus
membiasakan diri. Disiplin memang tidak mudah, tetapi bisa dilatih secara terus
menerus. Awalnya memang susah, tetapi jika itu sudah menjadi kebiasaan, akan mudah
menjalaninya. Komitmen merupakan salah satu kunci terbentuknya disiplin. Komitmen
adalah sikap mental pada diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang telah
ditetapkan. Hal itu terbentuk dengan pembiasaan. Seseorang yang komitmen tinggi akan
selalu melakukan segala sesuatu sesuai yang telah ditetapkannya. Disiplin berada pada
diri sendiri, dirinyalah yang berjanji untuk komit pada yang sudah ditetapkannya.
Disiplin sangat diperlukan oleh seorang pemimpin, apa yang dilakukan akan dicontoh
anak buahnya. Disiplin adalah kunci kesuksesan seorang pemimpin

3. Etos kerja integritas

10
1. Mandiri
Menurut KBBI, kata mandiri dimaknai dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak
 bergantung pada orang lain. Adapun kemandirian merupakan hal atau keadaan dapat
 berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Definisi mandiri untuk remaja dan
orang dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas apa yang
dilakukan tanpa membebani orang lain. Untuk itu membentuk kemandirian, perlu
dikembangkan dan perlu dukungan, seperti sikap positif dari figure tokoh dan latihan-
latihan keterampilan menuju kemandiriannya

2. Kerja keras
Kerja keras adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan atau
memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Kerja keras dapat
diartikan bekerja mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran
yang ingin dicapai. Mereka dapat memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang
tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapainya. Mereka sangat
 bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan maksimal.

3. Sederhana
Menurtut KBBI, sederhana memiliki pengertian bersahaja; tidak berlebih-lebihan atau
dapat dinyatakan sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan
sebagainya). Selain itu, dipahami juga sederhana adalah sikap tidak
banyak selukbeluknya (kesulitan dan sebagainya), tidak banyak pernik, lugas. Adapun
kesederhanaan merupakan hal (keadaan, sifat) sederhana.

4. Nilai sikap Integritas


1. Berani
Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani tidak akan
takut menghadapai musuh (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976). Demikian juga

orang yang berani adalah mereka yang berani melaporkan terjadinya ketidakjujuran dan
korupsi di sekitarnya.
•Berani berarti mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya atau kesulitan, tidak gentar, pantang mundur, dan maju terus (Orange
Juice, bahan KPK).
•Orang yang berani adalah yang tidak takut menunjukkan kebenaran dan keadilan. Jika
Anda yakin bahwa apa yang dilakukan benar, jangan takut untuk melakukannya.
•Berani tidak berarti tidak ada rasa takut. Akan tetapi, rasa takut akan hilang ketika Anda
 berani melakukan apa yang Anda yakini itu suatu kebenaran.
 • Sukses akan diraih oleh orang yang berani berbuat dan bukan oleh mereka yang selalu
takut menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
•Nilai-nilai sikap integritas, “berani” perlu dimiliki oleh masyarakat untuk mencegah
terjadinya korupsi.

11
2. Peduli
Menurut KBBI, kata peduli memiliki arti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.
Adapun kepedulian berarti perihal sangat peduli, sikap mengindahkan (memprihatinkan).
Adapun menurut pendapat lain, peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita
untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.

Orangorang peduliadalah
memberi inspirasi, mereka
perubahan, yang terpanggil
kebaikan melakukandisesuatu
kepada lingkungan dalam rangka
sekitarnya.

3. Adil
Menurut KBBI, adil memiliki arti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, , selain
itu adil bias diartikan berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran. Selain itu,
adil dapat diartikan sepatutnya dan tidak sewenang-wenang. Adapun adil berasal dari
 bahasa Arab yang berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus. Secara
terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.
Dengan demikian orang yang adil adalah orang yang sesuai dengan standar hukum
baik hukum agama, hukum positif (hukum negara), maupun hukum sosial (hukum adat)
yang
 berlaku Dengan demikian, orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang
tidak memihak kecuali kepada kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Modul integritas Umum


file:///C:/Users/user/Documents/tugas%20syifa/Modul-Integritas-Umum-aclc-kpk.pdf 

 Checklist persiapan

Berdasarkan perencanaan yang disusun, perlu disiapkan check list sebagai alat control.
Kebutuhan Persiapan Check li st
( )
Fasilitas

12
Lokasi/Tempat 1 ruangan berkapasitas 2x
 jumlah peserta
Tempat duduk a.kursi sejumlah peserta
 b.diatur dengan bentuk
Theatre
c.Meja sejumlah peserta
d.Meja dan tempat duduk
 panitia
Kelengkapan pelatihan
Audio/video a.2 u nit
microphone
wireless clip on
 b.1 unit mixer untuk suara
ke speaker 
c.1 konektor dari computer
 jinjing ke cpu ke
mixer/speaker 
Alat bantu Visual a.1unit LCD proyektor  
 b.1 laser pointer plus
control presentasi jarak jauh
c.1 unit flip chart dan 2
spidol kecil dan 2 spidol
 besar (2 warna)
Kelengkapan Pelatih
Dress code platih a.Professiona; standard
dengan jas dan dasi untuk
 pria, blazer untuk wanita
atau batik.
 b.Jas dan blazer lebih
dianjurkan hitam atau abu-
abu gelap
c,Pin ACLC KPK (bila ada)
Draft pointers kata a.Pointers kata sambutan
 pimpinan peserta pelatihan
 b.Pointers kata sambutan
KPK 
Handout peserta
Lembar jwaban pre dan post
test
Lembar evaluasi pelatihan
Perlengkapan pendukung
lainnya

13

Anda mungkin juga menyukai