Anda di halaman 1dari 65

BAB

STANDAR KOMPETENSI : MENERAPKAN ATURAN KONSEP


STATISTIKA DALAM PEMECAHAN
MASALAH.

Apabila kita mengunjungi kantor desa atau kecamatan maka akan kita
jumpai data tentang keadaan penduduk di desa tersebut atau diwilayah
kecamatan itu. Demikian juga kalau kita berkunjung ke kantor instansi
pemerintah atau swasta tentu akan dijumapai data tentang keadaan
karyawan/pegawai instansi tersebut serta data-data lain yang berhubungan
dengan lingkup kerja instasi tersebut.
Statistika merupakan alat bantu untuk memberi gambaran tentang
suatu kejadian atau permasalahan dalam bentuk yang sederhana baik berupa
angka, tabel maupun grafik.

A. DATA STATISTIK
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi pengertian statistik,
statistika, populasi dan sampel.
Indikator : - Statistik dan statistika dibedakan sesuai
dengan definisinya.
- Populasi dan sampel dibedakan berdasarkan
karakteristiknya.

Mula-mula statistik hanya sekedar keterangan mengenai penduduk,


berapa banyak penduduk di suatu negara, berapa banyak rakyat dengan
kelompok umur tertentu yang dapat dijadikan prajurit, berapa banyak
penduduk yang masih anak-anak dan sebagainya.

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 1


Keterangan-keterangan tersebut digunakan untuk meemperlancar
penarikan pajak. Lama - kelamaan keterangan-keterangan tersebut makin
banyak digunakan sesuai dengan kebutuhan yang makin lama makin
meningkat.
1. Pengertian Statistik
Sesuai perkembangannya pengertian statistik dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Secara Sederhana.
Statistik adalah himpunan keterangan atau data berbentuk angka baik
yang belum disusun atau sudah disusun dalam bentuk tabel.
Dalam pengertian ini kata statistik dapat berarti :
1. Sebagai kumpulan angka mengenai suatu masalah sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai masalah tertentu.
2. Sebagai suatu ukuran yang dihitung dari sekumpulan data, yang
merupakan wakil dari data tersebut.
b.Secara Umum ( sebagai ilmu )
Dikaitkan dengan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah kata statistik
sering disebut statistika yang berarti suatu cara atau metode ilmiah yang
mempelajari cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisaan
dan penafsiran data yang berbentuk angka.
Dalam pengertiannya sebagai ilmu ini pula terkandung pengertian metode
statistika dan teori statistika
Metode statistika adalah cara untuk menganalisa dan menafsirkan data
yang berbentuk angka. Sedangkan teori statistika adalah asas yang
menggunakan aksioma-aksioma untuk menyelidiki persoalan-persoalan yang
penting dalam perencanaan eksperimen.
c. Berdasarkan cara pengerjaannya statistika dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Statistik Diskriptif/Deduktif.
Yaitu ilmu statistika yang membicarakan mengenai penyusunan data
dalam daftar, pembuatan dan penyajian dalam bentuk diagram serta penarikan
kesimpulan dari data tersebut yang sifatnya tidak berlaku umum.
2. Statistik Induktif/Inferensial.
Yaitu ilmu statistika yang memuat aturan-aturan dan cara-cara yang
digunakan sebagiai alat untuk menarik kesimpulan secara umum, dibuat
ramalan secara ilmiah dan akhirnya diuraikan tentang sebab akibatnya.

2. Pengertian Data.
Yang dimaksud dengan data dalam statistika adalah suatu himpunan
keterangan dalam serangkaian pengamatan. Jika pengamatan dilakukan
terhadap sebagian dari anggota obyek pengamatan (penyelidikan) maka
disebut sampel. Anggota sampel ini dimaksudkan sebagi wakil dari semua
anggota obyek penyelidikan tadi. Sedangkan keseluruhan yang menjadi obyek
penyelidikan disebut populasi.
Nilai-nilai yang diperoleh dari sampel dinamakan statistik, sedangkan
nilai-nilai yang diperoleh dari populasi disebut parameter.
Suatu data dikatakan baik jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. obyektif.
b. bisa mewakili.
c. mempunyai kesalahan baku kecil.
d. tepat waktu
e. relevan.
Syarat a, b dan c di atas sering disebut sebagai syarat data yang dapat
dipercaya kebenarannya ( reliable ), sedangkan syarat d dan e hanya lebih
menunjukkan manfaat dan kegunaannya.

3. Macam-macam dan Cara Pengumpulan Data.


Data dalam statistikan dapat dibedakan berdasarkan peninjauannya sebagai
berikut :
a. Menurut sifatnya data dapat dibedakan menjadi :
1. Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dengan angka.
2. Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka.
Data Kuantitatif dapat dibedakan lagi menjadi dua yaitu :
1) Data Diskret adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung.
2) Data Kontinyu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
b. Menurut Sumbernya data dapat dibedakan menjadi :
1. Data Internal ( Interen ) yaitu data yang diperoleh dan menggambarkan
keadaan atau kegiatan di dalam suatu organisasi.
2. Data eksternal ( Ekstern ) yaitu data yang diperoleh dan
menggambarkan keadaan atau kegiatan diluar organisasi.
c. Menurut Cara Memperolehnya data dapat dibedakan menjadi :
1. Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perseorangan langsung dari obyeknya.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi
,sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain serta biasanya sudah dalam
bentuk publikasi.
d. Menurut Waktu Pengumpulannya, data dibedakan menjadi :
1. Data Cross Section yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu yang bisa menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu
tertentu.
2. Data Berkala yaitu data yang dikumpulkan dari waktu kewaktu untuk
memberikan gambran tentang perkembangan suatu kegiatan dari
waktu kewaktu.
Untuk mengumpulkan data ada dua teknik cara pengumpulannya yaitu :
1. Sensus, yaitu cara pengumpulan data jika seluruh elemen populasi
diselidiki satu persatu. Data yang diperoleh dari pengolahan sensus
disebut data sebenarnya atau parameter.
2. Sampling, yaitu cara pengumpulan data jika yang diselidiki hanya
sampel dari populasi.
Pada dasarnya cara pengambilan sampel ada dua cara yaitu :
a. Random ialah cara pemilihan sampel yang sedemikian rupa sehingga
setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi anggota
sampel.
b. Non Random ialah cara pemilihan sampel jika setiap elemen tidak
mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih.
Sedangkan untuk mengumpulkan data dapat dilakukan dengan metode/cara
sebagai berikut :
a. Melakukan wawancara ( interview )
Yaitu cara pengumpulan data dengan bertanya langsung kepada obyek
penelitian. Kebaikan metode ini adalah data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya, sedangkan kelemahannya
adalah memakan banyak waktu dan biaya.
b. Mengadakan Pengamatan ( observasi )
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati, mendengar dan
meelihat langsung masalah yang diselidiki. Kebaikan metode ini adalah data
yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan dijamin kebenarannya,
sedang kelemahannya adalah memungkinkan perbedaan dalam menentukan
kesimpulan,tergantung pada pengamat itu sendiri.
c. Menggunakan lembar pertanyaan ( Kuisioner/angket )
Yaitu cara pengumpulan data dengan memberi lembaran beri daftar
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang ( sumber data ) untuk dijawab.
Kebaikannya adalah dapat atau baik digunakan untuk memperoleh data yang
sifatnya rahasia dan tempatnya jauh/tersebar, sedangkan kelemahannya adalah
kadang-kadang kebenaran dari jawaban yang diberikan diragukan dan
kemungkinan menerima balasan sangat kecil.
d. Mengadakan Koleksi ( Studi Literatur )
Yaitu pengumpulan data dengan cara mencari disurat kabar, majalah,
brosur, selebaran dan sebagainya. Kebaikan metode ini adalah dapat memilih
data yang baik berbobot dan relevan dengan cepat dan hemat, sedangkan
kelemahannya adalah data yang diperoleh tergantung pada sumber yang
diambil.
4. Pegolahan Data
Setelah data diperoleh dan dikumpulkan maka selanjutnya data
tersebut disusun, diatur dan digolong-golongkan. Penyususunan, pengaturan
dan penggolongan data tersebut pada dasarnya ada dua cara yaitu dengan cara
array dan tabel / daftar.
1. Array
Array adalah cara penyusunan data menurut urutan besarnya, cara ini
hanya baik digunakan kalau datanya sedikit.
Contoh 1
Hasil ulangan matematika dari 8 siswa kelas III berdasarkan nomor urut
absensi adalah sebagai berikut :
40, 65, 60, 65, 65, 70, 57, 51, 60, 51, 60, 60, 55, 57, 55, 60, 45, 60.
Data seperti di atas belum dapat diketahui secara cepat berapa nilai terendah
dan tertingginya serta nilai terbanyak yang diperoleh siswa.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka data dapat disusun menurut urutan
besarnya ( Array ) sebagai berikut :
70
65, 65, 65
60, 60, 60, 60, 60, 60
57, 57
55, 55
51, 51
45
40

