Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN MINIMARKET

TERHADAP PEDAGANG TRADISIONAL DI KECAMATAN


LABUAPI,KABUPATEN LOMBOK BARAT

OLEH:

ANJILO GALLUH PRASTANTY

NIM. A1A017013

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan pasar di Indonesia saat ini semakin luas dan berkembang dengan sangat
pesat. Seiring berkembangnya kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi, kini banyak
berdirinya minimarket atau bisa di sebut sebagai ritel modern. Jenis perdagangan ritel terbagi
dua, yaitu ritel modern seperti, hypermart, supermarket, dan minimarket seperti indomaret,
alfamart, alfamidi, dll. Sedangkan ritel tradisional yang secara langsung di wakili oleh
warung tradisional yang berada di pasar tradisional, pinggir jalan, dan di penjuru desa bahkan
kota yang di kelola secara pribadi bahkan dengan modal yang tidak besar.

Keberadaan ritel modern ini sudah memasuki hampir di penjuru kota, baik di kawasan
tengah kota maupun dipinggiran kota besar yang ada di Indonesia. Akan tetapi
perkembangan ritel modern di Indonesia meningkat lebih pesat dibandingkan perkembangan
pasar tradisionalnya. Berkembangnya ritel ini tentu saja tidak lepas dari pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut. Secara umum, pertumbuhan ekonomi di ukur melalui persentasi
pertambahan pendapatan nasioanal secara riil. Pertumbuhan ekonomi tentunya berhubungan
erat dengan konsumen yang mempengaruhi demand dan supply suatu pasar.

Adanya sebuah kemajuan dalam lingkungan masyarakat membuat kehidupan manusia


menjadi lebih modern. Sebuah perubahan yang terjadi dalam masyarakat merupakan
peradaban bagi sistem sosial di lingkungan masyarakat itu sendiri. Peradaban juga sering
menunjuk pada kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik ini mendorong modrnisasi di
tengah kehidupan masyrakat. Berkembangnya pertumbuhan minimarket hingga ke daerah-
daerah merupakan bentuk kemajuan perekonomian Indonesia secara makro, dan juga
berdampak positif dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka banyak
kesempatan kerja. Namun disisi lain, hal tersebut menyebabkan keresahan di kalangan UKM
khususnya pedagang eceran yang sekitaran lokasi usahanya terdapat minimarket.
Dari berkembangnya minimarket secara pesat sebenarnya memberikan dampak positif
dan juga dampak negatif. Dampak negatif yang akan di rasakan dilihat dari jumlah konsumen
warung tradisional atau pedagang eceran yang di khawatirkan akan beralih berbelanja ke
minimarket ataupun supermarket yang mempunyai pelayanan yang lebih baik dan harga yang
bersaing dengan warung tradisional. Dengan hal ini akan berpengaruh dengan kelangsungan
usaha warung tradisional. Namun keberadaan minimarket ini juga akan menimbulkan
dampak positif bagi masyarakat. Hal ini akan membuka kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran, apalagi keberadaan minimarket saat ini sudah sampai ke penjuru desa.
Perkembangan Provinsi NTB saat ini membuat para pengusahan ritel modern atau
minimarket semakin meningkat jumlahnya. Jumlah minimarket yang dilihat dari Pendataan
Potensi Desa (podes) yang di lakukan oleh BPS Provinsi NTB menunjukan desa dengan
keberadaan minimarket pada tahun 2014-2018 mengalami peningkatan sebesar 49% atau dari
sebanyak 197 desa, menjadi 293 desa yang menjadi jaringan pasarnya. Keberadaan
minimarket di Lombok sejak awal 2012 mendorong pertumbuhan ekonomi masyrakat
Lombok. Mayoritas karyawan merupakan warga lokal dan terdapat produk-produk lokal
yang di pasarkan.
Persebaran minimarket di kecamatan Labuapi saat ini berkembang cukup banyak, dapat
dilihat bahwa setiap tahunya keberadaan minimarket di Lombok mengalami peningkatan
tidak pernah berkurang jumlahnya. Bahkan di Lombok sudah hampir 20 minimarket yang
menggunakan pola bisnis waralaba (franchise). Melihat keadaan pertumbuhan took modern
yang dikuasai oleh sebuah perusahaan tentu jelas menimbulkan efek atau dampak bagi
pengusaha-pengusahan ritel tradisional. Ritel tradsional di Labuapi juga masih banyak yang
berjalan usahanya, namun semakin adanya keberadaan minimarket di Labuapi menyebabkan
secara tidak langsung adanya persaingan ketat antar pedagang tradisional. Apabila hal
tersebut terjadi semakin lama, maka di khawatirkan akan membuat pedagang tradisional
gulung tikar.
Dari fenomena yang terjadi di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai dapak
sosial ekonomi di kecamatan Labuapi. Adakah dampak pendapatan mereka baik sebelum dan
sesudah adanya minimarket yang beroperasi di sekitar wilayah took mereka. Serta
bagaimana strategi pedagang tradisional tersebut mampu bertahan dan bersaing dengan
keberadaan minimarket tersebut. Sehingga dengan latar belakang yang diuraikan tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Dampak Sosial
Ekonomi Keberadaan Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional Di Kecamatan
Labuapi ”

Anda mungkin juga menyukai