Makalah Kebutuhan Warga Negara
Makalah Kebutuhan Warga Negara
oleh:
Kelas/Semester: G/3
Ni Putu Yuni Widyawati 1611031115/04
Komang Juli Astari 1611031375/13
I Dewa Ayu Intan Pratiwi 1611031377/14
Desak Ketut Eni Sapitri 1611031389/21
Putu Gede Agus Juliarta 1611031401/28
Singaraja, 25 Oktober 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan......................................................................................................16
3.2 Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah harga diri sebagai warga masyarakat itu?
b. Apakah prestasi diri itu?
c. Bagaimanakah kebebasan organisasi itu?
d. Bagaimanakah kemerdekaan mengeluarkan pendapat itu?
e. Apakah persamaan kedudukan waga negara itu ?
f. Bagaimanakah hidup aman dan damai itu?
ii
BAB II
PEMBAHASAN
3
Faktor yang mempengaruhi prestasi diri:
a. Faktor dari dalam (internal), seperti:
Keterbatasan kecerdasan.
Minat, keinginan, cita-cita.
Kondisi fisik yang kurang (cacat).
Ketidakmampuan mengendalikan emosi
Malas, tidak disiplin
Keunggulan suatu bangsa dipengaruhi oleh prestasi diri yang diperoleh warga
negaranya. Semakin tinggi prestasi diri warga negara, maka semakin tinggi pula
kemajuan dan keunggulan bangsa. Bangsa yang unggul ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya.
Ciri-ciri orang yang mempunyai prestasi yaitu memiliki semangat juang yang
tinggi, memiliki disiplin diri, memiliki tekad untuk belajar, memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki sikap terbuka, memiliki kemampuan
dalam bersaing dengan orang lain, dan memiliki kemamapuan membaca peluang
dan kebutuhan.
ii
2.3 Kebebasan Organisasi
Adanya suatu organisasi melibatkan dua orang atau lebih yang bekerjasama
dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Maka
organisasi dapat diartikan sebagai himpunan atau kumpulan orang yang
mempunyai tujuan dan kepentingan bersama, mempunyai pengurus, mempunyai
peraturan, dan program kerja yang jelas. Jadi adanya suatu organisasi ditandai
adanya anggota, tujuan dan kepentingan bersama, pengurus, program kerja, dan
peraturan.
Kebebasan berorganisasi adalah kemerdekaan/hak asasi seseorang untuk
memilih atau bergabung dengan suatu organisasi yang sesuai denganhati nurani.
Namun, kebebasan ini hendaknya tidak mengganggu kebebasan orang lain yang
diwujudkan dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini mencerminkan sikap
menghormati kebebasan orang lain untuk melaksanakan hak dan kewajibannya.
Kebebasan berorganisasi diatur dalam UUD 1945 pasal ayat 28 E ayat (3)
yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan menyatakan pendapat. Artinya setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk bebas memilih atau membentuk suatu organisasi
ataukelompok yang sesuai dengan minat yang mereka miliki. Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
5
Ada koordinasi/kerjasama yang baik antar anggota dan dengan pengurus.
c. Pemilihan pengurus organisasi dapat dilakukan dengan 3 cara:
Penunjukan langsung (misalnya ketua kelas ditunjuk langsung oleh guru)
Aklamasi, pengurus dipilih berdasarkan kesepakatan bersama seluruh
anggota.
Pemungutan suara
d. Macam-macam organisasi
1. Organisasi di sekolah
Osis (Organisasi siswa intra sekolah)
Kepramukaan
Palang Merah Remaja (PMR).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Koperasi Sekolah.
2. Organisasi di masyarakat
RT (Rukun Tetangga)
RW (Rukun Warga)
Karang Taruna
Desa/Kelurahan
BPD (Badan Permusyawaratan desa)
ii
1. Kebebasan seseorang untuk menulis atau mengemukakan pendapat atau opini
di media masa (kebebasan pers) merupakan salah satu bentuk kemerdekaan
mengemukakan pendapat. Disana seseoang atau kelompok bebas
mengemukakan pendapatnya tentang apa saja yang dialami atau diamatinya.
Tentu disertai dengan alasan-alasan pembenarannya. Sebaliknya disana pula
seseorang atau keolmpok lainnya tentu disertai dengan alasannya.
a. Hak jawab adalah hak seseorang atas kelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta. Artinya,
kita bisa melakukan sanggahan atau tanggapan berita tentang diri kita di
sebuah media masa yang dianggap tidak benar.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau
membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, maupun
tentang dirinya atau orang lain.
c. Hak tolak adalah hak wartawan karena profesinya untuk menolak
mengungkap nama dan identitas lainnya dari sumber berita yang harus
dirahasiakan.
2. Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu wujud atas demokrasi dalam
bernegara. Dalam pemilu, warga memberikan pendapatnya untuk memilih
para wakil rakyat dan penguasa yang dipercayainya. Kepada wakil rakyat dan
penguasa ini, warga Negara memberikan mandat untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang terbaik bagi kepentingan mereka. Oleh karena itu, sangat
penting bahwa semua pemilu harus berjalan bebas dan bersih.
3. Berdemontrasi juga merupakan bentuk kemerdekaan mengeluarkan pendapat.
Melalui kegiatan ini, seseorang atau kelompok berusaha mengeluarkan
pikirannya dengan lisan, tulisan, dan sebagainya di muka umum, dalam hal
ini adalah dihadapan orang banyak atau oarang lain termasuk juga di tempat
yang dapat didatangi dan atau dilihat setiap orang.
4. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga dapat diwujudkan dalam bentuk
pawai. Dalam kegiatan ini, kelompok masyarakat berusaha, menyampaikan
pendapatnya dengan melakukan arak-arakan di jalan umum. Contoh pawai
untuk mendukung atau menentang UU anti pornografi ataupun pawai yang
dilakukan masyarakat untuk mendukung pemerintah bersih dari korupsi.
7
5. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga dapat dilakukan dengan mimbar
bebas dalam kesempatan ini, seseorang atau kelompok cara bebas yang
terbuka juga berusaha menyampaikan pendapat di muka umum. Umumnya,
kegiatan ini dilakukan tidak menggunakan tema tertentu. Artinya para peserta
bebas mengemukakan pendapat mereka tentang apa saja yang dilihat, atau
dialami.
6. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga ditandai dengan kebebasan
seseorang atau sekelompok masyarakat untuk mengadakan rapat umum.
Dalam kesempatan ini, kelompok masyarakat berusaha mengekspresikan
pendapatnya terhadap suatu tema (masalah) teretentu melalui pertemuan
terbuka. Contoh rapat karang taruna.Tujuan pengaturan mengenai
kemerdekaan pendapatg di muka umum adalah:
a. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu
pelaksanaan HAM yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
b. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan
berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat.
c. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan
atau kelompok.
ii
kesempatan yang sama sebagaimana yang lainnya untuk berpatisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Dalam hal ini, baik kiranya kita catat dua makna prinsip persamaan menurut
Harold J. Laski. Menurutnya, prinsip persamaan kedudukan warga negara
memiliki dua dimensi, yaitu:
Tidak adanya keistimewaan khusus; dan
Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang.
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Selain itu,
warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan. Sebagai manusia dan
warga negara kita memiliki hak asasi. Hak asasi tersebut tidak dapat dicabut atau
dihilangkan oleh siapa pun. Hak ini tidak dapat dipisahkan dari manusia karena
hak tersebut telah melekat dan ada pada diri manusia .
Pada dasarnya, persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dikelompokkan ke
dalam lima bidang kehidupan manusia. Lima bidang kehidupan manusia yang
dimaksud adalah bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Secara garis besar persamaan kedudukan warga negara dibagi dalam
beberapa bidang seperti berikut:
a. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia Dalam Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi, negara Indonesia menganut sistem demokrasi
ekonomi. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan. Dalam hal ini, perekonomian Indonesia diharapkan tidak jatuh
ke tangan orang yang berkuasa, dan mengakibatkan rakyat tertindas.
Persamaan hak-hak warga negara dalam bidang ekonomi ditegaskan dalam
UUD 1945 pasal 33 ayat (3). Persamaan hak-hak warga negara dalam bidang
ekonomi tersebut seperti berikut:
Hak untuk memiliki harta benda.
Hak membuka usaha, seperti berdagang dan menjual jasa.
Hak mengadakan perjanjian dagang.
Hak menggunakan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan kebutuhan.
9
Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang ekonomi
ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (2) berbunyi, “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Dari bunyi pasal di atas kita mengetahui bahwa setiap warga
negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Secara
umum, persamaan kedudukan warga negara di bidang ekonomi mengandung
makna sebagai berikut.
Setiap individu memiliki hak yang sama untuk melakukan usaha ekonomi
seperti berdagang, bertani, berkebun, dan lain-lain.
Persamaan kedudukan di bidang ekonomi untuk menciptakan sistem
ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, efisien, produktif, berdaya saing,
serta mengembangkan kehidupan yang layak bagi anggota masyarakat.
Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja
atau perbaikan taraf hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara
adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan darma baktinya yang
diberikan kepadanya masyarakat, bangsa, dan negara.
ii
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pasal ini
menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu:
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
11
didasarkan pada kesadaran atas persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dalam upaya bela negara serta usaha pertahanan dan keamanan
negara Indonesia.
