Anda di halaman 1dari 14

Vol.2 No.

1, Mei 2019 ISSN 2621-0878

Jurnal
Teknologi Dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium
(Temapela)

Subekah Nawa Peran Laboratorium Sebagai Pusat Riset Untuk Hal


Kartikasari Meningkatkan Mutu Dari Lembaga Pendidikan 17 - 27
Pada Jurusan THP_FTP_UNEJ
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

PERAN LABORATORIUM SEBAGAI PUSAT RISET UNTUK


MENINGKATKAN MUTU DARI LEMBAGA PENDIDIKAN
PADA JURUSAN THP_FTP_UNEJ

The Role Of The Laboratoriumoratory As a Research Center to Improve


The Quality Of Education Institutions
In Department THP_FTP_UNEJ

Subekah Nawa Kartikasari*


1)
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember, Jalan Kalimantan No. 37, Jember,68121
*) Subekah_sari@yahoo.co.id

Abstrak

Dalam manajemen perguruan tinggi, laboratorium memiliki posisi yang strategis karena menunjang pendidikan
pada perguruan tinggi secara efektif dan efisien. Kualitas pengelolaan laboratorium di THP_FTP_UNEJ dapat
diketahui melalui evaluasi personal laboratorium. Hal tersebut bertujuan agar kegiatan laboratorium mampu
memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif dan efisien untuk semua pengguna. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kualitas pengelolaan, menjaga mutu laboratorium dan tingkat keselamatan kerja. Metode yang
digunakan adalah studi kepustakaan, studi observasi, dan angket secara kualitatif. Sarana peralatan dan penunjang
laboratorium alat katagori 1, 2 dan 3 yang berada dilaboratorium cukup lengkap, serta mukhtahir menunjukkan
nilai 38,55 - 45,13% dengan skor baik. Ketersediaan bahan kimia mempunyai nilai 35,15 % dengan skor baik
dan penggunaan fasilitas laboratorium mudah dan transparan memiliki nilai (41,72%) dengan skor baik. Perawatan
dan kalibrasi peralatan menunjukkan nilai 64,17 % dengan kategori kurang baik. Peran PLP dilaboratorium
menunjukkan nilai 25-36% dengan kategori memuaskan. Berdasarkan integritas dan kinerja PLP menunjukkan
nilai 25 - 36 % dengan kategori memuaskan.
Kata Kunci: PLP, laboratorium, kalibrasi, limbah,K3

Abstract
Laboratory has strategic position in higher education institution management as it contributes effectively and
efficiently in supporting education process. The quality of laboratory management in Agricultural Technology
department can be confirmed through personal evaluation of laboratory. The objective of that evaluation is to
know the capability of laboratory to effectively and efficiently provides the necessity of user. The aim of this
research to have an overview and maintain the management quality and safety level. The methods used were
literature study, observation analysis, and qualitative questionnaire. Equipment facilities which are categorized
into first, second and third category are sufficient and up-to-date and got a score for 38.55 -45,13%. The
availability of chemical reagent had a score 35.15% while the transparency of laboratory activity has 41.72%. All
of those factors were categorized as good. Maintenance and calibration showed 64.17% and categorized with
moderate. The role of analyst or well known as PLP in laboratory showed score with 25-36% and categorized as
very good. Regarding to the integrity and performance of PLP were 25-36% and categorized as very good.

Kata Kunci: PLP, laboratorium, calibration, waste,K3

I.Pendahuluan Perguruan tinggi merupakan jenjang


Peningkatan kualitas pendidikan pendidikan yang mencetak agent of change bagi
dilakukan sejalan dengan perkembangan dan pembangunan pendidikan harus senantiasa
tuntutan terhadap lulusan yang berkompeten memperbaiki sistem pendidikan untuk
dalam bidang yang ditekuni. Laboratorium menciptakan mutu pendidikan yang diharapkan.
merupakan sarana penunjang pendidikan yang Salah satu Sarana akademik yang dibutuhkan
harus dimiliki oleh lembaga pendidikan. untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar

