Anda di halaman 1dari 9

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan ISSN 0854-2172

Kelas Pendidikan Dasar & Menengah


Vol. 9, No. 2, Juli-Desember 2019

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA


BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

Lisa Fitriyah
SMA Negeri 1 Guntur
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi masih rendahnya keterampilan proses sains siswa dan belum
tersedianya alat peraga pembelajaran fisika untuk membantu siswa memahami materi fluida
dinamis. Atas dasar itu dikembangkan alat peraga pembelajaran fisika yang mengintegrasikan
azas Bernoulli dengan teknologi sederhana untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi faktual proses pembelajaran fisika,
mengembangkan alat peraga materi fluida dinamis, dan menguji kelayakan dan keefektifan
produk penelitian. Desain penelitian research and development, alur penelitian menggunakan model
dari Thiagarajan yang meliputi 4 tahapan yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan),
develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Teknik analisis data menggunakan
kualitatif dan kuantitatif dengan pretest-posttest group design, desain model divalidasi oleh ahli dan
praktisi dengan teknik delphi, keefektifan model diuji dengan paired sample t-test dan independent
sampe t-test. Hasil penelitian (1) produk penelitian alat peraga bernoulli technology yang
mengintegrasikan azas Bernoulli dengan teknologi sederhana, (2) pembelajaran dengan bantuan
alat peraga bernoulli technology secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan proses sains,
meningkatkan pemahaman siswa pada konsep azas Bernoulli materi fluida dinamis, siswa
mampu menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi sederhana.

© 2019 Dinamika

Kata Kunci: Bernoulli Technology; Fluida Dinamis; Keterampilan Proses Sains

PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains hakekatnya adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam yang sistematis yang diperoleh melalui proses
penemuan. Menurut Marsetio Donosepoetro dalam kegiatan dikatakan bahwa ilmu pengetahuan
alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan juga sikap ilmiah. Atas dasar itu
maka sains harus dibangun melalui tiga unsur yaitu proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah.
Ketiga unsur sains ini dapat dicapai dengan melaksanakan pembelajaran yang menfasilitasi siswa
dengan pengalaman belajar yang berorientasi pada pendekatan ilmiah (scientific approach). Dalam
kerja ilmiah siswa diharuskan menggunakan metode ilmiah, dan dalam metode ilmiah diperlukan
berbagai keterampilan kerja ilmiah atau keterampilan proses sains (science process skills). Sehingga
bisa dikatakan bahwa keterampilan proses sains merupakan karakteristik dari pembelajaran IPA
yang harus dikuasai oleh setiap siswa.

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA 1
Lisa Fitriyah
Keterampilan proses sains adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif
maupun psikomotor yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori,
untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan atau flasifikasi. Menurut Funk, sebagaimana dikutip oleh Dimyati &
Mudjiono (2006:140), ada beberapa keterampilan dalam keterampilan proses. Keterampilan-
keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi
(integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan
menyimpulkan. Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengenali variabel,
membuat tabel data, membuat grafik, menggambar hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisis data penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel,
merancang penelitian, dan bereksperimen (Semiawan,1987:19-33).
Keterampilan proses sains dapat diberikan guru dengan melaksanakan pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dapatkan dengan dalam pengalaman
langsung yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Rustaman (2005) bahwa keterampilan proses sains dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang
memberikan pengalaman pembelajaran langsung kepada siswa sehingga siswa dapat menghayati
setiap proses pembelajaran yang dilalui.
Pembelajaran Fisika dalam Kurikulum 2013 salah satu materi yang harus diberikan oleh
siswa adalah materi fluida dinamis. Kompetensi Dasar (KD) dalam ranah kognitif yang harus
dikuasai oleh peserta didik adalah menerapkan prinsip fluida dinamik (hukum Bernoulli) dalam
teknologi, sedangkan dalam ranah psikomotorik yaitu siswa dituntut untuk membuat dan menguji
proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika fluida (hukum Bernoulli), dan makna fisisnya.
Dari KD kognitif dan psikomotorik materi fluida dinamis terlihat bahwa keterampilan proses sains
dapat diberikan ke siswa dengan mengintegrasikan dalam bentuk teknologi sederhana. Penelitian
yang dilakukan oleh (Andreucci, Marjolaine, & Ginestie, 2012) menyimpulkan bahwa siswa yang
diberikan pembelajaran dengan mengintegrasikan dengan teknologi akan memiliki kesiapan
memasuki dunia kerja yang lebih baik.
Kenyataan di lapangan pada kegiatan pembelajaran fisika di beberapa SMA di kabupaten
Demak telihat bahwa rata-rata guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas masih menggunakan
metode ceramah, latihan soal, dan membahas soal. Guru lebih mengutamakan kemampuan kognitif
siswa tetapi tidak memperhatikan keterampilan proses sains yang harus dikuasai oleh siswa.
Sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa bersikap pasif bahkan siswa cenderung malam untuk
mengikuti pembelajaran fisika. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nisya U, dkk (2016)
disimpulkan bahwa keterampilan proses sains secara signifikan dapat meningkatkan aktivitas siswa
belajar dalam belajar fisika. Hal yang sama juga disimpulkan oleh Syafiransyah (2016) bahwa
keterampilan proses secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Sementara
Penelitian yang dilakukan oleh Hartatik (2010) memberikan kesimpulan bahwa penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa.
Untuk mempelajari sains membutuhkan hal yang bersifat empiris agar konsep sains bisa
tergambar dan terekam dalam memori anak. Agar mudah dalam memahami konsep-konsep sains
bisa menggunakan suatu alat peraga IPA. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Muswahidah (2015) yang berjudul menyimpulkan pembelajaran dengan bantuan alat peraga dapat
meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar fisika siswa kelas X.
Fisika adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Salah satu materi
fisika yang sulit dipahami oleh siswa adalah materi fluida dinamis. Hal ini terlihat dari hasil belajar