2. Tabel/Daftar Distribusi Frekuensi.


Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Tabel
distribusi frekuensi bilangan dan tabel distribusi frekuensi kategori.
a. Tabel Distribusi Frekuensi Bilangan.
Pada tabel ini akan terlihat datanya berupa bilangan-bilangan (data kuantitatif
yang disusun dengan nilai tunggal atau nilai kelompok (bergolong).
1) Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tunggal.
Pada tabel distribusi frekuensi nilai tunggal data digolongkan dalam bentuk
tunggal.
Contoh 2
Hasil ulangan matematika di kelas II sebanyak 40 siswa berdasarkan nomor
urut absensi adalah sebagai berikut :
7, 6, 7, 2, 6, 4, 4, 6, 5, 7, 5, 6, 5, 6, 3, 5, 6, 5, 8, 9
4, 7, 5, 6, 6, 5, 5, 8, 7, 6, 7, 10, 8, 3, 7, 3, 6, 9, 4, 5
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas, kesimpulan yang cepat
dan mudah dari data di atas, maka data tersebut dapat diatur dan disusun
dalam tabel distribusi frekuensi nilai tunggal sebagai berikut:
Hasil Ulangan Matematika Kelas III
Nilai Turus / Tally Frekuensi
2 l 1
3 lll 3
4 llll 4
5 llll llll 9
6 llll llll 10
7 llll ll 7
8 lll 3
9 ll 2
10 l 1

Tabel distribusi frekuensi nilai tunggal ini selanjutnya disebut data berbobot.

2) Tabel Distribusi Nilai Kelompok.


Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun tabel distribusi nilai
kelompok yaitu :
a. Banyaknya Data ( n )
b. Nilai Maksimum dan Nilai Minimum
c. Daerah Jangkau/Range ( R )
R = Nilai Maksimum – Nilai Minimum
d. Banyak Kelas ( k ) dapat ditentukan dengan rumus
k = 1 + 3,3 log n
e. Panjang Kelas Interval/Lebar Kelas Interval ( i )
R
i=
k
contoh 3
Hasil pengukuran tingga siswa ( cm ) suatu kelas adalah sebagai berikut :
151 149 134 153 147 147 156 149
155 151 148 151 152 156 148 150
143 136 159 136 141 143 163 153
158 160 140 154 153 154 158 140
Susunlah data tersebut kedalam tabel distribusi frekuensi nilai kelompok !
Jawab :
n = 32
nilai maksimum = 163
nilai minimum = 134
R = 163 – 134 = 29
k = 1 + 3,3 log 32
= 1 + 3,3 ( 1,5051 )
= ! + 4,96683
= 5,96683
= 6 ( dibulatkan ke atas )
i = 29/6
= 4,83
= 5 ( dibulatkan ke atas )
Tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut
Nilai Turus / Tally Frekuensi
134 – 138 Lll 3
139 – 143 llll 5
144 – 148 Llll 4
149 – 153 llll llll 10
154 – 158 llll ll 7
159 – 163 Ill 3

Tabel distribusi frekuensi nilai berkelompok ini selanjutnya disebut data


berkelompok.
Beberapa istilah yang terdapat pada data berkelompok :
a. Batas kelas ( class limits ) yaitu dea buah nilai yang membatasi suatu kelas
interval. Nilai terkecil disebut batas kelas bawah atau batas bawah
sedangkan nilai terbesar disebut batas kelas atas atau batas atas. Sebagai
contoh pada tabel frekuensi di atas : 134 adalah batas bawah kelas
pertama, 148 adalah batas atas kelas pertama, 139 adalah batas bawah
kelas ke-2, dan seterusnya. Semua nilai batas bawah dan batas atas
tersebut disebut juga sebagai batas semu kelas.
b. Batas kelas nyata / batas nyata / tepi kelas.
Batas kelas nyata / tepi kelas merupakan rata – rata hutung nilai batas atas
dengan batas bawah kelas berikutnya. Mesalnya pada tabel frekuensi pada
contoh 3 di atas batas kelas nyata/ tepi kelas antara kelas pertama dan ke-2
138  139
adalah 138,5 diperoleh dari .
2
Atau dapat dikatakan bahwa 138,5 adalah tepi atas kelas pertama dan tepi
bawah kelas ke-2. Perhitungan tepi kelas juga dapat dilakukan sebagai
berikut :
- Tepi kelas bawah ( Tb ) = Batas kelas bawah ( Bb ) – 0,5
- Tepi kelas atas ( Ta ) = Batas kelas atas ( Ba ) + 0,5.
Catatan : nilai 0,5 merupakan salah mutlak dari pengukuran data.
Misalnya :
- tepi bawah kelas ke-3 adalah 144 – 0,5 = 143,5
- tepi atas kelas ke-4 adalah 153 + 0,5 = 153,5.
c. Titik tengah kelas interval / class mark / mid point.
Titik tengah kelas merupakan nilai tengah dari setiap kelas interval.
Untuk menentukan nilai tengah kelas dapat dihitung sebagai berikut :

Nilai tengah = 1 ( Batas bawah + Batas atas)


2
Nilai tengah kelas ini sering juga disebut tanda kelas, dan dapat dipandang
sebagai wakil kelasnya.
Tabel distribusi frekuensi sesuai dengan kebutuhannya untuk pengolahan
data dikembangkan mnjadi tabel distribusi frekuensi komulatif dan tabel
distribusi frekuensi relatif.

3. Tabel distribusi frekuensi komulatif.


Frekuensi komulatif ada 2 macam yaitu :
a. Frekuensi komlatif kurang dari, yaitu jumlah frekuensi yang memiliki nilai
kurang dari nilai tertentu (nilai tepi kelas tertentu )
b. Frekuensi komlatif lebih dari, yaitu jumlah frekuensi yang memiliki nilai
lebih dari nilai tertentu (nilai tepi kelas tertentu )
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi komulatif dari suatu tabel frekuensi
data berkelompok hendaknya ditambah satu kelas di atasnya / sebelumnya
yang frekuensinya 0.
Contoh 4
Dari tabel frekuensi pada contoh 3 di atas dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi komulatif sebagai berikut :
Tinggi Frekuensi Tepi Kelas Frek Frek.
(cm) (f) atas Kom. < Kom. >
129 - 133 0 133,5 0 32
134 – 138 3 138,5 3 29
139 – 143 5 143,5 8 24
144 – 148 4 143,5 12 20
149 – 153 10 148,5 22 10
154 – 158 7 153,5 29 3
159 – 163 3 158,5 32 0

4. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif.


Frekuensi relatif merupakan banyaknya frekuensi yang dinyatakan
dalam bentuk persentase. Frekuensi relatif pada masing – masing kelas
dihitung berdasarkan banyaknya frekuensi pada masing – masing kelas dibagi
dengan banyaknya data dikalikan dengan 100 %.
Contoh 5
Dari tabel frekuensi pada contoh 3 di atas dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi komulatif sebagai berikut :
Tinggi (cm) Frekuensi ( f ) Frek. Relatif
134 – 138 3 9,4
139 – 143 5 15,6
144 – 148 4 12,5
149 – 153 10 31,2
154 – 158 7 21,9
159 – 163 3 9,4
Jumlah 32 100

b. Tabel Distribusi Frekuensi Kategori.


