Unlicensed-BAB I Skripsi PDF
Unlicensed-BAB I Skripsi PDF
PENDAHULUAN
Vitamin A adalah zat gizi yang paling esensial, hal itu dikarenakan konsumsi
makanan kita belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar.
terserang penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya
kematian. Akibat lain yang paling serius dari kekurangan vitamin A (KVA) adalah
rabun senja yaitu betuk lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea mata dan
karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi
seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) (Almatsier,
adalah kelompok bayi usia 6 – 11 bulan dan kelompok anak balita usia 12 – 59 bulan
Pada balita vitamin A sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi
yang kuat, untuk penglihatan yang normal, membantu memelihara kulit yang sehat
dan mencegah lapisan mulut, hidung, paru-paru dan saluran kencing dari kuman
penyakit. Vitamin A yang diberikan pada balita juga berfungsi untuk mengatur sistem
atau melawan penyakit dengan membuat sel darah putih yang menghapuskan bakteri
1
2
dan virus. Akibat lain yang lebih serius dari kekurangan vitamin A adalah buta senja
dan xeropthalmia karena terjadi kekeringan pada selaput lendir dan selaput bening
kornea mata. Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai pada balita terutama
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi (6 – 11 bulan) kapsul biru yang
mengandung vitamin A 100.000 SI diberikan sebanyak satu kali pada bulan Februari
atau Agustus, balita (1 – 5 tahun) kapsul merah yang mengandung vitamin A 200.000
sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar satu juta anak balita diseluruh dunia
menjadi buta dan 60% dari yang buta ini akan meninggal dalam beberapa bulan.
tumbuh kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan angka kematian
sebesar 30% antara anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A dengan rekan-
angka kebutaan di Indonesia 20% dari jumlah penduduk atau setara dengan tiga juta
orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan Bangladesh, Barbados, Paraguay
yaitu sekitar 30% - 54%, maka selain untuk mencegah kebutaan pentingnya vitamin
A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan dihidup, kesehatan, dan pertumbuhan
tahun 1967 ketika kebutaan dinyatakan sebagai bencana Nasional sejak 1984 Upaya
Paripurna (PKKP) dimulai sejak 1987 baik Rumah Sakit (RS) maupun Balai
(Kemenkes, 2014).
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh tahun 2013 dari 480.340 balita hanya
70,62% yang mendapatkan vitamin A atau 339.199 balita. Angka di atas menunjukan
bahwa capaian pemberian vitamin A dua kali masih di bawah target SPM IIS 2013
Aceh Barat, merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Aceh yang terdiri
balita pada tahun 2014 mencapai 80,6%. Kecamatan dengan cakupan tertinggi
4
118,73%, Arongan Lambalek 92,39%, Woyla 101,16%, Woyla Barat 102,78, Woyla
Timur 72%, Kaway XVI 79,65%, Meureubo 88,51%, Pante Ceureumen 91,59%,
Panton Reu 82,48% dan Sungai Mas 81,71% (Profil Kesehatan Kabupaten Aceh
Barat, 2014).
Barat yang pemberian kapsul vitamin A pada balita yang rendah pada tahun 2014
mencapai 88,51%. Kecamatan Meureubo terdiri dari 25 desa, pada tahun 2011
cakupan pemberian vitamin A pada balita sebesar 82,1%, pada tahun 2012 terjadi
peningkatan menjadi 84,4%, pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 96,4% dan
pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 88,51% (Profil Kesehatan Kabupaten
meureubo pada bulan Mei terhadap ibu-ibu yang memiliki balita sebanyak 73 orang,
balita yang mendapat vitamin A sebanyak 48 orang (66%) dan yang tidak
mendapatkan vitamin A sebanyak 25 (34%), selain itu dari survei pendahuluan yang
dilakukan peneliti dengan wawancara pada 5 ibu balita diketahui bahwa 3 orang ibu
mempunyai pengetahuan yang kurang baik tentang vitamin A, 1 orang ibu balita
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang vitamin A dan 1 orang ibu balita
penyebab kurangnya pengetahuan ibu balita merupakan salah satu faktor pendorong
vitamin A untuk balita dan kurangnya informasi yang didapat oleh ibu balita tentang
manfaat pemberian kapsul vitamin A untuk balita. Adanya pengaruh sosial budaya
Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa anak balita
tingkat pemberian kapsul vitamin A pada balita di Kecamatan Meureubo dari tahun
2013 sebesar 96,4% dan pada tahun 2014 sebesar 88,51%. Dari gambaran
permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang
informasi dan sosial budaya yang berhubungan dengan pemberian kapsul vitamin A
1. Bagi masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi dini kepada orang tua/ibu balita
Sebagai bahan dan sumber referensi tentang jumlah kasus pemberian vitamin
3. Bagi peneliti