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
2 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
fisika materi fluida yang nilai ketuntasan siswa masih di bawah 60% siswa yang nilainya tuntas
KKM. Hal ini disebabkan karena materi fluida dinamis khususnya untuk materi hukum Bernoulli
masih sulit divisualisasikan oleh siswa, ada alat peraga yang memadai sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran
Atas dasar itu perlu dikembangkan alat peraga Bernoulli Technology yang merupakan alat
peraga hukum Bernoulli materi fluida dinamis yang terintegrasi dengan teknologi sederhana yang
dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan alat peraga sederhana hukum
Bernoulli yang terintegrasi dengan teknologi ini disesuaikan dengan KD pada ranah kognitif dan
psiokomotorik yang harus dikuasi siswa pada materi fluida dinamis.
Harapan dari penelitian ini adalah dihasilkan sebuah alat peraga Bernoulli Technology yang
dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas untuk membantu meningkatkan
keterampilan proses sains siswa sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

METODE PENELITIAN
Model pengembangan dalam penelitian ini yang meliputi 4 tahapan utama 4-D yaitu: (1)
Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Development (pengembangan) dan Disseminate
(penyebaran). Dengan alur penelitian seperti pada gambar 1. berikut ini:

Analisis Awal
DEFINE

Analisis Proses Analisis


Analisis Siswa
KBM Silabus
DESIGN

Perancangan Awal Model


Produk

Validasi Ahli
Model
DEVELOP

Ujicoba Model

Uji Keefektifan dan


kelayakan
DESSIMINATE

Penyebaran
Produk Final

Gambar 1. Alur Penelitian

Tahap pendefinisian (define): (1) analisis awal (front-end analysis) dilakukan untuk mengetahui
permasalahan-permasalahan sebagai dasar pengembangan alat peraga, (2) analisis siswa untuk
mempelajari kebutuhan siswa melalui kompetensi yang akan dipelajari, (3) analisis tugas untuk
mengidentifikasi keterampilan utama yang diperoleh siswa sesuai tugas yang terkandung dalam
bahan pembelajaran, (4) analisis silabus untuk mengetahui kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh siswa, sehingga alat peraga yang dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar baik ranah
kognitif maupun ranah psikomotorik, dan (5) penentuan tujuan pembelajaran untuk mengetahui alat
peraga yang yang tepat untuk dikembangkan.