17
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

mengajar di perguruan tinggi diperlukan adanya Rancangan Penelitian


sarana berupa laboratorium. Laboratorium
Metode Pengumpulan Data
merupakan unsur penting sebagai sarana
penunjang kegiatan ilmiah. Pemanfaatan
Metode pengumpulan data yang
laboratorium harus dimanfaatkan secara
digunakan dalam penelitian ini sebagai
optimal sebagai penunjang kualitas lulusan
berikut:
dengan memadukan konsep dengan empiric
(realita), aspek teoritis dengan praktis, dan 1. Studi kepustakaan
aspek pengetahuan dengan keterampilan. Membaca, mempelajari dan memahami
Adanya pemanfaatan yang sesuai dengan referensi- referensi atau litelatur yang
kebutuhan dan digunakan sebagaimana berhubungan dengan Laboratorium beserta
semestinya akan sangat mendukung proses metode yang digunakan.
kegiatan belajar mengajar.
Salah satu upaya untuk meningkatkan 2. Metode Observasi
mutu pendidikan adalah dengan melakukan Pengamatan atau observasi adalah suatu
penataan dan pembenahan di segala bidang, teknik yang dilakukan dengan cara
salah satunya dengan memberdayakan mengadakan pengamatan secara teliti serta
peranan laboratorium sebagai wahana pencatatan secara sistematis. Untuk
pendidikan selain di ruang kuliah. PLP adalah memperoleh data yang dibutuhkan dalam
jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, penelitian ini, peneliti melakukan observasi
tanggung jawab, dan wewenang untuk langsung dengan pihak yang terkait diambil
melakukan pengelolaan laboratorium 10% dari jumlah (mahasiswa, dosen,
pendidikan yang diduduki oleh Pegawai masyarakat) yang pernah melakukan kegiatan
Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang penelitian atau pengabdian di laboratorium
diberikan secara penuh oleh pejabat yang THP_FTP_UNEJ jumlah mahasiswa 35, jumlah
berwenang (Permenpan RB No. 03, 2010). dosen 5, dan masyarakat 8.
Kegiatan pemanfaatan laboratorium tidak lepas
dari manajemen laboratorium yang harus 3. Metode Angket
memperhatikan kelembagaan dan benar-benar Teknik pengumpulan data menggunakan
profesional sehingga mampu mempertahankan angket atau kuesioner. Kuesioner merupakan
mutu pelayanan kepada pelanggan. teknik pengumpulan data yang dilakukan
Pemanfaatan laboratorium harus mengarah dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
kepada manajemen layanan pendidikan. Hal atau pernyataan tertulis kepada responden
tersebut dimaksudkan agar kegiatan untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Angket
laboratorium mampu memenuhi kebutuhan untuk penelitian ini digunakan untuk
pengguna secara efektif dan efisien, serta mengukur tingkat kinerja PLP, integritas PLP,
merata untuk semua pengguna salah satunya dan kelengkapan sarana peralatan dan
yaitu mahasiswa, dosen dan masyarakat. penunjang laboratorium, dan peran lembaga
Sehingga, pelaksanaan pemanfaatan dalam meningkatkan pertumbuhan dan
laboratorium sebagai layanan akademik di pembelajaran yang diberikan pada PLP. Pada
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas penelitian ini, peneliti menggunakan angket
Teknologi Pertanian Universitas Jember dengan bentuk rating scale, yaitu memberikan
diharapkan sesuai dengan profesi manajemen pertanyaan tertutup kepada responden untuk
pendidikan untuk meningkatkan mutu lembaga menilai sistem yang telah dirancang dengan 7
pendidikan sehingga peran laboratorium pilihan jawaban, yaitu: sangat buruk, buruk,
sebagai pusat riset dapat terwujud kurang baik, cukup baik, baik, me-muaskan,
sangat memuaskan. Analisa data yang berasal
II. Metode Penelitian dari kuesioner berating 1 sampai 7.
Alat yang digunakan Diasumsikan skor dari jawaban pertanyaan
Penelitian ini menggunakan alat pulpen, tersebut, sebagai berikut:
staples, map, flash disk, kalkulator, dan a. “sangat buruk”, menunjukkan gradasi
komputer. nilai paling tinggi yaitu 7.
b. “buruk”, menunjukkan gradasi nilai 6

18
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

c. “kurang baik” menunjukkan gradasi nilai 5 (skor minimum) (1/7*100%=14,28%)


