Disusun Oleh :
VI A TKJJ
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan dan berkat-Nya
kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan baik.
Kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah konstruksi bangunan jalan dan jembatan, karena
kami menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari dosen, kami tidak bisa menyelesaikan
pembuatan makalah ini sebagai pemenuhan tugas konstruksi bangunan jalan dan jembatan. Kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, sehingga dapat
menambah pengetahuan dan informasi mengenai Jembatan Beton Bertulang
Dalam pembuatan karya ilmiah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
pembuatan makalah
Semoga makalah konstruksi bangunan jalan dan jembatan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Andik Prasetyo
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jembatan adalah suatu bangunan pelengkap jalan yang berfungsi untuk
menghubungkan ruas jalan yang terputus karena suatu rintangan. Rintangan tersebut dapat
disebabkan karena faktor alam (seperti : sungai, lembah, rawa, danau dan sebagainya)
ataupun karena buatan manusia. Jembatan juga merupakan suatu sistem transportasi
nasional yang memiliki peranan penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya,
dan lingkungan, yang dikembangkan melalui pendekatan serta pengembangan wilayah agar
tercapai keseimbangan dalam pemerataan serta pembangunan antar daerah. Pada saat ini,
jembatan tidak hanya terbatas untuk melintasi sungai dan lembah, tetapi dapat juga sebagai
penghubung antar pulau bahkan dapat menjadi penyambung antar negara. Fakta tersebut
terlihat dari banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus dapat dipenuhi oleh tenaga ahli
jembatan dengan segala daya kreatifitasnya yang digabungkan melalui pendekatan
ekonomis agar semuanya dapat terealisasi dengan baik.
Jembatan beton bertulang adalah suatu jembatan yang terbuat dari beton bertulang
konvensional dengan kuat tekannya kurang dari 40 MPa (f’c ≤ 40 MPa). Jembatan beton
bertulang banyak digunakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Hal ini tak lepas dari
melimpahnya ketersediaan bahan penyusun beton (yaitu agregat halus maupun agregat
kasar) di Pulau Jawa yang secara periodik selalu disuplai dari magma bumi melalui
peristiwa erupsi (letusan) gunung berapi. Oleh karena itu, jembatan beton bertulang lebih
ekonomis dan kompetitif daripada jembatan dengan material lain dalam hal pembiaannya.
B. Rumusan Masalah
Apa saja bagian- bagian dari jembatan beton bertulang ?
Apa saja kelemahan dan keunggulan jembatan beton bertulang?
Apa saja tipe-tipe jembatan beton bertulang?
Bagaimana proses pembuatan jembatan beton bertulang?
LANDASAN TEORI
Jembatan beton bertulang pertama dibangun di perancis tahun 1875. berupa jembatan
lengkung (arch) Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung (cocrete
arch brige), dan semakin meningkat pemakaiannya selama awal dekade abad ke-20. slab dan
gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek
selama beberapa dekade. Bentang terpanjang yang pernah dicapai dengan menggunakan
gelagar beton bertulang adalah 256 ft (78 m).
Jembatan beton bertulang adalah suatu jembatan yang terbuat dari beton bertulang
konvensional dengan kuat tekannya kurang dari 40 MPa (f’c ≤ 40 MPa).
Beton bertulang, juga disebut beton semen bertulang atau adalah material komposit dimana
kekuatan dan daktilitas beton yang relative rendah diimbangi dengan dimasukkannya
tulangan yang memiliki kekuatan dan kualitas yang lebih tinggi.
Beton bertulang adalah suatu bahan bangunan yang kuat, tahan lama dan dapat dibentuk
menjadi berbagai ukuran. Mamfaat dan keserbangunannya dicapai dengan
mengkombinasikan segi-segi yang terbaik dari beton dan baja dengan demikian apabila
keduanya dikombinasikan, baja akan dapat menyediakan kekuatan tarik dan sebagian
kekuatan geser.
D. Keunggulan dan Kelemahan Beton Bertulang
Keunggulan
Kuat tekan beton bertulang relatif lebih tinggi dari bahan lain konstruksi lain.
Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air. Tidak berkarat karena air dan
pada kasus kebakaran dengan intensitas rata-rata, struktur dengan ketebalan penutup
beton tertentu hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja.
Struktur beton bertulang sangat kokoh.
Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah
Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama dibandingkan
dengan bahan lain. Normalnya sebuah struktur beton bertulang dapat digunakan
sampai jangka waktu yang sangat lama dengan tidak kehilangan kemampuan
menahan bebannya. Hal tersebut karena hukum kimia proses pemadatan semen yang
semakin lama akan semakin membatu.
Untuk bahan pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan
semacamnya, beton bertulanglah pilihan paling hemat biaya.
