Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS RASIO KEUANGAN TINGKAT PENGENDALIAN TOTAL BIAYA TERHADAP KINERJA

PADA PT AGUNG PODOMORO LAND TBK (STUDY KASUS BURSA EFEK INDONESIA 2018)

SKRIPSI

Guna membuat salah satu tugas wisuda

Diajukan oleh:

Nama Mahasiswi : Puji Astuti

Nomor Induk Mahasiswi : 2015510060

Program / Jurusan : Strata Satu (S-1)/Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

DR. MOECHTAR TALIB

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan
kasih dan sayangnya kepada kita, sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal dengan tepat waktu,
yang kami beri Judul “Analisis Rasio Keuangan Tingat Pengendalian Total Biaya Terhadap Kinerja
Pada PT Agung Podomoro Land Tbk (Study Kasus Buersa Efek Indonesia) ” Tujuan dari penyusunan
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk bisa menempuh tugas sidang Program Studi (S 1)
Pendidikan ekonomi di DR. Moechtar talib. Didalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak
pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis sampaikan rasa terima
kasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Almarum Bapak Prof. DR. Moechtar talib MBA selaku ketua yayasan pendidikan
DR.moechtar talib dan Almarhumah ibu Hj. Elma yunidar moechtar, selaku wakil ketua
yayasan pendidikan DR. Mochtar talib.
2. Bapak Dr. H. Moh Solikodin Djaelani M.M., M.Si., Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi DR. Moechtar Talib Jakarta.
3. Segenap Civitas Akademik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dr Moechtar Talib.
4. Bapak Syarif Achmad SE,MM selaku pembimbing materi, yang telah banyak meluangkan
waktu dan pikiran dalam memberikan dukungan, saran dan masukan sehinga dapat
terselesaikan nya penulisan skripsi.
5. Bapak Zuchri Kurniwan, SE dosen pembimbing teknis yang dengan meluangkan waktunya
membuat penulis menyelesaikan skripsi.
6. Pimpinan dan staff STIE. DR. Moechtar talib tempat penulis mengabdi, terima kasih atas
waktu dan kesempat belajar yang telah diberikan.
7. Akademika STIE. DR. Mochtar talib yang telah membantu penulis selama menempuh
pendidikan di kampus tercinta ini.
8. Orang tua tercinta yang telah memberi dukungan selama perkuliahan dan dalam menyelesai
skripsi ini serta atas do’a dan pengorbanan dalam setiap langkah. Tacukup materi untuk saya
bayar, dan taksatu pun laut terdalam ini bisa ciptakan kata terindah untuk mengucapkan
terima kasih yang sempurna untuk kedua orang saya hanya ALLAH S.W.T yang dapat
membalas semu kebaikannya.
9. Keluarga besar Bapak Muhamad Fakhri Aulia, yang selalu memberikan dukungan. Semoga
kita semua selalu dalam lindungan ALLAH S.W.T
10. Kepada afifah rahmawati yang selalu mensupport dan tidak hentinya untuk memberikan
semangat sampai akhir sekripsi ini selesai.
11. Untuk adik-adik tercinta ilham dan iman yang selalu memberikan do’a dan semangat untuk
saya sehingga sampai akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman mahasiwa/i STIE Dr, mochtar talib seluruh angkatan, terima kasih atas
dukungannya selama ini. Semoga kita dimudahkan oleh ALLAH S.W.T untuk menjalani
proses prkuliahan hingga lulus.

Sebagai mahasiswa yang penuh kekurangan, penulis menyadari bahwa penulis proposal ini
jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya, karana kesempurnaan hanya milik ALLAH
SWT. Semua berakhir dalam harapan semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Jakarta, 20 september 2019

pen
ulis,

Puji Astuti
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tahun 2008 perekonomian dunia dihadapkan pada suatu perubahan drastis nyaris
takterbanyangkan sebelumnya. Krisis keuangan global yang mulai dengan terpuruknya
lembaga keuangan terbesar didunia seperti Lehman Brothers, Merrill Lynch dan AIG
menyebabkan resesi ekonomi di Amerika Serikat (AS). Jika krisis pada tahun 1998, AS dapat
dikatakan sebagai penyelamat bagi para investor global, maka pada krisis tahun 2008 negara
AS tidak menjadi penyemangat kembali, karna itu menjadi krisis ekonomi yang sama
Krisis yang telah berlangsung telah mengakibatkan perlambatan ekspor dan merupakan
salah satu faktor yang mendorong perlambatan ekonomi indonesia. Krisis perekonomian
global juga mempengaruhi perekonomian hampir seluruh negara didunia yang mengalami
perlambatan ekonomi.
Perlambatan ekonomi yang terjadi tidak mempengaruhi peningkatan perindustrian yang
terjadi diIndonesia. Dikatkan bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB
Indonesia serta sektor pertanian dan jasa akan lemah, karena saat ini sektor manufaktur
adalah sektor yang paling populer di Indonesia untuk investasi asing langsung. Selain itu,
untuk industri-industri inovatif tentu pemerintah indonesia memberikan tax holiday
(membebaskan atau mengurangi pajak penghasilan sementara untuk investor asing) dan
dalam waktu yang bersamaan akan menyiapkan insetif-insentif guna merangsang industri
nasionaal dengan melarang ekspor bahan baku di tahun 2014 (untuk industri
pertambangan). Langkah ini memaksa dunia peridustrian untuk membangun pabrik dan
fasilitas pengelolan untuk menghasilakan produk nilai tambah (dikutip dari kementrian PPN,
dari perkembangan Ekonomi Indonesia Triwulan 1 tahun 2013)

Pada hakikatnya, setiap perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau
sesuai kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam mempertahankan kelangsungan
hidup aktivitasnya, untuk meujudkan kebutuhan tersebut, pihak manajemen perusahaan
harus mengoptimalkan pencapaian laba atau keuntungan agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup aktivitasnya, untuk mewujudkan hal tersebut, pihak manajemen
perusahan harus mengoptimalkan pencapaian laba atau keuntungan untuk dapat
mempertahankan aktivitas perusahaan, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, membutuhkan modal
kerja guna menjaalankan oprasi sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji
karyawan, pembayaran listrik dan telpon serta pembayaran-pembayaran kewajiban atau
hutang lancar yang sewaktu-waktu harus dilunasi.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur hasil usaha yang
dikembangkan perusahaan dari waktu kewaktu adalah dengan menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting bagi manajer perusahaan untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersbut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan
analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang
akan diambil.
Untuk menganalisa dan menilai posisi keuangan serta potensi atau kemajuan-kamajuan
perusahaan dalam laporan keuangan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan
perhatian bagi pemimpin perusahaan adalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
profitabilitas perusahaan. Namun dalam pembahasan penilaian ini lebih lebih di fokusan
pada rasio likuiditas dan rasio profitabilitas perusahaan.
Suatu perusahaan dikatakan berhasil dalam kegiatan usahanya apabiala secara terus
menerus maupun memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya yang harus segera
dibayar dan mendapatkan laba yang merupakan syarat mutlak dan menjamin kelangsungan
hidup suatu perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mempertimbangkan aspek
likuiditas dan aspek profitabilitasnya agar usahanya dapat berhasil.
Likuiditas menujukan kemampuan suatu perusahaan untuk memahami kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi atau saat ditagih, sedangakan profitabilitas
mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuangan
baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih
perusahaan maupun modal sendiri. Rasio likuiditas dapat diukur dengan menggunakan
beberapa rasio seperti current ratio (CR), quick ratio (QR), dan cash ration dengan rasio
profitabilitas dapat diukur menggunakan beberapa rasio seperti profit margin, ROA dan ROE.
Likuiditas mempunyai hubungan yang cukup erat dengan kemampuan perusahaan
memperoleh laba (profitabilitas), karna likuiditas menunjukkan tingkat ketersediaan modal
kerja yang dibutuhakan dalam aktivitas oprasional. Adanya modal kerja yang cukup
memunginkan bagi perusahaan untuk beroprasi secara maksimal dan tidak mengalami
keselulitan akibat krisis keuangan. Akan tetapi, modal kerja yang berlebihan justru
menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan terkesan perusahaan melepaskan untuk
memperoleh keuntungan. Idealnya, modal kerja perusahaan seharusnya tersedia dalam
jumlah yang cukup untuk membiayai berbagai kegiatan perusahaan, yang berarti tidak
terdapat kekurangan modal dan tidak terdapat sumber daya yang menganggur. Dengan
kemampuan perusahaan menghasikan laba atas aktiva yang dimiliki menjadi maksimum.
Untuk menjaga kelangsungan hidup dan kontinuitas perusahaan diperlukan upaya
bagaimana mengelola kebijakansanaan keuangannya dengan baik, dimana sebuah
perusahaan dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik bilamana dalam kegiatan
perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban finalsialnya dan sekaligus mampu
menghasilkan keuntungan. Namun sering terjadi bahwa perusahaan tidak mampu menjaga
keselaraan dua hal tersebut yakin posisi likuiditas tidak memadai akibat oriantasi
perusahaan yang selalu mengejar keuntung tanpa mengimbangi pengelolaan aspek likuiditas
atau karena perusahaan terlalu memperhatikan likuiditas sehingga profitabilitasnya
menurun.
Oleh karena itu perlunya aspek likuiditas dan profitabilias mendapat perhatian khusus,
sebab disamping bagaimana perusahaan dapat bertahan dan berkembang, juga usaha-usaha
yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas jadi diusahakan kepentingan antara
likuditas disuatu pihak tidak saling bertentangan dan dapat mencapai keuntungan yang
optimal mengorbakan likiditas perusahaan.
Jika suatu perusahaan hanya memperhatikan likuiditasnya tapi yang mengabaikan yang
lainnya, akibatnya perusahaan mengambil kebijakan dengan menyediakan uang kas dan
alat-alat likud lainnya dalam jumlah yang sangat besar. Halini dapat menimbulkan akibat
bahwa sebagian besar modal lancar tidak produktif sehingga aktivitas perusahaan menjadi
kurang lancar dan menyebabkan pula tinggkat profitabilitas menurut atau mengalami
kerugian. Sebaliknya apabila perusahaan hanya mengejar profitabilitas tanpa
memperhatikan likuditas perusahaan maka dapat menyebabkan kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan berkurang. Berkurangnya kepercayaan pihak luar terhadap
perusahaan akan mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi. Jadi, seorang manajer
perusahaan perlu mengambil kebijaksanaan yang menjaga keseimbangan, khususnya antara
profitabilitas dengan likuiditas, agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, bahkan
berkembang disamping memperoleh kepercayaan dari mitra usaha perusahaan.
Halini sesuai dengan hasil penelitian yaang telah dilakukan sebelumnya, hasil penelitian
Nizwar Irawan menujukkan bahwa rasio likuditas dan rasio profitabilitas pada periode 2016-
2017 memiliki pengaruh yang signifikan pada bank syari’ah di Indonesia. Sementara hasil
penelitian wawan setiawan menujukkan bahwa tingakat likuiditas dan profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan dan perusahaan industri otomotif dan komponen yang terdaftar di
BEI berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka penelitian ini dimaksudkan untuk
melakukan pengujian lebih lanjut mengenai analisis pengaruh tingkat likuiditas terhadap
profitabilitas. Namun objek, variabel dan periode yang berbeda.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, serta mengingat pentingnya permasalahan
dalam setiap usaha, maka judul yang diambil dalam penulis penelitian ini adalah : ANALISIS
RASIO KEUANGAN TINGKAT PENGENDALIAN TOTAL BIAYA TERHADAP KINERJA PADA PT
AGUNG PODOMORO TBK (STUDY KASUS BURSA EFEK INDONESIA)

B. Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan PT Agung Podomoro Land TBK. Dan
perusahaan lain tahun 2018?
2. Bagaimana pengaruh likuiditas, dan profitabilitas terhadap return on asset PT Agung
Podomoro Land TBK.?

