Anda di halaman 1dari 4

Bismillah ya Allah

Hidup adalah tentang memilih atau dipilih. entah itu dipilih atau memilih, tugas kita
masih tetap sama yaitu menerima semua yang telah digariskan dan diamanahkan tuhan
kepada kita.

Ini adalah kisah kami, sekumpulan orang yang dipercaya oleh tuhan untuk mencapai
garis akhir, kisah ini kami berikan untukmu ayah,ibu, guru, dan adik adik ku. Berikanlah
perhatian kalian untuk menghayati kisah ini, karena dari sekarang kalian akan mulai
merasakan apa yang telah kami rasakan selama 3 tahun ini, sebelumnya terima kasih
ayah,ibu, bapak ibu guru serta adik adikku, terima kasih atas segalanya, dukungan,
pengajaran dan kekeluargaan . terima kasih semua

17 Juli 2017

Scene 1 ( matrikulasi . 3 orang bawa Pataka : Harmi,Hamid,Adam. 4 orang memperagakan


matrikulasi : Akbar,Atika,kelly,Pipit)

Ayah ibu, ingatkah dengan hari ini. Dengan segala restumu, hari ini kau
mempercayakan kami untuk berpisah dengan mu, berpisah agar bisa menggapai impian
impian kami. Ingatkah ayah ibu? Lihatlah anakmu sudah membulatkan tekadnya, pataka
sekolah sudah dia genggam, sambil mengucapkan untaian janji bakti kami kepada sekolah.

Ayolah, kalian tahu persis tidak semua dari kami disini memilih bukan? Meski bukan
keinginan kami, kami tahu kalian ingin yang terbaik untuk kami, sekarang kami belum sadar
itu, dan entah kenapa seiring waktu makna terbaik itu datang, datang semenjak kami
pertama kali memijakkan kaki kami di ranah baru ini.

Scene 2 ( tidur : arya, kevin al, novid. Shalat jamaah : ayyub, akbar, taufik. )

Tau tidak, gak semua dari kami bisa menyesuaikan diri di kehidupan kami yang baru
ini, sekarang anakmu harus tidur dan bangun tepat waktu, lihatlah mereka yang tak biasa
dengan hal baru ini, dia bahkan sudah mengeluh bahkan sampai sampai ada yang bangun
kesiangan, lihatlah mereka terburu buru mengejar ketinggalan shalat, hhh lucu bukan?
Sekarang mereka harus ketengah lapangan menjalankan konsekuensi dengan membaca
yasin dan almatsurat. Ketahuilah hal ini tidaklah terjadi hanya satu kali, sudah tak terhitung
sudah berapa kali kesalahan ini kami buat, tapi ayolah hal seperti inilah yang membuat kami
untuk menjadi lebih baik.

Scene 3 ( ngantri mandi : ika, nova, filda, sabila. )

Tak Cuma sampai disini... di pagi hari kami sudah dihadapi dengan antrian mandi,
sungguh ayah ibu kami tak biasa mengantri mandi, di rumah kami mandi tinggal mandi,
sekarang sungguhlah berbeda, kami harus cepat cepat untuk bergegas mandi kalo tidak
kami harus menunggu baru bisa mandi...
Scene 4 ( makan : kevin daru, willy, ican, mahfud, alfreda)

Oh tidak,ternyata tidak selesai di urusan mandi, makan saja kami harus mengantri
dan tidak bisa memilih menu makanan terserah kami, dan lihatlah lagi anakmu skrang ada
yang menerima apa adanya dan ada yang tidak selera untuk menyuapkan sesuap nasi....

Scene 5 ( persahabatan dan kekeluargaan : daffa, ayyub, akbar, nisa, zulfa, nasa, amel )

Sehabis ini kami harus bersiap siap untuk turun buat sekolah, tapi sebentar sebelum
cerita tentang sekolah,kalian harus tahu disini kami merasakan makna persahabatan dan
kekeluargaan. Sungguh itu adalah makna yang akan selalu kami kenang meski kami tak
bertemu lagi, sekarang lihatlah mereka sudah seperti keluarga, saling bercerita keluh kesah,
merawati teman jika ada yang sakit, saling berbagi makanan. Ini sungguh pemandangan
yang indah bukan, anakmu sekarang sudah memiliki teman yang baik dan kalian tak perlu
khawatir lagi

Scene 6 ( pelanggaran. ghibah : qhiky, syave, ade, vivi, nci. Hp : kurni, hamid. Makan mie :
tessa, fiza, surti, bintang )

Tapiii kami ada beberapa rahasia tentang kelakuan kelakuan kami yang sedikit nakal,
mungkin kalian tidak mengetahui ini tapi terkadang kami mengisi aktivitas kami dengan
keseruan keseruan seperti mengghibah, nyelundup HP, bahkan makan mie instan. Kalian
pasti bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya, iya, tak jarang kami ketahuan melakukan
pelanggaran ini dan lagi dan lagi anakmu harus bertanggung jawab atas apa yang mereka
lakukan

Scene 7 ( suasana kelas. Guru : taufik. Murid : willy, kevin d, atika, zenia )

Apakah kalian mulai merasakan apa yang kami rasakan, ayah ibu? Sekarang kami
akan bercerita tentang sekolah, kisah ini khusus untukmu pahlawan kami, iya kisah ini
khusus untukmu yang tak lelah dalam mendidik dan mengajari kami. Sebelumnya terima
kasih guruku.