Itulah persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam berbagai
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berkaitan dengan
persamaan kedudukan warga negara, seorang tokoh hukum dari Jerman yang
bernama George Jellinek berpendapat bahwa setiap warga negara mempunyai
empat status atau kedudukan hukum. Empat status atau kedudukan hukum
menurut George Jellinek tersebut sebagai berikut:
Status pasif, yaitu status yang mewajibkan warga negara untuk patuh dan
tunduk pada negara atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk
ikut serta atau berpartisipasi dalam pemerintahan dan kehidupan
bernegara, terutama dalam mempengaruhi
Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara
untuk menuntut tindakan positif dari negara berupa perlindungan atas jiwa,
hak milik, dan kemerdekaan.
Status negatif, yaitu status yang memberikan jaminan bahwa negara tidak
akan campur tangan terhadap hak asasi warga negara untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang dari negara.
ii
d. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia Dalam Bidang Sosial Dan
Kebudayaan
Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang sosial
budaya meliputi kesamaan hak warga negara dalam bidang pendidikan,
kebudayaan, dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan, setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak mendapat pendidikan. Dalam hal ini pemerintah
dituntut untuk membiayai pendidikan dasar bagi setiap warga negara
Indonesia. Kesamaan hak dalam bidang pendidikan ini tercermin dalam UUD
1945 pasal 31 ayat (1) hasil amandemen keempat.
Pemerintah mempunyai kewajiban yang lain dalam upaya memenuhi
persamaan kedudukan warga negara dalam bidang pendidikan. Kewajiban
tersebut adalah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
Semua itu demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang. Sistem pendidikan nasional saat ini diatur dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003. Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
bidang budaya tercermin dalam UUD 1945 pasal 32 ayat (1) hasil
amandemen keempat.
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 32 ayat (1), warga negara
mempunyai kesamaan hak dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya. Contoh bentuk persamaan kedudukan di bidang budaya ini adalah
adanya persamaan antar warga negara dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni musik, seni pahat, dan seni
bangunan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengembangkan budaya
daerah yang menjadi unsur dari kebudayaan nasional. Dalam bidang
keagamaan, setiap warga negara Indonesia di berikan kedudukan yang sama
dalam berbagai bentuk seperti berikut:
Kebebasan memeluk agama tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.
Kebebasan menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya.
Kebebasan untuk belajar agama.
UUD 1945 telah menegaskan tentang persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dalam bidang sosial dan kebudayaan.
13
Pasal 32 ayat (1) berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Indonesia tanpa melihat
perbedaan yang ada.
Dalam jalannya suatu pemerintahan suatu negara, setiap warga negara
punya kedudukan yang sama termasuk dalam hal mendapatkan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
ii
2.6 Hidup aman dan damai
Hidup aman dan damai merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
setiap orang. Kegiatan pembangunan di suatu negara akan berjalan lancar jika
keadaan negara aman dan damai.
Upaya untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan damai:
Memandang segala perbedaan, baik suku, agama, adat istiadat, bukan sebagai
pemisah, tetapi sebagai pemersatu dan sumber kekuatan bersama.
Mengutamakan kepentingan negara
Mematuhi peraturan yang berlaku
Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai warga nergara
Membina kerukunan dan mengembangkan sikap saling menghormati dan
tenggang rasa
Berjuang semaksimal mungkin sesuai bidang masing-masing
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kebutuhan warga negara sebagai fungsi untuk mengetahui hak dan kewajiban
bagi masyarakat. Banyak macam dari kebutuhan warga negara, seperti menjaga
harga diri, masyarakat yang bebas berpendapat, mendapatkan persamaan sebagai
warga negara karena telah diatur dalam UUD 1945, memprestasikan diri dalam
mewujudkan optimalisasi pengembangan potensi, bebas berorganisasi sesuai
keinginan masing-masing masyarakat, dan hidup nyaman seperti yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
Negara ini akan gagal dalam pemerintahan apabila tidak tercapainya
kebutuhan warga negara yang diperlukan oleh warga negara itu sendiri yang
mencakup masyarakat, pemerintah, dan wilayah. Faktor-faktor terjadinya
kegagalan ini salah satunya adalah Kurangnya prestasi yang dimiliki SDM,
pemerintahan yang lalai, terlalu terfokus pada satu masalah yang besar seperti
konflik yang merajalela sehingga kebutuhan warga negara tidak berjalan dengan
baik.
3.2 Saran
Dari penjelasan di atas, diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami
hak dan kewajiban. Masyarakat dalam suatu Negara mempunyai aturan untuk
mengatur kehidupan warga Negaranya. Maka dari itu diharapkan kesadaran setiap
warga negara untuk mematuhi aturan yang ada agar tercapainya Negara yang
aman dan damai.
ii
DAFTAR PUSTAKA
17