C. Batasan Masalah
Berkaitan dengan masalah yang akan diteliti penulis membatasi laporan keuangan yang
terdiri atas neraca, dan laporan laba rugi dari perusahaan properti di Bursa Efek Indonesia
tahun 2017 penelitian ini menggunakan rasio keuangan sebagai instrumen untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan tersebut adalah : Rasio likuiditas ( Curren
Ratio dan Quicek Ratio) dan rasio profitabilitas (Returen on Asset)

D. Tujuan Peneliti
Tujuan peneliti adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan dari setiap perusahaan yang bergerak bidang
properti di Bursa Efek Indonesia 2018
2. Untuk mengetahui perbedan kinerja antar perusahan satu dan yang lainnya yang
bergerak dibidang properti di Bursa Efek Indonesia 2018

E. Manfaat Peneliti
Manfaat yang diperoleh dalam peneliti ini adalah:
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan – kebijakan dibidang
keuangan dimasa depan dan dapat bersaing secara sehat
2. Bagi STIE Mochtar Tolib
Hasil peneliti ini diharapkan dapat menambah koleksi keputakaan STIE MT dan
menambah referensi bagi pihak yang membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan lebih kususnya mengenai
analisis laporan keuangan dan menjadi bekal penulis dalam menghadapi dunia kerja.

F. Sistematika penulisan

BABI : Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumus masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sitemmatika penulis.

BAB II : Landasan Teori


Bab ini merupakan tiga hal pokok, yaitu landasan teori, hasil penelitian
sebelumnya, kerangka konseptual penelitian, dan hipotesis.

BAB III : Gambaran umum perusahaan


Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya perusahaan.

BAB IV : Hasil Dan Pembahaan


Bab ini berisi tentang analisa data berdasarkan teori-teori dan teknik analisis yang
dilakukan pada saat penelitian

BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan saran saran
yang mungkin dapat dipergunakan dan pengembangan perusahaan serta
keterbatasan dan hasil penelitian ini
BAB 11

LANDASAN TEORI

1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi,
laporan keuangan yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan merupakan hasil proses
dari akuntansi yang dimaksud sebagai sarana mengkomunikasikan informasi
keuangan terutama kepada pihak eksternal. Laporan keuangan adalah laporan yang
dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pada pihak diluar perusahaan,
mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan ( Soemarsono, 2004:34 ).
Pada umum nya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi
serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukan atau menggambarkan jumlah
aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangan
laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang sudah tercapai oleh perusahan
serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas
perusahaan ( munawir, 2010:5 ).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah


laporan-laporan yang berisi informasi keuangan organisasi atau perusahaan yang
melaporkan posisi laporan keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, dalam
bentuk neraca, laporan laba rugi, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

b. Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang dibuat perusahaan sangat bermanfaat bagi stakeholder,
stakeholder perlu mengetahui bagaimana kinerja perusahaan tersebut. Laporan
yang baik dan akurat dapat memberikan gambaran kedaan yang nyata mengenai
hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahan selama kurung waktu tertentu
adapun menurut sukardi dan kurniawan ( 2010:187 ) tujuan laporan keuangan yaitu:
1) Sebagai bahasa bisnis yang mudah dimengerti oleh semua pihak
2) Menunjukkan logika hubungan timbal balik antara pos-pos dalam laporan
keuangan.

Tujuan utama dari laporan keunagan adalah memberikan informasi keuangan yang
mencangkup perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinjerja keuangan terhadap
perusaaan disamping pihak manajemen perusahan ( Fahmi, 2011:28 )

c. Manfaat Laporan Keuangan


Selain tujuan dan laporan keuangan, laporan keuangan juga memiliki beberapa
manfaat menurut sukardi dan kurniawan ( 2010:187 ) manfaat laporan keuangan
adalah:
1) Bagi manajemen
Sebagai dasar memberi kompensasi
2) Bagi pemilik perusahaan
Sebagai dasar untuk menilai peningkatan nilai perusahaan
3) Bagi supplier
Untuk mengetahui besarnya kemungkinan pembayaran utang
4) Bagi bank
Sebagai bukti bahwa perusaan tersebut likuid dan mempunyai cukup modal
kerja
d. Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik dari laporan keuangan, ikatan akuntansi indonesi ( 2009:5-8 )
menyebutkan bahwa ada empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami,
relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.
1) Dapat dipaham
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai dapat diasumsikan memilik pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan binis, akuntansi serta kemauan untuk informasi kompleks
yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pemakai tertentu.
2) Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusa. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan,
atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam
peramalan ( predictive ) dan penegasan ( confirmatory ) berkaitan satu sama
lain. Misalnya informasi struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat
bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan peluang dan beraksi terhadap situasi yang merugikan.
Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan
(confirmatory role) terhadap prediksi masa lalu, misalnya tentang bagaimana
struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
oprasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan keuangan dan kinerja di
masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi
keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik
perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga
sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika
jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prodiktif, informasi tidak perlu harus
berbentuk ramalan eksplisit, namun demikian, kemampuan laporan keuangan
untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi
tentang transaksi dan pristiwa masa lalu, misalnya nilai predikitif laporan laba
rugi dapat ditingkatkan kalu akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa,
abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3) Keadilan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas yang andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya
disajiakn atau secara wajar diharapkan dapat disajiakn. Informasi mungkin
relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
pengunaan informasi tersebut secara protensial dapat menyesatkan. Misalnya
jika tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi
perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca,
seskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari
tuntutan tersebut.
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta pristiwa lainnya
yang seharusnya disajiakan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajiakan, jadi misalnya, neraca harus digambarkan dengan jujur transaksi
serta pristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan
pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
b) Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
pristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka pristiwa tersebut perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya berbentuk hukumnya.
c) Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain
mempunyai kepentingan yang berlawanan.
d) Pertimbangan sehat
Menyusun Laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidak pastian
pristiwa dan kedaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
berkiraan masa manfaat prabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan
mengungkapkan hakikat serta tingkatan dan dengan menggunakan
pertimbangan sehat dan menyusun laporan keuangan. Pertimbangan
mengandung unsur kehati-hatian saat melakukan perkiran dalam kondisi
ketidak pastian, Sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu
rendah. Namun demikian, menggunakan pertimbangan sehat tidak
diperkenankan, misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau
penyisihan berlebihan dan sengaja menetapakan aset atau penghasilan yang
lebih rendah atau pencatatan kewajibaan dan beban yang lebih tinggi,
sehingga laporan keuangan menjadi taknetral, dan karena itu tidak memiliki
kualitas andal.
e) Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dengan batasan
materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena
itu tidak diandalkan dan tidak sempurna ditinju dari segi relevasinya.
4) Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara
periode untuk mengidenfikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
Pemakai juga harus dapat memperbandingkan lapoaran keuangan antra
perusahaan untuk mengavaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karna itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan pristiwa lain yang
serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan yang bersangkutran,
antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahan yang berbeda.

e. Jenis Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan merupakan ringkasan
dari harta, kewajiban dan kinerja oprasi selama periode akuntansi tertentu. Pada
umumnya laporan keuangan terdiri atas tiga hal utma, yaitu neraca ( balance sheet ),
laporan laba rugi ( income statement ) dan laporan perubahaan modal ( statement
of changes in capital ). Jenis laporan keuangan, Gumanti (2011:103) menyebutkan
yaitu:
1) Neraca (balance sheet)
Merupakan laporan tentang kekayaan dan kewajiban atau beban suatu
perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2) Laporan Laba Rugi (income statement)
Menentukan kinerja oprasi suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi
tertentu dan juga menujukan seberapa jauh perusahaan maupun menjalankan
kegiatan usaha serta seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
3) Laporan Perubahan Modal (statement of changes in capital)
Menunjukan berapa besar bagian atau porsi dari keuntungan bersih yang
diperoleh perusahaan yang diinvestasikan kembali keperusahaan yang
mempengaruhi besar modal secara keseluruhan.
2. Analisis Laporan Keuangan
a. Pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu peroses penelitian laporan
keuangan beserta umur-umurnya yang bertuan untuk mengevaluasi dan
mempredikisi kondisi keuangan perusahaan atau beban usaha dan juga
mengavaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa
lalu dan sekarang. Munawir (2010:38) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan
adalah keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajarai dari pada
hubungan dan tendesi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil oprasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti mengurangi akun-
akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungan yang bersipat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu
dengan yang lain baik antara data kunantitatif maupun data non kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan
keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan untuk dapat
dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil oprasi dan
pengembangan perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan
secara kecenderungannya terdapat dalam satu laporan keuangan, sehingga analisis
laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengambil keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam menentukan analisisnya tidak akan
lepas dari peran rasio-rasio laporan keuangan dengan melakukan analisis laporan
keuangan terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan
yang akan diambil.
b. Tujuan analisis laporan keuangan
Kasmir (2011:68) menguraikan enam tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu:
1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik aset, kewajiban dan ekuitas maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan
kedepan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu
penyegeran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau tidak.
6) Dapat juga digunakan sebagai pendamping dengan perusahaan sejenis dengan
hasil yang mereka capai.
Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memeperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan
lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apa bila data tersebut
diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan analisis lebih lanjut sehingga
akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan
diambil (munawir 2010:31).
c. Metode dan Teknik Analisis laporan Keuangan
Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penghasilan laporan keuangan
yaitu: (munawir, 2010:36).
1) Analisis Horisontal adalah analisis dengan mengandakan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya.
2) Analisis Vertikal adalah analisis laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi
satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan akun-akun
yang satu dengan satu yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga
hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil oprasi pada saat itu saja.