d. “cukup baik” menunjukkan gradasi nilai 4 3) Menentukan range ( 100 –14 = 86)
e. “baik” menunjukkan gradasi nilai 3 4) Menentukan interval yang dikehendaki =
f. “ memuaskan “ menunjukkan gradasi nilai 7 (sangat buruk, buruk, kurang baik, cukup
2 baik, baik, memuaskan, sangat memuaskan)
g. “sangat memuaskan “ menunjukkan 5) Menentukan lebar interval (86/7)=12
gradasi nilai 1
Berdasarkan perhitungan di atas, maka range
Metode Analisi Data persentase dan kriteria kualitatif dapat
Perhitungan Jumlah Sampel (Rumus Slovin) ditetapkan .
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan 1) 87 – 100 = sangat buruk
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 2) 75 - 86 = buruk
n = . N . 3) 63 - 74 = kurang baik
1 + N.e2 4) 51 - 62 = cukup baik
5) 37 - 50 = baik
Dimana, 6) 25 - 36 = memuaskan
n = Jumlah sampel. 7) 12 - 24 = sangat memuaskan
N = Jumlah populasi.
e = Tingkat kesalahan yang ditolerir, dalam Untuk skor Tabel 2 menggunakan kriteria :
penelitian ini digunakan sebesar 10%. 1) Sangat memuaskan
Maka, 2) Memuaskan
n = . 480 . = 96 3) Baik
1 + (480 x 0,12 ) 4) Cukup Baik
5) Kurang baik
Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian yaitu sebanyak 96 responden. Untuk skor Tabel 3 menggunakan kriteria:
Responden yang diambil secara acak dengan 1) Sangat tidak puas
menggunakan metode judgement sampling. 2) Tidak puas
Responden yang dipilih yaitu mahasiswa/i yang 3) Cukup puas
sudah mengikuti praktikum/penelitian 4) Agak puas
dilaboratorium THP. Data dikumpulkan ber- 5) Puas
dasarkan kuesioner dan wawancara terhadap 6) Puas sekali
responden. 7) Sangat puas sekali
Setelah data diperoleh, selanjutnya data
dianalisa. Untuk menganalisa data dari III. Hasil Dan Pembahasan
angket, penulis melakukan langkah - langkah
Berdasarkan Gambar 1. Kisi-kisi aspek
sebagai berikut:
peralatan dan penunjang laboratorium menurut
a. Angket yang telah diisi responden,
koresponden cukup lengkap, mukhtahir dan
diperiksa kelengkapan jawabannya,
jumlah peralatan yang cukup bagi pengguna
kemudian disusun sesuai kode responden
layanan menunjukkan nilai 38,55 - 45,13%
b. Mengkuantitatifkan jawaban setiap
dengan skor baik. Ketersediaan bahan kimia
pertanyaan dengan memberi skor sesuai
dan penggunaan fasilitas yang mudah
bobot yang telah ditentukan sebelumnya
menunjukkan nilai 35,15 - 41.27%, dengan skor
c. Membuat tabulasi data
baik. Sarana penunjang seperti K3
menunjukkan nilai 56,01% dengan skor cukup
Berdasarkan persentase yang telah diperoleh
baik. Perawatan peralatan, kalibrasi peralatan
kemudian ditransformasikan ke dalam tabel
dan pengolahan limbah menunjukkan nilai
agar pembacaan penelitian menjadi mudah.
64,17% dengan skor kurang baik. Ini
Untuk menentukan kriteria kualitatif
menunjukkan bahwa lembaga kurang
dilakukan dengan cara :
memperhatikan perawatan dan kalibrasi
1) Menentukan persentase skor ideal (skor
peralatan, serta pengolahan limbah dengan baik
maksimum) (7/7*100%= 100%)
2) Menentukan persentase skor terendah

19
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

(Dirjen Dikti-Depdiknas 2005) menyatakan termasuk dukungan keterampilan dari segala


penetapan standar prasarana dan sarana (PS) elemen yang ada di dalamnya.
suatu perguruan tinggi perlu memperhatikan Kalibrasi adalah suatu proses untuk menjaga
dukungan (PS) terhadap pelaksanaan peralatan dalam keadaan baik, sehingga tidak
Tridharma Perguruan Tinggi. menggangu proses berjalannya laboratorium.
Standar (PS) bangunan serta kesehatan Kalibrasi peralatan juga merupakan hal yang
lingkungan, mencakup infrastruktur perguruan penting dalam mendukung sistem manajemen
tinggi, harus memenuhi persyaratan terkini mutu ISO yang diterapkan. Kalibrasi adalah
dan peraturan bangunan, serta kesehatan menentukan kebenaran konvensional
lingkungan yang berlaku untuk daerah penunjukkan alat melalui cara perbandingan
tersebut, dan dengan memperhatikan dengan standar ukurnya yang tertelusur ke
pertumbuhan akademik, serta pemenuhan standar Nasional /Internasional. Kalibrasi bisa
standar pengadaan, pengoperasian, perawatan, dilakukan dengan membandingkan suatu
dan perbaikan alat. standar yang terhubung dengan standar
Dimensi pengelolaan laboratorium menurut Nasional maupun Internasional bahan-bahan
(Sutrisno 2010) terdiri dari: organisasi acuan tersertifikasi, serta mengikuti petunjuk
laboratorium; administrasi laboratorium didalam (ISO/IEC 17025: 2005)
(inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, Manfaat kalibrasi adalah mendukung system
administrasi penggunaan laboratorium, mutu untuk mengetahui seberapa jauh
administrasi peminjaman alat-alat perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
laboratorium, administrasi pemeliharaan alat- dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
alat laboratorium); keselamatan kerja di Menjaga kondisi alat ukur dan bahan ukur agar
laboratorium tetap sesuai dengan spesifikasinya Serta
(Novianti 2011) dalam penelitiannya juga menjamin hasil – hasil pengukuran sesuai
melaporkan bahwa terdapat kontribusi yang dengan standar Nasional/ Internasional. (PQ
signifikan antara pengelolaan laboratorium Newsletter 2015).
dengan efektivitas proses pembelajaran., Manfaat dari sistem perawatan alat adalah
terdapat pengaruh yang positif, dikatakan peralatan senantiasa dapat digunakan bila
bahwa tingkat pengelolaan laboratorium yang diperlukan, masa pemakaian alat bertambah
baik maka efektivitas proses pembelajaran juga sehingga merupakan penghematan karena
baik mengurangi anggaran untuk per-baikan
(Anggraeni 2013) juga melaporkan dalam maupun pembelian alat baru yang merupakan
penelitiannya pengelolaan laboratorium yang investasi yang besar. Alat dan bahan yang
baik mampu menunjang kinerja pengguna dan terdapat dalam suatu laboratorium harus
pengelola laboratorium. memiliki kualitas yang baik, agar data hasil dari
(Rahman et al 2015) dalam penelitiannya juga setiap percobaan dapat akurat dan berkualitas.
menyampaikan kurangnya fasilitas Fasilitas alat dan bahan yang memadai dapat
laboratorium, serta minimnya sarana dan menunjukkan karakteristik suatu laboratorium
prasarana pendukung kegiatan laboratorium yang baik (Garner, 1987: 46).
dan laboran yang tidak menguasai teknik dasar (Redhana 2014) dalam penelitiannya juga
laboratorium dan mengelola laboratorium melaporkan bahwa limbah yang dihasilkan oleh
dapat menyebabkan tergangunya proses laboratorium pendidikan memang sedikit, tetapi
pelaksanaan praktikum. akumulasi limbah tersebut sangat mengancam
(Suyanta 2010) dalam penelitiannya juga kesehatan manusia dan lingkungan. Bahaya
menyampaikan bahwa agar semua kegiatan yang disebabkan oleh limbah yang dihasilkan
yang dilakukan di dalam laboratorium dapat bahan kimia tersebut tidak dirasakan langsung
berjalan dengan lancar, dibutuhkan sistem dan bahkan tidak disadari.
pengelolaan operasional laboratorium yang Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses
baik dan sesuai dengan situasi kondisi pembelajaran berlangsung dengan baik.
setempat. Untuk mencapai hal tersebut, yang Penunjang pembelajaran di laboratorium
perlu diperhatikan, peran Kepala Laboratorium diantaranya adalah: 1) pengadaan peralatan
sangat penting dalam menerapkan proses yang memadai; 2)perawatan peralatan yang
manajemen pengelolaan laboratorium, maksimal; 3) penggunaan maupun penyim

