Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn. J DENGAN PERILAKU KEKERASAN


DI RUANG SADEWA RS. MARZOEKI MAHDI BOGOR

Disusun Oleh :
Hana Zilpah
18190100037

PROGAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2020
GAMBARAN KASUS

A. Pengkajian
Tn.J (Laki-laki) usia 35 tahun masuk tanggal 21 Agustus 2020 dengan diantar oleh
keluarganya ke RS Marzoeki Mahdi Bogor Keluarga mengatakan klien mengamuk dan
merusak barang-barang yang ada di rumah. Klien mengamuk karena kesal tidak
diberikan uang untuk membeli rokok oleh keluarga. Wajah klien tampak merah,mata
melotot, wajah tegang, tatapan mata tajam. Klien kalau mengamuk suka mukul orang.
Sebelum dibawa ke RSJ klien mengamuk, menendang ibu dan adiknya yang disaksikan
oleh bapak RT dan warga. Karena takut membahyakan klien dan orang lain yang ada
disekitarnya klien diikat sementara kemudian langsung dibawa ke RSJ Marzoeki
Mahdi. Sebelumnya klien baru saja 1 bulan yang lalu dirawat inap di RSJ Marzoeki
mahdi dengan kasus yang sama.
Klien pernah mendapatkan perlakukan kekerasan dari bapaknya. Bapak klien
juga sering mengatakan kalau klien tidak berguna.Tidak ada yang bisa dibanggakan dari
klien. Klien suka tidak percaya diri. Klien mengatakan tidak mampu melakukan
pekerjaan apapun. Klien juga sering mendengar suara-suara ditelinga. Dimasa suara
tersebut sering mengejek dan mengatai klien yang membuat klien tambah emosi
Pada sat di lakukan pengkajian pada tanggal 24 Agustus 2020 Saat diajak
berkomunikasi tatapan mata tajam, kontak mata (+), wajah tegang, mudah beralih,
bicara jelas dan kooperatif, klien selalu memulai pembicaraan dan mengulang – ulang
masa lalu yang pernah dialaminya. TD : 120/80 mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR 20 x/menit.
TB : 165 cm, BB : 62 kg, terapi farmakologi yang didapat yaitu Risperidon 2 x 1 mg tab,
Trihexyphenidil 2 x 2 mg tab. Diagnosa medik Skizofrenia.

B. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
Data Subjektif :
- Klien mengatakan sering mengamuk dan merusak barang-barang yang ada
rumah jika ke inginannya klien tidak terpenuhi
- Klien mengatakan dulu pernah mendapatkan perlakukan kekerasan baik
verbal maupun non verbal dari bapaknya
Data Objektif :

- Wajah klien tampak merah


- Mata melotot
- Wajah tegang
- Tatapan mata tajam
- Klien mengamuk suka mukul orang
- Klien selalu mengulang-ulang pembicaraan
2. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi pendengaran
Data Subyektif :
- Klien mengatan mendengar suara-suara ditelinga
- Klien mengatakan suara-suara tersebut sering mengatai dan mengejek klien
yang membuat klien tambah emosi
- Keluarga mengatakan ada keluarga dari bapak klien tepatnya paman klien
yang mempunyai masalah Kesehatan jiwa seperti klien
Data Obyektif
- Ekspresi wajah tegang
- Klien tampak sesekali memegang telinganya dan berusaha menutup
telinganya
3. Harga diri rendah
Data Subjektif
- Klien mengatakan tidak percaya diri
- Klien mengatakan tidak mampu mengerjakan apapun
- Klien mengatakan bingung untuk mmulai komunikasi dengan orang lain
Data Objektif
- Kontak mata ada tapi kurang
- Klien terlihat bingung dan selalu mengulang-ulang pembicraan tentang masa
lalu yang pernah di alaminya

C. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri dan orang lain



Perilaku kekerasan/amuk

Harga diri rendah

D. Prioritas Masalah dan Susunan Diagnosa Keperawatan


1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi : Halusianasi pendengaran
3. Harga diri rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA MM - BOGOR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