Munawir (2010:36-37) menyatakan bahwa, teknik analisis laporan keuangan


terdiri dari:
1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan
keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
a) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c) Kenaikan atau penurunan dalam presentase.
d) Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio.
e) Presentse dalam total.

Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-


perubahan mana yang memperlukan penelitian lebih lanjut.

2) Mengunakan Modal Kerja


Suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta menggunakan modal
kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam
periode tertentu.
3) Analisis Rasio
Suatu analisis untuk mengetahaui hunbungan dari akun-akun tertentu
dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut.
3. Analisis Rasio keuangan
a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi kedalam bentuk
perbandingan dalam rangka mengidentifikasi keuangan dan kelemahan keuangan
perusahaan. Rasio keuangan membantu mengidetifikasikan beberapa kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara bagai mana membuat
perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti, dapat meneliti rasio
antara waktu (katakanlah untu lima tahun terakhir) untuk meliputi arah
pergerakannya dan dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio
perusahaan lainnya (keown, 2008:74).
Munawir (2010:65) menyebutkan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu
metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca
atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari dua laporan tersebut.
Pengertian lain:
Analisis laporan keuanganmerupakan instrumen analisis presentasi
perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang
ditunjukan untuk menjukan perusahaan dalam kondisi keuangan ataupun prestasi
oprasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahaan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan rasio atau peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan (fahmi,2011:108)

b. Manfaat analisis rasio keuangan


Adapun manfaat dengan digunakannya analisis rasio keuangan menurut fahmi
(2011:109) yaitu:
1) Bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja atau presntasi
perusahaan.
2) Bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat
perencanaan.
3) Dapat dijadikan alat sebagai mengevalusi kondisi suatu perusahaan dari
perspektif keuangan.
4) Bermanfaat bagi para kreditur digunakan untuk memperkirakan potensi risiko
yang akan dihadapi dengan ada jaminan kelangsungan pembayaran bungadan
pengambilan pokok pinjaman.
5) Dapat dijadikan sebagai penelitian bagi pihak stakeholder organisasi.

Berdasarkan manfaat analisis rasio tersebut kita dapat mengetahui kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba, besarnya hutang yang digunakan
perusahaan apakah rasional atau tidak, dan perencanan yang akan digunakan
dalam investasi.
c. Jenis-jenis rasio keuangan
Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara akun pada
laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahaan modal)
Sudana (2011:20) menguraikan lima jenis rasio keuangan yaitu:
1) Rasio Likuiditas (liquidity rasio)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek.
2) Rasio Solvabilitas (leverage rasio)
Rasio ini mengukur berapa besar pengguanaan utang dalam pembelanjaan
perusahaan.
3) Rasio Profitabilitas (profitability rasio)
Rasio profatabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti
aktiva, modal atau penjualan perusahaan.
4) Rasio aktivitas (activity rasio)
Rasio ini mengukur evektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva
yang dimiliki perusahaan.
4. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama
periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiaatan
oprasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki
(srimindarti, 2004:53). Pengukuran kinerja mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja
bisnis dan manajemen dibandingkan dengan tujuan atas sasaran perusahaan. Sedangkan
menurut ikatan akuntansi indonesia (2009:4), informasi kinerja perusahaan, terutama
profitabilitas diperlukan untuk menilai perusahaan pontensial sumber daya ekonomi
yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Menurut Mulyadi (2001:416) penilaian kerja adalah penentuan secara periodik
efektivitas oprasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarka
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapakan, penilaian kinerja dimanfaatkan
oleh manajemen untuk:
a. Mengelola oprasi organisasi secara efektip dan efisien melalui motivikasian
karyawan secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti
promosi transfer dan pemberentian.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan unpan balik bagi karyawan mengenai bagian atasan mereka menilai
kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribus penghargan.
5. Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara
dasarpenelitian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan
analisis terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkempetingan sangat
meperlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk mendapat
melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjelaskan
kegiatan oprasionalnya. Sawir (2003:144) menyebutkan bahwa dalam menilaikinerja
keuangan yang menggunakan analisis rasio keuangan perlu diketahui setandar rasio
keuangan tersebut. Menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2003:31), dengan adanya
setandar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja keuangannya
baik atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan dibandingan rasio yang diperoleh dengan
standar keuangan rasio yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan
dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau
standar rasio keuangan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya
(Munawir, 2003:31):
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiaban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat tagihan.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikudasi.
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba secara periode tertentu yang dibandingkan
dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.
d. Untuk mengetahu tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menjalankan dan mempertahankaan usahanya agar tetap stabil, yang diukur dari
kemampuan perusahaan dalam pembayaran pokok utang dan beban bunga tepat
waktu, secara pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham
tampa mengalami kesulitan atau kerisis keuangan.
A. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang menjadi referensi penelitian ini adalah:
1) Penelitian kinerja keuangan perusahaan melalui analisis laporan keuangan (study kasus
pada PT Fajar Surya Wisesa, Tbk, PT Suparman, Tbk, PT Surabaya Agung Industri, Tbk, PT
Pabrik Kretas Twijikiamia, Tbk, dan PT Indah Kiat Pupl dan Kertas, Tbk). Oleh Nugraheni
Prasetyowati. Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan dari lima
perusahaan yang bergabung dalam Industri Pupl dan Kertas berdasarkan rasio-rasio
keuangan dari tahun 2000 sampai dengan 2003, dan untuk mengetahui perusahaan
mana dari kelima perusahan tersebut yang memiliki kinerja keuangan yang tertinggi.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu mengumpulkan
data dengan cara melihat dokumen-dokumen seperti laporan keuagan yang meliputi
neraca dan laba rugi serta gambaran umum perusahaan yang dibutuhkan pada masing-
masing perusahaan. Alat analilsis yang digunakan, yaitu rasio likuiditas (curren ratio dan
Quick ratio), rasio solvabilitas (Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio), rasio
aktivitas (Inventory trunover dan Avarage Collestion Periode) ratio profitabilitas (Net
Profit Margin Return on Investment dan Return on Equity). Kesimpulan dari penelitian ini
secara umum selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 PT Fajar Surya Wisesa Tbk
adalah perusahan yang menpunyai kinerja keuangan tertinggi dan PT surabaya Agung
Industri Tbk, adalah perusahaan dengan kinerja keuangan terrendah likuiditass PT Fajar
Surya Wisesa Tbk, selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 rata-rata memiliki
rasio lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Halini menunjukan jumlah
aktivitas perusahaan dapat mencukupi untuk digunakan sebagai jaminan atas hutang
lancarnya. Pada perhitungan rasio solvabilitas dari lima perusahaan yang diteliti
menunjukan bahwa semua perusahaan didanai oleh hutang yang banyak dari pada
didanai oleh modal sendiri maupun aktivitasnya. Keadaan yang demikian dapat
mengakibatkan rasio yang besar bagi perusahaan. PT Surabaya Agung Industri Tbk, nilai
Debt to equity rationya benilai negatif karna mengalami defisit pada modal sendirinya.
Kewajiban lancar perusahaan melebihi aktiva lancar terutama karena hutang dalam
mata uang asing kebagian lancar yang disebabkan tidak terpenuhnya persyaratan dalam
perjanjian pinjaman dalam hutang bunga. Selama tahun 2000 sampai tahun 2003 PT
Surabaya Agung Industri Tbk, memiliki rasio aktivitas yang lebih baik dibandingkan
dengan perusahaan lain, halini menunjukkan bahwa perusahaan lebih mampu
mempersingkat jangka waktu pelunasan piutang pelanggan. Pada tahun 2000 kelima
perusahaan yang tergabung dalam Industri Pupl dan kertas mengalami kerugian atau
perusahaan tidak dapat keuntungan usaha karena nilai rasio negatif, namun untuk 2001
hingga 2003 PT Fajar Surya Wisesa Tbk, perusahaan memperbaiki kinerja keuangannya
sehingga pada tahun 2001 hingga tahun 2003 perusahaan memperoleh laba. Jika dilihat
dari return on equity PT Surabaya Agama Industri Tbk, antara laba bersih dan modal
sendirinya bernilai negatif hal ini terjadi karena defisit pada modal sendiri. Keterbatasan
dari penelitian ini ada tiga, yaitu data laporan keuangan yang digunakan pada penelitian
ini merupakan data sekunder sehinga keakuratan data bisa diragukan atau tidak mutlak,
hasil kombinasi dari anggapan atau kebiasan-kebiasan dalam akuntansi sehingga
pendapat pribadi sehingga penentuan standar rasio untuk industri dalam penelitian ini
merupakan hasil rata-rata dari kelima perusahaan yang diteliti dalam kondisi keuangan
masing-masing berbada, dan perbedaan tahun laporan keuangan yang didapatkan dan
keadaan perekonomian pada saat penelitian dilaksanakan.
B. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan judul penelitian, kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut :

Analisis laporan keuang:


Kinerja keuangan perusahan
1. laporan keuangan
properti
2. rasio keuangan

Pengaruh variabel independen terhadap ROA

Ratio Likuiditas (current Ratio)

Returnt on Total Assets

Rasio Likuiditas ( Quick Ratio)

C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis merupakan hipotesis dalam
penelitian ini adalah ‘’ Diduga terhadap Hubungan antara current ratio (CR), quick ratio (QR)
terhadap return on total assets(ROA) pada laaporan keuangan PT Agung Podomoro Land Tbk
tahun 2018

A. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah
individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite) (sumarni,
2005:69). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sub sektor
properti yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia yang beroprasi secara terus menerus
selama periode tahun 2017-2018 memiliki laporan keuangan lengkap yang
dipublikasikan.
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster sampling. Tehnik menarik sampel
dengan menggunakan metode ini adalah populasi bagi dulu atas kelompok
berdasarkan custer, yaitu multi kas dan non multi lalu kemudian custer, tersebut bisa
diambil seluruhnya atau sebagian saja untuk dijadikan sampel, anggota populasi
disetiap custer tidak perlu homogen (Siregar, 2003:32). Sampel dan penelitian ini
ada dua perusahaan dari jumlah sepuluh sub sektor properti di Bursa Efek Indonesia.