20
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

panan peralatan dan; 4) inventori peralatan


laboratorium yang baik (Putranto, 2016).

70 64.17 64.17 64.17 64.17

60 56.01
Nilai Responden (%) 41.27
45.13
50
42.86
38.55 37.45
40 36.96 35.15 27.21

27.67 27.66
30

20

10

Kisi - Kisi Aspek Alat dan Penunjang Laboratorium

Gambar 1.Kisi -Kisi Aspek Peralatan dan Penunjang Laboratorium terhadap Responden

Berdasar Tabel 2. Kisi – kisi peran PLP di Profil kompetensi tenaga kependidikan untuk
laboratorium menunjukkan nilai 26,76 - menghadapi persaingan global antara lain yaitu;
33,65% dengan skor memuaskan, ini (1) Menguasai konsep dan metodologi ilmu dan
menunjukkan bahwa PLP sebagai pengelola teknologi; (2) menguasai konsep dan
laboratorium telah dapat melaksanakan tugas metodologi ilmu kependidikan dan teknologi;
secara profesional sesuai dengan tupoksi PLP. (3) mampu mengidentifikasi dan memecahkan
Menurut Peraturan tahun, 2010 dikatakan masalah; (4) mampu berperan dalam tim kerja
bahwa Pengelola laboratorium di perguruan multi disiplin; (5) mampu berkomunikasi secara
tinggi selama ini dikenal dengan sebutan efektif; (6) mampu menggunakan teknik-teknik
Laboran, Teknisi, atau sebutan lain. Dalam ilmiah, keterampilan dan peralatan teknik
menejemen kepegawaian pegawai negeri sipil, modern yang diperlukan untuk praktik; (7)
laboran yang dimaksud merupakan jabatan memahami dampak penyelesaian teknik dalam
fungsional umum (non angka kredit). Laboran konteks sosial global; (8) memahami tanggung
dalam kriteria khusus telah diproses dan jawab dan etika profesional.
ditetapkan menjadi jabatan jabatan fungsional Menurut SKKNI No 347 2015 laboratorium
tertentu, yaitu jabatan fungsional yang adalah penyedia jasa yang bergerak di bidang
menggunakan dasar karir dengan penilaian pengujian mutu wajib didukung oleh tenaga
angka kredit. Laboran dalam kriteria ini diberi teknis yang kompeten. Sehingga keharusan
nama jabatan Pranata Laboratorium Pendidikan memiliki sertifikat keahlian dan/atau
(PLP). Dengan demikian, jabatan Pranata keterampilan mencerminkan adanya tuntutan
Laboratorium Pendidikan menjadi jabatan kualitas tenaga kerja yang kompeten, dalam hal
fungsional tertentu (angka kredit) ini adalah Tenaga Penguji Laboratorium.
Dalam Undang–Undang Nomor 13 Tahun 2003