Pada tabel distribusi frekuensi kategori penggolongan datanya tidak
berdasarkan bilangan – bilangan , tetapi didasarkan pada sifat – sifat yang
sesuai ( data kuantitatif ).
Misalnya tabel distribusi frekuensi berikut adalah contoh tabel distribusi
frekuensi kategori :
Agama yang di anut siswa kelas III Akuntansi 1
Agama Frekuensi ( f )
Islam 35
Kristen 2
Katholik 2
Budha 1
Jumlah 40

Latihan 1
1. Apa yang dimaksud dengan data statistik, sampel dan populasi ?
2. Apa sajakah syarat data yang reliable itu ? jelaskan !
3. Data Kuantitatif debedakan menjadi 2 macam, sebutkan dan jelaskan
dengan member kan contoh masing – masing !
4. Apakah yang dimaksud dengan pengumpulan data dengan cara koleksi ?
Sebutkan kelemahan dan keuntungan pengumpulan data dengan cara
tersebut !
5. Hasil pengumpulan data nilai matematika 40 siswa kelas II A 1 adalah
sebagai berikut :
8, 5, 4, 6, 3, 4, 9, 5, 8, 3,
6, 6, 6, 7, 5, 7, 6, 8, 4, 3,
6, 7, 6, 5, 6, 3, 5, 7, 5, 6,
5, 6, 3, 7, 4, 5, 6, 6, 6, 6.
a. Susunlah data tersebut dalam tabel distribusi frekuensi nilai tunggal !
b. Berapakah banyaknya siswa yang mendapat nilai 6 ke atas ?
c. Berapakah banyaknya siswa yang mendapat nialai kurang dari 5 ?
d. Berapa persenkah siswa yang mendapat nilai lebih dari 5 tetapi kurang
dari 6 ?
6. Buatlah tabel distribusi frekuensi nilai kelompok dari data berikut:
Berat badan dalam Kg, dari 80 orang karyawan kantor.
89 61 68 84 75 82 68 90 62 88
67 97 73 79 88 73 60 93 71 59
73 57 61 65 75 87 74 62 95 78
73 81 66 78 82 75 94 77 69 74
65 71 75 62 76 53 74 76 75 63
78 63 77 85 72 88 78 75 99 64
76 63 93 72 96 65 71 78 80 76
85 68 75 60 79 86 65 62 67 85
7. Buatlah tabel distribusi frekuensi komulatif pada data soal no. 6 !
B. PENYAJIAN DATA.
Kompetensi Dasar : Menyajikan data dalam bentuk diagram dan
tabel
Indikator : - Data disajikan dalam bentuk tabel
- Data disajikan dalam bentuk diagram

Pada dasarnya ada dua cara penyajian data yaitu dengan bentuk tabel
dan dalam bentuk diagram. Pembuatan tabel distribusi frekuensi dan macam –
macamnya sudah kita bahas dalam pembahasan sebelumnya, oleh sebab itu
tidak akan kita ulangi lagi.
Setelah data tersusun dalam bentuk tabel, maka langkah selanjutnya
adalah menyajikan data tersebut dalam bentuk diagram atau grafik. Kegunaan
grafik / diagram adalah untuk :
1. Mempertegas dan memperjelas penyajian data
2. Mempercepat pengertian ; lebih mudah membaca gambar dari pada
membaca daftar angka – angka)
3. Mengurangi kejenuhan melihat angka – angka.
4. Menunjukkan arti secara menyeluruh dengan mudah.
Macam – macam diagram yang sering digunakan diantaranya adalah
1. Diagram lambang / gambar / piktogram.
Piktogram adalah cara penggambaran data statistika dengan bentuk gambar –
gambar dengan skala tertentu untuk menunjukkan besaran masing – masing
data
Contoh 6
Media Pembelajaran yang dimiliki di ruang praktik komputer adalah sebagai
berikut :
Jenis Media Frekuensi
Komputer 25
Lap top 15
Catatan : data karangan
Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar diagram gambar sebagai
berikut :
Media Pembelajaran yang dimiliki di ruang praktik Komputer

= 5 unit = 5 unit
komputer Lap top

Kesulitan dalam membuat diagram gambar akan muncul jika


mendapatkan data yang banyaknya bukan merupakan kelipatan satuan
gambar. Sisa dari kelipatan tersebut susah untu digambar dan susah pula untuk
dibaca, sehingga diagram lambang ini hanya lebih cocok untuk menunjukkan
perbandingan dari pada penentuan nilai.
b. Diagram batang / balok.
Diagram batang digunakan untuk membandingkan data maupun untuk
menunjukkan hubungan suatu data dengn data keseluruhan.
Ada beberapa macam diagram balok yang dapat digunakan untuk
menggambarkan data statistik yaitu :
i) Diagram balok tunggal.
Diagram balok tunggal atau sederhana hanya mgnggambatkan satu variabel
data saja..
Contoh 7
Jumlah penjualan pesawat TV dari 5 buah toko elektronik selama bulan
Agustus adalah sebagai berikut :
Toko Banyaknya TV yang
terjual
A 15
B 20
C 50
D 45
E 40
Catatan : data karangan

Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram balok tunggal


sebagai berikut :
Penjualan 5 buah TV dari 5 buah toko elektronik.

Jml TV
50
45
40

20

15

0
A B C D E Toko

Dapat pula digambarkan dalam diagram balok tunggal horisontal sebagai


berikut :
Penjualan 5 buah TV dari 5 buah toko elektronik.

To ko
A

C.

D.

E.

0. 15 20 40 45 50
Jumlah pesawat TV

ii) Diagram Balok / Batang Ganda.


Diagram balok ganda adalah diagram balok yang nembandingkan lebih dari
satu variabel pada suatu periode tertentu. Pada diagram balok ini perlu adanya
keterangan sebagai petunjuk terhadap data yang disajikan
Contoh 8
Keadaan siswa SMK Amarta, tahun Pelajaran 2005 / 2007 adalah sebagai
berikut :
Jurusan Jumlah Siswa
Tingkat I Tingkat II Tingkat III Jumlah
AK 60 70 80 235
AP 75 80 75 230
PJ 115 85 70 270
Jumlah 270 240 227 735
Catatan : data karangan
Jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram batang berganda adalah
sebagai berikut:

Keadaan Siswa Amarta Tahun Pelajaran 2005 / 2006

80
JML

60

40

20

0
AK AP PJ Jurusan

Tk1
Tk II Tk III

Atau dapat pula disajikan dalam bentuk diagram balok susun sebagai berikut :

JML 300

200

100

Tk I
AK AP PJ Jurusan

Tk I
Tk II Tk III
iii) Diagram Lingkaran ( pie chart )
Penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran didasarkan pada
sebuah lingkaran yang dibagi – bagi menjadi beberapa bagian / juring
lingkaran sesuai dengan macam data yang disajikan, selanjutnya setiap bagian
diberi keterangan.
Contoh 9
Keadaan siswa Amarta adalah sebagai berikut :
Tingkat Jumlah Siswa
I 270
II 240
III 225
Jumlah 735

Jika akan disajikan dalam diagram lingkaran sebaiknya dibuat tabel sebagai
berikut :
Tingkat Jumlah Sudut Pusat Lingkaran Persentase
270
I 270 270
x3600 = 1320 x100% = 36,7 %
725 725

240
II 240 240
x3600 = 1180 x100% = 32,7 %
725 725

225
III 225 225
x3600 = 1100 x100% = 30,6 %
725 725

Jumlah 735 3600 100 %


Diagram Lingkaran :
Keadaan siswa SMK Amarta Tahun Pelajaran 2005/2006

Tingkat III 30,6 %


Tingkat I 36,7%

Tingkat II 32,7%
iv) Diagram Garis
Untuk data dengan variabel kontinu, penyajiannya lebih sesuai dengan
diagram garis.
Contoh 10
Dengan menggunakan termometer setiap 1 jam sekali diadakan pengukuran
suhu badan seorang pasien rumah sakit.
Hasil pengukurannya dicatat sebagai berikut :
Nama Pasien : ANGELA
Jam 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00
o
Suhu ( c) 39,1 39,4 39,7 40,0 39,8 39,6 39,5
Keterangan : Data karangan
Jika disajikan dalam diagram garis maka grafiknya adalah sebagai berikut :