Nama Klien : Tn.J DX Medis: Skizofrenia


No. MR : 12345 Ruangan : Sadewa

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

24 1 Perilaku TUM: Klien dan keluarga


Agust Kekerasan mampu mengatasi resiko
2020 perilaku kekerasan. 1. Klien menunjukkan tanda-tanda
percaya kepada perawat:
o Wajah cerah, tersenyum 1. Bina hubungan saling percaya dengan:
o Mau berkenalan  Beri salam setiap berinteraksi.
TUK: o Ada kontak mata  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan
tujuan perawat berkenalan
o Bersedia menceritakan
1. Klien dapat membina  Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
hubungan saling perasaan
 Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji
percaya setiap kali berinteraksi
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan
perasaan klien
2. Klien dapat 2. Klien menceritakan penyebab 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya:
mengidentifikasi perilaku kekerasan yang  Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa
penyebab perilaku dilakukannya: kesal atau jengkelnya
kekerasan yang  Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian
dilakukannya o Menceritakan penyebab setiap ungkapan perasaan klien
perasaan jengkel/kesal baik
dari diri sendiri maupun
lingkungannya
3. Klien dapat 3. Klien menceritakan keadaan 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku
mengidentifikasi tanda- kekerasan yang dialaminya:
tanda perilaku kekerasan o Fisik : mata merah, tangan
mengepal, ekspresi tegang,  Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat
dan lain-lain. perilaku kekerasan terjadi
o Emosional : perasaan  Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya saat
marah, jengkel, bicara kasar. terjadi perilaku kekerasan
o Sosial : bermusuhan  Motivasi klien menceritakan kondisi psikologis saat
yang dialami saat terjadi terjadi perilaku kekerasan
perilaku kekerasan.  Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan
dengan orang lainh saat terjadi perilaku kekerasan
4. Klien dapat 4. Klien menjelaskan: 4. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang
mengidentifikasi jenis dilakukannya selama ini:
perilaku kekerasan yang o Jenis-jenis ekspresi
pernah dilakukannya kemarahan yang selama ini  Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak
telah dilakukannya kekerasan yang selama ini permah dilakukannya.
o Perasaannya saat  Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah
melakukan kekerasan tindak kekerasan tersebut terjadi
o Efektivitas cara yang dipakai  Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang
dalam menyelesaikan dilakukannya masalah yang dialami teratasi.
masalah
5. Klien dapat 5. Klien menjelaskan akibat tindak 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara
mengidentifikasi akibat kekerasan yang dilakukannya yang dilakukan pada:
perilaku kekerasan
o Diri sendiri : luka, dijauhi  Diri sendiri
teman, dll  Orang lain/keluarga
o Orang lain/keluarga : luka,  Lingkungan
tersinggung, ketakutan, dll
o Lingkungan : barang atau
benda rusak dll
6. Klien dapat 6. Klien : 6. Diskusikan dengan klien:
mengidentifikasi cara
konstruktif dalam o Menjelaskan cara-cara sehat  Apakah klien mau mempelajari cara baru
mengungkapkan marah mengungkapkan marah yang sehat
mengungkapkan
 Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk
kemarahan
mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan
yang diketahui klien.
 Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan
marah:
 Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur,
olah raga.
 Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang
kesal kepada orang lain.
 Sosial: latihan asertif dengan orang lain.
 Spiritual: sembahyang/doa, zikir, meditasi, dsb
sesuai keyakinan agamanya masing-masing
7. Klien dapat 7. Klien memperagakan cara 7. 1. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien
mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan: memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan
mengontrol perilaku kemarahan.
kekerasan o Fisik: tarik nafas dalam,
memukul bantal/kasur 7.2. Latih klien memperagakan cara yang dipilih:
o Verbal: mengungkapkan
perasaan kesal/jengkel pada  Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih.
orang lain tanpa menyakiti  Jelaskan manfaat cara tersebut
o Spiritual: zikir/doa, meditasi  Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah
sesuai agamanya dilakukan.
 Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih
belum sempurna
7.3. Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih
saat marah/jengkel

8. Klien mendapat dukungan 8. Keluarga: 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
keluarga untuk pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.
mengontrol perilaku o Menjelaskan cara merawat
kekerasan klien dengan perilaku 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
kekerasan mengatasi perilaku kekerasan
o Mengungkapkan rasa puas
dalam merawat klien 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara
merawat klien perilaku kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga.

8.4. Peragakan cara merawat klien (menangani PK )

8.5.Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang

8.6. Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

8.7. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara


yang dilatihkan
9. Klien menggunakan obat 9. Klien menjelaskan: 9.1. Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur
sesuai program yang telah dan kerugian jika tidak menggunakan obat
ditetapkan o Manfaat minum obat
o Kerugian tidak minum obat 9.2. Jelaskan kepada klien:
o Nama obat
o Bentuk dan warna obat  Jenis obat (nama, wanrna dan bentuk obat)
 Dosis yang tepat untuk klien
o Dosis yang diberikan
 Waktu pemakaian
kepadanya
 Cara pemakaian
o Waktu pemakaian
 Efek yang akan dirasakan klien
o Cara pemakaian 9.3. Anjurkan klien:
o Efek yang dirasakan
10. Klien menggunakan obat sesuai  Minta dan menggunakan obat tepat waktu
program  Lapor ke perawat/dokter jika mengalami efek yang
tidak biasa
 Beri pujian terhadap kedisplinan klien menggunakan
obat.
Dx Perencanaan
Tgl No Dx
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