21
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

tentang Ketenagakerjaan pada pasal 10 ayat (2), (Zahra 2012) dalam penelitiannya juga
menyatakan bahwa pelatihan kerja melaporkan bahwa ada hubungan positif yang
diselenggarakan berdasarkan program pe- signifikan antara persepsi terhadap kualitas
latihan yang mengacu pada Standar Kompetensi layanan dan kepuasan konsumen secara
Kerja, karena masyarakat menghendaki mutu bersama-sama dengan loyalitas konsumen,
hasil pengujian laboratorium terus ditingkatkan semakin tinggi persepsi terhadap kualitas
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan layanan dan kepuasan konsumen, maka
teknologi. Tenaga penguji laboratorium harus semakin tinggi tingkat loyalitas konsumen.
senantiasa mengembangkan diri dalam Fathurrohman, 2010 menyampaikan dalam
menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya penelitiannya bahwa posisi strategis
jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium didalam manajemen perguruan
laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan tinggi membutuhkan sumberdaya manusia
prima perguruan tinggi yang handal dan mumpuni.
(Raharjo 2017) dalam penelitiannya juga me- (Ahmad dan Alham 2016) dalam penelitiannya
nyatakan bahwa pengelolaan laboratorium juga melaporkan bahwa aktor yang paling
adalah suatu proses pendayagunaan sumber terlibat dan berpengaruh pada kinerja PLP
daya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai adalah kepala laboratorium, sehingga
suatu sasaran yang diharapkan secara optimal diharapkan dapat mendorong dan memotivasi
dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi para PLP dalam meningkatkan kinerjanya.
sumber daya. .
.
Tabel 2. Peran PLP di Laboratorium (Sumber: Ridwan 2012)

Kisi kisi Koresponden (%) Nilai


PLP bersikap ramah dan berperilaku sopan dalam memberikan
29,03 memuaskan
pelayanan kepada pengguna laboratorium
Kecepatan dan ketanggapan PLP dalam memberikan pelayanan
31,07 memuaskan
laboratorium
PLP mudah ditemui dan selalu tepat waktu dalam memberikan
32,65 memuaskan
pelayanan kepada pengguna layanan
Penampilan/kerapian PLP dalam memberikan pelayanan
29,03 memuaskan
laboratorium
Kualitas pelayanan laboratorium yang diberikan PLP 32,65 memuaskan
Informasi mengenai Laboratorium yang disampaikan PLP 30,84 memuaskan
Pengetahuan laboratorium yang disampaikan PLP 31,52 memuaskan
Tingkat keahlian/ketrampilan PLP dalam memberikan pelayanan
26,76 memuaskan
di laboratorium
PLP laboratorium selalu memberikan respon yang baik terhadap
33,56 memuaskan
pertanyaan atau keluhan dari pengguna layanan Laboratorium

Lembaga juga memfasilitasi program training, tombak didalam Laboratorium untuk bekerja
seminar yang diperlukan PLP untuk lebih baik. Lembaga juga memberika
meningkatkan pertumbuhan dan kemampuan penghargaan kepada PLP yang berprestasi.
PLP. Peran Lembaga dalam meningkatkan (Dirjen Dikti-Depdiknas 2005) menyatakan
pertumbuhan dan pembelajaran pada PLP untuk meningkatkan pemakaian peralatan
dapat dilihat pada Tabel 3. peran lembaga laboratorium perlu peningkatan keterampilan
mempunyai nilai 64,29 – 78,57 dengan skor (skill) pekerja laboratorium, juga perlu
cukup puas – sekali. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kesejahteraan pekerja dengan
lembaga mempunyai peran yang penting dalam insentif yang cukup dan pengembangan karir
mendorong kinerja PLP, disini lembaga telah yang menarik dan jelas. Pelatihan
berhasil mendorong kinerja PLP, ini dilaksanakan sehubungan dengan pengelolaan
menunjukkan bahwa untuk mendorong peran laboratorium, keamanan pekerjaan
laboratorium sebagai pusat riset, lembaga juga laboratorium, perawatan atau kebersihan
telah mendorong kepada PLP sebagai ujung

22
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

laboratorium, dan perawatan terencana (workshop) maupun magang di tempat lain.