40,0

Suhu

39,5

39,0

12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00


Jam

Ada kemungkinan kita memperkirakan nilai diantara dua beberapa nilai pada
diagram garis. Hal seperti ini disebut interpolasi, Kemungkinan lain adalah
kita memperkirakan titik-titik pada perpanjangan garis dengan maksud
memperkirakan nilai statistik
berikutnya yang disebut ekstrapolasi.
v) Histogram dan Poligon
Histogram dan Poligon adalah dua grafik yang mewakili distribusi
frekuensi.Grafik histogram merupakan kelompok batang-batang yang
berhimpitan yang menunjukkan hubugan antara kelas-kelas (diwakili oleh
tepi-tepi kelas) dengan frekuensinya. Lebar batang menunjukkan panjang
interval kelas dan tingginya menunjukkan besar frekuensi, Jadi dapat
dikatakan bahwa histogram adalah diagram batang dari tabel distribusi
frekuensi bilangan nilai berkelompok.
Poligon frekuensi/poligon adalah suatu diagram garis yang diperoleh
dengan cara menghubungkan titik tengah puncak persegi panjang dari
histogram secara berurutan, biasanya dimulai dari kedua ujung pertengahan
dari kelas sebelum dan sesudahnya.
Contoh 11
Buatlah Histogram dan Poligon dari tabel distribusi frekuensi berikut :
Berat badan 50 siswa SMK SAWO JAJAR (dalam kg)
Berat Frekuensi
47 – 49 10
50 – 52 12
53 – 55 15
56 – 58 8
59 – 61 5
( Keterangan data karangan ).
Jawab :
Sebelum membuat histogram dan poligon tabel di atas harus dilengkapi
dahulu menjadi sebagai berikut :
Berat F Titik tengah
44 – 46 - 45
47 – 49 10 48
50 – 52 12 51
53 – 55 15 54
56 – 58 8 57
59 – 61 5 60
62 – 64 - 63
Jumlah 50
Histogram dan Poligon
Berat badan 50 siswa SMK SAWO JAJAR

20

Poligon
15

10

456348 57 60
51 54
0
43,5 46,549,5 52,555,558,5 61,564,5

vi) Kurva Ogive/ogif


Ogif adalah suatu grafik yang menujukkan distribusi frekuensi komlatif. Ogif
disebut juga poligon frekuensi komulatif.
Grafik yang menunjukkan distribusi frekuensi komulatif kurang dari disebut
ogif positif, sedangkan grafik yang menunjukkan grafik frekuensi komulatif
lebih dari disebut ogif negatif.
Contoh 12
Buatlah grafik pada tabel distribusi frekuensi Berat badan 50 siswa SMK
SAWO JAJAR pada contoh 11 di atas !
Jawab
Sebelum menggambar ogif tabel frekuensi tersebut dilengkapi sebagai berikut
:
Nilai F Tepi atas F kom < F kom >
41 – 46 - 46,5 0 50
47 – 49 10 49,5 10 40
50 – 52 12 52,5 22 28
53 – 55 15 55,5 37 13
56 – 58 8 58,5 45 5
59 – 61 5 61,5 50 0
Jumlah 50

Ogif : Berat Badan 50 siswa SMK SAWOJAJAR


F k.
50
Ogif positif

30

Ogif negatif
10

46,5 49,5 52,5 55,5 58,5 61,5

Tepi kelas

Latihan 2
1. Korban kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Pati pada triwulan pertama
tahun 2005 tercatat sebagai berikut :
Dewasa : 8 orang, remaja : 16 orang, anak-anak : 4 orang
( Keterangan data karangan ).
Gambarlah data tersebut dalam bentuk :
a) Diagram Lambang ( 1 lambang mewakili 4 orang )
b) Diagram lingkaran
c) Diagram balok
2) Pada setiap ulang tahunnya, Bima mencatat berat dan tinggi badannya,
tercatat sebagai berikut:
Tahun Tinggi (cm) Berat (kg)
2000 152 39
2001 154 40
2002 156 43
2003 159 41
2004 161 46
2005 163 48
2006 165 54
( Keterangan data karangan ).
Buatlah diagram yang memuat data tersebut sehingga tertulis dalam satu
diagram dalam bentuk
a) diagram balok
b) diagram garis
3) Diketahui data mengenai upah buruh PT Pringgondani sebagai berikut :
Upah ( ribuan Rp) F
51 - 57 8
58 - 64 11
65 - 71 17
72 – 78 12
79 – 85 9
86 – 92 3
( Keterangan data karangan ).
Buatlah :
a) Histogram
b) Poligon
c) Tabel Distribusi Frekwensi Komulatif
d) Ogif Positif
e) Ogif Negatif
4) Dari data soal nomor 3 hitunglah :
a) Jumlah karyawan yang upahnya diatas Rp. 71.500,00
b) Jumlah karyawan yang upahnya kurang dari Rp. 78.500,00
c) Berapa persen karyawan yang upahnya diatas Rp. 78.500,00
d) Berapa persen karyawan yang upahnya diantara Rp. 65.000,00 sampai
Rp. 71.000,00
5) Buatlah sebuah tabel yang menyajikan data tentang keadaan siswa
disekolahmu, mengenai tingkat, jenis kelamin dan program keahlian,
kemudian disajikan dalam bentuk diagram yang sesuai.

C. UKURAN TENDENSI SENTRAL


Kompetensi Dasar : Menentukan Ukuran Pemusatan Data
Indikator : - Mean, Median dan Modus debedakan sesuai
dengan pengertiannya.
- Mean , Median dan Modus dihitung sesuai
dengan data tunggal dan data kelompok.

Salah satu tugas dari statistik adalah mencari suatu nilai sehingga nilai-
nilai dalam suatu kelompok data memusat. Nilai yang menjadi pusat suatu
kelompok data atau pusat distribusi frekuensi disebut ukuran pemusatan atau
ukuran tendensi sentral. Nilai ata ukuran ini harus dapat mewakili rangkaian
data tersebut. Yang termasuk ukuran tensensi sentral diantaranya adalah:
1. Mean ( Nilai rata-rata )
yang dimaksud dengan mean disini adalah rata-rata hitung ( mean aritmatika).
Mean ini adalah salah satu ukuran tendensi sentral yang sudah kita kenal
sehari-hari dan paling sering digunakan.
Secara umum mean dari sekumpulan data adalah jumlah semua bilangan/data
dibagi dengan banyaknya bilangan/data.
i) Mean data tunggal.
Mean data tunggal dapat dituliskan dalam bentuk sederhana sebagai berikut:

x
X= n

Contoh 13
Nilai ulangan matematika dari seorang siswa SMK adalah sebagai berikut :
- Ekonomi 8
- Kewirausahaan : 8,5
- Bahasa Indonesia : 7,5
- Matematika 9
- Bahasa Inggris 7
Mean dari ulangan-ulangan tersebut adalah :

x
X= n

8  8,5  7,5  9  7
= 5
40
= 5
=8

ii) Mean Data Berbobot


Untuk Mean Data Berbobot dapat dihitung sebagai berikut :

X =  fx
f

Contoh 14
Tentukan Mean dari data berikut :
Nilai ulangan matematika siswa kelas 3P1
Nilai 5 6 7 8 9
Frekuensi 6 8 13 10 3

Jawab :
Untuk menentukan meannya maka tabel tersebut diubah dan dilengkapi
seperti berikut :
Nilai (x) f f.x
5 6 30
6 8 48
7 13 91
8 10 80
9 3 27
Jumlah 40 276
Nilai rata-rata (mean) ulangan matematika kelas 3P1 adalah:
 fx
x=f

276
= 40

= 6,9
iii) Mean Data Berkelompok
Secara umum data berkelompok dapat dihitung sebagai berikut :

X =  fx f = frekuensi
f x = data (nilai tengah

Contoh 15
Hitunglah mean dari data berikut :
Berat Badan 50 siswa SMK SAWO JAJAR
Berat F
47 – 49 10
50 – 52 12
53 – 55 15
56 – 58 8
59 – 62 5
Jumlah 50
Jawab
Tabel frekuensi tersebut di atas harus dilengkapi sebagai berikut :
Berat f Titik tengah (x) f.x
47 – 49 10 48 480
50 – 52 12 51 612
53 – 55 15 54 810
56 – 58 8 57 456
59 – 62 5 60 300
Jumlah 50 2.658

 fx
x= f

2.658
= 50
= 51,36
Cara lain untuk menghitung mean data berkelompok adalah dengan
menggunakan rata-rata sementara atau rata-rata duga kemudian dihitung
dengan rumus :

X = X0 +  fd
f
X0 = rata – rata sementara
d = deviasi / simpangan

Contoh 16
Pada contoh 15 jika dihitung dengan menggunakan rata-rata sementara
dengan mengambil nilai rata-rata sementara X0 = 54 adalah sebagai berikut :
Berat F Titik tengah (x) Defiasi(d) f.d
47 – 49 10 48 -6 -60
50 – 52 12 51 -3 -36
53 – 55 15 54 0 0
56 – 58 8 57 3 24
59 – 62 5 60 6 30
Jumlah 50 -42

 fd
X = X0 +
f
= 54 +
( 42
) 50
= 54 – 0,84
= 53,16
Keterangan :
- sebaiknya pemilihan rata-rata sementara ditempatkan pada kelas yang
frekuensinya terbanyak dan letaknya di tengah.
- Rata-rata sementara merupakan titik tengah interval pada kelas interval
dimana deviasinya atau simpangannya 0.
- Menetukan deviasi berarti menentukan bilangan yang menunjukkan
penyimpangan dari nilai rata-rata sementara.
Untuk memudahkan cara menghitung mean data berkelompok seperti di atas
dapat dilakukan dengan memfaktorkan interval kelasnya (i), sehingga dalam
menentukan deviasi kita tinggal memperhatikan nilai rata-rata sementara (Xo)
yang defiasinya 0, dan untuk kelas di atasnya deviasinya berturut-turut adalah
: -1, -2, -3 dan seterusnya, sedangkan kelas di bawah nilai deviasinya
bertambah 1 sehingga berturut-turut menjadi : +1, +2, +3, …….
Dengan demikian rata-rata hitungnya dihitung sebagai berikut :

X = X0 +  fu i i = panjang kelas interval


f u=
x xo
i

Cara menghitung mean yang demikian disebut cara koding.


