31-Article Text-257-1-10-20190717
31-Article Text-257-1-10-20190717
Jurnal
Teknologi Dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium
(Temapela)
Abstrak
Dalam manajemen perguruan tinggi, laboratorium memiliki posisi yang strategis karena menunjang pendidikan
pada perguruan tinggi secara efektif dan efisien. Kualitas pengelolaan laboratorium di THP_FTP_UNEJ dapat
diketahui melalui evaluasi personal laboratorium. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan laboratorium mampu
memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif dan efisien untuk semua pengguna. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kualitas pengelolaan, menjaga mutu laboratorium dan tingkat keselamatan kerja. Metode yang
digunakan adalah studi kepustakaan, studi observasi, dan angket secara kualitatif. Sarana peralatan dan penunjang
laboratorium alat katagori 1, 2 dan 3 yang berada dilaboratorium cukup lengkap, serta mukhtahir menunjukkan
nilai 38,55 - 45,13% dengan skor baik. Ketersediaan bahan kimia mempunyai nilai 35,15 % dengan skor baik
dan penggunaan fasilitas laboratorium mudah dan transparan memiliki nilai (41,72%) dengan skor baik. Perawatan
dan kalibrasi peralatan menunjukkan nilai 64,17 % dengan kategori kurang baik. Peran PLP dilaboratorium
menunjukkan nilai 25-36% dengan kategori memuaskan. Berdasarkan integritas dan kinerja PLP menunjukkan
nilai 25 - 36 % dengan kategori memuaskan.
Kata Kunci: PLP, laboratorium, kalibrasi, limbah,K3
Abstract
Laboratory has strategic position in higher education institution management as it contributes effectively and
efficiently in supporting education process. The quality of laboratory management in Agricultural Technology
department can be confirmed through personal evaluation of laboratory. The objective of that evaluation is to
know the capability of laboratory to effectively and efficiently provides the necessity of user. The aim of this
research to have an overview and maintain the management quality and safety level. The methods used were
literature study, observation analysis, and qualitative questionnaire. Equipment facilities which are categorized
into first, second and third category are sufficient and up-to-date and got a score for 38.55 -45,13%. The
availability of chemical reagent had a score 35.15% while the transparency of laboratory activity has 41.72%. All
of those factors were categorized as good. Maintenance and calibration showed 64.17% and categorized with
moderate. The role of analyst or well known as PLP in laboratory showed score with 25-36% and categorized as
very good. Regarding to the integrity and performance of PLP were 25-36% and categorized as very good.
17
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
18
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
19
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
20
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
60 56.01
Nilai Responden (%) 41.27
45.13
50
42.86
38.55 37.45
40 36.96 35.15 27.21
27.67 27.66
30
20
10
Gambar 1.Kisi -Kisi Aspek Peralatan dan Penunjang Laboratorium terhadap Responden
Berdasar Tabel 2. Kisi – kisi peran PLP di Profil kompetensi tenaga kependidikan untuk
laboratorium menunjukkan nilai 26,76 - menghadapi persaingan global antara lain yaitu;
33,65% dengan skor memuaskan, ini (1) Menguasai konsep dan metodologi ilmu dan
menunjukkan bahwa PLP sebagai pengelola teknologi; (2) menguasai konsep dan
laboratorium telah dapat melaksanakan tugas metodologi ilmu kependidikan dan teknologi;
secara profesional sesuai dengan tupoksi PLP. (3) mampu mengidentifikasi dan memecahkan
Menurut Peraturan tahun, 2010 dikatakan masalah; (4) mampu berperan dalam tim kerja
bahwa Pengelola laboratorium di perguruan multi disiplin; (5) mampu berkomunikasi secara
tinggi selama ini dikenal dengan sebutan efektif; (6) mampu menggunakan teknik-teknik
Laboran, Teknisi, atau sebutan lain. Dalam ilmiah, keterampilan dan peralatan teknik
menejemen kepegawaian pegawai negeri sipil, modern yang diperlukan untuk praktik; (7)
laboran yang dimaksud merupakan jabatan memahami dampak penyelesaian teknik dalam
fungsional umum (non angka kredit). Laboran konteks sosial global; (8) memahami tanggung
dalam kriteria khusus telah diproses dan jawab dan etika profesional.
ditetapkan menjadi jabatan jabatan fungsional Menurut SKKNI No 347 2015 laboratorium
tertentu, yaitu jabatan fungsional yang adalah penyedia jasa yang bergerak di bidang
menggunakan dasar karir dengan penilaian pengujian mutu wajib didukung oleh tenaga
angka kredit. Laboran dalam kriteria ini diberi teknis yang kompeten. Sehingga keharusan
nama jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan memiliki sertifikat keahlian dan/atau
(PLP). Dengan demikian, jabatan Pranata keterampilan mencerminkan adanya tuntutan
Laboratorium Pendidikan menjadi jabatan kualitas tenaga kerja yang kompeten, dalam hal
fungsional tertentu (angka kredit) ini adalah Tenaga Penguji Laboratorium.
