Anda di halaman 1dari 3

PANDANGAN MENGENAI PENSIUN BERDASARKAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

1. Undang-Undang ketenagakerjaan tidak mengatur Usia Pensiun. Namun dalam Pasal 154
huruf C Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Usia Pensiun
diatur di dalam Peraturan Perusahaan. Artinya Undang-Undang Ketenagakerjaan memberi
kebebasan bagi Perusahaan (yang belum memiliki Perjanjian Kerja Bersama) untuk
mengaturnya dalam Peraturan Perusahaan.
2. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2015 mengatur Usia Pensiun adalah 57 Tahun.
3. Apabila Peraturan Perusahaan ataupun Perjanjian Kerja Bersama tidak mengatur mengenai
batas usia pensiun, maka acuan yang dipakai adalah peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai usia pensiun.
4. Mengenai Pensiun dini, jika diatur dalam Peraturan Perusahaan, pekerja dapat
melaksanakannya sesuai mekanisme yang diatur dalam Peraturan Perusahaan. Namun jika
tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan, maka pekerja dapat mengajukan permohonan
pensiun dini kepada perusahaan dan perusahaan berhak untuk menolak maupun menerima
permohonan tersebut.
5. Pekerja Pensiun (Normal maupun dini) berhak mendapatkan uang pesangon, uang
penghargaan Masa Kerja Maupun uang penggantian hak yang besarnya ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
DASAR HUKUM MENGENAI PENSIUN

A. Usia Pensiun
1. Pasal 154 huruf C Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
“pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau
peraturan perundang-undangan.”

2. Pasal 15 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Pensiun.

“Mulai 1 Januari 2019, Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada Ayat


(1) menjadi 57 (lima puluh tujuh) tahun.”

B. Hak-hak Pekerja Pensiun


1. Pasal 156 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
“Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan
membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa
kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.”

2. Mekanisme Penghitungan Uang Pesangon


Pasal 156 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.

No. Masa Kerja Uang Pesangon yang didapat


1 < 1 Tahun 1 Bulan Upah
2 > 1 Tahun < 2 Tahun 2 Bulan Upah
3 > 2 Tahun < 3 Tahun 3 Bulan Upah
4 > 3 Tahun < 4 Tahun 4 Bulan Upah
5 > 4 Tahun < 5 Tahun 5 Bulan Upah
6 > 5 Tahun < 6 Tahun 6 Bulan Upah
7 > 6 Tahun < 7 Tahun 7 Bulan Upah
8 > 7 Tahun < 8 Tahun 8 Bulan Upah
9 > 8 Tahun 9 Bulan Upah

3. Mekanisme Penghitungan Uang Penghargaan Masa Kerja


Pasal 156 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.

No Masa Kerja Uang Penghargaan Masa Kerja


.
1. > 3 Tahun < 6 Tahun 2 Bulan Upah
2. > 6 Tahun < 9 Tahun 3 Bulan Upah
3. > 9 Tahun < 12 Tahun 4 Bulan Upah
4. > 12 Tahun < 15 Tahun 5 Bulan Upah
5. > 15 Tahun < 18 Tahun 6 Bulan Upah
6. > 18 Tahun < 21 Tahun 7 Bulan Upah
7. > 21 Tahun < 24 Tahun 8 Bulan Upah
8. > 24 Tahun 10 Bulan Upah

4. Pasal 156 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


Tentang Ketenagakerjaan.
“Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) meliputi :
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ketempat
dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15%
(lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan
masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama.”

Anda mungkin juga menyukai