Contoh 17
Jika diselesaikan dengan cara koding data di atas menjadi sebagai berikut :
Berat F Titik tengah (x) u Fu
47 – 49 10 48 -2 -20
50 – 52 12 51 -1 -12
53 – 55 15 54 0 0
56 – 58 8 57 1 8
59 – 62 5 60 2 10
Jumlah 50 -19

 fu
X = X0 +
f i

(14)
= 54 +
50 3
= 54 – 0,84
= 53,16
2. Median.
Median dari sekumpulan bilangan/data adalah bilangan atau data yang
ditengah-tengah setelah bilangan-bilangan itu diurutkan.
i) Median Data Tunggal
Contoh 18
Tentukan median dari :
a) 8, 5, 6, 3, 6, 1, 6, 2, 4, 7, 5
b) 8, 5, 7, 9, 2, 1
Jawab :
Sebelum menentukan median data harus diurutkan menjadi :
a) 1, 2, 3, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 7, 8
mediannya adalah 5
b) 1, 2, 5, 7, 8, 9
57
median =
2
=6

ii) Median Data Berbobot.


Untuk menentukan median data berbobot sebaiknya menggunakan
tabel distribusi frekuensi komulatif kurang dari atau sama dengan. Tabel ini
selain untuk menunjukkan jumlah komulatif data sampai nilai tertentu, juga
sekaligus bisa untuk mengetahui posisi data (urutan data).
Contoh 19
Hitunglah nilai median dari data berikut :
Nilai ulangan matematika kelas 3P1
Nilai 5 6 7 8 9
Frekuensi 6 8 13 10 3

Jawab:
Dibuat tabel frekuensi komulatif sebagai berikut :
Nilai f F kom ≤ Urutan
5 6 6 1–6
6 8 14 7 – 14
7 13 27 15 – 27
8 10 37 28 – 37
9 3 40 38 – 40
Karena jumlah datanya 40 maka mediannya terletak antara data pada urutan
ke 20 dan ke 21 sehingga :

Median = 7  7
2
=7
iii) Median Data Berkelompok.
Untuk menentukan median data berkelompok ikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
- Buatlah tabel distribusi frekuensi komulatif kurang dari.
- Tentukan letak kelas median, dengan perhitungan :
1
Letak kelas median = n, n = banyaknya data.
2
- hitung median dengan rumus :
1 n  fka
Median = Tb + 2i
fmed

1
2 n = letak kelas median
Tb = tepi bawah kelas median
fka = frekuensi komulatif kelas di atasnya.
i = panjang interval kelas

Contoh 20
Hitunglah median dari data tentang berat badan 50 siswa SMK SAWOJAJAR
pada contoh 15 di atas !

Jawab :
Berat F f kom <
47 – 49 10 10
50 – 52 12 22
53 – 55 15 37
56 – 58 8 45
59 – 62 5 50
Jumlah 50

Letak kelas median = 1


n
2

= 1
.50
2

= 25 (kelas ke-3)
Tb3 = 53,5
fka = 22
fmed = 15
i=3
maka median = 53,5 + 2522
3
15

= 53,5 + 0,6
= 54,1
3. Modus
Modus dari sekumpulan data (bilangan )adalah data yang paling banyak
muncul atau data yang mempunyai frekuensi terbanyak.

i) Modus Data Tunggal

Contoh 21
Tentukan modus dari :
a) 8, 5, 6, 3, 6, 1, 6, 2, 4, 7, 5
b) 8, 6, 5, 3, 6, 5, 6, 2, 5
c) 8, 6, 5, 6, 5, 8, 6, 8, 5
d) 2, 4, 3, 5, 7, 6
Jawab :
a) Modus = 6
b) Modus = 6 dan 5
c) tidak ada modus
d) tidak ada modus
ii) Modus Data Berbobot
Contoh 22
Tentukan modus dari data tentang ulangan matematika kelas 3P1 pada contoh
19 di atas.
Jawab :
Nilai f
5 6
6 8
7 13
8 10
9 3

Modus = 7 (mempunyai frekuensi paling banyak)

iii) Modus Data Berkelompok


untuk menentukan modus data berkelompok dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
- Menentukan kelas modus : yaitu kelas yang mempunyai frekuensi
tertinggi.
- Menghitung modus dengan rumus :

d1 d1  d 2
Modus = Tb + .i

Tb = tepi bawah kelas modus


d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya.
d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya.
Contoh 23
Hitunglah median dari data tentang berat badan 50 siswa SMK SAWOJAJAR
pada contoh 15 di atas !
Jawab :
Berat F
47 – 49 10
50 – 52 12
53 – 55 15
56 – 58 8
59 – 62 5
Jumlah 50
Kelas modus adalah kelas ke-3 :
Tb = 52,5
d1 = 15 – 12 = 3
d2 = 15 – 8 = 7

Nilai Modus = 52,5 + 3


37 .3
= 52,5 + 0,9
= 53,4

Latihan 3
1. Tentukan mean dari data berikut:
a) 5, 4, 5, 6, 5, 7, 8, 9, 6, 8
b)
Nilai 5 6 7 8 9 10
Frekuensi 9 19 16 1 3 2
c)
Nilai Frekuensi
50 – 52 5
53 – 55 18
56 – 58 42
59 - 61 27
62 - 64 8

2. Hitung nilai x pada tabel berikut :

a) Jika x = 7,7
Nilai 5 6 7 x 12
Frekuensi 4 3 5 5 3
b) Jika x = 3,75
Nilai 2 3 4 5 6
Frekuensi 2 3 x 2 1

3. Nilai rata – rata ulangan bahasa inggris dari 39 siswa adalah 8, jika nilai
salah satu siswa lainnya digabung maka nilai rata – ratanya menjadi 8,05.
Berapakah nilai siswa yang ditambahkan tersebut ?
4. Tentukan median dari data berikut :
a) 4, 5, 3, 2, 5, 6, 8, 7, 3
b) 21, 25, 19, 28, 24, 23, 27, 29, 18, 20
c)
X 5 3 4 6 7 9
F 6 2 4 7 3 2

5. Tabungan 30 siswa selama seminggu dalam ribuan rupiah adalah sebagai


berikut :
Tabungan frekuensi
11 – 15 2
16 – 20 3
21 – 25 4
26 – 30 9
31 – 35 7
36 – 40 4
41 – 45 1
Jumlah 30
Berapa rupiahkah median dari tabungan siswa tersebut ?
6. Hitunglah modus dari data berikut.
a) 17, 18, 20, 17, 16, 19.
b) 22, 24, 23, 26, 20, 26, 24
c) 22, 24, 26, 24, 26, 22
7. Nilai Ujian 80 siswa tertulis sebagai berikut :
Nilai frekuensi
31 – 40 1
41 – 50 2
51 – 60 5
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 - 100 12

D. UKURAN DISPERSI

Kompetensi Dasar : Menentukan Ukuran Penyebaran Data


Indikator : - Jangkuan, Simpangan rata – rata, Simpangan
baku, Jangkauan semi inter kuartil dan
Jangkauan persentil ditentukan dari suatu
data.
- Nilai standar (Z-score) ditentukan dari suatu
data
- Koefisien variasi ditentukan dari suatu data.

