Anda di halaman 1dari 20

Kebutuhan Warga Negara

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Drs. Ndara Tanggu Rendra, M.Pd

oleh:
Kelas/Semester: G/3
Ni Putu Yuni Widyawati 1611031115/04
Komang Juli Astari 1611031375/13
I Dewa Ayu Intan Pratiwi 1611031377/14
Desak Ketut Eni Sapitri 1611031389/21
Putu Gede Agus Juliarta 1611031401/28

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat beliau kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Dasar PKN SD
kami dengan baik dan antusias. Tak lupa pula kami ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta
dapat dijadikan sebagai batu loncatan atau acuan bagi para pembaca dimasa depan
Makalah yang kami susun ini sangat masih jauh dari kata sempurna  dan
masih banyak kekurangan dalam pemilihan kata maupun penulisan kata pada saat
penyusunan makalah ini. Oleh kerena itu, saran dan kritik dari para pembaca
sangat diperlukan agar di kemudian hari kami bisa membuat makalah dengan
lebih baik lagi.

 
Singaraja, 25 Oktober 2017

Penulis 

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Harga Diri Sebagai Warga Negara................................................................3

2.2 Prestasi Diri...................................................................................................3

2.3 Kebebasan Berorganisasi...............................................................................5

2.4 Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat.........................................................6

2.5 Persamaan Kedudukan Warga Negara..........................................................8

2.6 Hidup Aman dan Damai..............................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan......................................................................................................16

3.2 Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Warga Negara mempunyai kebutuhan, yaitu hak dan kewajiban. Maka dalam
suatu Negara mempunyai aturan untuk mengatur kehidupan warga Negaranya.
Dalam aturan yang harus dipatuhi terdapat pula kebebasan warga untuk
berpendapat dan mengembangkan kemampuannya. Melalui aturan yang telah
ditetapkan, warga Negara diharapkam bisa mengatur kehidupannya dengan
menciptakan kehidupan yang aman dan damai. Manusia adalah mahluk paling
mulia diantara mahluk hidup disekitar kita, karena manusia memiliki kelebihan,
yaitu dibekali akal dan budi oleh Tuhan. Dengan akal, manusia dapat berfikir dan
mencapai hidup yang lebih baik.
Melalui budi, manusia dapat menggunakan perasaan baik atau buruk. Dengan
akal budinya, manusia mampu mengenal diri sendiri. Apa saja yang diinginkan
dan apa saja yang dimiliki untuk mencapai keinginannya. Setiap manusia
memiliki harga diri. Manusia lahir telah memiliki harkat atau nilai yang diberikan
Tuhan kepada manusia dan tidak diberikan kepada mahluk-mahluk lain di dunia
ini.
Harga diri manusia adalah kelebihan yang dimiliki oleh seseorang
menjadikan ia dihargai, disegani, dan dihormati orang lain. Hal tersebut karena
manusia mampu berfikir dan mengerti, mersakan sedih, cinta, bahagia, dan
gembira. Dengan memiliki harga diri yang baik banyak manfaat yang baik,
banyak manfaat yang biasa kita peroleh kita tidak akan diremehkan atau
dilecehkan oleh oarang lain. Dari makalah ini diharapkan mampu menjadikan
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah harga diri sebagai warga masyarakat itu?
b. Apakah prestasi diri itu?
c. Bagaimanakah kebebasan organisasi itu?
d. Bagaimanakah kemerdekaan mengeluarkan pendapat itu?
e. Apakah persamaan kedudukan waga negara itu ?
f. Bagaimanakah hidup aman dan damai itu?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdesarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penulisan yang dapat
diambil:
a. Untuk mengetahui harga diri sebagai warga masyarakat.
b. Untuk mengetahui apa itu prestasi diri.
c. Untuk mengetahui kebebasan berorganisasi.
d. Untuk mengetahui kemerdekaan mengeluarkan pendapat.
e. Untuk mengetahui persamaan kedudukan warga Negara.
f. Untuk mengetahui hidup aman dan damai.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Harga Diri Sebagai Warga Masyarakat