Bapak ibu guru, meski kami merupakan orang pilihan, kami belumlah baik dan pintar,
maka dari itu maaf jika terkadang kami membuat kesalahan dan tidak bisa menjawab
pertanyaan dengan benar. Ingatkah bapak ibu guru? Kami sudah sering diberi kalian nasehat
dan pengarahan tapi kami masih juga masih seperti ini, lihatlah kami bahkan pernah disuruh
hormat tiang bendera karena kesalahan kami, tapi kami sadar itulah bentuk kepedulian
kalian kepada kami, kepedulian yang mungkin tak akan kami dapat nantinya

Scene 8 ( orang orang unik : surti, kevin d, ican, syave, nova, kevin al )

Tapi bapak ibu guru pasti sudah tahu kami itu berbeda, tidak semua dari kami pandai
di bidang sains, kami itu unik, iya unik, ada yang pintar buat syair, ada yang jago lari, ada
yang jago nyanyi, pokoknya kami memiliki kharakteristik masing masing, meskipun kami ada
yang memiliki minat di luar bidang sains kami masih terus berusaha untuk memahami
pelajaran sekolah, belajar setiap malam, melakukan tutor belajar dan bahkan sampai sampai
ada yang bergadang untuk memahami pelajaran.

Scene 9 ( perlombaan. OSN : daffa, taufik, ade, atika, kelly, nisa, arya)

Percayalah, kami sudah berlatih keras setiap hari demi menggapai impian impian
kami, hmm oke ini adalah momen dimana anakmu mencoba menembus ranah baru, iya
ranah baru, anakmu sekarang sudah berani berjuang di dunia yang lebih luas, mereka sudah
berani untuk mengikuti lomba, tapi ayolah kalian sudah tau bukan tidak mungkin bagi kami
untuk mendapatkan kemenangan, sudah tak terhitung berapa banyak kegagalan yang kami
lakukan, mau tau satu fakta? Hhh iya angkatan kami adalah angkatan pertama yang tidak
lolos dalam olimpiade sains nasional, padahal itulah citra sekolah yang selama ini
dipertahankan setiap angkatan, dan kami sempurna mematahkan citra itu. Sedih jelas kami
sedih lihatlah anakmu, ada yang menangis meronta ronta, menangis sambil tersedu sendu,
ada yang menyalahkan takdir tuhan, mereka sungguh berpilu. Ayah ibu, mungkin kalian
tidak tahu tapi inilah yang terjadi.

Scene 10 ( kebangkitan. Anak OSN + nasa, kurni, novid, syave)

Tapi ingatlah Dia tahu yang terbaik bukan? Meski kami harus menjalani masa masa
sedih ini, kami harus bangkit, tak ada yang harus disesali semuanya sudah terjadi. Kami
harus berani mencoba lagi, ok sekarang lihatlah mereka setelah kejadian ini, mereka sudah
semakin dewasa, mengerti bagaimana hidup ini bekerja, sekarang mereka saling
menyemangati satu sama lain, selalu berusaha berpartisipasi di setiap lomba yang diadakan,
berkolaborasi satu sama lain dan satu hal, mereka sudah mengerti bagaimana menerima
takdir sebagaimana mestinya. Ups, kami lupa, ayah ibu? Apakah kalian tahu alasan kami
selalu berusaha untuk mengikuti berbagai perlombaan? Hmm mungkin kalian tidak sadar
tapi sungguh itu hanyalah untukmu, hhh kau akan tahu setelah anakmu dipanggil didepan
nanti

Scene 11 ( cari kuliah. Harmi, akbar, kevin al, daffa, novid)

Sekarang lupakan itu, karena kalian akan melihat perjuangan anakmu untuk
mewujudkan harapan yang kalian percayakan kepada kami, ini adalah bagian dimana
anakmu bingung, sungguh kami ribuan kali serius tentang hal ini, kami sungguh bingung
kalian tahu kenapa, iya kami bingung kemana kami harus lanjut setelah menyelesaikan
pembelajaran di sekolah ini, lihatlah anakmu sedang mencari dimana mereka harus kuliah,
mencari cari info info jurusan bahkan masih ada anakmu yang masih bingung mereka akan
mengambil jurusan apa? Sungguh kami stres memikirkan hal ini, jujur kami pasti
menginginkan perguruan tinggi negeri, pasti yah bu, kami tak ingin merepotkan kalian
dengan masuk perguruan tinggi swasta. Maafkan anakmu jika kelak tidak sesuai dengan
keinginanmu, percayalah kami sudah berusaha sepenuhnya yah, bu.
Scene 12

Disamping hal itu semua, tak terasa teman sudah 2 tahun 8 bulan 14 hari kita disini,
sudah banyak hal yang kita alami disini. susah, senang, canda dan tawa kalian akan aku
kenang. Sekarang kita harus berpisah, sungguh hari ini kita akan berpisah, tak akan ada lagi
kita berkumpul bersama seperti ini, tak akan ada lagi momen momen itu terjadi lagi. Hai
temanku terima kasih untuk 3 tahun ini maafkan jika aku sering berbuat salah. Kita harus
menjalani takdir tuhan lagi, oleh karena itu semoga kelak kalian selalu baik baik saja, dan
yang terpenting tolong jangan lupakan aku.

Anda mungkin juga menyukai