Seperti apa yang sudah disebutkan di muka bahwa ukuran tendensi


sentral merupakan nilai yang mewakili sekumpulan bilangan. Ternyata nilai –
nilai tersebut belum merupakan wakil yang baik, tetapi hanya memberikan
gambaran sepintas lalu saja dari sekumpulan data. Untuk memperjelasnya
selain ukuran tendensi sentral perlu ditambah suatu keterangan mengenai
penyebaran nilai data tersebut. Penyebaran nilai tersebut dinamakan variasi
atau dispersi atau ukuran penyebaran. Yang termasuk ukuran dispersi antara
lain adalah :
1. Range (Jangkauan)
Range dari sekumpulan bilangan adalah selisih antara bilangan tertinggi
(maksimum) dengan bilangan terendah (minimum).
Contoh 24
Tentukan range dari : 5, 6, 3, 4, 7, 19, 10, 11
Jawab :
Nilai tertinggi = 19
Nilai terendah = 3
Range = 19 – 3 = 16
Untuk menentukan range data berkelompok ada dua cara yaitu :
i) range adalah titik tengah dari kelas yang tertinggi dikurangi titik tengah dari
nilai terendah .
ii) range adalah batas atas nyata (tepi atas) dari kelas tertinggi dikurangi batas
bawah nyata (tepi bawah dari kelas terendah.
Contoh 25
Tentukan range dari data berikut :
Nilai Frekuensi
50 – 52 5
53 – 55 18
56 – 58 42
59 – 61 27
62 – 64 8

Dengan cara i) Range


= 63 – 51 = 12
dengan cara ii)
Range = 64,5 – 49,5 = 15

2. Simpangan Rata-rata
Simpangan rata-rata adalah ukuran disfersi yang menyatakan
penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Simpangan rata-rata dari
sekumpulan bilangan/data merupakan nilai rata-rata hitung harga mutlak
simpangan-simpangannya.
i) Simpangan Rata-rata Data Tunggal
Jika sekelompok bilangan-bilangan adalah : x1, x2, x3, x4, ….,xn
dan rata-ratanya = x
maka simpangan rata-rata :

x1  x  x 2  x  x3  x  .....  xn  x
SR =
n

x x
=
n
Jadi simpangan rata-rata data tunggal :

SR =  x  x
n

Contoh 26
Tentukan simpangan rata-rata dari : 7, 5, 6, 2
Jawab :

7562
x= 4

20
= 4

=5
7  5  6  2
SR = 5 5 5 5
4

=2013
4

6
= 4

= 1,5

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 39


ii) Simpangan Rata-rata Data Berbobot
simpangan rata-rata untuk data berbobot dapat dihitung dengan rumus :

SR =  f x  x
n

Contoh 28
Hitunglah simpangan rata-rata dari data berikut :
Ulangan matematika kelas 3P1
Nilai 5 6 7 8 9
Frekuensi 6 8 13 10 3
Jawab :
Nilai (x) f f.x xx fxx

5 6 30 1,9 11,4
6 8 48 0,9 7,2
7 13 91 0,1 1,3
8 10 80 1,1 11
9 3 27 2,1 6,3
Jumlah 40 276 37,2

276
x = 40

= 6,9
37,2
SR =
40
= 0,93

iii) Simpangan Rata-rata Data Berkelompok


Simpangan rata-rata data berkelompok pada hakekatnya dapat dihitung
dengan rumus yang sama dengan data berbobot yaitu :

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 40


SR =  f x  x
n

Contoh 28
Pada tabel berikut ini diketahui rata-ratanya 53,46. tentukan simpangan rata-
ratanya !

Berat Badan 50 siswa SAWOJAJAR


Berat fekuensi
47 – 49 10
50 – 52 12
53 – 55 15
56 – 58 8
59 – 62 5
Jumlah 50

Jawab :
Tabel di atas dilengkapi sebagai berikut :
Berat f x xx fxx

47 – 49 10 48 5,46 54,6
50 – 52 12 51 2,46 29,52
53 – 55 15 54 0,54 8,1
56 – 58 8 57 3,54 28,32
59 – 62 5 60 6,54 32,7
Jumlah 50 153,24

153,24
SR = 50
= 3,06
3. Simpangan Baku / Deviasi Standar
Simpangan baku suatu rangkaian data atau bilangan adalah akar dari
jumlah deviasi kuadrat dari bilangan-bilangan tersebut dibagi dengan
banyaknya bilangan / jumlah frekuensi, atau akar dari rata-rata deviasi
kuadrat.
Secara statistik dirumuskan sebagai berikut :

( x x)2
s= n

Rumus tersebut selanjutnya dapat disederhanakan menjadi :

s= x2
n
 ( n x )2

Untuk data yang telah disusun dalam tabel frekuensi ( data berbobot atau data
berkelompok), simpangan baku dihitung dengan rumus sebaga berikut :

 f ( x x) 2
s= f

Atau disederhanakan menjadi :

( (
2 2
s=  fx  fx
 f f
)2 s=  fd  fd
 f f
)2
Atau

Catatan : d = deviasi

Contoh 29
Tentukan simpangan baku dari : 7, 5, 6, 2
Jawab :

7562
x= 4
=5
(75)2 (55)2 (65)2 (25)2
s= 4

= 4019 4

= 14
4

= 3,5
= 1,87
Contoh 30
Tentukan simpangan baku dari data Berat Badan Siswa SMK SAWOJAJAR
dari contoh 15 !
Jawab :
Berat f x x-x (x - x ) 2 F (x - x ) 2
47 – 49 10 48 -5,46 29,81 298,1
50 – 52 12 51 -2,46 6,05 72,6
53 – 55 15 54 0,54 0,31 4,65
56 – 58 8 57 3,54 12,53 100,24
59 – 62 5 60 6,54 42,77 213,85
Jumlah 50 689,44

689,44
S = 50

= 13,79
= 3,7
Atau dapat dihitung sebagai berikut :
Berat f d fd d2 fd 2
47 – 49 10 -6 -60 36 360
50 – 52 12 -3 -36 9 108
53 – 55 15 0 0 0 15
56 – 58 8 3 24 9 72
59 – 62 5 6 30 36 180
Jumlah 50 -42 720

s= 72  ( 42 )2
5050

= 14,4  0,71

= 13,69
= 3,7

4. Jangkauan Semi Inter Kuartil


Kuartil adalah nilai yang membagi kelompok data menjadi 4 bagian yang
sama setelah data-data itu diurutkan dengan garis bilangan dapat ditunjukkan
sebagai bertikut :

X1 Q1 Q2 Q3 Xn
X1 = nilai minimum
Q1 = kuartil bawah (kuartil pertama)
Q2 = kuartil tengah (kuartil ke dua)
Q3 = kuartil atas (kuartil ke tiga)
Xn = nilai maksimum
Jangkauan semi inter kuartil atau simpangan kuartil (Qd) didefinisikan
sebagai berikut :

Qd = 1 (Q3 – Q1)
2

i) Simpangan Kuartil Data Tunggal


Untuk menentukan nilai kuartil langkah – langkahnya sama dengan
menentukan median, yang berbeda adalah letaknya saja.
Letak kuartil data tunggal ditentukan dengan rumus :

Qi = i4 (n + 1) i = 1, 2, 3
n = banyaknya data.

Contoh 31
Tentukan simpangan kuartil dari
a) 5, 17, 8, 13, 12, 10, 15
b) 25, 27, 24, 22, 20, 18
Jawab :
a) setelah diurutkan data menjadi 5, 8, 10, 12, 13, 15, 17
letak Q1 = 14(7+1)
=2
Artinya nilai Q1 adalah data nomor urut 2 (suku ke-2)
sehingga nilai Q1 = 8
letak Q3 = 34(7+1)
=6
Artinya nilai Q3 adalah suku ke-6
Jadi nilai Q3 = 15
Simpangan kuartil :
Qd = 12(15-8)
= 3,5
b) setelah diurutkan menjadi : 18, 20, 22, 24, 25, 27
letak Q1 = 14 (6+1)

=13
4
Artinya Q1 terletak pada suku pertama ditambah 3
kali selisih antara suku
4
pertama dan ke-2
Nilai Q1 = 18 + 34(20-18)
= 18 + 1,5
= 19,5
letak Q3 = 34(6+1)

=51
4
Artinya Q3 terletak pada suku ke-5 ditambah 1
kali selisih antara suku ke-6
4

dan suku ke-5


1
Jadi nilai Q3 = 25 + (27-25)
4
= 25 + 1
2

= 25,5
Sehingga Qd = 1 (25,5 – 19,5)
2
=3
Contoh 32
Tentukan simpangan kuartil dari :
Nilai Frekuensi
6 2
6,5 3
7 6
7,5 4
8 3
9 2

Jawab:
Untuk menentukan nilai kuartil data tersebut, terlebih dahulu dibuat tabel
frekuensi komulatif sebagai berikut :

Nilai Frekuensi F kom ≤


Letak Q1 = 14(20+1)
6 2 2
=51
6,5 3 5 4
Nilai Q1 = 6,5 + 1 (7- 6,5)
4
7 6 11
= 6,5 + 0,125
= 6,625
Statistika Dini Nur Utami S.Sy Letak Q3 = 43 (20+1) Page 46
3
= 15
4
Nilai Q3 = 7,5 + 3 (8-7,5)
4
= 7,5 + 0,375
7,5 4 15
8 3 18
9 2 20

Qd = 1
( 7,875-6,625)
2

= 1
(8,55)
2

= 4,275
Catatan :
Karen 1 1
a (Q3+Q1) = 64,39 dan (Q3-Q1) = 4,275, maka 50 % dari nilai tersebut
2 2
terletak pada simpangan (64,39  4,275).