Harga diri adalah kesadaran akan seberapa nilai yang diberikan kepada diri
sendiri atau biasa disebut juga sebagai kehormatan akan martabat. Seseorang
dengan kesadarannya sendiri dapat menilai pribadi masing-masing dengan jujur.
Harga diri dibentuk dari hasil perenungan diri serta umpan balik yang diterima
tentang dirinya dari orang lain. Harga diri dimiliki oleh seseorang, keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Harga diri masyarakat dimiliki oleh suatu masyarakat
yang tinggal di suatu wilayah. Baik buruknya harga diri masyarakat tergantung
pada perilaku warga tersebut. Apabila warga berperilaku baik, maka akan
mempertinggi harga diri masyarakat. Sebaliknya apabila perilaku warga buruk,
maka akan memperendah harga diri masyarakat tersebut.
Kebutuhan terhadap harga diri berpengaruh pada perilaku seseorang. Manusia
melakukan berbagai macam hal untuk memperoleh penghargaan dari orang lain.
Harga diri penting untuk dimiliki manusia agar manusia mampu bercermin diri
tentang apa, siapa, dan bagaimana dirinya serta mampu mempertahankan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu harga diri
merupakan sesuatu yang harus dijaga.

2.2 Prestasi Diri


Prestasi merupakan wujud nyata optimalisasi pengembangan potensi diri.
Seseorang dianggap berprestasi jika telah meraih sesuatu dari apa yang telah
diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja, berolahraga, dan sebagainya.
Prestasi diri berarti hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau diusahakan.
Prestasi diri menggambarkan hasil yang diperoleh seseorang dari satu waktu
tertentu yang menunjukkan perubahan kemajuan.

3
Faktor yang mempengaruhi prestasi diri:
a. Faktor dari dalam (internal), seperti:
 Keterbatasan kecerdasan.
 Minat, keinginan, cita-cita.
 Kondisi fisik yang kurang (cacat).
 Ketidakmampuan mengendalikan emosi
 Malas, tidak disiplin

b. Faktor dari luar (eksternal), seperti:


 Lingkungan Keluarga, seperti keharmonisan, kekeluargaan. Keluarga yang
memahami keadaan individu anggota keluarga yang berbeda beda akan
mendorong masing-masing individu untuk berprestasi sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya.
 Lingkungan Sekolah. Sekolah akan memberikan motivasi terhadap semua
siswa untuk berprestasi.
 Lingkungan Masyarakat, seperti ketertiban, norma, disiplin. Bagaimana
lingkungan memberikan pengaruh.

Keunggulan suatu bangsa dipengaruhi oleh prestasi diri yang diperoleh warga
negaranya. Semakin tinggi prestasi diri warga negara, maka semakin tinggi pula
kemajuan dan keunggulan bangsa. Bangsa yang unggul ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya.
Ciri-ciri orang yang mempunyai prestasi yaitu memiliki semangat juang yang
tinggi, memiliki disiplin diri, memiliki tekad untuk belajar, memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki sikap terbuka, memiliki kemampuan
dalam bersaing dengan orang lain, dan memiliki kemamapuan membaca peluang
dan kebutuhan.

ii
2.3 Kebebasan Organisasi
Adanya suatu organisasi melibatkan dua orang atau lebih yang bekerjasama
dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Maka
organisasi dapat diartikan sebagai himpunan atau kumpulan orang yang
mempunyai tujuan dan kepentingan bersama, mempunyai pengurus, mempunyai
peraturan, dan program kerja yang jelas. Jadi adanya suatu organisasi ditandai
adanya anggota, tujuan dan kepentingan bersama, pengurus, program kerja, dan
peraturan.
Kebebasan berorganisasi adalah kemerdekaan/hak asasi seseorang untuk
memilih atau bergabung dengan suatu organisasi yang sesuai denganhati nurani.
Namun, kebebasan ini hendaknya tidak mengganggu kebebasan orang lain yang
diwujudkan dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini mencerminkan sikap
menghormati kebebasan orang lain untuk melaksanakan hak dan kewajibannya.
Kebebasan berorganisasi diatur dalam UUD 1945 pasal ayat 28 E ayat (3)
yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan menyatakan pendapat. Artinya setiap warga negara Indonesia
memiliki hak untuk bebas memilih atau membentuk suatu organisasi
ataukelompok yang sesuai dengan minat yang mereka miliki. Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan dibentuknya organisasi adalah untuk memudahkan tercapainya tujuan


bersama.
a. Unsur-unsur organisasi meliputi:
 Sekelompok orang
 Tujuan bersama
 Kerjasama
 Pengaturan
b. Ciri-ciri organisasi yang baik:
 Mempunyai tujuan yang jelas.
 Ada pembagian kerja yang jelas.
 Pembagian tugas sesuai kemampuan.
 Ada keserasian antar anggota yang bertanggung jawab.