(planned maintenance). Peningkatan keterampilan juga dapat dilakukan
(Suyanta 2010) juga menyampaikan bahwa melalui bimbingan dari staf dosen, baik di
pengelola laboratorium harus meningkatkan dalam laboratorium maupun antar laboratorium
keterampilan semua tenaga laboran/teknisi.
Peningkatan keterampilan dapat diperoleh .
melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan keterampilan khusus, pelatihan

Tabel 3. Peran Lembaga dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Pembelajaran pada PLP
Koresponden
Kisi kisi Nilai
(%)
Pemahaman tentang laboratorium 71,43 Puas
Training tentang laboratoriumt 64,29 puas
Seminar 71,43 puas
Penghargaan 78,57 puas sekali
Penghargaan karena memenuhi target 50,00 cukup puas
Profesionalisme dalam melayanani 42,86 cukup puas
Pengembangan karier PLP 71,43 puas
Fasilitas universitas 64,29 puas
Target Universitas 64,29 puas

Pada Tabel 4 tata ruang dan perlengkapan pada berAC untuk alat-alat yang memerlukan
masing-masing laboratorium berbeda persyaratan tertentu.
disesuaikan dengan kebutuhan dari masing- (Sonhadji 2002) juga menyampaikan bahwa
masing laboratorium. Adanya tata ruang agar perangkat laboratorium dapat menunjang
memberikan banyak keuntungan antara lain pelaksanaan pendidikan pada perguruan
ruangan nampak lebih tertata, dan rapi. tinggi secara efektif perlu ditingkatkan kualitas
Perlengkapan laboratorium seperti alat K3, dan pengorganisasian fasilitasnya, terutama pada
genset belum tersedia, ini dapat mengganggu aspek kondisi lingkungan kerja dan
pengelolaan dilaboratorium, sehingga dapat keselamatan kerja. Laboratorium yang baik
menyebabkan terjadinya kerusakan sampel harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas
ataupun bahan kimia. untuk memudahkan pemakai laboratorium
Menurut (Suyanta 2010:24) laboratorium harus dalam melakukan aktivitasnya.
ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi Menurut permenaker No.05/ Men. l996 tentang
dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan
dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada Kerja (K3) bab III pasal 3 diutarakan bahwa
pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang setiap perusahaan yang mempekerjakan lebih
baik mempunyai : pintu masuk (in), pintu keluar dari 100 orang atau lebih dan atau mengandung
(out), pintu darurat (emergency-exit), ruang potensi bahaya wajib menerapkan sistem
guru (teacher-room), ruang persiapan manajemen K3, hal ini juga tertuang dalam UU
(preparation-room), ruang peralatan Kesehatan no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
(equipment-room), ruang penangas (fume- khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja.
hood), ruang penyimpanan (storage -room), Setiap tenaga kerja, berhak mendapatkan
ruang staf (staff-room), ruang teknisi perlindungan atas keselamatan dan
(technician-room), ruang bekerja (activity- kesehatannya sehingga perlu dilakukan upaya
room), ruang istirahat/ ibadah, ruang prasarana untuk membina norma- norma perlindungan
kebersihan, ruang toilet, lemari praktikan Kerja yang diwujudkan dalam undang-undang
(locker), lemari gelas (glass-rack), lemari alat- dan peraturan K3.
alat optik (opticals-rack), pintu jendela diberi Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah
kawat kasa, agar serangga dan burung tidak suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat
dapat masuk, fan (untuk dehumidifier), ruang hubungannya dengan lingkungan kerja dan

23
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

pekerjaan. Secara langsung maupun tidak membawa manfaat besar dan bukanlah
langsung keselamatan kerja dapat dirasakan sebagai beban yang memberatkan.
meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja K3 sangat penting untuk diterapkan dalam
atau pekerja (ILO dan WHO). Indonesia hingga setiap tempat kerja guna menjamin keselamatan
saat ini masih memiliki tingkat keselamatan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan
kerja yang rendah jika dibandingkan dengan produktifitas (Adiratna dkk 2003:155)
negara-negara maju yang telah sadar betapa
penting regulasi dan peraturan tentang K3 ini
untuk diterapkan (Ramli 2010:2).
Penerapan K3 di tempat kerja merupakan suatu
kebutuhan bagi perusahaan/ lembaga yang
.

Tabel 4. Tata Ruang dan Perlengkapan Laboratorium


Laboratorium

Keterangan Mikrobilogi
Analisis Kimia Biokimia
RPHP I/II Kewirausahaan Pengolahan Hasil
Terpadu Hasil Pertanian
Pertanian

Ruang terdiri
Ruang
Ruang terdiri r praktek, Ruang terdiri
terdiri
Tata Ruang r praktek, alat, alat, Ruang terdiri r praktek, alat,
r praktek,
Laboratorium dapur, diskusi, PLP, r praktek, bahan kimia,
alat,
Dosen organoleptik, PLP, Dosen
Dosen
dapur
Lemari
penyimpanan 3 3 5 1 4
alat
Meja
1 4 4 1 4
demonstrasi
Meja Kerja mhs 1 4 7 - 4
Kursi mhs 20 30 71 5 40
Bak cuci 1 5 6 1 4
Sumber listrik ada ada ada ada ada
Alat K3 tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada tdk ada
Alat pemadam
ada ada ada ada ada
Kebakaran
Alat kebersihan ada ada ada ada ada
Komputer 1 1 rusak 1 1
Genset tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
Luas 54 m2 165 m2 330 m2 26 m2 165 m2

