Disusun Oleh :
Hana Zilpah
18190100037
A. Pengkajian
Tn.J (Laki-laki) usia 35 tahun masuk tanggal 21 Agustus 2020 dengan diantar oleh
keluarganya ke RS Marzoeki Mahdi Bogor Keluarga mengatakan klien mengamuk dan
merusak barang-barang yang ada di rumah. Klien mengamuk karena kesal tidak
diberikan uang untuk membeli rokok oleh keluarga. Wajah klien tampak merah,mata
melotot, wajah tegang, tatapan mata tajam. Klien kalau mengamuk suka mukul orang.
Sebelum dibawa ke RSJ klien mengamuk, menendang ibu dan adiknya yang disaksikan
oleh bapak RT dan warga. Karena takut membahyakan klien dan orang lain yang ada
disekitarnya klien diikat sementara kemudian langsung dibawa ke RSJ Marzoeki
Mahdi. Sebelumnya klien baru saja 1 bulan yang lalu dirawat inap di RSJ Marzoeki
mahdi dengan kasus yang sama.
Klien pernah mendapatkan perlakukan kekerasan dari bapaknya. Bapak klien
juga sering mengatakan kalau klien tidak berguna.Tidak ada yang bisa dibanggakan dari
klien. Klien suka tidak percaya diri. Klien mengatakan tidak mampu melakukan
pekerjaan apapun. Klien juga sering mendengar suara-suara ditelinga. Dimasa suara
tersebut sering mengejek dan mengatai klien yang membuat klien tambah emosi
Pada sat di lakukan pengkajian pada tanggal 24 Agustus 2020 Saat diajak
berkomunikasi tatapan mata tajam, kontak mata (+), wajah tegang, mudah beralih,
bicara jelas dan kooperatif, klien selalu memulai pembicaraan dan mengulang – ulang
masa lalu yang pernah dialaminya. TD : 120/80 mmhg, Nadi : 80 x/menit, RR 20 x/menit.
TB : 165 cm, BB : 62 kg, terapi farmakologi yang didapat yaitu Risperidon 2 x 1 mg tab,
Trihexyphenidil 2 x 2 mg tab. Diagnosa medik Skizofrenia.
B. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
Data Subjektif :
- Klien mengatakan sering mengamuk dan merusak barang-barang yang ada
rumah jika ke inginannya klien tidak terpenuhi
- Klien mengatakan dulu pernah mendapatkan perlakukan kekerasan baik
verbal maupun non verbal dari bapaknya
Data Objektif :
C. Pohon Masalah
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
8. Klien mendapat dukungan 8. Keluarga: 8.1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai
keluarga untuk pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.
mengontrol perilaku o Menjelaskan cara merawat
kekerasan klien dengan perilaku 8.2. Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien
kekerasan mengatasi perilaku kekerasan
o Mengungkapkan rasa puas
dalam merawat klien 8.3. Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara
merawat klien perilaku kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh keluarga.
Tuk 2 : 2. Setelah….x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan Kontak sering dan singkat
menyebutkan: singkat secara bertahap selain upaya membina
Klien dapat hubungan saling percaya,
mengenal o Jenis 2.2. Observasi tingkah laku klien juga dapat memutuskan
halusinasinya o Isi terkait dengan halusinasinya halusinasi.
o Waktu (* Mengenal perilaku pada saat
o Frekuensi dengar/lihat/penghidu/raba/k halusinasi timbul,
o Perasaan ecap), jika menemukan klien memudahkan perawat dalam
o Situasi dan kondisi yang sedang halusinasi : melakukan intervensi.
yang menimbulkan Mengenal halusinsi
halusinasi Tanyakan apakah klien memungkinkan klien untuk
o Respons mengalami sesuatu menghindarkan factor
(halusinasi pencetus timbulnya
dengar/lihat/penghidu/rab halusinasinya.