5
 Ada koordinasi/kerjasama yang baik antar anggota dan dengan pengurus.
c. Pemilihan pengurus organisasi dapat dilakukan dengan 3 cara:
 Penunjukan langsung (misalnya ketua kelas ditunjuk langsung oleh guru)
 Aklamasi, pengurus dipilih berdasarkan kesepakatan bersama seluruh
anggota.
 Pemungutan suara
d. Macam-macam organisasi
1. Organisasi di sekolah
 Osis (Organisasi siswa intra sekolah)
 Kepramukaan
 Palang Merah Remaja (PMR).
 Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
 Koperasi Sekolah.
2. Organisasi di masyarakat
 RT (Rukun Tetangga)
 RW (Rukun Warga)
 Karang Taruna
 Desa/Kelurahan
 BPD (Badan Permusyawaratan desa)

2.4 Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat


Kebebasan mengeluarkan pendapat dimuka umum diatur dalam UUD 1945
pasal 28 E ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Kemerdekaan menyampaikan
pendapat adalah hak setiap warga Negara untuk menyampaikan pkiran dengan
lisan, tulisan dan sebagainya secara bebas, bertanggung jawab, sesuai dengan
ketentuan peraturan per undang-undangan yang berlaku.
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat umumnya dapat kita lihat dari
kebebasan seseorang atau kelompok menulis atau berbicara di media masa dan
mengikuti pemilu yang bebas. Sementara dalam UUD No 9 1998 bentuk-
bentuknya adalah melalui kegiatan berdemonstrasi, pawai, dan rapat umum.

ii
1. Kebebasan seseorang untuk menulis atau mengemukakan pendapat atau opini
di media masa (kebebasan pers) merupakan salah satu bentuk kemerdekaan
mengemukakan pendapat. Disana seseoang atau kelompok bebas
mengemukakan pendapatnya tentang apa saja yang dialami atau diamatinya.
Tentu disertai dengan alasan-alasan pembenarannya. Sebaliknya disana pula
seseorang atau keolmpok lainnya tentu disertai dengan alasannya.
a. Hak jawab adalah hak seseorang atas kelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta. Artinya,
kita bisa melakukan sanggahan atau tanggapan berita tentang diri kita di
sebuah media masa yang dianggap tidak benar.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau
membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, maupun
tentang dirinya atau orang lain.
c. Hak tolak adalah hak wartawan karena profesinya untuk menolak
mengungkap nama dan identitas lainnya dari sumber berita yang harus
dirahasiakan.
2. Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu wujud atas demokrasi dalam
bernegara. Dalam pemilu, warga memberikan pendapatnya untuk memilih
para wakil rakyat dan penguasa yang dipercayainya. Kepada wakil rakyat dan
penguasa ini, warga Negara memberikan mandat untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang terbaik bagi kepentingan mereka. Oleh karena itu, sangat
penting bahwa semua pemilu harus berjalan bebas dan bersih.
3. Berdemontrasi juga merupakan bentuk kemerdekaan mengeluarkan pendapat.
Melalui kegiatan ini, seseorang atau kelompok berusaha mengeluarkan
pikirannya dengan lisan, tulisan, dan sebagainya di muka umum, dalam hal
ini adalah dihadapan orang banyak atau oarang lain termasuk juga di tempat
yang dapat didatangi dan atau dilihat setiap orang.
4. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga dapat diwujudkan dalam bentuk
pawai. Dalam kegiatan ini, kelompok masyarakat berusaha, menyampaikan
pendapatnya dengan melakukan arak-arakan di jalan umum. Contoh pawai
untuk mendukung atau menentang UU anti pornografi ataupun pawai yang
dilakukan masyarakat untuk mendukung pemerintah bersih dari korupsi.