24 2 Gangguan TUM: Klien dapat


Agust sensori mengontrol
2020 persepsi: halusinasi yang
halusinasi dialaminya
(lihat/dengar/p
enghidu/ Tuk 1 :

raba/kecap) Klien dapat


membina
hubungan saling
percaya
1. Setelah….x interaksi klien 1. Bina hubungan saling Bila sudah terbina hubungan
menunjukkan tanda-tanda percaya dengan saling percaya diharapkan klien
percaya kepeda perawat : menggunakan prinsip dapat kooperatif, sehingga
komunikasi terapeutik : pelaksanaan asuhan
 Ekspresi wajah keperawatan dapat berjalan
bersahabat  Sapa klien dengan ramah dengan baik.
 Menunjujkkan rasa baik verbal maupun non
senang verbal
 Ada kontak mata  Perkenalkan nama, nama
 Mau berjabat tangan panggilan dan tujuan
 Mau menyebutkan perawat berkenalan
nama  Tanyakan nama lengkap
 Mau menjawab salam dan nama panggilan yang
 Mau duduk disukai klien
berdampingan  Buat kontrak yang jelas
dengan perawat  Tunjukkan sikap jujur dan
 Bersedia menepati janji setiap kali
mengungkapkan interaksi
masalah yang  Tunjukkan sikap empati
dihadapi dan menerima apa
adanya
 Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
 Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
 Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien

Tuk 2 : 2. Setelah….x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan  Kontak sering dan singkat
menyebutkan: singkat secara bertahap selain upaya membina
Klien dapat hubungan saling percaya,
mengenal o Jenis 2.2. Observasi tingkah laku klien juga dapat memutuskan
halusinasinya o Isi terkait dengan halusinasinya halusinasi.
o Waktu (*  Mengenal perilaku pada saat
o Frekuensi dengar/lihat/penghidu/raba/k halusinasi timbul,
o Perasaan ecap), jika menemukan klien memudahkan perawat dalam
o Situasi dan kondisi yang sedang halusinasi : melakukan intervensi.
yang menimbulkan  Mengenal halusinsi
halusinasi  Tanyakan apakah klien memungkinkan klien untuk
o Respons mengalami sesuatu menghindarkan factor
(halusinasi pencetus timbulnya
dengar/lihat/penghidu/rab halusinasinya.
a/kecap)  Dengan mengngetahui
 Jika klien menjawab ya, waktu, isi dan frekuensi
tanyakan apa yang munculnya halusinasi
sedang dialaminya mempermudah tindakan
 Katakana bahwa perawat keperawatan yang akan
percaya klien mengalami dilakukan perawat.
hal tersebut, namun  Untuk mengidentifikasi
perawat sendiri tidak pengaruh halusinasi pasien.
mengalaminya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
 Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal
yang sama
 Katakan perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan
klien :
 Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang-kadang)
 Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah…x interaksi klien 2.3.Diskusikan dengan klien apa  Untuk mengetahui koping
menyatakan perasaan yang dirasakan jika terjadi yang digunakan oleh klien.
dan responnya saat halusinasi dan beri  Agar klien mengetahui akibat
mengalami halusinasi : kesempatan untuk dari menikmati halusinasi
mengungkapkan sehingga klien meminimalisir
 Marah perasaannya. halusinasinya.
 Takut
 Sedih 2.4.Diskusikan dengan klien apa
 Senang yang dilakukan untuk
 Cemas mengatasi perasaan
 Jengkel tersebut.

2.5.Diskusikan tentang dampak


yang akan dialamunya bila
klien menikmati
halusinasinya.