a/kecap) Dengan mengngetahui
Jika klien menjawab ya, waktu, isi dan frekuensi
tanyakan apa yang munculnya halusinasi
sedang dialaminya mempermudah tindakan
Katakana bahwa perawat keperawatan yang akan
percaya klien mengalami dilakukan perawat.
hal tersebut, namun Untuk mengidentifikasi
perawat sendiri tidak pengaruh halusinasi pasien.
mengalaminya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
Katakan bahwa ada klien
lain yang mengalami hal
yang sama
Katakan perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan
klien :
Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang-kadang)
Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah…x interaksi klien 2.3.Diskusikan dengan klien apa Untuk mengetahui koping
menyatakan perasaan yang dirasakan jika terjadi yang digunakan oleh klien.
dan responnya saat halusinasi dan beri Agar klien mengetahui akibat
mengalami halusinasi : kesempatan untuk dari menikmati halusinasi
mengungkapkan sehingga klien meminimalisir
Marah perasaannya. halusinasinya.
Takut
Sedih 2.4.Diskusikan dengan klien apa
Senang yang dilakukan untuk
Cemas mengatasi perasaan
Jengkel tersebut.
Tuk 3 : 3.1. Setelah…x interaksi klien 3.1.Identifikasi bersama klien cara Upaya untuk memutuskan
menyebutkan tindakan atau tindakan yang dilakukan siklus halusinasi sehingga
Klien dapat yang biasanya dilakukan jika terjadi halusinasi halusinasi tidak berlanjut.
mengontrol untuk mengendalikan (tidur,marah,menyibukkan Reinforcement positif dapat
halusinasinya halusinasinya. diri dll) meningkatkan harga diri
klien.
3.2. Setelah…x interaksi klien 3.2. Diskusikan vara yang Memberikan alternatif pilihan
menyebutkan cara baru digunakan klien, bagi klien untuk mengontrol
mengontrol halusinasi. lingkungan.
Jika cara yang digunakan
3.3.Setelah…x interaksi klien adaptif beri pujian
dapat memilih dan Jika cara yang digunakan
memperagakan cara maladaptive diskusikan
mengatasi halusinasi kerugian cara tersebut
(dengar/lihat/penghidu/ra 3.3. Diskusikan cara baru untuk
ba/kecap) memutus/mengontrol
timbulnya halusinasi :
3.4.Setelah…x interaksi klien Katakan pada diri sendiri
melaksanakan cara yang bahwa ini tidak nyata
telah dipilih untuk (“saya tidak mau
mengendalikan dengar/lihat/penghidu/rab
halusinasinya. a/kecap pada saat
halusinasi terjadi)
3.5.Setelah…x pertemuan Menemui orang lain Memotivasi meningkatkan
klien mengikuti terapi (perawat/teman/anggota kegiatan klien untuk
aktivitas kelompok. keluarga) untuk mencoba memilih salah satu
menceritakan tentang cara mengendalikan
halusinasinya. halusinasi dan dapat
Membuat dan meningkatkan harga diri
melaksanakan jadwal klien.
kegiatan sehari-hari yang Member kesempatan kepada
telah disusun. klien untuk mencoba citra
Meminta yang sudah dipilih.
keluarga/teman/perawat
Stimulasi persepsi dapat
menyapa jika sedang
mengurangi perubahan
berhalusinasi.
interpretasi realitas klien
3.4. Bantu klien memilih cara
akibat halusinasi.
yang sudah diajurkan dan
latih untuk mencobanya.
3.5. Beri kesempatan untuk
melakukan cara yang dipilih
dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian.
3.7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktifitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi.