7
5. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga dapat dilakukan dengan mimbar
bebas dalam kesempatan ini, seseorang atau kelompok cara bebas yang
terbuka juga berusaha menyampaikan pendapat di muka umum. Umumnya,
kegiatan ini dilakukan tidak menggunakan tema tertentu. Artinya para peserta
bebas mengemukakan pendapat mereka tentang apa saja yang dilihat, atau
dialami.
6. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat juga ditandai dengan kebebasan
seseorang atau sekelompok masyarakat untuk mengadakan rapat umum.
Dalam kesempatan ini, kelompok masyarakat berusaha mengekspresikan
pendapatnya terhadap suatu tema (masalah) teretentu melalui pertemuan
terbuka. Contoh rapat karang taruna.Tujuan pengaturan mengenai
kemerdekaan pendapatg di muka umum adalah:
a. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu
pelaksanaan HAM yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
b. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan
berkesinambungan dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan
pendapat.
c. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan
atau kelompok.

2.5 Persamaan Kedudukan Warga Negara


Dalam negara demokrasi, persamaan kedudukan warga negara amat penting.
Karena hal itu merupakan prasyarat atau fondasi bagi berlangsungnya demokrasi.
Tanpa adanya persamaan kedudukan warga negara, maka mustahil ada demokrasi.
Itulah sebabnya di negara-negara demokrasi, hal persamaan kedudukan warga
negara diatur secara eksplisit dalam konstitusi. UUD 1945 pun mengatur secara
eksplisit mengenai hal ini.
Dalam bahasa ilmu politik, persamaan kedudukan warga negara biasa disebut
dengan istilah ‘persamaan politik’ (poticial equality). Persamaan politik dapat
didefinisikan sebagai keadaan di mana setiap anggota masyarakat memiliki

ii
kesempatan yang sama sebagaimana yang lainnya untuk berpatisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik negara (Ranney, 1982:280).
Dalam hal ini, baik kiranya kita catat dua makna prinsip persamaan menurut
Harold J. Laski. Menurutnya, prinsip persamaan kedudukan warga negara
memiliki dua dimensi, yaitu:
 Tidak adanya keistimewaan khusus; dan
 Kesempatan yang sama diberikan kepada setiap orang.

Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki hak dan kewajiban. Selain itu,
warga negara Indonesia memiliki persamaan kedudukan. Sebagai manusia dan
warga negara kita memiliki hak asasi. Hak asasi tersebut tidak dapat dicabut atau
dihilangkan oleh siapa pun. Hak ini tidak dapat dipisahkan dari manusia karena
hak tersebut telah melekat dan ada pada diri manusia .
Pada dasarnya, persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dikelompokkan ke
dalam lima bidang kehidupan manusia. Lima bidang kehidupan manusia yang
dimaksud adalah bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. Secara garis besar persamaan kedudukan warga negara dibagi dalam
beberapa bidang seperti berikut:
a. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia Dalam Bidang Ekonomi
Di bidang ekonomi, negara Indonesia menganut sistem demokrasi
ekonomi. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas
kekeluargaan. Dalam hal ini, perekonomian Indonesia diharapkan tidak jatuh
ke tangan orang yang berkuasa, dan mengakibatkan rakyat tertindas.
Persamaan hak-hak warga negara dalam bidang ekonomi ditegaskan dalam
UUD 1945 pasal 33 ayat (3). Persamaan hak-hak warga negara dalam bidang
ekonomi tersebut seperti berikut:
 Hak untuk memiliki harta benda.
 Hak membuka usaha, seperti berdagang dan menjual jasa.
 Hak mengadakan perjanjian dagang.
 Hak menggunakan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya sesuai dengan kebutuhan.

9
Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang ekonomi
ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (2) berbunyi, “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Dari bunyi pasal di atas kita mengetahui bahwa setiap warga
negara berhak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Secara
umum, persamaan kedudukan warga negara di bidang ekonomi mengandung
makna sebagai berikut.
 Setiap individu memiliki hak yang sama untuk melakukan usaha ekonomi
seperti berdagang, bertani, berkebun, dan lain-lain.
 Persamaan kedudukan di bidang ekonomi untuk menciptakan sistem
ekonomi kerakyatan yang berkeadilan, efisien, produktif, berdaya saing,
serta mengembangkan kehidupan yang layak bagi anggota masyarakat.
 Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan dalam lapangan kerja
atau perbaikan taraf hidup ekonomi dan menikmati hasil-hasilnya secara
adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan darma baktinya yang
diberikan kepadanya masyarakat, bangsa, dan negara.

b. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia Dalam Bidang Hukum Dan


Politik
Hak warga negara Indonesia di bidang politik yaitu hak yang diakui
negara dalam kedudukannya sebagai warga negara yang sederajat. Oleh
karena itu, setiap warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama di
bidang politik. Hak warga negara Indonesia dalam bidang politik tercermin
dalam kegiatan pemerintahan. Misalnya, hak setiap warga negara Indonesia
untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum, hak warga negara
Indonesia untuk menjadi anggota salah satu partai atau mendirikan partai
politik. Persamaan hak warga negara Indonesia di bidang politik atau
pemerintahan tersebut ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1).

ii
Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pasal ini
menyatakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu:
1. Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2. Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.