A. Sumber Data
Sumber data yang diguankan dalam penelitian ini adalah data sekunder dimana data
yang digunakan terdapat diperoleh dari media cetak dan pojok Bursa Efek Indonesia.
STIE MT DR.Mochtar Talib Bintaro.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang diguankan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
yaitu mengumpulkan data dengan cara melihat dokumen-dokumen seperti laporan
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rygi dan laporan perubahaan modal serta
gambaran umum perusahaan yang dibutuhkan pada PT Armidian Karyatama Tbk, pada
periode 2017-2018.

C. Teknik Analisis Data


1. Analisis Rasio Keuangan
Rasio ini akan menghitung likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas dari PT
Agung Podaomoro Tbk.
2. Analisis Trend
Melakukan analisis trend dengan metode kuadrat terkecil untuk mengetahui
kecenderungan (trend) dari masing-masing rasio, sehingga dapat diketahui rasio
tersebut cenderung naik atau turun. Rumus dari persamaan trend adalah sebagai
berikut: Ẏ=a+bX,
Σy ΣX y
Dimana : a = dan b =
n Σ x2

Keterangan:

Ẏ = nilai trend untuk periode tertentu


Y = nilai rasio
a = nilai Ẏ bila X = 0
b = kemiringan (slope) garis trend
X = kode periode waktu dari tahun dasar
banyaknya tahun (periode) yang digunakan
Dari perhitungan tersebut, maka akan diketahui keadaan yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
a. Bila b bernilai positif, maka rasio keuangan perusahaan tersebut dari tahun
ketahun cenderung mengalami kenaikan.
b. Bila b bernilai negatif, maka rasio keuangan perusahaan tersebut dari tahun ke
tahun cenderungan mengalami penurunan.
3. Analisis Uji Mann Whitney U (Uji U)
Uji peringkat bertanda mann whitney U (uji U) digunakan pada analisis komperatif
untuk menguji dua sampel independent (bebas di sini artinya variabel A tidak
mempengaruhi variabel B, begitu juga sebaliknya) dengan data berjenis ordinal. Uji
digunakan untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang berukuran tidak sama
(siregar, 2013:389). Uji mann whitney ini akan digunakan pada dua kelompok
perusahaan yang telah ditentukan oleh penulis.
Hipotesis
Hₒ: µ1= µ2
Hₐ: µ1≠ µ2 atau µ1˃µ2 atau µ1˂µ2

Sebelum melakukan uji statistik langakh pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan tipe hipotesis yang akan digunakan. Misal tipe hipotesis yang
digunakan dua sisi, maka prosedur uji statistik sebagai berikut:
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat.
Hₒ:tidak ada perbedaan nilai rata-rata sampel A dengan sampel B
Hₐ: ada perbedaan rata-rata sampel A dengan sampel B
b. Membuat hipotesis dalam bentuk model statisik.
Hₒ: µ1= µ2
Hₐ: µ1≠ µ2
c. Menentukan taraf nyata (signifikan).
d. Kaidah pengujian
Terima Hₒ, jika uhitung ≥ Utabel(a/2,n1n2)
Tolak Hₒ, jika uhitung ˂ Utabel(a/2,n1n2)
e. Mengitung Uhutang dan Utabel
Tahapan mengitung nilai Uhitung sebagai berikut:
1) Buat tabel penolong.
2) Menghubungkan kedua sampel untuk diberi peringkat dengan cara
mengurutkan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, bila terjadi nilai
yang sama maka maka urutan nilai yang sama dijumlahkan, kemudian dibagi
dengan jumlah nilai yang sama.
3) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel (R1 dan R2)
4) Menghitung nilai Uhitung
Nilai Uhitung yang dipilih adalah nilai Uhitung yang terkecil diantara U1 dan U2
Rumus:
n1 ( n 1+1 )
U 1=n 1 n 2+ −R 1 …
2

n2 ( n 2+1 )
U 2=n 1 n 2+ −R 2 …
2

Dimana:
U1 = jumlah peringkat sampel ke-1
U2 = jumlah peringkat sampel ke-2
n1 = sampel ke-1
n2 = sampel ke-2
R1 = jumlah rangking pada sampel ke-1
R2 = jumlah rangking pada sampel ke-2
5) Menentukan nilai Utabel
nilai Utabel dapat dicari dengan menggunakan tabel Mann Whitney.
f. Membandingkan antara Uhutang dan Utabel
Tujuan membandingkan membandingkan Uhutang dan Utabel adalah untuk
mengetahui hipotesis mana yang diterima.
g. Membuat kesimpulan
Menerima atau menolak Hₒ

BAB III
SEJARAH PERUSAHAAN

1. PT Agung Podomoro Land Tbk. 

PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang, dan pengelola real
estat terdiversifikasi terintegrasi terkemuka di segmen real estat ritel, komersial, dan
perumahan dengan kepemilikan yang beragam. Kami memiliki model pengembangan properti
terintegrasi, mulai dari pembebasan lahan dan / atau pengadaan, hingga desain dan
pengembangan, hingga manajemen proyek , penjualan, penyewaan dan pemasaran komersial,
hingga operasi dan manajemen pengembangan superblok, mal perbelanjaan, kantor, hotel,
dan apartemen dan rumah tinggal. Kami dikenal sebagai
pelopor pengembangan superblock . Proyek landmark kami yang berkualitas tinggi, untuk
beberapa nama adalah Kota Podomoro, Kota Kuningan, dan Kota Senayan.
 
APLN didirikan pada 30 Juli 2004 dengan nama PT Tiara Metropolitan Jaya. Pada tahun
2010, pemegang saham kami menyelesaikan restrukturisasi perusahaan, sesuai dengan mana
enam perkembangan dan perusahaan induknya dialihkan ke kendali kami. APLN,
adalah entitas terdaftar unggulan (IDX: APLN) dari Agung Podomoro Group (APG), adalah
salah satu pengembang real estat yang tumbuh paling cepat dan terbesar di Indonesia dengan
minat pada superblok, properti ritel, perkantoran, apartemen dan perumahan, dan hotel. APG
mendirikan pengembangan pertamanya, sebuah kompleks perumahan di daerah Simprug,
Jakarta Selatan, pada tahun 1969 dan menyelesaikan pembangunannya pada tahun 1973. Dari
tahun 1973 hingga sekarang, anggota APG menyelesaikan atau memulai pembangunan lebih
dari 70 proyek properti , dengan mayoritas ditujukan kepada segmen masyarakat kelas
menengah , dengan proyek mulai dari apartemen murah hingga apartemen mewah di Jakarta
Selatan, perumahan, akhir dan kawasan perumahan, toko, hotel , menara soho dan kantor .
 
APLN menggabungkan pendekatan visioner untuk desain dengan penekanan pada eksekusi
cepat dan waktu ke pasar. Berdasarkan pengalaman dan sumber daya Grup Agung
Podomoro , kami telah bertanggung jawab untuk menghadirkan sejumlah properti terkenal di
pasar seperti Kompleks Kota Podomoro andalan kami dan Senayan City yang terkenal . Kami
juga memelopori konsep superblok, menyatukan perumahan, ritel, rekreasi dan ruang kantor
dalam satu kompleks pengembangan bertingkat tinggi yang terintegrasi untuk
menciptakan ruang hidup perkotaan yang menyenangkan dan sangat nyaman,
dengan komponen penjualan dan sewa.
 
Superblok kami memberikan konsumen cara hidup alternatif melalui pengembangan
Superblock berkualitas tinggi kami , yang menawarkan kemungkinan gaya hidup urban
yang seimbang dan menyenangkan bagi ribuan konsumen.
 
Dengan menerapkan jaringan dan nama merek kami yang baik, tim pemasaran kami yang
kuat dan berpengalaman biasanya mampu menghasilkan minat yang kuat untuk menghasilkan
uang melalui penjualan, deposito, dan cicilan. Kami juga memperhatikan dengan seksama
campuran aliran pendapatan yang berasal dari penjualan versus pendapatan berulang.

Penglihatan untuk tumbuh sebagai pemegang properti integrasi, untuk mengoptimalkan nilai
bagi klien, mitra bisnis, pemegang saham, dan masyarakat

Untuk memenuhi kebutuhan publik dalam pembangun perumahan dan komersial yang
berkualitas
Untuk mengoptimalkan pengembalian investasi dari mitra bisnis dan pemegang saham
Untuk menjadi pemegang yang dapat memberikan nilai lebih kepada karyawan
Untuk secara aktif mendukung program-program pemerintah dalam mempromosikan
pembangunan perkotaan dan meningkatkan indeks pembangunan manusia

Hormoni: dalam bekerja dengan klien, mitra bisnis, pemegang saham, dan masyarakat
Gairah dan ketekunan: mengoptimalkan upaya kami
Kualitas: dipertahankan pada setiap tahap pengembangan
Sadar lingkungan: menaruh perhatian pada aspek lingkung dari setiap proyek

2. PT Armidian Karyatama Tbk.

Armidian Karyatama Tbk (ARMY) di dirikan pada tanggal 06 agustus 1994 dan mulai
kegiatan oprasional pada tahun 2013 kantor korespondesi Armidiana di mayapada Tower
Penthause L1. 21. Jl. Jend surdirman Kav 28, Jakarta 12920 – Indonesia.
Sejak didirikannya pada tahun 1994, Armidian Karyatama Tbk berkomitmen untuk
mengembangkan kawasan Maja sebagai kota baru untuk menyokong pertumbuhan kawasan
urban Jakarta, persero merupakan salah satu perusahaan swasta yang berkontribusi kedalam
rencana pembangunan kota kekerabatan Maja yang ditunda pada tahun 1998 akibat krisis
Moneter. Krisis moneter tersebut tidak menyurutkan niat perseroan untuk terus
mengembangkan kawasan Maja, dan oleh karena itu perseroan secara bertahap terus
melakukan pembebasan dan mengakumulasikan tanah untuk real pembanggunan sehingga
sapai saat ini telah berhasil memiliki seluas kurang lebih 490 hektar. Pada tahun 2013,
perseroan bersama dengan induk usaha perseroan, PT Mandiri Mega Jaya telah
menandatangani kerjasama oprasi dengan grup Ciputra Maja Jaya. Pada kurun kurang waktu
2014-2016, Citra Maja Jaya telah berhasil menjual sebanyak hampir 8.000 unit rumah dan
ruko.