Tuk 3 : 3.1. Setelah…x interaksi klien 3.1.Identifikasi bersama klien cara  Upaya untuk memutuskan
menyebutkan tindakan atau tindakan yang dilakukan siklus halusinasi sehingga
Klien dapat yang biasanya dilakukan jika terjadi halusinasi halusinasi tidak berlanjut.
mengontrol untuk mengendalikan (tidur,marah,menyibukkan  Reinforcement positif dapat
halusinasinya halusinasinya. diri dll) meningkatkan harga diri
klien.
3.2. Setelah…x interaksi klien 3.2. Diskusikan vara yang  Memberikan alternatif pilihan
menyebutkan cara baru digunakan klien, bagi klien untuk mengontrol
mengontrol halusinasi. lingkungan.
 Jika cara yang digunakan
3.3.Setelah…x interaksi klien adaptif beri pujian
dapat memilih dan  Jika cara yang digunakan
memperagakan cara maladaptive diskusikan
mengatasi halusinasi kerugian cara tersebut
(dengar/lihat/penghidu/ra 3.3. Diskusikan cara baru untuk
ba/kecap) memutus/mengontrol
timbulnya halusinasi :
3.4.Setelah…x interaksi klien  Katakan pada diri sendiri
melaksanakan cara yang bahwa ini tidak nyata
telah dipilih untuk (“saya tidak mau
mengendalikan dengar/lihat/penghidu/rab
halusinasinya. a/kecap pada saat
halusinasi terjadi)
3.5.Setelah…x pertemuan  Menemui orang lain  Memotivasi meningkatkan
klien mengikuti terapi (perawat/teman/anggota kegiatan klien untuk
aktivitas kelompok. keluarga) untuk mencoba memilih salah satu
menceritakan tentang cara mengendalikan
halusinasinya. halusinasi dan dapat
 Membuat dan meningkatkan harga diri
melaksanakan jadwal klien.
kegiatan sehari-hari yang  Member kesempatan kepada
telah disusun. klien untuk mencoba citra
 Meminta yang sudah dipilih.
keluarga/teman/perawat
 Stimulasi persepsi dapat
menyapa jika sedang
mengurangi perubahan
berhalusinasi.
interpretasi realitas klien
3.4. Bantu klien memilih cara
akibat halusinasi.
yang sudah diajurkan dan
latih untuk mencobanya.
3.5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian.
3.7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktifitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi.
Tuk 4 : 4.1.Setelah…x pertemuan 4.1.Buat kontrak dengan keluarga Untuk mendapatkan bantuan
keluarga, keluarga untuk pertemuan (waktu,
Klien dapat menyatakan setuju untuk tempat dan topic) keluarga mengontrol halusinasi.
dukungan dari mengikuti pertemuan
keluarga dalam dengan perawat. 4.2. Diskusikan dengan keluarga
mengontrol (pada saat pertemuan
4.2.Setelah…x interaksi keluarga kunjungan rumah) Untuk mengetahui pengetahuan
halusinasinya keluarga dan meningkatkan
keluarga menyebutkan
pengertian, tanda dan  Pengertian halusinasi kemampuan pengetahuan tentang
 Tanda dan gejala halusinasi.
gejala, proses terjadinya
halusinasi
halusinasi dan tindakan
 Proses terjadinya
untuk mengendalikan halusinasi
halusinasi.  Cara yang dapat Agar keluarga dapat merawat
dilakukan klien dan klien atau anggota keluarga lain
keluarga untuk memutus yang berhalusinasi di rumah.
halusinasi :
 Obat-obatan halusinasi
 Cara merawat anggota Keluarga klien menjadi tahu cara
keluarga yag halusinasi di mencari bantuan jika halusinasi
rumah (beri kegiatan, tidak dapat diatasi dirumah.
jangan biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian bersama,
memantau obat-obatan
dan cara pemberiannya
untuk mengatasi
halusinasi)
 Beri informasi waktu
control kerumah sakit dan
bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi
tidak dapat diatasi di
rumah.
Tuk 5: 5.1.Setelah…x interaksi klien 5.1. Diskusikan dengan klien  Dengan menyebutkan dosis,
menyebutkan ; tentang manfaat dan frekuensi dan manfaat obat,
Klien dapat kerugian tidak minum obat, diharapkan klien
memanfaatkan  Manfaat minum obat warna, dosis, cara, efek melaksanakan program
obat dengan baik  Kerugian tidak terapi dan efek samping pengobatan.
munum obat penggunaan obat.  Menilai kemampuan klien
 Nama, warna, dosis, dalam pengobatannya
efek terapi dan efek 5.2. Pantau klien saat sendiri.
samping obat penggunaan obat.  Program pengobatan dapat
5.2.Setelah…x interaksi klien berjalan sesuai rencana.
mendemonstrasikan 5.3. Beri pujian jika klien  Dengan mengetahui prinsip
penggunaan obat dengan menggunakan obat dengan penggunaan obat, maka
benar benar. kemandirian klien untuk
5.3.Setelah…x interaksi klien pengobatan dapat
menyebutkan akibat 5.4. Diskusikan akibat berhenti
ditingkatkan secara
berhenti minum obat minum obat tanpa konsultasi bertahap.
tanpa konsultasi dokter. dengan dokter.

