Lisa Fitriyah
SMA Negeri 1 Guntur
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi masih rendahnya keterampilan proses sains siswa dan belum
tersedianya alat peraga pembelajaran fisika untuk membantu siswa memahami materi fluida
dinamis. Atas dasar itu dikembangkan alat peraga pembelajaran fisika yang mengintegrasikan
azas Bernoulli dengan teknologi sederhana untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi faktual proses pembelajaran fisika,
mengembangkan alat peraga materi fluida dinamis, dan menguji kelayakan dan keefektifan
produk penelitian. Desain penelitian research and development, alur penelitian menggunakan model
dari Thiagarajan yang meliputi 4 tahapan yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan),
develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Teknik analisis data menggunakan
kualitatif dan kuantitatif dengan pretest-posttest group design, desain model divalidasi oleh ahli dan
praktisi dengan teknik delphi, keefektifan model diuji dengan paired sample t-test dan independent
sampe t-test. Hasil penelitian (1) produk penelitian alat peraga bernoulli technology yang
mengintegrasikan azas Bernoulli dengan teknologi sederhana, (2) pembelajaran dengan bantuan
alat peraga bernoulli technology secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan proses sains,
meningkatkan pemahaman siswa pada konsep azas Bernoulli materi fluida dinamis, siswa
mampu menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi sederhana.
© 2019 Dinamika
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains hakekatnya adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam yang sistematis yang diperoleh melalui proses
penemuan. Menurut Marsetio Donosepoetro dalam kegiatan dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan juga sikap ilmiah. Atas dasar itu
maka sains harus dibangun melalui tiga unsur yaitu proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah.
Ketiga unsur sains ini dapat dicapai dengan melaksanakan pembelajaran yang menfasilitasi siswa
dengan pengalaman belajar yang berorientasi pada pendekatan ilmiah (scientific approach). Dalam
kerja ilmiah siswa diharuskan menggunakan metode ilmiah, dan dalam metode ilmiah diperlukan
berbagai keterampilan kerja ilmiah atau keterampilan proses sains (science process skills). Sehingga
bisa dikatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan karakteristik dari pembelajaran IPA
yang harus dikuasai oleh setiap siswa.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
2 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
fisika materi fluida yang nilai ketuntasan siswa masih di bawah 60% siswa yang nilainya tuntas
KKM. Hal ini disebabkan karena materi fluida dinamis khususnya untuk materi hukum Bernoulli
masih sulit divisualisasikan oleh siswa, ada alat peraga yang memadai sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran
Atas dasar itu perlu dikembangkan alat peraga Bernoulli Technology yang merupakan alat
peraga hukum Bernoulli materi fluida dinamis yang terintegrasi dengan teknologi sederhana yang
dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan alat peraga sederhana hukum
Bernoulli yang terintegrasi dengan teknologi ini disesuaikan dengan KD pada ranah kognitif dan
psiokomotorik yang harus dikuasi siswa pada materi fluida dinamis.
Harapan dari penelitian ini adalah dihasilkan sebuah alat peraga Bernoulli Technology yang
dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas untuk membantu meningkatkan
keterampilan proses sains siswa sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Model pengembangan dalam penelitian ini yang meliputi 4 tahapan utama 4-D yaitu: (1)
Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Development (pengembangan) dan Disseminate
(penyebaran). Dengan alur penelitian seperti pada gambar 1. berikut ini:
Analisis Awal
DEFINE
Validasi Ahli
Model
DEVELOP
Ujicoba Model
Penyebaran
Produk Final
Tahap pendefinisian (define): (1) analisis awal (front-end analysis) dilakukan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan sebagai dasar pengembangan alat peraga, (2) analisis siswa untuk
mempelajari kebutuhan siswa melalui kompetensi yang akan dipelajari, (3) analisis tugas untuk
mengidentifikasi keterampilan utama yang diperoleh siswa sesuai tugas yang terkandung dalam
bahan pembelajaran, (4) analisis silabus untuk mengetahui kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa, sehingga alat peraga yang dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar baik ranah
kognitif maupun ranah psikomotorik, dan (5) penentuan tujuan pembelajaran untuk mengetahui alat
peraga yang yang tepat untuk dikembangkan.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
4 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Hasil nilai KPS kelas eksperimen pada tabel 2 dan gambar 3. berikut:
3 Kurang 4 12
Baik
4 Tidak 1 3
baik
JUMLAH 34 100
Untuk mengetahui tingkat signifikasi nilai KPS kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan uji
beda dengan independent sample t-test. Hasil uji beda dengan independent sample t-test sebagai berikut:
Hasil analisis statistik deskriptif skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
ditunjukkan pada tabel 3. berikut:
Tabel 3. Perbandingan Skor Pretest Kelas kontrol dan kelas Eksperimen
Group Statistics
Hasil uji beda nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4. sebagai berikut:
Hasil uji tingkat signifikansi data skor posttest kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada tabel 6. sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Beda Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
Sig. Std. 95% Confidence
Mean Interval diff
F Sig. t df (2- Error
Diff
tailed) Diff Lower Upper
Equal
Nilai 2.686 .106 -6.801 64 .000 -9.757 1.435 -12.623 -6.891
assumed
Post
Equal not
test -6.712 51.817 .000 -9.757 1.454 -12.675 -6.840
assumed
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
6 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Pembahasan
Penelitian dan pengembangan alat peraga obernoulli technology dilakukan berdasarkan
prosedur pengembangan pada model 4D (four-D) yaitu melakukan pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
Pada tahap pendefinisian (define) dihasilkan bahwa proses pembelajaran fisika di SMAN 1
Guntur ditemukan bahwa proses pembelajaran fisika yang selama ini dilaksanakan masih
menggunakan metode ceramah, latihan soal, dan pembahasan soal sehingga fisika pembelajaran
menjadi berpusat pada guru (teacher centered) dan siswa cenderung pasif dan kurang antusias
mengikuti pembelajaran fisika. Kondisi ini tentu tidak sesuai dengan amanah kurikulum 2013 yang
mensyaratkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered) sehingga dihasilkan
outcome siswa yang memiliki kompetesi 4C (critical thinking, creative and innovation, collaboration, and
communication).