Dalam Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003
21
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
tentang Ketenagakerjaan pada pasal 10 ayat (2), (Zahra 2012) dalam penelitiannya juga
menyatakan bahwa pelatihan kerja melaporkan bahwa ada hubungan positif yang
diselenggarakan berdasarkan program pe- signifikan antara persepsi terhadap kualitas
latihan yang mengacu pada Standar Kompetensi layanan dan kepuasan konsumen secara
Kerja, karena masyarakat menghendaki mutu bersama-sama dengan loyalitas konsumen,
hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan semakin tinggi persepsi terhadap kualitas
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan layanan dan kepuasan konsumen, maka
teknologi. Tenaga penguji laboratorium harus semakin tinggi tingkat loyalitas konsumen.
senantiasa mengembangkan diri dalam Fathurrohman, 2010 menyampaikan dalam
menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya penelitiannya bahwa posisi strategis
jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium didalam manajemen perguruan
laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan tinggi membutuhkan sumberdaya manusia
prima perguruan tinggi yang handal dan mumpuni.
(Raharjo 2017) dalam penelitiannya juga me- (Ahmad dan Alham 2016) dalam penelitiannya
nyatakan bahwa pengelolaan laboratorium juga melaporkan bahwa aktor yang paling
adalah suatu proses pendayagunaan sumber terlibat dan berpengaruh pada kinerja PLP
daya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai adalah kepala laboratorium, sehingga
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal diharapkan dapat mendorong dan memotivasi
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi para PLP dalam meningkatkan kinerjanya.
sumber daya. .
.
Tabel 2. Peran PLP di Laboratorium (Sumber: Ridwan 2012)
Lembaga juga memfasilitasi program training, tombak didalam Laboratorium untuk bekerja
seminar yang diperlukan PLP untuk lebih baik. Lembaga juga memberika
meningkatkan pertumbuhan dan kemampuan penghargaan kepada PLP yang berprestasi.
PLP. Peran Lembaga dalam meningkatkan (Dirjen Dikti-Depdiknas 2005) menyatakan
pertumbuhan dan pembelajaran pada PLP untuk meningkatkan pemakaian peralatan
dapat dilihat pada Tabel 3. peran lembaga laboratorium perlu peningkatan keterampilan
mempunyai nilai 64,29 – 78,57 dengan skor (skill) pekerja laboratorium, juga perlu
cukup puas – sekali. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kesejahteraan pekerja dengan
lembaga mempunyai peran yang penting dalam insentif yang cukup dan pengembangan karir
mendorong kinerja PLP, disini lembaga telah yang menarik dan jelas. Pelatihan
berhasil mendorong kinerja PLP, ini dilaksanakan sehubungan dengan pengelolaan
menunjukkan bahwa untuk mendorong peran laboratorium, keamanan pekerjaan
laboratorium sebagai pusat riset, lembaga juga laboratorium, perawatan atau kebersihan
telah mendorong kepada PLP sebagai ujung
22
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
Tabel 3. Peran Lembaga dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Pembelajaran pada PLP
Koresponden
Kisi kisi Nilai
(%)
Pemahaman tentang laboratorium 71,43 Puas
Training tentang laboratoriumt 64,29 puas
Seminar 71,43 puas
Penghargaan 78,57 puas sekali
Penghargaan karena memenuhi target 50,00 cukup puas
Profesionalisme dalam melayanani 42,86 cukup puas
Pengembangan karier PLP 71,43 puas
Fasilitas universitas 64,29 puas
Target Universitas 64,29 puas
Pada Tabel 4 tata ruang dan perlengkapan pada berAC untuk alat-alat yang memerlukan
masing-masing laboratorium berbeda persyaratan tertentu.