Proyek pembangunan perseroan, bersama Pt Mandiri Maja Jaya dan PT Harvest Time, pihak
afiliasi menjalin kerja sama oprasi (KSO) dengan PT Citra Benua Persada, unit usaha dari
grup Ciputra, untuk proyek pengembangan kota Mandiri dengan lokasi yang terletak
dikecaamatan Maja, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten sejak tanggal 6 september 2013.
Perjanjian KSO tersebut mencangkup pengembangan proyek Citra Maja Raya seluas 430
hektar dengan opsi untuk melakukan penambahan luas tanah untuk dikembangan dengan
sebanyak-banyaknya menjadi 1.000 hektar. Samapai dengan saat ini, jumlah tanah untuk
pengembangan milik perseroan yang menjadi bagian dari proyek Citra Maja Jaya adalah
seluas 230 hektar. Skema kerjasama antara perseroan PT harvest Time dengan PT Citra
Benua Persada adalah dimana perseroan berkomitmen menyediakan lahan untuk
pengembangan sedangakan Ciputra berperan pengembangan dan pemasaran. Perseroan
mendapatkan kompensasi atas harga tanah sebesar RP 70.000,- permeter persegi dengan
kenaikan 10% per tahun. Pembagian laba bersih antara perseroan dan PT Harvest Time
adalah masing-masing sebesar 53% dan 47% dari porsi 50% :50% dengan PT Citra Benua
Persada. Citra Maja Raya merupakan proyek pengembangan kota Mandiri yang terletak
dimuka setasiun kereta api Maja, yang dapat diakses dengan kereta komuter dari stasiun tanah
abang, Jakarta, dengan waktu tempuh 90 menit.

Pemegam saham yang memiliki 5% atau lebih saham Armidian Karyatama Tbk, yaitu PT
Mandiri Mega Jaya, dengan presentase kepemilikan sebesar 79,44%.
PT Mandiri Mega Jaya merupakan anak usaha dari Hanson Internasional Tbk (MYRX), yang
diakuisisi 99,9375% sahamnya pada tahun 2014 dari Benny Tjokrosaputro. Saat ini Hanson
Internasional Tbk (MYRX) memiliki saham 99,99% saham PT Mandiri Mega Jaya.

Bedasarkan anggaran dasar perusahaan, ruanglingkup kegiatan ARMY adalah bergerak dalam
bidang jasa, pembangunan dan perdagangan real estate dan properti Armidian karyatama Tbk
bersama PT Harvest time (pihak afiliasi) menjalani kerjasama oprasi (KSO) dengan PT Citra
Benua Persada (unit usaha dari grup ciputra) untuk mengembangakan suatu kawasan hunian
dan properti komersial, antara lain dapat berupa perumahan, rumah toko dan rumah kantor
maupun jenis properti komersial lain fasilitas prasarana dan sarana pendukungnya di tanah
milik Armidian Karyatama Tbk dan PT Harvest time di maja, lebak. Proyek perumahan Citra
Maja Raya telah beroprsasi secara komersial pada tahun 2014.

Pada tanggal 14 juni 2017, ARMY memperoleh pernyataan efektif dari otoritas jasa keuangan
(OJK)untuk melakukan perdana umum perdana saham ARMY (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 1.637.500.000 saham dengan nilainominal RP 100,- per saham dengan harga
penawaran RP 300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 21 juni 2017.
3. PT Bumi Serepong Damai Tbk.

Bumi Serepong Damai Tbk. (BSDE) Bumi Serpong Damai Tbk (BSD City) (BSDE) didirikan
16 Januari 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989. Kantor pusat BSD
City terletak di Sinar Mas Land Plaza, BSD Green Office Park, Tangerang. Proyek real estat
BSDE berupa Perumahan Bumi Serpong Damai yang berlokasi di Kecamatan Serpong,
Kecamatan Legok, Kecamatan Cisauk dan Kecamatan Pagedangan, Propinsi Banten

BSDE dan anak usaha (grup) termasuk dalam kelompok usaha PT Paraga Artamida,
sedangkan pemegang saham akhir Grup adalah Sinarmas Land Limited yang berkedudukan di
Singapura.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bumi Serpong Damai Tbk, antara lain:
PT Paraga Artamida (26,57%) dan PT Ekacentra Usahamaju (26,47%).

Saat ini, BSDE memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni
Duta Pertiwi Tbk (DUTI).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BSDE adalah berusaha
dalam bidang pembangunan real estat. Saat ini BSDE melaksanakan pembangunan kota baru
sebagai wilayah pemukiman yang terencana dan terpadu yang dilengkapi dengan prasarana-
prasarana, fasilitas lingkungan dan penghijauan dengan nama BSD City.

Pada tanggal 28 Mei 2008, BSDE memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BSDE (IPO) kepada masyarakat sebanyak
1.093.562.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06
Juni 2008.

4. PT Ciputra Devloment Tbk.


Ciputra Devloment Tbk. (CTRA) Didirikan pada tanggal 22 Oktober 1981, PT Ciputra
Development Tbk. (Perseroan) merupakan perusahaan properti ternama di Indonesia. Sejarah
panjang Perseroan sebagai perusahaan properti terkemuka di Indonesia bermula dari
perusahaan pengembang proyek perumahan dan komersial berskala besar yang dirintis oleh
Dr. (HC) Ir. Ciputra beserta keluarga. Dengan menerapkan strategi yang kokoh dan kinerja
terarah, kini Perseroan telah berkembang dan dikenal sebagai perusahaan properti terdepan di
Tanah Air.
Seiring dengan kesuksesan yang berhasil diraih, pada tahun 1994, Perseroan tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) yang disusul oleh dua anak perusahaan yaitu PT Ciputra Surya Tbk.
(“CTRS”) pada tahun 1999 dan PT Ciputra Property Tbk. (“CTRP”) pada tahun 2007.
Perseroan merupakan perusahaan properti yang dikenal luas melalui konsep ikonik, unik dan
modern dalam seluruh arsitektur bangunan yang dikembangkannya. Berbeda dengan
perusahaan properti lain, Perseroan senantiasa menjalankan bisnis dengan berpegang pada
filosofi dan nilai-nilai utama Perseroan yaitu Integrity, Professionalism, dan
Entrepreneurship. Melalui nilai-nilai tersebut, Perseroan tidak saja menjalankan setiap proyek
yang dikelola berdasarkan target, tetapi senantiasa mengutamakan kualitas dan keindahan
sehingga berhasil mendapatkan posisi istimewa sebagai perusahaan properti terdepan di hati
masyarakat luas.
Kini Perseroan telah mengembangkan lebih dari 50 proyek yang tersebar di 28 kota besar dan
tercatat di NURI untuk developer dengan proyek dengan jumlah kota terbanyak di seluruh
Indonesia dan mancanegara yang meliputi perumahan, apartemen, perkantoran, pusat
perbelanjaan, hotel, lapangan golf, dan rumah sakit, sehingga menjadikannya sebagai salah
satu perusahaan properti terbesar dan paling terdiversifikasi di Indonesia dari segi produk,
lokasi, dan segmen pasar.
Perseroan mengelola dan mengelompokkan bisnisnya menjadi dua kelompok usaha yaitu
perumahan (residensial) dan properti komersial. Pengembangan properti komersial Perseroan
meliputi pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, perkantoran, dan lapangan golf. Lokasi proyek
perumahan dan properti komersial Perseroan tersebar di wilayah Jabodetabek, Surabaya dan
sekitarnya, serta kota-kota lain di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Melalui entitas anak usahanya, International City Holdings, perseroan juga sudah menjajakan
investasinya di mancanegara. Tercatat proyek skala besar sudah dikembangkannya,
diantaranya, di China, Kamboja dan Vietnam.
Mengembangkan sebuah grup bisnis properti dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi
secara terus menerus dalam menciptakan nilai tambah dalam penyediaan ruang kehidupan dan
kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat dan para stakeholder
Menjadi yang terbaik dan terdepan dalam bisnis properti dengan mengembangkan pusat
bisnis, komunitas dan gaya hidup yang paling unggul, profesional dan menguntungkan
sehingga menjadi pilihan utama bagi para konsumen, menjadi tempat kerja yang paling
menarik dan menantang bagi para karyawan, menjadi investasi yang paling menguntungkan
bagi para pemegang saham dan menjadi berkat yang nyata bagi masyarakat dan tanah air.

5. PT Jaya Real Properti Tbk.

Jaya Real Properti Tbk.(JRPT) Jaya Real Property Tbk (JRPT) didirikan tanggal 25 Mei 1979
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1980. Kantor pusat Jaya Property
terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang – 15227,
Banten dan proyek berlokasi di Jakarta dan Tangerang.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Jaya Real Property Tbk, antara lain: PT
Pembangunan Jaya (63,59%), UBS AG – Singapore (8,02%) dan DBS Bank Ltd. SG-PB
Clients (5,98%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JRPT pengembangan kota
(urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri,
pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta
melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui anak usaha maupun patungan
dengan pihak-pihak lain.
Kegiatan Jaya Real Property terutama adalah pembangunan perumahan dan pengelolaan
usaha properti, meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan pusat
perbelanjaan dengan proyek Bintaro Jaya, Graha Raya, Bintaro Trade Center, Plaza Bintaro
Jaya, Plaza Slipi Jaya, Pasar Senen V, Pusat Grosir Senen Jaya, Jembatan Multiguna Senen
Jaya, Bintaro Jaya Xchange, Pasar Modern dan Pengelola Kawasan Bintaro serta melakukan
investasi pada anak usaha dan asosiasi.

Pada tanggal 02 Juni 1994, JRPT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham JRPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak
35.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp5.200,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29
Juni 1994.

6. PT Indonesia Prima Property Tbk.

Indonesia Prima Property Tbk. (OMRE) Indonesia Prima Property Tbk (OMRE) didirikan
dengan nama PT Triyasa Tamihan pada 23 April 1983 dan mulai beroperasi secara komersial
pada bulan April 1983. Kantor pusat OMRE berlokasi di Gedung Capital Place, Lantai 5, Jl.
Jend. Gatot Subroto Kav. 18, Jakarta 12710 – Indonesia.