5. Jangkauan Persentil.
Persentil dari sekumpulan bilangan merupakan nilai yang membagi
kelompok bilangan tersebut atas seratus bagian yang sama banyaknya setelah
bilangan-bilangan itu diurutkan.
Jangkauan 10 – 90 persentil = P90 – P10
untuk menghitung persentil caranya identik dengan cara menghitung median
maupun kuartil yaitu dengan membuat tabel frekuensi komulatif kurang dari
dan menentukan terlebih dahulu letak kelas persentil.
P10 merupakan persentil ke 10.

letak kelas P10 = 10 .n


100
nilai P10 dihitung dengan rumus :
10
100
.n  fka
P10 = Tb + [ ]i
f10

Demikian juga P90 yang merupakan persentil yang ke 90 :


Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 47
Letak kelas P90 =
90
100 .n
Nilai P90 dihitung dengan rumus :
90
n  fka
P90 = Tb + [ 100 ]i
f90

Contoh 33
Tentukan 10 – 90 Persentil dari data berikut :
Nilai frekuensi
40 – 49 5
50 – 59 15
60 - 69 14
70 – 79 10
80 – 89 4
90 – 99 2

Jawab :
Dibuat tabel frekuensi komulatif sebagai berikut :
Nilai frekuensi f kom <
40 – 49 5 5
50 – 59 15 20
60 - 69 14 34
70 – 79 10 44
80 – 89 4 48
90 – 99 2 50

Letak kelas P10 =


10
100.n
= 10
x 50
100

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 48


=5
10
.n  fka
Nilai P10 = Tb + [ 100 ]i
f10
50
= 39,5 + [ ]10
5
= 39,5 + 10
= 49,5

Letak kelas P90 = 90 .n


100
90
= x 50
100
= 45
45  44
P90 = 79,5 + [ ]10
4
= 79,5 + 2,5
= 82
Jangkauan 10 – 90 persentil = 82 – 49,5
= 32,5
Catatan :
Karen 1 1
a ( P90 + P10) = 67,75 dan (P90 – P10) = 16,25 maka 80% dari nilai
2 2
tersebut terletak pada jangkauan ( 65,75  16,25).

6. Angka Baku
Angka baku digunakan untuk mengetahui kedudukan suatu obyek yang
diselidiki terhadap keadaan pada umumnya ( nilai rata-rata ) kumpulan obyek
tersebut.
Angka baku ( Z ) dihitung dengan menggunakan rumus :

Z=xx
X = obyek/data yang diselidiki
s
x = nilai rata-rata data yang diselidiki s = simpangan baku

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 49


Contoh 34
Pada suatu hari seorang pedagang buah-buahan memperoleh keuntungan Rp
13.000,00 dari hasil penjualan dagangannya. Sedangkan seorang pedagang
beras pada hari yang sama memperoleh keuntungan sebesar Rp 8.000,00.
keuntungan rata-rata pedagang buah pada hari tersebut Rp10.000,00 dengan
simpangan baku Rp 2.500,00. sedangkan rata-rata dan simpangan bamu
pedagang beras berturut-turut Rp 6.000,00. siapakah diantara kedua pedagang
tersebut yang usahanya lebih maju ?
Jawab :
Pedagang buah :
x = 13.000,00 x = 10.000,00 s = 2.500,00
13.000,00  10.000,00
maka : Z =
2.500,00
3.000,00
= 2.500,00
= 1,2
Pedagang beras :
x = 8.000,00 x = 6.000,00 s 1.000,00
8.000,00  6.000,00
maka : Z =
1.000,00
2.000,00
=
1.000,00
=2
Dari hasil perhitungan tersebut maka berarti usaha pedagan buah 1,2
simpangan baku di atas rata-rata, sedangkan usah pedagang beras adalah dua
simpangan baku di atas rata-rata hasil usaha pedagang beras seluruhnya.
Karena nilai Z untuk pedagang beras lebih besar dari nilai Z pedagang buah
maka usaha pedagang beras lebih maju dibanding usaha pedagang buah.

6. Koefisien Variasi / Variabilitas


Koefisien Variasi adalah suatu perbandingan antara simpangan baku
dengan nilai rata-rata sekumpilan data yang dinyatakan dengan persentase.

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 50


Jadi rumus Koefisian Variasi (KV):

s
KV = x 100%
x

Besar kecilnya koefisien Variasi menunjukkan baik tidaknya sekumpulan


data. Jika koefisien variasi semakin kecil maka sekumpulan data semakin baik
/ homogen, sebaiknya jika koefisien variasinya semakin besar maka
sekumpulan data makin heterogen
.
Contoh 35
Rata-rata nilai matematika suatu kelas adalah 8,25 dengan simpangan baku
0,75. Hitunglah besarnya koefisien variasi !
Jawab :
x = 8,25 s = 0,75

s
KV = x 100%
x
0,75
= x 100%
8,25
= 9,09 %
Latihan 4

1. diketahui sekelompok data :


i) 4, 6, 5, 10, 12, 7, 11, 15, 12
ii) 23, 25, 24, 21, 23, 20, 9, 15, 18, 29
untuk masing-masing data tersebut tentukan :
a) simpangan rata-rata.
b) simpangan baku
c) simpangan kuartil.
Berat (kg) frekuensi
2. Diketahui tinggi badan 80 orang siswa (dalam cm ) adalah sebagai berikut :
50 – 54 2
Tinggi 154 155 156 157 158 159 160 161 162
55 – 59 5
Frekuensi 3 8 9 13 18 12 8 7 2
60 -64 4
Hitunglah :
65 – 69 7
a) simpangan rata-rata
b) 70 – 74
simpangan 24
kuartil 3. dari data berikut :
75 – 79 15
80 – 89 3
Jumlah 60
Hitunglah :
a) simpangan kuartil
b) jangkauan persentil

4. Nakula dan Sadewa adalah siswa kelas X di SMK yang berbeda. Pada
waktu kenaikan kelas Nakula mendapat nilai matematika 8,5 sedangkan
Sadewa 6,5. siapakah yang memiliki prestasi yang lebih baik bila nilai
rata-rata matematika sekolah Nakula 8,7 dengan simpangan baku 5,
sedangkan nilai rata-rata matematika sekolah Sadewa 6,0 dengan
simpangan baku 5,5 ?
5. Nilai ulangan statistik dari dua kelas yang berbeda tercata sebagai berikut
:
Nilai Kelas A Kelas B
48 – 53 5 3
54 – 59 8 5
60 – 65 15 9
66 – 71 10 15
72 – 77 3 7
78 – 83 2 4
Kelas manakah yang penyebaran nilainya lebih merata ?
EVALUASI

1. Cara pengambilan sample yang dilakukan sedemikian sehingga setiap


elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sample, disebut …
A. sampling
B. sensus
C. random
D. undian
E. kuis

2. Data yang diperoleh dari hasil pengolahan sensus disebut ….


A. obyektif
B. bisa mewakili
C. relevan
D. tepat waktu
E. parameter

3. Bagi seorang pemimpin perusahaan secara umum statistik berguna untuk


….
A. Mengetahui besar keuntungan dan kerugian.
B. Mengetahui besar produksi
C. Mengetahui hubungan penjualan dan pemasaran
D. Sebagai dasar untuk mengambil kebijakan dimasa yang akan datang
E. Menentukan kenaikan harga penjualan

4. Data mengenai jumlah NEM terendah yang diterima di suatu sekolah,


dilihat dari waktu pengumpulannya termasuk data ….
A. Primer
B. Kuantitatif
C. Cross Section
D. Berkala
E. Kontinu