disesuaikan dengan kebutuhan dari masing- (Sonhadji 2002) juga menyampaikan bahwa
masing laboratorium. Adanya tata ruang agar perangkat laboratorium dapat menunjang
memberikan banyak keuntungan antara lain pelaksanaan pendidikan pada perguruan
ruangan nampak lebih tertata, dan rapi. tinggi secara efektif perlu ditingkatkan kualitas
Perlengkapan laboratorium seperti alat K3, dan pengorganisasian fasilitasnya, terutama pada
genset belum tersedia, ini dapat mengganggu aspek kondisi lingkungan kerja dan
pengelolaan dilaboratorium, sehingga dapat keselamatan kerja. Laboratorium yang baik
menyebabkan terjadinya kerusakan sampel harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas
ataupun bahan kimia. untuk memudahkan pemakai laboratorium
Menurut (Suyanta 2010:24) laboratorium harus dalam melakukan aktivitasnya.
ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi Menurut permenaker No.05/ Men. l996 tentang
dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada Kerja (K3) bab III pasal 3 diutarakan bahwa
pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih
baik mempunyai : pintu masuk (in), pintu keluar dari 100 orang atau lebih dan atau mengandung
(out), pintu darurat (emergency-exit), ruang potensi bahaya wajib menerapkan sistem
guru (teacher-room), ruang persiapan manajemen K3, hal ini juga tertuang dalam UU
(preparation-room), ruang peralatan Kesehatan no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
(equipment-room), ruang penangas (fume- khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja.
hood), ruang penyimpanan (storage -room), Setiap tenaga kerja, berhak mendapatkan
ruang staf (staff-room), ruang teknisi perlindungan atas keselamatan dan
(technician-room), ruang bekerja (activity- kesehatannya sehingga perlu dilakukan upaya
room), ruang istirahat/ ibadah, ruang prasarana untuk membina norma- norma perlindungan
kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan Kerja yang diwujudkan dalam undang-undang
(locker), lemari gelas (glass-rack), lemari alat- dan peraturan K3.
alat optik (opticals-rack), pintu jendela diberi Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
kawat kasa, agar serangga dan burung tidak suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat
dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang hubungannya dengan lingkungan kerja dan
23
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
pekerjaan. Secara langsung maupun tidak membawa manfaat besar dan bukanlah
langsung keselamatan kerja dapat dirasakan sebagai beban yang memberatkan.
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja K3 sangat penting untuk diterapkan dalam
atau pekerja (ILO dan WHO). Indonesia hingga setiap tempat kerja guna menjamin keselamatan
saat ini masih memiliki tingkat keselamatan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
kerja yang rendah jika dibandingkan dengan produktifitas (Adiratna dkk 2003:155)
negara-negara maju yang telah sadar betapa
penting regulasi dan peraturan tentang K3 ini
untuk diterapkan (Ramli 2010:2).
Penerapan K3 di tempat kerja merupakan suatu
kebutuhan bagi perusahaan/ lembaga yang
.
Keterangan Mikrobilogi
Analisis Kimia Biokimia
RPHP I/II Kewirausahaan Pengolahan Hasil
Terpadu Hasil Pertanian
Pertanian
Ruang terdiri
Ruang
Ruang terdiri r praktek, Ruang terdiri
terdiri
Tata Ruang r praktek, alat, alat, Ruang terdiri r praktek, alat,
r praktek,
Laboratorium dapur, diskusi, PLP, r praktek, bahan kimia,
alat,
Dosen organoleptik, PLP, Dosen
Dosen
dapur
Lemari
penyimpanan 3 3 5 1 4
alat
Meja
1 4 4 1 4
demonstrasi
Meja Kerja mhs 1 4 7 - 4
Kursi mhs 20 30 71 5 40
Bak cuci 1 5 6 1 4
Sumber listrik ada ada ada ada ada
Alat K3 tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada
Alat pemadam
ada ada ada ada ada
Kebakaran
Alat kebersihan ada ada ada ada ada
Komputer 1 1 rusak 1 1
Genset tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Luas 54 m2 165 m2 330 m2 26 m2 165 m2
Pada Tabel 5, tata letak laboratorium kurang mempunyai jarak cukup jauh terhadap
memenuhi konsep yang telah ditetapkan karena bangunan lain untuk memperoleh ventilasi yang
laboratorium mempunyai jarak cukup dekat cukup dan penerangan alami yang optimum;
terhadap sumber air, dan sinar matahari/cahaya terletak pada bagian yang mudah dikontrol
yang masuk pada beberapa laboratorium dalam kompleks untuk menjaga keamanan dan
mempunyai intensitas penerangan yang kebakaran; serta tata letak laboratorium tidak
kurang. terletak di arah angin agar terhindar dari polusi
Menurut (Hadiat 1984) laboratorium dari tempat lain,
mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber Semua laboratorium sebaiknya berada di tempat
air, untuk menghindari pencemaran air; yang mendapat cahaya matahari yang
24
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
mencukupi, tidak ditempat yang teduh. Cahaya dilengkapi dengan ventilasi mekanik (buatan)
matahari sangat diperlukan untuk terangnya harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi
ruang, lebih terang daripada ruang kelas biasa. pada pintu dan jendela, dan/atau bukaan
Sebab di dalam laboratorium sangat sering permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan
diperlukan pengamatan yang teliti (Nyoman, ventilasi alami. Untuk memenuhi persyaratan
2013: 24). pencahayaan setiap bangunan gedung harus
Menurut Perda No 7 2010 tentang bangunan mempunyai pencahayaan alami dan/atau
gedung harus memenuhi persyaratan keandalan pencahayaan buatan sesuai dengan fungsinya,
bangunan antara lain kesehatan penghawaan termasuk pencahayaan darurat untuk bangunan
dan pencahayaan. Setiap bangunan gedung gedung tertentu.
