STROKE
PENYUSUN
K1A1 14 114
PEMBIMBING
Telah menyelesaikan referat dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Mengetahui,
Pembimbing
A. Pendahuluan
Stroke merupakan urutan kedua penyakit mematikan setelah penyakit jantung.
Serangan stroke lebih banyak dipicu karena hipertensi yang disebut silent killer, diabetes
mellitus, obesitas dan berbagai gangguan alliran darah ke otak.1
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda
klinis fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada tindakan dari
pembedahan atau kematian) tanpa tanda – tanda penyebab non vaskuler, termasuk
didalamnya tanda – tanda perdarahan subarakhnoid, perdarahan intraserebral, iskemik atau
infark serebri.2
Stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.
Diperkirakan stroke non hemoragik (iskemik) mencapai 85% dari jumlah stroke yang terjadi.
Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi tiga hal, yaitu mengurangi kerusakan
neurologik lebih lanjut, menurunkan angka kematian dan ketidakmampuan gerak pasien
(immobility) dan kerusakan neurologik serta mencegah serangan berulang (kambuh).3
Gambar 5.8 Otak dilihat dari irisan: (a) lateral dan (b)sagital.
Otak merupakan organ tubuh manusia yang paling terlindungi, termasuk di
dalamnya sistem pembuluh darah otak. Berat otak ± 1,5 kg, sekitar 2% dari berat tubuh
manusia, dan mempergunakan ± 17% dari cardiac output. Sumber energi otak berasal
dari metabolisme aerobik. Oleh karena itu, otak memerlukan O2 dan glukosa dalam
waktu 24 jam sehari. 5
Pengetahuan tentang wilayah vaskular adalah penting, karena memungkinkan
kita untuk mengenali infark di wilayah arteri dan juga infark vena. Hal ini juga
membantu kita untuk membedakan infark dari patologi lainnya. Karena model distribusi
pembuluh darah otak memiliki pengaruh penting pada sejumlah besar lesi patologis
yang dapat terjadi di bagian sistem saraf, penting untuk mempertimbangkan sedikit lebih
rinci bagaimana pembuluh darah otak didistribusikan. Peredaran darah serebri berasal
dari 4 arteri, yaitu 2 arteri karotis interna dan 2 arteri vertebralis. Arteri karotis interna
berasal dari percabangan arteri karotis komunis dan menembus basis kranii melalui
foramen jugularis. Arteri vertebralis masuk ke kranium melalui foramen oksipital dan
tidak seperti arteri lain yang dichotomize, arteri ini bergabung membentuk arteri
basilaris. Secara skematis, sistem arterial intrakranial dibagi menjadi bagian anterior
yang terdiri atas sirkulasi karotis dan bagian posterior yang terdiri atas sirkulasi
vertebro-basilar. 5
Tidak ada satu pun manifestasi klinis yang dapat membedakan antara kedua
subtipe stroke dengan meyakinkan. Meskipun demikian, manifestasi sistemik seperti
mual muntah, sakit kepala, kejang, hipertensi maligna, dan penurunan kesadaran
merupakan tanda peningkatan TIK sehingga lebih mengarahkan diagnosis ke stroke
hemoragik. Reaksi Cushing (hipertensi, bradikardia, dan irregularitas pernapasan)
merupakan tanda peningkatan TIK yang penting. Dibandingkan SAH yang
mendadak, manifestasi klinis ICH membutuhkan waktu hingga hitungan jam untuk
muncul (gradual). Namun tetap lebih dramatis daripada stroke iskemia.
Meskipun demikian, manifestasi klinis yang saling tumpang tindih sering
terjadi dan sering kali pasien datang dengan manifestasi atipikal. Salah satu sistem
skoring yang sering digunakan untuk membantu membedakan kedua subtipe stroke
hemoragik adalah sistem skor Siriraj. Sistem skoring ini telah tervalidasi di berbagai
pusat pelayanan kesehatan dan cukup dapat diandalkan untuk membedakan kedua
subtipe stroke dalam keadaan Computed Tomography (CT) scan tidak tersedia.
Gambar 14.2 CT scan kepala tanpa kontras serial menunjukkan ICH pada
thalamus kanan pada fase akut (A) dengan atenuasi 65 HU (A), 8 hari kemudian
(B) dengan atenuasi 45 HU, 13 hari kemudian (C) dan 5 bulan kemudian (D).
Gambar Infark iskemia dari kortikal dan subkortikal sebelah kanan (hari ke-3).
Pada serangkaian pencitraan T2WI (a) dan FLAIR (b) (Dikutip dari Kepustakaan
5)
DWI MRI scan pada saat ini maka teknologi ini dapat digunakan untuk
mendeteksi iskemia serebral akut dalam awal 6 jam setelah onset gejala.
Gambar Iskemia akut pada genu korpus kallosum kanan (24 jam setelah
serangan iskemia). T2WI (a) dan T1WI (b) gambar DWI (c) menunjukkan fokus
perubahan sinyal. Pergeseran ringan dan kompresi anterior horn dari ventrikel
lateral kanan terlihat. Infark lakunar lama terlihat dalam kapsul eksternal kanan.
Studi difusi (c) menunjukkan karakteristik hiperintens yang menyingkirkan
kemungkinan dari tumor (Dikutip dari Kepustakaan 5)
Gambar DSA pada kasus stroke iskemia. (A) oklusi pada arteri serebri media
segmen M2 kanan (panah), (B) yaitu reperfusi setelah terapi endovascular
(Dikutip dari Kepustakaan 5)
1. Hanum P., Lubis R., Rasmaliah. Hubungan karakteristik dan dukungan keluarga lansia
dengan kejadian stroke pada lansia hipertensi di rumah sakit umum pusat haji adam malik
medan. Jumantik. 2017; 3(1):73-4
2. Mutiarasari D. Ischemic stroke: symptoms, risk factors, and prevention. Jurnal Ilmiah
Kedokteran. 2019; 6(1):61-2
3. Handayani D., Dominica D. Gambaran drug related problems (drp’s) pada penatalaksanaan
pasien stroke hemoragik dan stroke non hemoragik di rsud dr m yunus bengkulu. Jurnal
Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2018; 5( 1):37-8
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Stroke don’t be the one. Jakarta. Pusat Data dan
Informasi. 2019 hal. 7-8
5. Yueniawati Y. Penciteraan pada stroke. Malang. UB Press. 2016 hal. 1, 13-7, 50-5, 59-70,
217-29
6. Zezo. Radiology key fastest radiology insight engine. 2019. [Cited 16 July 2020]. Available
URL https://radiologykey.com/normal-anatomy-6/
7. Jauch E.C. Ischemic stroke. 2020. [Cited 2020 July 15]. Available from URL:
https://emedicine.medscape.com
8. Denny MC. Acute stroke care ed 3. UK. Cambridge university press. 2020.
9. Brainin M. Textbook of stroke medicine ed 3. UK. Cambridge medicine. 2020
10. Mokin M. Acute stroke management in the first 24 hours a practical guide for clinicians. UK.
Oxford university press. 2018. hal 98-9
11. Markus H., Pereira A., Cloud G. Oxford specialist handbooks in neurology stroke medicine
ed 2. UK. Oxford Medical Publications. 2017.
12. Hennerici MG., Kern R., Szabo K., Binder J. Stroke. Germany. Oxford university press.
2012.
13. Biller J., Ferro MJ. Evidence based management of stroke. UK. Gutenberg Press. 2013.
14. Caplan LR. Stroke a clinical approach. UK. Cambridge Medicine. 2016.
15. Norrving B. Stroke and cerebrovascular disorders. UK. Oxford University Press. 2014.