OMRE beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain

1. PT Triyasa Tamihan, 23-Apr-1983


2. PT Ometraco Realty, 1990
3. Indonesia Prima Property Tbk, 1996

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indonesia Prima Property Tbk adalah
First Pasific Capital Group Limited, dengan persentase kepemilikan sebesar 73,18%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan OMRE meliputi bidang
persewaan perkantoran, pusat perbelanjaan (ruang pertokoan), apartemen, hotel dan
pembangunan perumahan beserta segala fasilitasnya. Kegiatan usaha OMRE dijalankan
melalui anak usahanya, meliputi persewaan perkantoran (Wisma Sudirman dan Annex di
Jakarta), Apartemen (Puri Casablanca di Jakarta), Hotel (Novotel Surabaya dan Grand Tropic
di Jakarta), pusat perbelanjaan (Blok M Mall di Jakarta dan Parahyangan Plaza di Bandung)
dan perumahan (Bukit Tiara Tangerang).

Pada tanggal 29 Juni 1994, OMRE memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham OMRE (IPO) kepada masyarakat sebanyak
35.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp2.050,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22
Agustus 1994.

7. PT Metropolitan Kentjana Tbk.

Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) didirikan 29 Maret 1972 dan mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1975. Kantor pusat MKPI berlokasi di Jalan Metro Duta Niaga Blok B5
Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Metropolitan Kentjana Tbk, antara lain:
PT Karuna Paramita propertindo (47,44%), PT Penta Cosmoploitan (7,49%), PT Buditama
Nirwana (7,15%), PT Dwitunggal Permata (7,09%) dan PT Apratima Sejahtera (7,09%).
Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MKPI terutama meliputi
bidang real estat, pembangunan, penyewaan dan pengelolaan pusat perbelanjaan, apartemen,
perkantoran, perumahan serta jasa pemeliharaan, pembersihan dan pengelolaan. Kegiatan
utama MKPI adalah penyewaan ruang pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen dan
penjualan tanah dan bangunan.

MKPI dan Anak Usaha memiliki dan mengelola pusat perbelanjaan (Mal) Pondok Indah I, II
dan Street Gallery, Pondok Indah Office Tower I, II dan III, Pondok Indah Office Park dan
Apartemen Golf Pondok Indah I, II dan III serta proyek Real Estat perumahan Pondok Indah,
Taman Shangril La di Batam dan Pondok Indah Hotel.

Pada tanggal 29 Juni 2009, MKPI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MKPI (IPO) kepada masyarakat sebanyak
95.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp2.100,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10
Juli 2009.

8. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk.

Binakarya Jaya Abadi Tbk. (BIKA) didirikan tanggal 28 Nopember 2007 dan mulai
beroperasi komersial pada tahun 2009. Kantor pusat BIKA berlokasi di Mall Taman Palem
Lt.3 Blok D No 9, Jakarta Barat 11730 – Indonesia.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Binakarya Jaya Abadi Tbk, yaitu:
Budianto Halim (34,96%) dan Go Hengky Setiawan (37,03%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BIKA adalah bergerak
dalam bidang usaha jasa, pembangunan, pengangkutan darat, perbengkelan, percetakan,
perdagangan, perindustrian, pertambangan dan pertanian. Kegiatan usaha utama BIKA saat
ini adalah menjalankan usaha di bidang pembangunan dan pengembangan proyek properti,
operator komplek properti terpadu, perhotelan serta pemilik dan operator wahana taman
bermain (amusement park) yang bernama Palm Bay Water Park.

Proyek-proyek properti Binakarya tersebar di kawasan Jakarta (Gateway Ciledug Apartment,


Casablanca East Residences Apartment, Pluit Sea View Apartment, Foresque Apartment,
Palm Bay Water Park Recreation Park, Paradise Mansion Landed House, Park Residence
Landed House, Royal Palm Landed House, CBD Palm Crown I & II Commercial Complex,
Rukan Palm Crown Commercial Complex), Bekasi (Bekasi Town Square Apartment, Palm
Green Residence Landed House, Apartment Juanda Apartment, The Palm 3 Residence
Landed Houses), Bogor (Valley Residence & Hotels), Bandung (Gateway Pasteur Apartment)
dan Bali (Swiss Bellhotel Arjuna-Bali Hotels, Swiss-Belhotel Kuta – Bali Hotels, Dyana Pura
Seminyak Hotels, Kediri Hotels).

Pada tanggal 30 Juni 2015, BIKA memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ATIC (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 150.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp1.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2015.

9. PT Suryamas Dutamakmur Tbk.

Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) didirikan 21 September 1989 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1993. Kantor pusat SMDM berlokasi di Sudirman Plaza
Business Complex, Plaza Marein Lt. 16, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta 12910
– Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Suryamas Dutamakmur Tbk, yaitu:
Top Global Limited (71,52%), Far East Holding Ltd. (16,04%) dan Martos Investment Inc.
(7,62%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMDM meliputi bidang
perdagangan umum, real estat dan bangunan pada umumnya, antara lain sebagai developer,
pemborong, perencana, penyelenggara pelaksana pembuatan gedung, rumah, jalan, jembatan,
landasan dan instalatir. SMDM berusaha di bidang real estat berupa penjualan tanah serta
tanah dan rumah tinggal, pengoperasian lapangan golf, country club, vila dan fasilitas resort
lainnya di daerah Rancamaya, Bogor, Jawa Barat.

Pada tanggal 18 September 1995, SMDM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) SMDM kepada masyarakat
sebanyak 80.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran
Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 12 Oktober 1995.

10. PT Summarecon Agung Tbk.

Summarecon Agung Tbk. (SMRA) didirikan tanggal 26 November 1975 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SMRA berkedudukan di Plaza
Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan Kav. No. 42, Jakarta 13210 – Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Summarecon Agung Tbk, yaitu: PT
Semarop Agung (pengendali) (25,43%), PT Sinarmegah Jayasentosa (6,60%) dan Mel BK
NA S/A Stichting Dep Apg Str Real Est (5,61%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMRA bergerak dalam
bidang pengembangan real estat, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan
restoran. Saat ini, Summarecon mengembangkan 3 proyek pembangunan kota terpadu yaitu
kawasan Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi,
Summarecon Bandung dan Summarecon Karawang.

Pada tanggal 1 Maret 1990, SMRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana SMRA kepada masyarakat sebanyak 6.667.000 saham
dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp6.800 per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Mei 1990.

Pada tanggal 7 Juli 2007, SMRA memperoleh Pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK dalam
rangka melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I / Right Issue I). Rasio PUT I
adalah setiap pemegang 6 saham lama berhak atas 1 HMETD untuk membeli 1 saham baru
dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan Harga Pelaksanaan Rp900 per saham, dimana
pada setiap 2 Saham baru melekat 1 Waran Seri I. Jumlah Waran Seri I. Waran Seri I adalah
efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham baru
dengan nilai nominal Rp100 per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp1.100 per saham
yang dapat dilakukan selama masa berlaku pelaksanaan yaitu mulai tanggal 26 Desember
2007 sampai dengan 21 Juni 2010.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan
pada tanggal 25 April 2008, para pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus
melalui kapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp321.789.380.000, dengan ketentuan
untuk setiap saham yang ada akan mendapatkan 1 (satu) saham bonus. Sehubungan dengan
pembagian saham bonus tersebut, maka harga pelaksanaan Waran Seri I disesuaikan dari
Rp1.100 per saham menjadi Rp550 per saham dan jumlah sisa Waran Seri I dari 224.714.603
lembar menjadi 449.429.206 lembar.

11. PT Pakuwon Jati Tbk.

Pakuwon Jati Tbk. (PWON) didirikan tanggal 20 September 1982 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada bulan Mei 1986. Kantor Jakarta Pakuwon terletak di Gandaria 8
Office Tower, Lantai 32, Jl. Sultan Iskandar Muda 8, Jakarta Selatan 12240 – Indonesia dan
kantor Surabaya berlokasi di Eastcoast Center Lt. 5, Pakuwon Town Square – Pakuwon City,
Jl. Kejawan Putih Mutiara No. 17, Surabaya 60112 – Indonesia.

Pemegangan saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pakuwon Jati Tbk, yaitu: Burgami
Invesment Limited (20,90%), PT Pakuwon Arthaniaga (pengendali) (16,75%), Concord
Media Investment Ltd (7,39%) dan Raylight Investment Limited (7,15%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PWON bergerak dalam
bidang pengusahaan 1). pusat perbelanjaan (Tunjungan Plaza, Supermall Pakuwon Indah,
Royal Plaza, Blok M Plaza), 2). pusat perkantoran (Menara Mandiri, Gandaria 8 Office dan
Eighty8), 3). hotel dan apartemen (Sheraton Surabaya Hotel & Towers, Somerset dan Ascott
Waterplace), serta 4). real estat (Pakuwon City (dahulu Perumahan Laguna Indah), Gandaria
City dan kota Kasablanka).

Pada tanggal 22 Agustus 1989, PWON memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PWON kepada masyarakat
sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran
Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 09 Oktober 1989.

12. PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) didirikan dengan nama PT Bimantara Eka Santosa pada
05 Nopember 1983 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat
PLIN The Plaza Office Tower Lt. 10, Jl. MH. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta Pusat.
Pemegang saham yang memilii 5% atau lebih saham Plaza Indonesia Realty Tbk, antara lain:
Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) (35,71%), Indonesian Paradise Property Tbk (INPP)
(25,92%) dan MNC Land Tbk (KPIG) (19,90%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PLIN terutama meliputi
bidang perhotelan, pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen. PLIN adalah pemilik hotel
Grand Hyatt Jakarta (Hotel), Plaza Indonesia Shopping Center, The Plaza Office Tower
(gedung perkantoran), Keraton at The Plaza a Luxury Collection Hotel dan Keraton
Residence (apartemen).

Selain itu, PLIN juga mengembangkan usaha properti melalui anak usaha, yakni PT Plaza
Indonesia Jababeka, PT Plaza Nusantara Realti, PT Plaza Indonesia Urban (sebelumnya
bernama PT Citra Asri Property) dan PT Sarana Mitra Investama (SMI). Dimana SMI secara
tidak langsung memiliki PT Plaza Lifestyle Prima, perusahaan pemilik dan pengelola fX
Sudirman (pusat gaya hidup).

Pada tanggal 02 Mei 1992, PLIN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PLIN kepada masyarakat sebanyak
35.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.950,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15
Juni 1992.