Dalam bidang hukum dan politik, tidak boleh ada pengistimewaan


demikian pula diskriminasi terhadap warga negara, baik selaku individu
maupun kelompok (apa pun ras, agama, jender, golongan, budaya, dan
sukunya) dalam berbagai urusan hukum dan politik. Di sisi lain, semua warga
negara harus memperoleh perlindungan hukum yang sama dan kesempatan
yang sama untuk menjalankan berbagai aktivitas politik.
Contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang hukum adalah
adanya ketentuan yang sama bagi semua warga negara mengenai berbagai
proses hukum: misalnya ketentuan mengenai proses keadilan, proses
perizinan, pengurusan perjanjian, dan sebagainya.
Sedangkan contoh perwujudan prinsip persamaan dalam bidang politik
adalah adanya ketentuan yang sama bagi semua warga negara mengenai
pemilihan umum, pemilihan kepala daerah, dan sebagainya.

c. Persamaan Kedudukan Warga Negara Di Bidang Pertahanan Dan Keamanan


Pada hakikatnya bahaya yang mengancam negara menjadi ancaman
semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu, warga negara Indonesia
mempunyai persamaan kedudukan dalam bidang pertahanan dan keamanan.
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (sishankamrata). Sistem pertahanan yang bersifat
semesta melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah. Sishankamrata
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman. Penyelenggaraan sistem pertahanan semesta

11
didasarkan pada kesadaran atas persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dalam upaya bela negara serta usaha pertahanan dan keamanan
negara Indonesia.
Itulah persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam berbagai
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berkaitan dengan
persamaan kedudukan warga negara, seorang tokoh hukum dari Jerman yang
bernama George Jellinek berpendapat bahwa setiap warga negara mempunyai
empat status atau kedudukan hukum. Empat status atau kedudukan hukum
menurut George Jellinek tersebut sebagai berikut:
 Status pasif, yaitu status yang mewajibkan warga negara untuk patuh dan
tunduk pada negara atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk
ikut serta atau berpartisipasi dalam pemerintahan dan kehidupan
bernegara, terutama dalam mempengaruhi
 Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara
untuk menuntut tindakan positif dari negara berupa perlindungan atas jiwa,
hak milik, dan kemerdekaan.
 Status negatif, yaitu status yang memberikan jaminan bahwa negara tidak
akan campur tangan terhadap hak asasi warga negara untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang dari negara.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan warga negara memiliki


kedudukan yang sama. Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
bidang pertahanan dan keamanan ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat
(3) yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”

ii
d. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia Dalam Bidang Sosial Dan
Kebudayaan
Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang sosial
budaya meliputi kesamaan hak warga negara dalam bidang pendidikan,
kebudayaan, dan keagamaan. Dalam bidang pendidikan, setiap warga negara
Indonesia mempunyai hak mendapat pendidikan. Dalam hal ini pemerintah
dituntut untuk membiayai pendidikan dasar bagi setiap warga negara
Indonesia. Kesamaan hak dalam bidang pendidikan ini tercermin dalam UUD
1945 pasal 31 ayat (1) hasil amandemen keempat.
Pemerintah mempunyai kewajiban yang lain dalam upaya memenuhi
persamaan kedudukan warga negara dalam bidang pendidikan. Kewajiban
tersebut adalah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
Semua itu demi mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang. Sistem pendidikan nasional saat ini diatur dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003. Persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam
bidang budaya tercermin dalam UUD 1945 pasal 32 ayat (1) hasil
amandemen keempat.
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 32 ayat (1), warga negara
mempunyai kesamaan hak dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya. Contoh bentuk persamaan kedudukan di bidang budaya ini adalah
adanya persamaan antar warga negara dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukis, seni musik, seni pahat, dan seni
bangunan. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan mengembangkan budaya
daerah yang menjadi unsur dari kebudayaan nasional. Dalam bidang
keagamaan, setiap warga negara Indonesia di berikan kedudukan yang sama
dalam berbagai bentuk seperti berikut:
 Kebebasan memeluk agama tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.
 Kebebasan menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya.
 Kebebasan untuk belajar agama.
UUD 1945 telah menegaskan tentang persamaan kedudukan warga negara
Indonesia dalam bidang sosial dan kebudayaan.