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA 3
Lisa Fitriyah
Tahap perencanaan (design): (1) penyusunan tes acuan kriteria untuk menguji kelayakan dan
keefektifan alat peraga yang dikembangkan. Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan instrumen
untuk menilai keterampilan proses siswa, (2) pemilihan format, pengumpulan refensi dan desain
awal agar alat peraga yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan analisis
kebutuhan yang sudah dilakukan pada tahap pendefinisian, (3) perancangan awal dirancang alat
peraga yang masih dalam bentuk draft.
Pengembangan (develope): draft rancangan yang dihasilkan pada tahap perencanaan
selanjutnya akan dilakukan uji validitas oleh ahli dan praktisi untuk mengetahui kevalidan draft
model. Sebagaimana menurut Sugiyono (2015: 117) bahwa instrumen yang valid adalah instrumen
yang dapat mengukur yang seharusnya diukur Ahli dalam penelitian ini adalah pengawas sekolah
menengah dan praktisi adalah guru guru fisika senior, validasi dilakukan oleh ahli dengan
memberikan penilaian pada lembar validasi. Hasil validasi dari ahli dan digunakan sebagai dasar
untuk melanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu uji coba simulasi draft apabila draft valid dan
apabila draft rancangan tidak valid maka dilakukan revisi.
Hasil uji coba simulasi dianalisis untuk mengetahui apakah rancangan reliabel atau tidak.
Apabila reliabel selanjutnya dilakukan uji coba di lapangan, pada saat uji coba di lapangan ini siswa
diminta untuk mengisi instrumen keterampilan proses sains. Hasil analisis instrumen yang sudah
diisi oleh siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan alat peraga. Setelah teruji
layak dan efektif selanjutnya dihasilkan produk final sebuah alat peraga bernoulli tecnology yang layak
dan efektif.
Tahap selanjutnya penyebaran (dessiminate), langkah ini merupakan tahap akhir dari
penelitian pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk menyebarluaskan produk Modul yang
telah dikembangkan. Desiminasi dilakukan secara terbatas kepada guru fisika SMA di Kabupaten
Demak melalui forum MGMP.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji independent sample t-test dilakukan pada nilai keterampilan prosesa sains (KPS) siswa
sesudah dilakukan ujicoba pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil nilai KPS dapat dilihat
pada tabel 1 gambar 2. sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai KPS kelas kontrol

No Kategori Jumlah Presentase


(%)
1 Sangat Baik 2 6
2 Baik 12 35
3 Kurang Baik 14 41
4 Tidak baik 6 18
JUMLAH 34 100

Gambar 2. Nilai KPS kelas kontrol

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
4 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Hasil nilai KPS kelas eksperimen pada tabel 2 dan gambar 3. berikut:

Tabel 2. Nilai KPS kelas eksperimen

No Kategori Jumlah Presentase


(%)
1 Sangat 11 32
Baik
2 Baik 18 53

3 Kurang 4 12
Baik
4 Tidak 1 3
baik
JUMLAH 34 100

Gambar 3. KPS kelas ekperimen

Untuk mengetahui tingkat signifikasi nilai KPS kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan uji
beda dengan independent sample t-test. Hasil uji beda dengan independent sample t-test sebagai berikut:

Uji beda nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

Hasil analisis statistik deskriptif skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
ditunjukkan pada tabel 3. berikut:
Tabel 3. Perbandingan Skor Pretest Kelas kontrol dan kelas Eksperimen

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Nilai Kelas Kontrol 34 62.24 9.198 1.578
Pretest
Kelas Eksperimen 32 64.63 7.955 1.406

Hasil uji beda nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4. sebagai berikut:

Tabel 4. Uji Beda Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA 5
Lisa Fitriyah
Independent Samples Test
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
95% Confidence
Sig. (2- Mean Std. Error
F Sig. t df Interval diff
tailed) Diff Diff
Lower Upper
Equal
Nilai .989 .324 -1.126 64 .264 -2.390 2.123 -6.630 1.851
assumed
Pre
Equal not
test -1.131 63.559 .262 -2.390 2.113 -6.612 1.833
assumed

Uji beda nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen


Hasil analisis statistik deskriptif skor posttest p pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
disajikan dalam tabel 5. berikut.
Tabel 5. Skor posttest kelas kontrol dan eksperimen
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai Kelas Kontrol 34 68.62 4.431 .760
Posttest Kelas Eksperimen 32 78.38 7.010 1.239