Hasil wawancara kepada siswa dengan angket terbuka juga menunjukan bahwa pembelajaran
fisika yang selama ini masih menggunakan metode ceramah dan latihan soal. Ada beberapa alasan
yang menyebabkan guru tidak melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, diantaranya:
a. Belum lengkapnya sarana/ prasarana laboratorium seperti kurangnya alat dan bahan untuk
keperluan praktikum
b. Jumlah materi yang banyak sehingga tidak mungkin untuk dilaksanakannya praktikum karena
membutuhkan waktu lama.
Berdasarkan hasil tersebut untuk meningkatkan hasil pembelajaran fisika siswa harus
memahami konsep-konsep fisika. Konsep-konsep ini akan dengan mudah dipahami oleh siswa jika
siswa memiliki keterampilan proses sains. Untuk memberikan keterampilan proses sains bisa
dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung ke siswa. Hal
ini juga sesuai dengan data hasil wawancara bahwa sebagian besar siswa lebih menyukai
pembelajaran fisika yang memberikan pengalaman langsung dengan praktikum atau membuat
sebuah proyek. Hal ini sebagaimana hasil penelitian Rahayu (2013) bahwa dengan menciptakan
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan kegiatan demonstrasi, praktikum, dan
pembelajaran berbasis proyek. Karena dengan pembelajaran yang melibatkan siswa dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang meliputi keterampilan mengamati,
memprediksi, eksperimen/percobaan, menggunakan alat, dan berkomunikasi. Hal ini sebagaimana
disampaikan oleh Syafriansyah (2016) bahwa keterampilan proses sains secara signifikan dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Salah satu upaya guru dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa sebagaimana disampaikan oleh Rahmawati, Nugroho, & Putra (2014) yakni
dengan mendesain pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan percobaan atau eksperimen secara
berkelompok untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan semua
keterampilan yang dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil pada tahap define maka untuk meningkatkan keterampilan proses sains
siswa pada tahap design dilakukan dirancang format pembelajaran yang memberikan pengalaman
langsung ke siswa untuk mengubah paradigma pembelajaran bergeser dari teacher centered menjadi
students centered yaitu dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dengan
bantuan sebuah alat peraga. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hayati, dkk
(2013) juga menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains
siswa dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning). Kesimpulan yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian Maftuh & Widiyatmko (2012)
bahwa untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep sains bisa menggunakan suatu
alat peraga IPA.
SIMPULAN
Proses pembelajaran fisika materi fluida dinamis selama ini masih menekankanpada
penguasaan kognitif siswa saja, pembelajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered).
Untuk membentuk dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan
dengan melaksanakan pembelajaran siswa aktif melalui percobaan dan eskperimen. Eksperimen
dapat dilakukan dengan bantuan alat peraga bernoulli technology yang mengintegrasikan konsep
fluida dinamis dengan teknologi sederhana.
Pembelajaran dengan bantuan alat peraga bernoulli technology secara signifikan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
azas Bernoulli materi fluida dinamis, dan menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi
sederhana. Hal ini berdasarkan hasil analisis dengan independent sample t-test dapat dilihat bahwa Sig.
(2-tailed) untuk nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0.000<0,05. Nilali ini
menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai KPS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Andreucci, C., Marjolaine, C., & Ginestie, J. (2012). The Systemic Approach To Technological Education:
Effects Of Transferred Learning In Resolving A Physics Problem. International Journal of Technology and
Design Education, Volume 22, Issue 3,pp 281–296.
Budiarti, H. (2010). Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 128-132.
Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipata.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
8 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Hartatik. (2010). Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan PRoses Berfikir
Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Unnes.
Hayati, M.N., Supardi, K.I. & Miswadi, S.S., 2013. Pengembangan Pembelajaran IPA SMK Dengan Model
Kontekstual Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1): 53-58.
Maftuh, M., & Widiyatmoko, A. (2012). Alat Peraga IPA Untuk Memehami Keterkaitan Bumi Dengan Jam
Istiwa. Unnes Science Educational Journal, Vol 1 No 1.
Muswahida, V. N. (2015). Penerapan Model Learning Cycle 7E Berbantu Alat Peraga Tiga Dimensi (3D)
Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA. Digital
Repository Univeritas Jember .
Nisya, U., Nely, A., & Apit, F. (2016). Studi Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas X Pada Pada
Pembelajaran Fisika Pokok Pembahasan Suhu dan Kalor Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Melalui Group Investigation. Jurnal Inovasi Pembelajaran.
Rahayu, N. (2013). Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Prosesn Sains Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Rahmawati, D., Nugroho, S. E., & Putra, N. M. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together berbasis Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa
SMP. Unnes Physics Education Journal, Vol 3 No. 1.
Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Bandung: Alfabeta.
Syafriyansyah. (2016). Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui
Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Inquiry Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Unila.
Widiyatmoko, A., & Nurmasyitoh, S. (2013). Designing Simple Technology as a Science Teaching Aids From
Used Materials. Journal of Environmentally Friendly Processes, Volume I, Issue 4, December 2013.
.