13
Pasal 32 ayat (1) berbunyi, “Negara memajukan kebudayaan nasional di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai Indonesia tanpa melihat
perbedaan yang ada.
Dalam jalannya suatu pemerintahan suatu negara, setiap warga negara
punya kedudukan yang sama termasuk dalam hal mendapatkan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.

e. Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia dalam Bidang Hukum


Jaminan persamaan kedudukan warga negara Indonesia dalam bidang
hukum telah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (1). Pasal tersebut
memberikan makna bahwa setiap warga negara tanpa harus melihat penduduk
asli atau bukan, berasal dari golongan terdidik atau rakyat jelata yang buta
huruf, golongan menengah ke atas atau kaum yang bergumul dengan
kemiskinan, harus dilayani secara sama di depan atau dalam hukum. Setiap
warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
perlindungan hukum baik hukum privat maupun publik. Kedua kelompok
hukum tersebut dalam pengertian sebagai alat hukum, sudah mencakup segi-
segi keperdataan dan kepidanaan. Selain itu juga mencakup cabang-cabang
hukum publik lainnya, seperti hukum tata negara, hukum tata pemerintahan,
dan hukum acara pidana atau perdata.

ii
2.6 Hidup aman dan damai
Hidup aman dan damai merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
setiap orang. Kegiatan pembangunan di suatu negara akan berjalan lancar jika
keadaan negara aman dan damai.
Upaya untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan damai:
 Memandang segala perbedaan, baik suku, agama, adat istiadat, bukan sebagai
pemisah, tetapi sebagai pemersatu dan sumber kekuatan bersama.
 Mengutamakan kepentingan negara
 Mematuhi peraturan yang berlaku
 Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai warga nergara
 Membina kerukunan dan mengembangkan sikap saling menghormati dan
tenggang rasa
 Berjuang semaksimal mungkin sesuai bidang masing-masing

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kebutuhan warga negara sebagai fungsi untuk mengetahui hak dan kewajiban
bagi masyarakat. Banyak macam dari kebutuhan warga negara, seperti menjaga
harga diri, masyarakat yang bebas berpendapat, mendapatkan persamaan sebagai
warga negara karena telah diatur dalam UUD 1945, memprestasikan diri dalam
mewujudkan optimalisasi pengembangan potensi, bebas berorganisasi sesuai
keinginan masing-masing masyarakat, dan hidup nyaman seperti yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
Negara ini akan gagal dalam pemerintahan apabila tidak tercapainya
kebutuhan warga negara yang diperlukan oleh warga negara itu sendiri yang
mencakup masyarakat, pemerintah, dan wilayah. Faktor-faktor terjadinya
kegagalan ini salah satunya adalah Kurangnya prestasi yang dimiliki SDM,
pemerintahan yang lalai, terlalu terfokus pada satu masalah yang besar seperti
konflik yang merajalela sehingga kebutuhan warga negara tidak berjalan dengan
baik.

3.2 Saran
Dari penjelasan di atas, diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami
hak dan kewajiban. Masyarakat dalam suatu Negara mempunyai aturan untuk
mengatur kehidupan warga Negaranya. Maka dari itu diharapkan kesadaran setiap
warga negara untuk mematuhi aturan yang ada agar tercapainya Negara yang
aman dan damai.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, Ida Dwi. 2011. “Kebutuhan Warga Negara”. Tersedia pada


http://idadhoe.blogspot.co.id/2011/12/kebutuhan-warga-negara.html
(Diunduh pada 27 Oktober 2017).
Subekti, M. Syaban. 2014. “Harga Diri Sebagai Warga Masyarakat”. Tersedia
pada
http://www.academia.edu/10657246/Harga_Diri_Sebagai_Warga_Masyaraka
t (Diunduh pada tanggal 27 Oktober 2017).

17

Anda mungkin juga menyukai