5.5. Ajurkan klien untuk


konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.

Perencanaan
Tgl No .Dx DX Keperawatan
Tujuan Kritaria Evaluasi Intervensi
24 3 Harga diri rendah TUM: Klien
agustus memiliki harga diri 1. Ekpresi wajah 1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan
2020 yang positif bersahabat, prinsip komunikasi terapeutik :
menunjukkan rasa
TUK: senang, ada kontak  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal
1. Klien dapat mata, mau berjabat
 Perkenalkan diri dengan sopan
membina tangan, mau
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
hubungan menyebutkan nama, disukai klien
saling percaya mau menjawab  Jelaskan tujuan pertemuan
dengan perawat salam, klien mau  Jujur dan menepati janji
duduk berdampingan  Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa
dengan perawat, mau adanya
mengutarakan  Beri perhatian kepada dan perhatikan kebutuhan
masalah yang dasar klien
dihadapi.

2. Klien dapat 2. Klien mengidentifikasi 2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
mengidentifikasi kemampuan dan klien dan buat daftarnya jika klien tidak mampu
kemampuan aspek positif yang mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat untuk
dan aspek dimiliki memberi pujian pada aspek positif yang dimiliki klien
positif yang 2.2. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian
dimiliki o Kemampuan yang negative
dimiliki klien 2.3.
o Aspek positif Utamakan
keluarga memberi
o Aspek positif
pujian
lingkungan yang
yang
dimiliki klien
realistis

3. Klien dapat 3. Klien menilai 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
menilai kemampuan dapat dilaksanakan selama sakit.
kemampuan yang dimiliki 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
yang dimiliki untuk pelaksanaannya
untuk dilaksanakan
dilaksanakan
4. Klien dapat 4. Klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
(menetapkakan) membuat dilakukan setiap hari sesuai kemampuang.
merencanakan rencana
kegiatan sesuai kegiatan harian  kegiatan mandiri
 kegiatan dengan bantuan sebagian
dengan
 kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi
yang dimiliki
klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.

5. Klien dapat 5. Klien melakukan 5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan
melakukan kegiatan sesuai yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai kondisi dan 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
kondisi dan kemampuannya. 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
kemampuannya pulang.

6. Klien dapat 6. Klien memanfaatkan 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
memanfaatkan system pendukung merawat klien dengan harga diri rendah.
system yang ada di keluarga. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di
pendukung rawat.
yang ada 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA BOGOR

Nama : Tn. J Ruangan : Sadewa RM : 12345

IMPLEMENTASI EVALUASI

Hari/Tanggal : Senin / 24-8-2020 jam 16.00 S:

Data : - Klien mengatakan senang berkenalan dengan


perawat.
Data Subjektif - Klien mau berjabat tangan dengan petugas
- Klien mau duduk berdampingan dengan petugas
- Klien mengatakan tidak suka dilarang-larang
seperti dilarang merokok, dilarang minum kopi

Data Objektif : O:
- Wajah klien tampak tegang - Klien mau berkenalan dengan petugas
- Terlihat klien tidak nyaman berbicara - Walau klien kurang kooperatif tapi klien mau
dengan orang yang baru dikenal mendengarkan dan berbincang dengan petugas
- Tatapan mata tajam - Klien masih suka marah dan tersinggung
- Klien mudah tersinggung
- Bicara ketus intonasi suara agak tinggi
- Mata klien banyak menghindari petugas

A:
Diagnosa Keperawatan:
- Klien mampu membina hubungan saling
Perilaku kekerasan percaya.
- Klien mampu menjelaskan dan melakukan
kemampuan yang dapat dilakukan.
Tindakan Keperawatan :
P: Menganjurkan :
1. Membina hubungan saling percaya.
- Memberi salam terapeutik - Klien melatih Tarik nafas dalam setiap hari
- Perkenalkan nama,nama panggilan dan minimal 5x setiap hari
tujuan perawat berkenalan - Menganjurkan klien untuk berbicara seperti
- Tanyakan nama, dan panggilan nama biasa tidak dengan intonasi suara yang tinggi
kesukaan klien - Klien akan memasukan kegiatan ke dalam
- Tunjukkan sikap empati jadwal kegiatan harian.
- Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi
2.Klien dapat mengidentifikasi penyebab prilaku
kekerasan yang dilakukan

3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda


prilaku kekerasan
Hana Zilpah

RTL :

1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien.