harus mempunyai ventilasi alami dan/atau (Nugroho 2009) melaporkan bahwa aktivitas
ventilasi mekanik (buatan) sesuai dengan pada ruang laboratorium merupakan rutinitas
fungsinya, setiap bangunan gedung yang tidak keseharian yang menuntut alokasi waktu yang
Laboratorium
cukup lama bagi tenaga kerja yang berada terangnya cahaya; 3) efek dari lokasi,
dalam ruangan tersebut, karena banyak aktivitas pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan;
penelitian maupun kegiatan yang berkaitan 4)letak geografis dan kegunaan bangunan
dengan pengujian-pengujian, selain gedung. Dalam hal penerangan sebaiknya lebih
mengandalkan tangan untuk mengoperasikan mengutamakan penerangan alamiah dengan
peralatan juga banyak menuntut konsentrasi merencanakan cukup jendela pada bangunan
mata pada objek yang diteliti maupun diuji. yang ada. Apabila karena alasan teknis
Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran penggunaan penerangan alamiah tidak
cahaya, karena manusia tidak akan dapat dimungkinkan, barulah penerangan buatan
melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya dimanfaatkan dan ini pun harus dilakukan
yang menimpa benda tersebut yang kemudian dengan tepat.
dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu aktivitas
pada laboratorium sangat perlu memperhatikan IV. Kesimpulan
penerangan yang cukup karena dalam jangka
Pengelolaan laboratorium adalah suatu
waktu lama akan berdampak pada kelelahan
proses pendayagunaan sumber daya secara
mata jika tidak diimbangi dengan intensitas
efektif dan efisien, berkaitan dengan
penerangan yang memadai.
pengelolaan dan penggunaan fasilitas
Menurut (Manuaba 1992) faktor-faktor yang
laboratorium agar semua kegiatan yang
perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
dilakukan dilaboratorium dapat berjalan lancar
mendapat keuntungan, yaitu : 1)variasi
untuk meningkatkan mutu laboratorium.
intensitas cahaya matahari; 2) distribusi dari
25
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
Saran
Perlunya secara periodik atau berkala
ditingkatkan perawatan, kalibrasi peralatan.
Serta diukur untuk tingkat kelayakannya. Perlu
tersedia genset dilaboratorium, dan di-
tingkatkan K3 serta pengolahan limbah
IV Ucapan Terimakasih Nurjanah, 2015, Pengukuran Kualitas
Laboratorium dengan Menggunakan metode
Penulis menyampaikan terimakasih yang Servqual (studi kasus: Laboratorium-
sebesar besarnya kepada DIPA Universitas Loratorium Teknik Industry Dasar Universitas
Jember, Tahun Anggaran 2018. Nomor: Gunadarma . UG Jurnal Vol. 9 No. 09
4130/UN25.3.1/LT.1.2018/2018, Tanggal 05
Desember 2017, yang telah memberikan Raharjo, 2017, Pengelolaan Alat Bahan dan
kesempatan untuk melakukan penelitian, dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains dan
semua pihak yang telah membantu dalam Aplikasi. 20 (2): 99 – 104.
melakukan penelitian dan penulisan makalah
ini.
26
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019
27