Pada Tabel 5, tata letak laboratorium kurang mempunyai jarak cukup jauh terhadap
memenuhi konsep yang telah ditetapkan karena bangunan lain untuk memperoleh ventilasi yang
laboratorium mempunyai jarak cukup dekat cukup dan penerangan alami yang optimum;
terhadap sumber air, dan sinar matahari/cahaya terletak pada bagian yang mudah dikontrol
yang masuk pada beberapa laboratorium dalam kompleks untuk menjaga keamanan dan
mempunyai intensitas penerangan yang kebakaran; serta tata letak laboratorium tidak
kurang. terletak di arah angin agar terhindar dari polusi
Menurut (Hadiat 1984) laboratorium dari tempat lain,
mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber Semua laboratorium sebaiknya berada di tempat
air, untuk menghindari pencemaran air; yang mendapat cahaya matahari yang

24
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

mencukupi, tidak ditempat yang teduh. Cahaya dilengkapi dengan ventilasi mekanik (buatan)
matahari sangat diperlukan untuk terangnya harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi
ruang, lebih terang daripada ruang kelas biasa. pada pintu dan jendela, dan/atau bukaan
Sebab di dalam laboratorium sangat sering permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan
diperlukan pengamatan yang teliti (Nyoman, ventilasi alami. Untuk memenuhi persyaratan
2013: 24). pencahayaan setiap bangunan gedung harus
Menurut Perda No 7 2010 tentang bangunan mempunyai pencahayaan alami dan/atau
gedung harus memenuhi persyaratan keandalan pencahayaan buatan sesuai dengan fungsinya,
bangunan antara lain kesehatan penghawaan termasuk pencahayaan darurat untuk bangunan
dan pencahayaan. Setiap bangunan gedung gedung tertentu.
harus mempunyai ventilasi alami dan/atau (Nugroho 2009) melaporkan bahwa aktivitas
ventilasi mekanik (buatan) sesuai dengan pada ruang laboratorium merupakan rutinitas
fungsinya, setiap bangunan gedung yang tidak keseharian yang menuntut alokasi waktu yang

Tabel 5. Tata Letak Laboratorium

Laboratorium

Keterangan Analisis Kewira Mikrobilogi


KBHP RPHP I
Terpadu usahaan PHP

Tidak terletak di arah angin ya ya ya ya ya


Mempunyai jarak cukup jauh terhadap
dekat dekat dekat dekat dekat
sumber air
Mempunyai saluran pembungan sendiri. ya ya ya ya ya
Mempunya jarak cukup jauh terhadap
tdk tdk tdk tdk tdk
bangunan yang lain
Terletak pada bagian yang mudah dikontrol
ya ya ya ya ya
dalam kompleks
Sinar matahari masuk ada ada ada kurang ada

cukup lama bagi tenaga kerja yang berada terangnya cahaya; 3) efek dari lokasi,
dalam ruangan tersebut, karena banyak aktivitas pemantulan cahaya, dan jarak antar bangunan;
penelitian maupun kegiatan yang berkaitan 4)letak geografis dan kegunaan bangunan
dengan pengujian-pengujian, selain gedung. Dalam hal penerangan sebaiknya lebih
mengandalkan tangan untuk mengoperasikan mengutamakan penerangan alamiah dengan
peralatan juga banyak menuntut konsentrasi merencanakan cukup jendela pada bangunan
mata pada objek yang diteliti maupun diuji. yang ada. Apabila karena alasan teknis
Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran penggunaan penerangan alamiah tidak
cahaya, karena manusia tidak akan dapat dimungkinkan, barulah penerangan buatan
melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya dimanfaatkan dan ini pun harus dilakukan
yang menimpa benda tersebut yang kemudian dengan tepat.
dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu aktivitas
pada laboratorium sangat perlu memperhatikan IV. Kesimpulan
penerangan yang cukup karena dalam jangka
Pengelolaan laboratorium adalah suatu
waktu lama akan berdampak pada kelelahan
proses pendayagunaan sumber daya secara
mata jika tidak diimbangi dengan intensitas
efektif dan efisien, berkaitan dengan
penerangan yang memadai.
pengelolaan dan penggunaan fasilitas
Menurut (Manuaba 1992) faktor-faktor yang
laboratorium agar semua kegiatan yang
perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
dilakukan dilaboratorium dapat berjalan lancar
mendapat keuntungan, yaitu : 1)variasi
untuk meningkatkan mutu laboratorium.
intensitas cahaya matahari; 2) distribusi dari

25
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

Kualitas pengelolaan labora-torium di ditingkat Fakultas agar tidak terjadi kerusakan


THP_TP_FTP mempunyai indikator baik sampel serta pencemaran bahan kimia yang
dengan ketersediaan bahan kimia, serta alat telah digunakan. Untuk meningkatkan mutu
yang mendukung. Perawatan, dan kalibrasi lembaga pendidikan sebagai pusat riset
peralatan perlu ditingkatkan. Untuk tingkat
keselamatan kerja (K3) dan pengelolaan limbah
belum tersedia.