2. Latih kemampuan yang lain
3. Anjurkan pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA BOGOR

Nama : Tn. J Ruangan : Sadewa RM : 12345

IMPLEMENTASI EVALUASI

Hari/Tanggal : Selasa /25-8-2020 jam 15.30


Data : S:

Data Subjektif - Klien mengatakan sudah mulai berlatih Tarik


nafas dalam setiap bangun tidur
Klien mengatakan sudah mulai berlatih teknis - Klien mengatakan jika menarik nafas dalam
nafas dalam klien
O:

- Klien mulai terlihat nyaman dengan petugas


Data Objektif : - Klien mampu menceritakan kepada petugas apa
- Klien mulai terlihat tenang yang membuat klien menjadi marah dan kesal
- Intonasi suara kli3n tidak terlalu keras - Klien mudah tersinggung
- Sekali-kali mulai ada kontak mata dengan - Klien mampu memperagakan pukul
petugas bantal/Kasur jika marah muncul
- Klien masih terlibat percek-cokan dengan
temansatu ruangan
-

Diagnosa Keperawatan:
A:
Resiko prilaku kekerasan
- Masalah teratasi sebagian
- Klien sudah mau ngobrol dengan petugas
- Klien mampu memperagakan cara mengharidik
Tindakan Keperawatan :

1. Bantu klien mengungkapkan rasa marahnya P:


2. Bantu klien mengungkapkan perasaan
marahnya - Latih teknik pukul bantal setiap pagi saat
- Motivasi klien untuk menceritakan bagun tidur dan jam 3 sore
penyebab rasa kesal dan jengkel - memasukkan pukul bantal dan Kasur ke
- Dengarkan tanpa menyela atau memberi jadwal kegiatan harian
penilaian setiap ungkapan perasaan klien
3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda
prilaku kekerasan yang dialami
4. Mengulang Kembali Latihan Tarik nafas dalam

RTL :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. Hana Zilpah
2. Latih klien dalam mengendalikan marahnya
dengan membuat ke daftar kegiatan dalam
buku harian
3. Anjurkan pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PERAWATAN
(SP1)

Masalah Keperawatan Utama : Perilaku kekerasaan


Pertemuan ke : I ( satu )
Kondisi Klien :
1. Klien tampak marah-marah
2. Mata merah, melotot dan pandangan tajam
3. Wajah memerah dan tegang
4. Bicara dengan nada tinggi dan kasar
5. Sesekali mengumpat dengan kata-kata kotor
6. Afek labil
Tujuan perawatan khusus
1. Klien mampu mengungkapkan penyebab marah
2. Klien mampu menyebutkan tanda-tanda marah
3. Klien mampu menyebutkan perilaku marah yang biasa dilakukan
4. Klien mampu menyebutkan akibat marah
5. Klien mampu mendemontrasikan cara marah yang sehat dengan cara fisik I
Rencana Tindakan Perawatan :
1. BHSP
2. Identifikasi penyebab marah
3. Identifikasi tanda-tanda marah
4. Identifikasi perilaku marah yang biasa dilakukan
5. Diskusikan akibat marah
6. Ajarkan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan fisik I
7. Buatkan jadual latihan mengungkapkan marah yang sehat dengan fisik I
Fase orientasi
a. Salam therapeutiK
Selamat pagi..(sambil mengajak berjabat tangan). Perkenalkan nama saya Hana Zilpah.
Saya biasa dipanggil Hana. Saya mahasiswa STIKIM yang akan merawat bapak mulai
tanggal 24 sampai 28 agustus 2020 dari jam 10.00 -19.00. Siapa nama Bapak. ? Biasa
dipanggil apa pak? Oh.. namanya pak Joko ya pak..
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini. Kenapa Pak Joko dibawa ke rumah sakit ini ?
Bapak pernah kalo marah-marah sampai memukul orang atau merusak barang ?
Ooh..begitu ya Pak. Jadi Bapak kalo marah suka merusak dan melempar barang-barang di
rumah ya.?
c. Kontrak
 Topik :
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang marah-marah yang Pak Joko
lakukan ?
 Waktu
Mau berapa menit pak? 20 menit ya pak..baiklah pak
 Tempat
Mau dimana kita berbincang-bincang ? oh..di taman ya pak..baiklah...
8. Fase kerja
Pak Joko, coba sekarang ceritakan apa saja yang menyebabkan Pak Joko marah. Terus apa
yang pak Joko lakukan saat marah? Oh..merusak dan melempar-lempar barang ya pak.. ?
sama pernah menendang ibu dan adiknya pak Joko? Apa yang menyebabkan pak Joko
marah seperti itu ?
Kalo marah apa sih yang pak Joko rasakan ? eum..jadi kesal ya pak..
Menurut pak Joko,kalo barang dilempar dan dirusak terus ibu dan adik pa Joko di tendang, ,
menguntungkan apa merugikan ? Apa kerugiana pak ? pak Joko kasihan ga sama ibu dan
adiknya di tending sama pak Joko? Kaihan kan ya pak...menyesal tidak pak..bagus kalo
bapak menyesal..Marah-marah seperti menurut agama yang dianut pak Joko boleh tidak ?
Bagus ! Pak Joko tahu kan ? jadi ga boleh ya pak...
Saya juga setuju pak, kalo marah-marah seperti itu merugikan kita sendiri. Pak
Joko..perasaan marah itu wajar, tetapi kalau marahnya sampai merusak..melukai orang lain
dan barang-barang itu merugikan. Bagaimana kalau saya ajarkan cara mengungkapkan
marah secara sehat ? Mau ? Baiklah.
Begini caranya, kalo pak Joko marahnya sambil berdiri coba duduk kemudian duduk rileks
kemudian tarik nafas panjang, tahan sebentar kemudian keluarkan melalui mulut. ( perawat
mendemonstrasikan ) Sekarang coba pak Joko lakukan ! Sekali lagi coba ! Bagus ! Lakukan
beberapa kali sampai rasa marahnya menurun ya pak Joko ?

9. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kita berbincang-bincang ? Pak masih ingat apa saja
yang menyebabkan pak Joko marah-marah.? Tanda-tandanya kalau sedang marah
bagaimana pak ? Apa saja tadi yang biasa dilakukan kalau sedang marah ? Kerugianya
kalau marah-marah seperti itu apa Pak ?
b. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat ? Bagus !
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat. Sekarang kita
masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali sehari..? Bagimana
kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 6 pagi dan jam 8 malam
ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal memberi tanda chentang.
Besok saya akan lihat ya..?”
d. Kontrak
1. Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat cara
pertama, Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke dua
yaitu memukul bantal Bagaimana Pak Joko mau..?”
2. Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
3. Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa nonton TV dulu. Jangan lupa besok latihan ya..??”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PERAWATAN


(SP 2)

Masalah Keperawatan Utama : Perilaku kekerasaan


Pertemuan ke : II ( dua )
Kondisi Klien :
1. Klien tampak masih suka marah – marah
2. Wajah memerah dan tegang
3. Bicara dengan kadang nada tinggi dan kasar
4. Kadang-kadang sering mengumpat dengan kata-kata kotor
5. Afek labil
6. Klien sudah mampu menyebutkan tand-tanda marah
7. Klien sudah mampu menyebutkan perilaku marah yang biasa dilakukan
8. Klien sudah mampu menyebutkan akibat marah
9. Klien sudah mampu mendemontrasikan cara marah yang sehat dengan cara fisik I
Tujuan perawatan khusus
1. Klien mampu mendemontrasikan cara marah yang sehat dengan cara fisik II
Rencana Tindakan Perawatan
1. BHSP
2. Validasi perilku marah yang dilakukan
3. Validasi laihan mengungkapkan marah yang sehat dengan fisik I
4. Ajarkan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan pukul bantal
5. Buatkan jadual latihan mengungkapkan marah yang sehat dengan pukul bantal
Fase orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi..(sambil mengajak berjabat tangan) pak Joko. Masih ingat dengan saya ? oh
lupa ya.. Perkenalkan lagi deh.. nama saya Hana Zilpah. Saya biasa dipanggil Hana. Saya
perawat di Ruang ini yang merawat Pak Joko selama di sini mulai dari jam 14.00-19.00
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini. Pak Joko kemarin sudah saya ajari cara
mengungkapkan cara mengungkapkan marah dengan cara menarik nafas panjang ya.
Sudah latihan kemarin ? Coba lihat jadual kemarin..ya bagus. Coba praktekan cara yang
saya ajarkan kemarin ?
c. Kontrak
 Topik :
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
mengungkapkan marah dengan fisik II ?
 Waktu
Paka Joko mau berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit
 Tempat
Mau dimana kita berbincang-bincang ?
Fase kerja
Baiklah. Cara mengungkapkan marah yang sehat yang kedua adalah dengan memukul
bantal. Kalo Pak Joko ingin marah coba cari bantal kemudian kita pukul bantal tersebut
seperti ini. ( perawat mendemontrasikan cara memukul bantal )
Sekarang coba pak Joko lakukan ! Sekali lagi… coba ! Bagus ! Lakukan beberapa kali
sampai rasa marahnya menurun ya pak Joko ?
Kalo kebetulan tidak ada bantal, pak Joko bisa memukul kasur, menendang bola atau
memukul pohon pisang atau bisa saja lari. Yang penting barang-barang tersebut tidak
menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, orang lain atau lingkungan sekitar..

Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kta berbincang-bincang ?
b. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang kedua ?
Bagus !
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat dengan 2 cara.
Sekarang kita masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali
sehari..? Bagimana kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 7
pagi dan jam 7 malam ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal
memberi tanda chentang. Yang cara pertama juga tetap latihan ya. Besok saya akan lihat
ya..?”
d. Kontrak
Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara
III , Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke tiga yaitu secara
verbal Bagaimana Pak Joko mau..?”
Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa nonton TV dulu. Jangan lupa besok latihan ya..??”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PERAWATAN


(SP3)

Masalah Keperawatan Utama : Perilaku kekerasaan


Pertemuan ke : III ( tiga )
Kondisi Klien :
1. Klien kadang-kadang masih marah – marah
2. Wajah relative lebih cerah
3. Bicara kadang masih dengan nada tinggi dan kasar
4. Kadang-kadang klien mengumpat dengan kata-kata kotor
5. Afek lebih stabil
6. Klien sudah mampu menyebutkan tand-tanda marah
7. Klien sudah mampu menyebutkan perilaku marah yang biasa dilakukan
8. Klien sudah mampu menyebutkan akibat marah
9. Klien sudah mampu mendemontrasikan cara marah yang sehat dengan cara fisik I
10. Klien sudah mampu mempraktekan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara
fisik II ( pukul bantal )
Tujuan perawatan khusus
Klien mampu mendemontrasikan cara marah yang sehat dengan cara Sosial (asertif)
Rencana Tindakan Perawatan
1. BHSP
2. Validasi perilku marah yang dilakukan
3. Validasi laihan mengungkapkan marah yang sehat dengan fisik II ( pukul bantal )
4. Ajarkan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara sosial
5. Buatkan jadual latihan mengungkapkan marah yang sehat dengan cara social

I. Fase orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi..(sambil mengajak berjabat tangan) pak Joko. Masih ingat dengan saya ? ya
betul..saya Hana.

b. Evaluasi
Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini. Pak Joko kemarin sudah saya ajari cara
mengungkapkan cara mengungkapkan marah dengan cara menarik nafas panjang ya dan
memukul bantal khan ? Sudah latihan kemarin ? Coba lihat jadual kemarin..ya bagus.
Coba praktekan cara yang saya ajarkan kemarin ?
a. Kontrak
 Topik :
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
mengungkapkan marah dengan cara social atau berbicara dengan baik-baik ya ?
 Waktu
Paka Joko mau berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit
 Tempat
Mau dimana kita berbincang-bincang ?

c. Fase kerja
Baiklah. Cara mengungkapkan marah yang sehat yang ketiga adalah dengan cara berbicara
dengan baik-baik. Nah Sekarang coba pak Joko menyampaikan kepada orang yang membuat
pak Joko marah dengan baik-baik. Caranya ada 3 ( tiga ) yaitu :
1. Meminta dengan cara yang baik tanpa dengan marah, nada yang rendah dan tidak kasar.
Kemarin khan Pak Joko mengatakan salah satu penyebab marahnya adalah Pak Joko
meminta uang ! Nah kalo ingin meminta uang coba katakana baik-baik “Bu saya minta
uang untuk beli rokok “ Coba pak Joko tirukan . Bagus . Sekali lagi… coba !
2. Menolak dengan baik ., jika ada yang menyuruh dan Pak Joko tidak ingin melakukanya
coba katakana “ Maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya sedang ada kerjaan.
Coba pak Joko praktekan . Bagus.
3. Mengungkapkan perasaan kesal. Jika ada yang perlakuan orang lain yang membuat kesal
Pak Joko bisa mengatakan “ Bu Ibu jangan bisa seperti itu. Saya jadi ingin marah kalo
Ibu mengatakan begitu. Coba praktekan pak

d. Fase Terminasi
e. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kta berbincang-bincang ?
f. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ketiga ?
Bagus !
g. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat dengan 3 cara.
Sekarang kita masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali
sehari..? Bagimana kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 10
pagi dan jam 16 malam ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal
memberi tanda chentang. Yang cara pertama juga tetap latihan ya. Besok saya akan lihat
ya..?”
h. Kontrak
Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara
4 , Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke tiga yaitu secara
spiritual Bagaimana Pak Joko mau..?”
Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa ke kamar dulu ya. Jangan lupa besok latihan ya..??”

Anda mungkin juga menyukai