Hasil uji tingkat signifikansi data skor posttest kedua kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada tabel 6. sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Beda Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's
Test for
t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
Sig. Std. 95% Confidence
Mean Interval diff
F Sig. t df (2- Error
Diff
tailed) Diff Lower Upper
Equal
Nilai 2.686 .106 -6.801 64 .000 -9.757 1.435 -12.623 -6.891
assumed
Post
Equal not
test -6.712 51.817 .000 -9.757 1.454 -12.675 -6.840
assumed

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
6 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Pembahasan
Penelitian dan pengembangan alat peraga obernoulli technology dilakukan berdasarkan
prosedur pengembangan pada model 4D (four-D) yaitu melakukan pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate).
Pada tahap pendefinisian (define) dihasilkan bahwa proses pembelajaran fisika di SMAN 1
Guntur ditemukan bahwa proses pembelajaran fisika yang selama ini dilaksanakan masih
menggunakan metode ceramah, latihan soal, dan pembahasan soal sehingga fisika pembelajaran
menjadi berpusat pada guru (teacher centered) dan siswa cenderung pasif dan kurang antusias
mengikuti pembelajaran fisika. Kondisi ini tentu tidak sesuai dengan amanah kurikulum 2013 yang
mensyaratkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered) sehingga dihasilkan
outcome siswa yang memiliki kompetesi 4C (critical thinking, creative and innovation, collaboration, and
communication).
Hasil wawancara kepada siswa dengan angket terbuka juga menunjukan bahwa pembelajaran
fisika yang selama ini masih menggunakan metode ceramah dan latihan soal. Ada beberapa alasan
yang menyebabkan guru tidak melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, diantaranya:
a. Belum lengkapnya sarana/ prasarana laboratorium seperti kurangnya alat dan bahan untuk
keperluan praktikum
b. Jumlah materi yang banyak sehingga tidak mungkin untuk dilaksanakannya praktikum karena
membutuhkan waktu lama.
Berdasarkan hasil tersebut untuk meningkatkan hasil pembelajaran fisika siswa harus
memahami konsep-konsep fisika. Konsep-konsep ini akan dengan mudah dipahami oleh siswa jika
siswa memiliki keterampilan proses sains. Untuk memberikan keterampilan proses sains bisa
dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung ke siswa. Hal
ini juga sesuai dengan data hasil wawancara bahwa sebagian besar siswa lebih menyukai
pembelajaran fisika yang memberikan pengalaman langsung dengan praktikum atau membuat
sebuah proyek. Hal ini sebagaimana hasil penelitian Rahayu (2013) bahwa dengan menciptakan
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dengan kegiatan demonstrasi, praktikum, dan
pembelajaran berbasis proyek. Karena dengan pembelajaran yang melibatkan siswa dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang meliputi keterampilan mengamati,
memprediksi, eksperimen/percobaan, menggunakan alat, dan berkomunikasi. Hal ini sebagaimana
disampaikan oleh Syafriansyah (2016) bahwa keterampilan proses sains secara signifikan dapat
meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Salah satu upaya guru dalam meningkatkan keterampilan
proses sains siswa sebagaimana disampaikan oleh Rahmawati, Nugroho, & Putra (2014) yakni
dengan mendesain pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan percobaan atau eksperimen secara
berkelompok untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan semua
keterampilan yang dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil pada tahap define maka untuk meningkatkan keterampilan proses sains
siswa pada tahap design dilakukan dirancang format pembelajaran yang memberikan pengalaman
langsung ke siswa untuk mengubah paradigma pembelajaran bergeser dari teacher centered menjadi
students centered yaitu dengan menggunakan model pembelajaran project based learning dengan
bantuan sebuah alat peraga. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Hayati, dkk
(2013) juga menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains
siswa dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based
learning). Kesimpulan yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian Maftuh & Widiyatmko (2012)
bahwa untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep sains bisa menggunakan suatu
alat peraga IPA.