Tuk 4 : 4.1.Setelah…x pertemuan 4.1.Buat kontrak dengan keluarga Untuk mendapatkan bantuan
keluarga, keluarga untuk pertemuan (waktu,
Klien dapat menyatakan setuju untuk tempat dan topic) keluarga mengontrol halusinasi.
dukungan dari mengikuti pertemuan
keluarga dalam dengan perawat. 4.2. Diskusikan dengan keluarga
mengontrol (pada saat pertemuan
4.2.Setelah…x interaksi keluarga kunjungan rumah) Untuk mengetahui pengetahuan
halusinasinya keluarga dan meningkatkan
keluarga menyebutkan
pengertian, tanda dan Pengertian halusinasi kemampuan pengetahuan tentang
Tanda dan gejala halusinasi.
gejala, proses terjadinya
halusinasi
halusinasi dan tindakan
Proses terjadinya
untuk mengendalikan halusinasi
halusinasi. Cara yang dapat Agar keluarga dapat merawat
dilakukan klien dan klien atau anggota keluarga lain
keluarga untuk memutus yang berhalusinasi di rumah.
halusinasi :
Obat-obatan halusinasi
Cara merawat anggota Keluarga klien menjadi tahu cara
keluarga yag halusinasi di mencari bantuan jika halusinasi
rumah (beri kegiatan, tidak dapat diatasi dirumah.
jangan biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian bersama,
memantau obat-obatan
dan cara pemberiannya
untuk mengatasi
halusinasi)
Beri informasi waktu
control kerumah sakit dan
bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi
tidak dapat diatasi di
rumah.
Tuk 5: 5.1.Setelah…x interaksi klien 5.1. Diskusikan dengan klien Dengan menyebutkan dosis,
menyebutkan ; tentang manfaat dan frekuensi dan manfaat obat,
Klien dapat kerugian tidak minum obat, diharapkan klien
memanfaatkan Manfaat minum obat warna, dosis, cara, efek melaksanakan program
obat dengan baik Kerugian tidak terapi dan efek samping pengobatan.
munum obat penggunaan obat. Menilai kemampuan klien
Nama, warna, dosis, dalam pengobatannya
efek terapi dan efek 5.2. Pantau klien saat sendiri.
samping obat penggunaan obat. Program pengobatan dapat
5.2.Setelah…x interaksi klien berjalan sesuai rencana.
mendemonstrasikan 5.3. Beri pujian jika klien Dengan mengetahui prinsip
penggunaan obat dengan menggunakan obat dengan penggunaan obat, maka
benar benar. kemandirian klien untuk
5.3.Setelah…x interaksi klien pengobatan dapat
menyebutkan akibat 5.4. Diskusikan akibat berhenti
ditingkatkan secara
berhenti minum obat minum obat tanpa konsultasi bertahap.
tanpa konsultasi dokter. dengan dokter.
Perencanaan
Tgl No .Dx DX Keperawatan
Tujuan Kritaria Evaluasi Intervensi
24 3 Harga diri rendah TUM: Klien
agustus memiliki harga diri 1. Ekpresi wajah 1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan
2020 yang positif bersahabat, prinsip komunikasi terapeutik :
menunjukkan rasa
TUK: senang, ada kontak Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal
1. Klien dapat mata, mau berjabat
Perkenalkan diri dengan sopan
membina tangan, mau
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
hubungan menyebutkan nama, disukai klien
saling percaya mau menjawab Jelaskan tujuan pertemuan
dengan perawat salam, klien mau Jujur dan menepati janji
duduk berdampingan Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa
dengan perawat, mau adanya
mengutarakan Beri perhatian kepada dan perhatikan kebutuhan
masalah yang dasar klien
dihadapi.