Saran
Perlunya secara periodik atau berkala
ditingkatkan perawatan, kalibrasi peralatan.
Serta diukur untuk tingkat kelayakannya. Perlu
tersedia genset dilaboratorium, dan di-
tingkatkan K3 serta pengolahan limbah
IV Ucapan Terimakasih Nurjanah, 2015, Pengukuran Kualitas
Laboratorium dengan Menggunakan metode
Penulis menyampaikan terimakasih yang Servqual (studi kasus: Laboratorium-
sebesar besarnya kepada DIPA Universitas Loratorium Teknik Industry Dasar Universitas
Jember, Tahun Anggaran 2018. Nomor: Gunadarma . UG Jurnal Vol. 9 No. 09
4130/UN25.3.1/LT.1.2018/2018, Tanggal 05
Desember 2017, yang telah memberikan Raharjo, 2017, Pengelolaan Alat Bahan dan
kesempatan untuk melakukan penelitian, dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia Sains dan
semua pihak yang telah membantu dalam Aplikasi. 20 (2): 99 – 104.
melakukan penelitian dan penulisan makalah
ini.

Daftar Pustaka Zahra, Syarifa, dkk. 2012. Persepsi terhadap


Kualitas Layanan, Kepuasan dan Loyalitas
Jurnal : Konsumen. Pesona Jurnal Psikologi Indonesia,
Anggraeni, Aprilianingtyas, dkk. 2013. Volume 1, No. 2, September 2012
Pengelolaan Laboratorium Biologi Untuk
Menunjang Kinerja Pengguna dan Pengelola Buku :
Laboratorium Biologi SMA Negeri 2 Wonogiri. Dirjen Dikti-Depdiknas, 2005 Pedoman
Unnes Journal of Biology Education, No. 2, Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi. Pusat
Tahun Ke-3, 2013. ISSN 2252-6579 Penjaminan Mutu Universitas Negeri Makassar
(PPM – UNM)
Ahmad dan Alham.2016. Strategi Peningkatan
Kinerja PLP Laboratorium Pendidikan Di IPB Garner, Willa and Barge, Maureen. 1987.
Jurnal MIX, Volume VII, No. 1, Februari 2016 Good Laboratoriumoratory Practices.
Washington: American Chemical Society
Hari Putranto, 2016, Pengelolaan dan
Pengembangan Sara Praktikum Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008 Persyaratan umum
Dasar Instalasi Listrik Pada Prodi PTE kompetensi laboratorium pengujian dan
Universitas Negeri Malang, Jurnal TEKNO Vol laboratorium kalibrasi
25, Maret, ISSN : 1693-8739.
Manuaba, A. 1992 Pengaruh Ergonomi
Nur Raina Novianti, 2011. Kontribusi Terhadap Produktivitas. Dalam Seminar
Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Produktivitas Tenaga Kerja, Jakarta.
Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses
Pembelajaran.Edisi Khusus. No1.ISSN 1412- Nyoman, Kertiasa. 2013. Laboratorium
565X Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak
Scientific.

26
Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium (Temapela) ISSN 2621-0878
Volume.2 No.1, Mei 2019

PER.05/MEN/1996.Sistem Manajemen Jasa Pengujuan Laboratorium Terjemahan Dari


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Australian (MSLO9).,No 347.20145

PQ Newsletter, 2015. Kalibrasi. Sumber:


http://denharyprasetyo.blogspot.com/2 Skripsi :
013/02/kalibrasi.html Nugroho, H,D.E,2009, Pengaruh Intensitas
Penerangan Terhadap Kelelahan Mata pada
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Ke- Tenaga Kerja di Laboratorium PT. Polypet
selamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS Karyapersada Cilegon, (Skripsi).Program
18001, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Redhana I Wyn, 2014. Menghijaukan Surakarta
Kurikilum Kimia untuk Mencapai
Pembangunan Berkelanjutan. Orasi Ilmiah
Pengenalan Guru Besar Tetap dalam Bidang
Pendidikan Kimia, Singaraja ;Undiksha

Sonhadji, Ahmad. 2002. Laboratorium Sebagai


Basis Pendidikan Teknik di Perguruan Tinggi:
Pidato pengukuhan Guru Besar. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Suyanta, 2010. Manajemen Operasional .


Laboratorium. Jurusan pendidikan KIMIA
FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sutrisno. 2010. Modul Laboratorium Fisika
Sekolah I. Bandung:Universitas Pendidikan
Indonesia.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI.Penetapan


Standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia

27

Anda mungkin juga menyukai