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA 7
Lisa Fitriyah
Sebagaimana tuntutan KD ranah psikomotorik materi fluida dinamik maka dirancang alat
peraga bernoulli technology yang mengintegrasikan konsep fluida dinamis dengan teknology
sederhana. Hal ini disebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh (Andreucci, Marjolaine, &
Ginestie, 2012) menyimpulkan bahwa siswa yang diberikan pembelajaran dengan mengintegrasikan
dengan teknologi akan memiliki kesiapan memasuki dunia kerja yang lebih baik.
Rancangan alat peraga bernoulli technology selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli dan praktisi
dengan teknik delphi. Hasil validasi didapatkan nilai akhir 92,85 yang berarti model alat peraga
bernoulli technology termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil ini maka setelah
dilakukan revisi alat peraga bernoulli technology dapat dapat diujicobakan di kelas eksperimen untuk
mengetahui tingkat keefektifan dan kelayakan alat peraga dalam meningkatkan keterampilan proses
sains siswa.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa alat peraga bernoulli technology secara signifikan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa . hal ini bisa dilihat dari hasil analisis nilai KPS siswa
sebelum dan sesudah dilakukan uji coba dengan independent sample t-test. Hasil analisis dengan
independent sample t-test dapat dilihat bahwa Sig. (2-tailed) untuk nilai posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen sebesar 0.000<0,05. Nilali ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap nilai KPS antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Berdasarkan hasil dengan indepedent sample t test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar yang sangat signifikan antara nilai KPS siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Hayati (2013) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
proyek dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan meningkatkan keterampilan proses sains
peserta didik.

SIMPULAN
Proses pembelajaran fisika materi fluida dinamis selama ini masih menekankanpada
penguasaan kognitif siswa saja, pembelajaran cenderung berpusat pada guru (teacher centered).
Untuk membentuk dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan
dengan melaksanakan pembelajaran siswa aktif melalui percobaan dan eskperimen. Eksperimen
dapat dilakukan dengan bantuan alat peraga bernoulli technology yang mengintegrasikan konsep
fluida dinamis dengan teknologi sederhana.
Pembelajaran dengan bantuan alat peraga bernoulli technology secara signifikan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
azas Bernoulli materi fluida dinamis, dan menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi
sederhana. Hal ini berdasarkan hasil analisis dengan independent sample t-test dapat dilihat bahwa Sig.
(2-tailed) untuk nilai posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0.000<0,05. Nilali ini
menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai KPS antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Andreucci, C., Marjolaine, C., & Ginestie, J. (2012). The Systemic Approach To Technological Education:
Effects Of Transferred Learning In Resolving A Physics Problem. International Journal of Technology and
Design Education, Volume 22, Issue 3,pp 281–296.
Budiarti, H. (2010). Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 128-132.
Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipata.

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
8 Vol. 9. No. 2, Juli-Desember (2019)
Hartatik. (2010). Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan PRoses Berfikir
Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Unnes.
Hayati, M.N., Supardi, K.I. & Miswadi, S.S., 2013. Pengembangan Pembelajaran IPA SMK Dengan Model
Kontekstual Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2(1): 53-58.
Maftuh, M., & Widiyatmoko, A. (2012). Alat Peraga IPA Untuk Memehami Keterkaitan Bumi Dengan Jam
Istiwa. Unnes Science Educational Journal, Vol 1 No 1.
Muswahida, V. N. (2015). Penerapan Model Learning Cycle 7E Berbantu Alat Peraga Tiga Dimensi (3D)
Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA. Digital
Repository Univeritas Jember .
Nisya, U., Nely, A., & Apit, F. (2016). Studi Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Kelas X Pada Pada
Pembelajaran Fisika Pokok Pembahasan Suhu dan Kalor Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Melalui Group Investigation. Jurnal Inovasi Pembelajaran.
Rahayu, N. (2013). Penerapan Model Experiential Kolb Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Ranah Kognitif Dan Melihat Profil Keterampilan Prosesn Sains Siswa. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Rahmawati, D., Nugroho, S. E., & Putra, N. M. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Head Together berbasis Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa
SMP. Unnes Physics Education Journal, Vol 3 No. 1.
Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Bandung: Alfabeta.
Syafriyansyah. (2016). Pengaruh Keterampilan Proses Sains Siswa Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui
Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Inquiry Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Unila.
Widiyatmoko, A., & Nurmasyitoh, S. (2013). Designing Simple Technology as a Science Teaching Aids From
Used Materials. Journal of Environmentally Friendly Processes, Volume I, Issue 4, December 2013.
.

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA FISIKA BERNOULLI TECHNOLOGY UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA 9
Lisa Fitriyah

Anda mungkin juga menyukai