2. Klien dapat 2. Klien mengidentifikasi 2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
mengidentifikasi kemampuan dan klien dan buat daftarnya jika klien tidak mampu
kemampuan aspek positif yang mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat untuk
dan aspek dimiliki memberi pujian pada aspek positif yang dimiliki klien
positif yang 2.2. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian
dimiliki o Kemampuan yang negative
dimiliki klien 2.3.
o Aspek positif Utamakan
keluarga memberi
o Aspek positif
pujian
lingkungan yang
yang
dimiliki klien
realistis
3. Klien dapat 3. Klien menilai 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
menilai kemampuan dapat dilaksanakan selama sakit.
kemampuan yang dimiliki 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
yang dimiliki untuk pelaksanaannya
untuk dilaksanakan
dilaksanakan
4. Klien dapat 4. Klien 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat
(menetapkakan) membuat dilakukan setiap hari sesuai kemampuang.
merencanakan rencana
kegiatan sesuai kegiatan harian kegiatan mandiri
kegiatan dengan bantuan sebagian
dengan
kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi
yang dimiliki
klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
5. Klien dapat 5. Klien melakukan 5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan
melakukan kegiatan sesuai yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai kondisi dan 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
kondisi dan kemampuannya. 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
kemampuannya pulang.
6. Klien dapat 6. Klien memanfaatkan 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
memanfaatkan system pendukung merawat klien dengan harga diri rendah.
system yang ada di keluarga. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di
pendukung rawat.
yang ada 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA BOGOR
IMPLEMENTASI EVALUASI
Data Objektif : O:
- Wajah klien tampak tegang - Klien mau berkenalan dengan petugas
- Terlihat klien tidak nyaman berbicara - Walau klien kurang kooperatif tapi klien mau
dengan orang yang baru dikenal mendengarkan dan berbincang dengan petugas
- Tatapan mata tajam - Klien masih suka marah dan tersinggung
- Klien mudah tersinggung
- Bicara ketus intonasi suara agak tinggi
- Mata klien banyak menghindari petugas
A:
Diagnosa Keperawatan:
- Klien mampu membina hubungan saling
Perilaku kekerasan percaya.
- Klien mampu menjelaskan dan melakukan
kemampuan yang dapat dilakukan.
Tindakan Keperawatan :
P: Menganjurkan :
1. Membina hubungan saling percaya.
- Memberi salam terapeutik - Klien melatih Tarik nafas dalam setiap hari
- Perkenalkan nama,nama panggilan dan minimal 5x setiap hari
tujuan perawat berkenalan - Menganjurkan klien untuk berbicara seperti
- Tanyakan nama, dan panggilan nama biasa tidak dengan intonasi suara yang tinggi
kesukaan klien - Klien akan memasukan kegiatan ke dalam
- Tunjukkan sikap empati jadwal kegiatan harian.
- Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi
2.Klien dapat mengidentifikasi penyebab prilaku
kekerasan yang dilakukan
RTL :
IMPLEMENTASI EVALUASI
Diagnosa Keperawatan:
A:
Resiko prilaku kekerasan
- Masalah teratasi sebagian
- Klien sudah mau ngobrol dengan petugas
- Klien mampu memperagakan cara mengharidik
Tindakan Keperawatan :
RTL :
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien. Hana Zilpah
2. Latih klien dalam mengendalikan marahnya
dengan membuat ke daftar kegiatan dalam
buku harian
3. Anjurkan pasien memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PERAWATAN
(SP1)
9. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kita berbincang-bincang ? Pak masih ingat apa saja
yang menyebabkan pak Joko marah-marah.? Tanda-tandanya kalau sedang marah
bagaimana pak ? Apa saja tadi yang biasa dilakukan kalau sedang marah ? Kerugianya
kalau marah-marah seperti itu apa Pak ?
b. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat ? Bagus !
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat. Sekarang kita
masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali sehari..? Bagimana
kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 6 pagi dan jam 8 malam
ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal memberi tanda chentang.
Besok saya akan lihat ya..?”
d. Kontrak
1. Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat cara
pertama, Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke dua
yaitu memukul bantal Bagaimana Pak Joko mau..?”
2. Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
3. Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa nonton TV dulu. Jangan lupa besok latihan ya..??”
Fase Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kta berbincang-bincang ?
b. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang kedua ?
Bagus !
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat dengan 2 cara.