13. PT Perdana Gapuraprima Tbk.

Perdana Gapuraprima Tbk. (GPRA) didirikan tanggal 21 Mei 1987 dengan nama PT Perdana
Gapura Mas dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1994. Kantor pusat GPRA
terletak di The Bellezza, Permata Hijau, Jl. Arteri Permata Hijau No. 34, Jakarta 12210.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Perdana Gapuraprima Tbk, antara lain:
PT Citraabadi Kotapersada (pengendali) (33,44%), UBS AG Singapore, Non-Treaty Omnibus
Account – 2091144090 (23,48%) dan PT Trans Property Investment (15,31%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GPRA bergerak dalam
bidang pemborongan bangunan (kontraktor) dengan memborong, melaksanakan,
merencanakan serta mengawasi pekerjaan pembangunan rumah-rumah dan gedung-gedung
serta real estate termasuk pembangunan perumahan, jual beli bangunan dan hak atas
tanahnya. Saat ini GPRA memiliki perumahan Bukit Cimangu Villa dan Taman Raya
Citayam berlokasi di Bogor dan perumahan Metro Cilegon, Taman Raya Cilegon dan Anyer
Pallazo berlokasi di Cilegon, serta apartemen Kebagusan City berlokasi di Jakarta.
Pada tanggal 02 Oktober 2007, GPRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GPRA (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 962.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp310,- per saham dan disertai dengan penerbitan 192.400.000 Waran Seri I. Saham Waram
Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Oktober 2007.

14. PT Duta Anggada Realty Tbk.

Duta Anggada Realty Tbk. (DART) didirikan tanggal 30 Desember 1983 dengan nama PT
Duta Anggada Inti Pratama dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984.
Kantor pusat DART berlokasi di Gedung Chase Plaza, Lantai 21, Jalan Jenderal Sudirman
Kav. 21, Jakarta, sedangkan proyek apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan berlokasi
di Jakarta dan Bali.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Duta Anggada Realty Tbk, antara lain:
PT Duta Anggada (pengendali) (44,94%), BNYM SA/NV AS Cust of Bank Of Singapore
Limited (18,25%), Crystal Development Pte. Ltd. (17,56%) dan UOB Kay Hian Finance
Limited (8,91%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DART terutama bergerak
dalam bidang pembangunan real estat. Kegiatan utama DART adalah pembangunan,
penjualan, penyewaan dan pengelolaan bangunan apartemen, perkantoran dan pusat
perbelanjaan serta bangunan parkir dan kegiatan usaha lain yang berhubungan.

Duta Anggada Realty memiliki properti disewakan yang sudah beroperasi, antara lain: Plaza
Chase, Plaza Bapindo, Plaza Great River, Citywalk Sudirman, dan STIE Panjaitan, sedangkan
properti untuk disewakan yang masih dalam pembangunan yaitu Holiday Inn & Suites, Hilton
Garden Inn dan Icon Towers (office, retail, hotel). Adapun properti untuk dijual yaitu
Sinarmas MSIG Tower, La Maison Barito, Plaza Jatinegara, dan Icon Towers (office).

Pada tahun 1990, DART memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham DART (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak
10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.500,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08
Mei 1990.

15. PT Cowell Development Tbk.


Cowell Development Tbk. (COWL) didirikan tanggal 25 Maret 1981 dengan nama PT
Internusa Artacipta dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak 1981. Kantor pusat
Cowell berlokasi di Graha Atrium. Lantai 6. Suite 6.01A. Jalan Senen Raya No. 135. Jakarta
Pusat.

Induk usaha Cowell adalah PT Gama Nusapala, merupakan perusahaan yang dimiliki oleh PT
Lestari Investindo Mandiri (LIM). LIM merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh Fransiscus Suciyanto.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Cowell Development Tbk, antara lain:
PT Gama Nusapala (72,80%), Feral Investment Inc (11,48%) dan Earvin Limited (8,12%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan COWL bergerak dalam
bidang jasa, pembangunan, dan perdagangan, terutama jasa pengelolaan gedung,
pembangunan dan pengembangan perumahan, dan perdagangan real estat. Kegiatan usaha
utama COWL adalah pembangunan, pengembangan, dan penjualan unit Rumah, Ruko dan
Kavling di perumahan Melati Mas Residence, Serpong Park dan Serpong Terrace, yang
berlokasi di Serpong, Tangerang.

Pada tanggal 10 Desember 2007, COWL memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham COWL (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 250.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp130,- per saham dan disertai sebanyak 150.000.000 Waran Seri I. Saham dan Waran Seri I
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 19 Desember 2007

Struktur Organisasi
_______

A. Metode Penelitian
a. Jenis metode penelitian
Jenis yang dilakukan penulis adalah studi kasus yaitu penelitian terhadap data
perusahaan, dari data itu kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian
serta hasil analisis data hanya berlaku bagi perusahaan yang diteliti dan berlaku pada
saat penelitian.

b. Subjek dan Objek Penelitian


Sujek dan objek penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian: perusahaan sub sektor Properti di Bursa Efek Indonesia.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti adalah laporan keuangan yang disusun
perusahaan yang terdiri dari:
 Neraca perusahaaan Sub Sektor Properti di Bursa Epek Indonesia. Periode
2017-2018.
 Laporan Laba Rugi perusahaan Sub Sektor Properti di Bursa Efek Indonesia,
Periode 2017-2018
 Laporan Perubahan Modal Sub Sektor Properti di Bursa Efek Indoesia,
Periode 2017-2018

c. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi dan waktu dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada pojok Bursa Efek Indonesia, STIE MT Mocthar Talib
Bintaro
2. Waktu penelitian
Waktu ini dilakukan pada tahun 2017samaapi dengan tahun 2018.

d. Data yang dicari


Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
1. Neraca per 31 desember 2017 sampai dengan tahun 2018.
2. Laporan laba rugi dari periode yang berakhir tahun 2017 sampai tahun 2018
3. Laporan perubahan modal dari periode yang berahkir tahun 2017 sampai tahun
2018.
4. Data serta informasi lain tentang profil singkat perusahaan-perusahaan.

e. Variabel penelitian
1. Identifikasi variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan meliputi likuditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas yang diperoleh dari hasil analisis laporan
keuangan perusahaan tahun 2017-2018
2. Definisi variabel
1) Rasio likuiditas
a. Current ratio
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan mengunakan aktiva lancar yang memiliki. Semakin besar rasio
ini berarti semakin likud perusahaan. Namun demikian rasio mempunyai
kelemahan, karena semua komponen aktiva lancar memiliki tingkat
likuiditas yang sama.

Current ratio Current asset

Current liabilites
b. Quick ratio
Quick ratio adalah seperti current ratio tetapi persedian tidak
diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan kas, surat
berharga, dan piutang. Oleh karena itu qucik ratio memberikan ukuran yang
lebih akurat dibandingkan dengan current ratio tentang kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan:

Quick ratio current asset - inventory

Current liabilites
2) Rasio Solvabilitas
a. Debt ratio
Debt ratio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang
membiaya aktiva perusahaan. Semakin besar rasio menunjukan semakin
besar porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva, yang
berarti pula resiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya,

Debt ration total debt

Total asset
3) Rasio Profitabilitas
a. Return on Asset (ROA)
ROA menujukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimili untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting
bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektipitas dan efisiensi
manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan,
semakin besar ROA, berarti semakin besar penggunaan aktiva perusahaan
atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba
yang lebih besar, dan sebaliknya

Return on assets (ROA) Earning after taxes

Total asset

b. Return on Equity (ROE)


ROE menunjukkan kemapuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah
pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio
ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan
efesiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efesien penggunaan
modal sendri yang dilakukan oleh pihak manjemen perusahaan.

Return on Equity (ROE) Earning after taxes

Total equity

4) Rasio aktivitas

a, Inventory Turnover

Inventory Turnover mengukuran perputaran persedian dalam menghasilkan


penjualan. Dan semakin tinggi rasio berarti semakin efektif dan efisien
mengelola perusahaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dan sebaliknya

Inventory Turnover sales

inventory

b. Total Asset Turnover


Total Asset Turnover mengukur efekitivitas pengunaan seluruh aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini berarti semakin efektif
pengelolaan seluruh aktiva yang dimilik perusahaan.

Total Asset Turnover sales

Total asset
BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan analisis laporan keuangan pada sepuluh perusahaan di Bursa Efek
Indonesia sub sektor properti dari limabelas (15) perusahaan yang terdiri dari perusahan PT Agung
Podomoro Tbk, PT Armidian Karyatama Tbk, PT Alam Sutra Realty Tbk, PT Lippo Cikarang Tbk, PT
Bumi Serepong Damai Tbk, PT Ciputra Develoment Tbk, PT Jaya Real Property Tbk, PT Indonesia
Prima Property Tbk, PT metropolitan Ketjana Tbk, PT Pikko Land Develoment Tbk, PT Bekasi Fajar
Industri Estate Tbk, PT Binakarya Jaya Abadi Tbk, PT Suryamas Duta Makmur Tbk, PT Summarecon
Agung PT Pakuwono Jati Tbk, PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Perdana Gapura Prima Tbk, PT Duta
Anggada Realty Tbk, PT Puradelta Lestari Tbk, PT Cowell Develoment Tbk, PT Intiland Develoment
Tbk, Pt Bakrieland Develoment Tbk, dan PT Sitara Propertido Tbk. Ke duapuluhtiga (23) perusahaan
ini dapat dianalisis laporan keuangan berdasarkan pada kelengkapan data yang diperoleh dineraca
dan laporan laba rugi pada tahun2017

Analisis rasio keuangan dan analisis tren digunakan untuk mengetahui kecenderungan
perkembangan kinerja keuangan perusahaan dan analisis uji Mann Whitney digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan hasil analisis data penelitian
ini adalah sebagai berikut:

A. Hasil Analisis
1. Rasio keuangan
Periode 2017

a. Rasio Likuiditas
Curren ratio
2017

(a/b)=X
Nama Perusahaan aset lancara(a) kewajiban lancar(b) 1

8.275.422.732
PT Agung podomoro land 1,06
7.838.705.276

482.408.235.045
PT Armidian karyatama 2,64
182.388.688.404

20.948.678.473.652
PT Bumi Serepong Damai 3,36
6.231.233.383.026

PT Ciputra Development 16.151.959 2,02


7.994.843

3.923.648.209
PT Jaya Real Property 1,13
3.480.039.223

PT Indonesia Prima 240.665.448.020


1,03
Property
232.873.604.443

1.622.783.914.689
PT Metropolitan Kentjana 1,88
864.766.415.319

1.860.337.087.272
PT Binakarya Jaya Abadi 3,21
579.451.267.667

886.958.604.049
PT Suryamas Duta Makmur 2,28
388.229.372.720

10.507.809.126
PT Summarecon agung 1,45
7.230.613.430

9.472.787.624
PT Pakuwono Jati 2,31
4.096.381.121

1.412.274.572
PT Plaza Indonesia Realty 1,24
1.135.313.268

1.346.121.491.173
PT Perdana Gapura Prima 5,70
236.047.703.080

320.389.809
PT Duta Anggada Realty 0,39
814.186.066

820.022.909.492
PT Cowell Development 0,74
1.103.403.629.709

a. PT Agung Podomoro Land Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas
jangka pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,06
b. PT Armidian Karya Tama Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 2,64
c. PT Bumi Serepong Damai Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 3,36
d. PT Ciputra Develoment Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 2,02
e. PT Jaya Real Property Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,13
f. PT Indonesia Prima Properti Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas
jangka pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,03
g. PT Metropolitan Ketjana Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,88
h. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 3,21
i. PT Suryamas Duta Makmur Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas
jangka pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 2,28
j. PT Summarecon Agung Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,45
k. PT Pakuwon Jati Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka pendek
dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 2,31
l. PT Plaza Indonesia Realty Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 1,24
m. PT Perdana Gapura Prima Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 5,70
n. PT Duta Anggada Realty Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 0,39
o. PT Cowell Develoment Tbk nilai Curren Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 0,74

Quik ratio
2017

100 (a-
Nama Perusahaan aset lancar(a) persediaan(b) kewajiban lancar(c) % b/c)*100%=X2

8.275.422.732 3.692.388.100 100


PT Agung podomoro land 0,58
%
7.838.705.276

482.408.235.045 293.032.685.758 100


PT Armidian karyatama 1,04
%
182.388.688.404

20.948.678.473.652 9.044.390.118.830 100


PT Bumi Serepong Damai 1,91
%
6.231.233.383.026
PT Ciputra Development 100 0,80
16.151.959 9.786.242 %
7.994.843

3.923.648.209 2.743.458.817 100


PT Jaya Real Property 0,34
%
3.480.039.223

PT Indonesia Prima 240.665.448.020 12.987.673.082 100


0,98
Property %
232.873.604.443

1.622.783.914.689 7.520.149.647 100


PT Metropolitan Kentjana 1,87
%
864.766.415.319

1.860.337.087.272 1.860.337.087.272 100


PT Binakarya Jaya Abadi 0,00
%
579.451.267.667

886.958.604.049 769.934.402.031 100


PT Suryamas Duta Makmur 0,30
%
388.229.372.720

10.507.809.126 7.890.253.215 100


PT Summarecon agung 0,36
%
7.230.613.430

9.472.787.624 3.576.277.383 100


PT Pakuwono Jati 1,44
%
4.096.381.121

1.412.274.572 86.697.872 100


PT Plaza Indonesia Realty 1,17
%
1.135.313.268

1.346.121.491.173 1.069.193.031.876 100


PT Perdana Gapura Prima 1,17
%
236.047.703.080

320.389.809 14.717.351 100


PT Duta Anggada Realty 0,38
%
814.186.066

820.022.909.492 628.521.492.669 100


PT Cowell Development 0,17
%
1.103.403.629.709

a. PT Agung Podomoro Land Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,58
b. PT Armidian Karya Tama Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,04
c. PT Bumi Serepong Damai Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,91
d. PT Ciputra Develoment Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,80
e. PT Jaya Real Property Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,34
f. PT Indonesia Prima Properti Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas
jangka pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,98
g. PT Metropolitan Ketjana Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,87
h. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,00
i. PT Suryamas Duta Makmur Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas
jangka pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,30
j. PT Summarecon Agung Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,36
k. PT Pakuwon Jati Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka pendek
dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,44
l. PT Plaza Indonesia Realty Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,17
m. PT Perdana Gapura Prima Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 1,17
n. PT Duta Anggada Realty Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,38
o. PT Cowell Develoment Tbk nilai Quick Ratio menjukan bahwa tiap rupiah liabilitas jangka
pendek dijamin dengan aset lancar dan persedian sebesar Rp 0,17

b. Rasio Profitabilitas
Returen on asset
2017

(a/b)=
Nama Perusahaan laba bersih(a) total asset(b) y

193.730.292
PT Agung podomoro land 0,01
29.583.829.904

56.610.183.053
PT Armidian karyatama 0,04
1.513.669.666.232

PT Bumi Serepong Damai 1.701.817.694.927 0,03


52.101.492.204.552

1.302.702
PT Ciputra Development 0,04
34.289.017

1.049.745.761
PT Jaya Real Property 0,10
10.541.248.267

133.966.017.617
PT Indonesia Prima Property 0,03
4.252.706.473.038

1.018.569.536.819
PT Metropolitan Kentjana 0,15
7.008.254.843.361
-
45.682.595.609
PT Binakarya Jaya Abadi -0,02
2.333.636.785.839

85.390.121.403
PT Suryamas Duta Makmur 0,03
3.158.642.385.060

690.623.630
PT Summarecon agung 0,03
23.299.242.068

2.826.936.213
PT Pakuwono Jati 0,11
25.018.080.224

214.534.304
PT Plaza Indonesia Realty 0,04
5.043.925.604

50.425.199.916
PT Perdana Gapura Prima 0,03
1.536.453.390.418

13.121.021
PT Duta Anggada Realty 0,00
6.905.286.394
-
224.533.427.459
PT Cowell Development -0,08
2.733.012.257.460
a. PT Agung Podomoro Land Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,01
b. PT Armidian Karya Tama Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,04
c. PT Bumi Serepong Damai Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,03
d. PT Ciputra Develoment Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,04
e. PT Jaya Real Property Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,10
f. PT Indonesia Prima Properti Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,03
g. PT Metropolitan Ketjana Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,15
h. PT Binakarya Jaya Abadi Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp -0,02
i. PT Suryamas Duta Makmur Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,03
j. PT Summarecon Agung Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,03
k. PT Pakuwon Jati Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang digunakan
perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,11
l. PT Plaza Indonesia Realty Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,04
m. PT Perdana Gapura Prima Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,03
n. PT Duta Anggada Realty Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp 0,00
o. PT Cowell Develoment Tbk return on total asset menjukan bahwa tiap rupiah aset yang
digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp -0,08

B. Analisis Data
Nilai variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam menggunakan
analisis merupakan nilai yang berasal dari data laporan keuangan konsolidasi PT Agung
podomoro Land Tbk tahun 2018 yang sudah dihitung dari analisis rasio keuangan.
1. Penguji asumsi klasik
a. Uji multikolineritas
Uji multikolineritas digunakan untuk menguji apakah terjadi korelasi yang sangat
tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas (sarwono, 2013:80)
Multikolineritas terjadi apabila antar variabel bebas menunjukan nilai yang sangat
tinggi atau mendekati 1. pada uji multikolineritas yang dilakukan dengan
menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:

Coefficients

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) ,335 ,240 1,399 ,187

curren ratio 6,409 2,366 ,581 2,708 ,019

quick ratio ,131 ,096 ,293 1,365 ,197

Pada tabel menunjukan bahwa angka Sig current ratio sebesar nilai o19, quick ratio 197

b. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji kesalahan observasi yang berikutnya
diperoleh secara bebas terhadap kesalahan sebelumnya (Supratno 2009:271). Salah
satu cara yang digunakan untuk menguji terjadinya autokorelasi adalah dengan uji
Durdin dan Watson. Jika anggka DurdinWaston menunjukan nilai < 1 dan < 3, maka
tidak terjadi autokoreksi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 ,673a ,453 ,362 ,47932

Pada tabel, menunjukan niali

2. Analisis Deskritif
Analisis statistik deskritif adalah yang mendeskripsikan atau memberikan gambaran
terhadap objek yang diteliti melalu data sampel ataupopulasi sebagaimana adanya,
tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum ( Sugiyono,
2010:2013)

Correlations

curren ratio quick ratio ROA

curren ratio Pearson Correlation 1 ,089 ,607*

Sig. (2-tailed) ,752 ,016

N 15 15 15

quick ratio Pearson Correlation ,089 1 ,344


Sig. (2-tailed) ,752 ,209

N 15 15 15

ROA Pearson Correlation ,607* ,344 1

Sig. (2-tailed) ,016 ,209

N 15 15 15

Pada tabel, menunjukan hasil analisis deskriptif yang dilakukan pada laporan
keuangan konsolidasi PT Agung Podomoro Land Tbk tahun 2018, sedangkan
hubungan dengan curren ratio dan quick ratio masing-masing adalah 1 dan 089,

3. Analisis regresi liner berganda


Analisis regresi liner berganda adalah suatu analisis asosiasi yang digunakan secara
bersamaan untuk meneliti dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel
tergantung dengan sekala pengkuran yang besipat metrik, baik untuk variabel bebas
maupun tergantungnya (Sarwonoo, 2013:10).

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Perkembangan
2. Pengaruh quick rqsio terhadap perusahaan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irlan, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung:Alfabeta.


Gumanti, Tatang. 2011. Manajemen Investasi: Konsep, Teori, dan Aplikasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Harahap, Sofyan Syarif. 2009. Analisis Krisis Laporan Keuangan, Jakarta: Raja
Grapindo.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Center for Academic
Publishing Service (CAPS).
Ikatan Akuntasi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: PT
Selemba Empat Patria.
Kasmir 2011. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Gropinda Persada.
Keown, Arthur J 2008. Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Macanan.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Jakarta
Salemba Empat
Munawir, S. 2010 Akuntasi Laporan Keuangan. Yogyakarat: Liberty
Santoso, Singgih, 2015, Manajemen Statistik NonParmatik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan, Jakrta: Gramedia Pustaka Utama.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana
Soemarsono, S,R. 2014. Akuntansi: Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Srimidarti, Cecilia. 2004. Kinerja Perusahaan Fokus Ekonomi.
I Made, Sudana. 2011 Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik
Jakarta Erlangga
Sugiono, statistik untuk penelitian. Alfabeta : Bandung, 2010
Sarwono, Jonathan. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi. ANDI
yogyakarta : yogyakarta. 2013.
Supranto, J. Statistik : Teori dan Aplikasi Edisi Tujuh. Erlangga : Jakarta 2009.

Anda mungkin juga menyukai