5. Data tentang industri tempat siswa mengadakan prakerin yang diperoreh


sekolah dari siswanya, dilihat dari sumbernya termasuk data ….
A. Ekstern
B..Intern
C. Primer
D. Skunder
E. Berkala
6. Dari 100 obyek penelitian diketahui bahwa nilai tertinggi 79 dan nilai
terendah 9. Jika data tersebut akan disusun dalam tabel distribusi frekuensi
nilai kelompok, maka banyak kelasnya adalah ….
A. 7
B. 8
C. 9
D. 10
E. 12

7. Hasil ulangan matematika di suatu sekolah tercatat sebagai berikut :


Nilai Frekuensi
30 – 39 7
40 – 49 12
50 – 59 18
60 – 69 20
70 – 79 13
80 – 89 7
90 – 99 3
Jika ditentukan bahwa yang nilainya kurang dari 59,5 harus mengikuti
ulangan perbaikan, maka siswa yang tidak harus mengikuti ulangan perbaikan
adalah ….
A. 23 orang
B. 27 orang
C. 43 orang
D. 57 orang
E. 70 orang

8. Titik tengah dan batas bawah nyata kelas ke- 4 dari tabel frekuensi pada
soal no 7 adalah ….
A. 64,5 dan 59,5
B. 64,5 dan 69,5
C. 54,5 dan 59,5
D. 54, 5 dan 60
E. 64,5 dan 60

9. Berikut ini adalah kegunaan grafik / diagram, kecuali ….


A. Mempercepat pengertian
B. Menunjukkan arti secara menyeluruh
C. Memperjelas penyajian data
D. Menambah kejenuhan melihat angka – angka
E Mempermudah pengertian
10. Dari pendataan jenis pekerjaan orang tua murid di suatu kelas diperoleh
data
sebagai berikut :
Diagram lingkaran untuk pegawai BUMN digambarkan dengan juring
sebesar ….
A. 10 o No. Jenis Pekerjaan Frekuensi
1. PNS 10 B. 36 o
2. BUMN 5 C. 50 o
3. TNI 4 D. 72 o
4. Swasta 23 E. 144 o
5. Lain – lain 8
11. Diagram di bawah ini menunjukkan cara yang ditempuh oleh 180 orang
siswa SMK untuk berangkat ke sekolah . Jumlah siswa yang tidak jalan
kaki adalah …

Lain- lain
A. 18 siswa
Jalan Naik sepeda motor 40 %
B. 36 siswa
kaki 20
C. 72 siswa
% D. 144 siswa
E. 172 siswa
NaikNaik
mobilbecak
15 %5 %

12. Memperkirakan nilai berikutnya pada perpanjangan diagram garis disebut


….
A. Estimasi
B. Interpolasi
C. Ekstrapolasi
D. Polarisasi
E. Meramalkan

13. Diagram batang dari tabel distribusi frekuensi data kelompok disebut ….
A. Ogif
B. Piktogram
C. Poligon
D. Kartogram
E. Histogram
14. Hasil tes matematika di suatu kelas tersusun sebagai berikut :

Nilaikompeten
Siswa dinyatakan Frekuensi
jika nilainya lebih dari 60, maka siswa yang tidak
kompeten … 31 – 40 4
A. 16,7 % 41 – 50 6
51 – 60 20 B. 30 %
61 – 70 10 C. 50 %
71 – 80 9 D. 70 %
81 – 90 8 E. 83,3 %
91 – 100 3
15. Nilai rata – rata ulangan matematika dari 30 siswa adalah 5,8. Jika
ditambah nilai dari 8 siswa lagi, rata – rata nya menjadi 6,0 maka nilai rata
– rata 8 siswa tersebut adalah …
A. 5,9
B. 6,0
C. 6,5
D. 6,6
E. 6,75

16. Dari 2 kelompok data, yaitu kelompok A berjumlah 60 rata – ratanya 500
dan kelompok B berjumlah 40 rata – ratanya 750. Rata – rata gabungan 2
kelompok tersebut adalah ….
A. 600
B. 625
C. 650
D. 700
E. 725

17. Nilai ulangan suatu kelas yang terdiri dari 40 siswa tercatat sebagai berikut
:
8 siswa nilainya 5, 15 siswa nilainya 6, 10 siswa nilainya 7, 5 siswa
nilainya 8 dan siswa lainya nilainya sama . Jika nilai rata – rata ulangan
kelas tersebut 6,5 maka nilai siswa lainnya tersebut adalah ….
A. 6,5
B. 7,5
C. 8,5
D. 9
E. 10
18. Diketahui data sebagai berikut :

Nilai 4 5 6 7 4,5 6,5


Frekuensi 2 9 3 5 4 7

Median dari data tersebut adalah ….


A. 5
B. 5,5
C. 5,85
D. 6
E. 7

19. Median dari data : 9, 8, 2, 5, 7, 1 adalah ….


A. 3,5
B. 5
C. 5,5
D. 6
E. 7

20. Jika 9 adalah rata – rata dari 2, x, 10, 12 dan 15, maka x adalah ….
A. 1
B. 2
C. 4
D. 5
E. 6

21. Dari data di bawah nilai dari mean – modus adalah ….

Nilai Frekuensi
3 A. 3-1,2
4 B. 6-0,2
5 5 C. 0,2
6 4 D. 1,2
7 2 E. 9,2

22. Upah karyawan suatu pabrik tiap minggunya dalam ribuan rupiah adalah
sebagai berikut :

Kebanyakan karyawanFrekuensi
Upah tersebut mendapat upah sebesar ….
A. Rp 51.500,00
40 – 44 4
45 – 49 10 B. Rp 51.800,00
50 – 54 16 C. Rp 52.00,00
55 – 59 12 D. Rp 52.300,00

Statistika Dini Nur Utami S.Sy E. Rp 52.500,00 Page 57


60 – 64 8

23. Simpangan rata – rata dari : 10, 12, 14, 11, 13 adalah ….
A. 3
B. 2
C. 1,5
D. 1,2
E. 1

24. Besarnya simpangan kuartil dari : 4, 4, 5, 3, 2, 6, 6, 6, 7, 4, 6 adalah ….


A. 1
B. 2
C. 4
D. 5
E. 6

25. Simpangan kuartil dari data di bawah ini adalah ….

Nilai 4 4,5 5 6 6,5 7


Frekuensi 5 7 3 9 4 2
A. 0,25
B. 0,50
C. 0,75
D. 1,00
E. 1,50

26. Nilai ulangan matematika suatu kelas adalah sebagai berikut :

Nilai Frekuensi
31 – 40 4
41 – 50 10
51 – 60 15
61 – 70 9
71 – 80 2
Jika 25 % dari jumlah tersebut tidak perlu mengikuti ulangan perbaikan,
maka batas nilai terkecil yang tidak perlu mengikuti ulangan perbaikan
adalah ….
A. 61,61
B. 55,05
C. 54,50

Statistika Dini Nur Utami S.Sy Page 58


D. 54,05
E. 46,50

27. Perhatikan data berikut :

Nilai Frekuensi
31 – 40 4
41 – 50 10
51 – 60 15
61 – 70 9
71 – 80 2
Jika 90 % dari jumlah siswa tersebut dinyatakan lulus, maka batas terkecil
yang lulus adalah ….
A. 40,50
B. 45,50
C. 61,72
D. 65,50
E. 68,28

28. Dari sekelompok data diketahui rata – ratanya = 2,75 m dan simpangan
bakunya = 0,55 m. Koefisien variasi kelompok data tersebut adalah ….
A. 0,2 %
B. 2 %
C. 5 %
D. 20 %
E. 50 %

29. Masa pakai sejenis lampu pijar adalah rata – rata 1,200 jam dengan
simpangan standar 180 jam. Jika sebuah lampu yang dibeli seseorang
mempunyai angka baku ( z skor ) = 0,3, maka lampu tersebut dapat
dipakai selama ….
A. 1.146 jam
B. 1.254 jam
C. 1.260 jam
D. 1.290 jam
E. 1.754 jam

30. Rata – rata kerugian dan simpangan standar dari sekelompok pedagang
berturut – turut adalah Rp 10.000,00 dan Rp 2.500,00 . Jika kerugian
seorang pedagang Rp 13.000,00 maka angka baku kerugian pedagang
tersebut adalah ….
A. –1,2
B. –0,83
C. 0,83
D. 1,2
E. 2
ooooooo

Anda mungkin juga menyukai