Sekarang kita masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali
sehari..? Bagimana kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 7
pagi dan jam 7 malam ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal
memberi tanda chentang. Yang cara pertama juga tetap latihan ya. Besok saya akan lihat
ya..?”
d. Kontrak
Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara
III , Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke tiga yaitu secara
verbal Bagaimana Pak Joko mau..?”
Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa nonton TV dulu. Jangan lupa besok latihan ya..??”
I. Fase orientasi
a. Salam therapeutic
Selamat pagi..(sambil mengajak berjabat tangan) pak Joko. Masih ingat dengan saya ? ya
betul..saya Hana.
b. Evaluasi
Bagaimana perasaan Pak Joko hari ini. Pak Joko kemarin sudah saya ajari cara
mengungkapkan cara mengungkapkan marah dengan cara menarik nafas panjang ya dan
memukul bantal khan ? Sudah latihan kemarin ? Coba lihat jadual kemarin..ya bagus.
Coba praktekan cara yang saya ajarkan kemarin ?
a. Kontrak
Topik :
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara
mengungkapkan marah dengan cara social atau berbicara dengan baik-baik ya ?
Waktu
Paka Joko mau berapa menit ? Bagaimana kalau 10 menit
Tempat
Mau dimana kita berbincang-bincang ?
c. Fase kerja
Baiklah. Cara mengungkapkan marah yang sehat yang ketiga adalah dengan cara berbicara
dengan baik-baik. Nah Sekarang coba pak Joko menyampaikan kepada orang yang membuat
pak Joko marah dengan baik-baik. Caranya ada 3 ( tiga ) yaitu :
1. Meminta dengan cara yang baik tanpa dengan marah, nada yang rendah dan tidak kasar.
Kemarin khan Pak Joko mengatakan salah satu penyebab marahnya adalah Pak Joko
meminta uang ! Nah kalo ingin meminta uang coba katakana baik-baik “Bu saya minta
uang untuk beli rokok “ Coba pak Joko tirukan . Bagus . Sekali lagi… coba !
2. Menolak dengan baik ., jika ada yang menyuruh dan Pak Joko tidak ingin melakukanya
coba katakana “ Maaf saya tidak bisa melakukanya karena saya sedang ada kerjaan.
Coba pak Joko praktekan . Bagus.
3. Mengungkapkan perasaan kesal. Jika ada yang perlakuan orang lain yang membuat kesal
Pak Joko bisa mengatakan “ Bu Ibu jangan bisa seperti itu. Saya jadi ingin marah kalo
Ibu mengatakan begitu. Coba praktekan pak
d. Fase Terminasi
e. Evaluasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan pak Joko setelah kta berbincang-bincang ?
f. Evaluasi obyektif
Coba pak Joko lakukan lagi cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ketiga ?
Bagus !
g. Rencana Tindak Lanjut
“Nah.. Pak Joko khan sudah bisa mengungangkapkan marah secara sehat dengan 3 cara.
Sekarang kita masukan dalam jadual harian ya..? Pak Joko mau latihan berapa kali
sehari..? Bagimana kalo 2 kali saja dulu. Baiklah berarti besok Pak Joko latihan jam 10
pagi dan jam 16 malam ya..? Nanti kalo jam-jam itu Pak Joko latihan Pak Joko tinggal
memberi tanda chentang. Yang cara pertama juga tetap latihan ya. Besok saya akan lihat
ya..?”
h. Kontrak
Topik
“Kalo besok Pak Joko sudah latihan cara mengungkapkan marah yang sehat dengan cara
4 , Saya akan ajari cara mengungkapkan marah yang sehat cara yang ke tiga yaitu secara
spiritual Bagaimana Pak Joko mau..?”
Tempat
“Mau dimana kita bercakap-cakap Pak Joko..?? Oh di teras..baiklah”
Waktu
“Jam berapa kita besok akan bercakap-cakap..? Mau berapa menit Pak Joko..?”
“Baiklah sekarang Pak Joko bisa ke kamar dulu ya. Jangan lupa besok latihan ya..??”