Beton bertulang bisa dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam fungsi dan
kegunaan, seperti bentuk pelat, balok. dari bentuk sederhana seperti kolom hingga
berbentuk atap kubah yang rumit.
Material beton bertulang bisa dibuat dari bahan-bahan lokal yang murah seperti
pasir, kerikil, dan air dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan
baja.
Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton bertulang lebih
mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.
Kelemahan
Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan penggunaan tulangan tarik.
Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama.
Kualitas beton bertulang variatif bergantung pada kualifikasi para pembuatnya
Dibutuhkan bekisting penahan pada saat pengecoran beton agar tetap di tempatnya
sampai beton tersebut mengeras. Berat beton sendiri sangat besar (2,4 t/m3),
sehingga konstruksi harus memiliki penampang yang besar.
Diperlukannya penopang sementara untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada
tempatnya sampai beton mengeras dan cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri.
Biaya bekisting reltif mahal hingga sepertiga atau dua pertiga dari total biaya sebuah
struktur beton.
Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang
menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang
dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi momen lentur.
Bervariasinya sifat-sifat beton dan proporsi-campuran serta pengadukannya.
Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa kontrol dengan ketepatan
maksimal, berbeda dengan proses produksi material struktur lain
b. Tampak samping
c. Potongan
d. Detail- detail jembatan beton bertulang
Abutment
Abutment adalah bagaian bangunan pada ujung-ujung jembatan, selain sebagai
pendukung bagi bangunan atas abutmen juga berfungsi sebagai penahan tanah.
Balok diafragma
Balok diafragma merupakan pengaku dari gelegar-gelegar memanjang dan tidak
memikul beban plat lantai dan diperhitungkan seperti balok biasa.
Beton sandaran
Tiang sandaran adalah bagian untuk perletakan dari pipa sandaran yang tingginya
biasa 125-145 cm dengan lebar 16 cm dan tebal 10 cm, digunakan untuk member
rasa aman bagi kendraraan dan orang yang akan melewati jembatan tersebut.
Sumuran
Sumuran adalah salah satu jenis pondasi yang digunakan dalam konstruksi jembatan
beton bertulang ini, yang menjadi peralihan antara pondasi dangkal
serta pondasi tiang, dan digunakan dalam.
Guard wall
Guard wall adalah struktur atas jembatan serta sebagai struktur penahan tanah
dibelakang.
F. Metode Pelaksanaan
• Pekerjaan Pondasi
Langkah-langkah persiapan pekerjaan pondasi adalah membersihkan /mempersiapkan
area proyek dan pembuatan penulangan tiang bor. Setelah alat pengebor,tulangan, serta
ready mix concrete-nya sudah siap,maka dimulailah proses pengeboran.
Pengeboran
Pada pekerjaan pondasi tiang bor,kedalaman dan diameter tiang bor menjadi parameter
utama dipilihnya alat-alat bor. Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk
menghindari tanah di tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa
yang mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
Jika kedalaman dan lubang bor telah siap maka selanjutnya adalah penempatan
tulangan. Jika terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan.
Batu terlebih dahulu dibersihkan, lalu disusun dengan baik, kemudian diisi/diikat
dengan campuran mortar dengan dimensi sesuai gambar kerja. Abutment dengan
pondasi diikat menggunakan angkur (baja) sehingga menjadi struktur yang monolit.
Setelah perancah selesai dibuat dan diyakini stabil dan kuat, mulai dibuat bekisting
untuk gelagar beton bertulang dan plat lantai. Setelah selesai perakitan bekisting,
maka harus diperiksa ulang kekuatannya agar tidak melendut saat pengecoran, dan
diperiksa permukaan bekisting agar tidak terjadi kebocoran saat pengecoran. Bekisting yang
menumpu pada abutment bagian bawah diberi tumpuan dari baja atau kayu, untuk
tempat Elastomer Karet jembatan.
2.Penulangan
Setelah itu mulai dipasang baja tulangan dalam acuan tersebut, dengan memperhatikan
selimut tebal selimut beton dengan menahan baja tulangan dengan beton decking. Mutu
beton decking harus lebih tinggi dari beton yang akan dicor. Prosedur Pekerjaan pekerjaan
penulangan yaitu:
- Menyiapkan material baja tulangan sesuai dengan ukuran dan gambar yang sudah
direncanakan.
- Menyiapkan lokasi pemasangan panel rakitan pembesian di lapangan bersih dari segala
kotoran.
- Pastikan posisi ikatan antar besi tulangan sudah cukup kuat dan pada tempatnya.
• Pengecoran
Beton yang digunakan yaitu beton ready mix. Proses pengecoran menggunakan Concrete
Pump (dipompa). Pada waktu pengecoran dilakukan penggetaran/pemadatan terhadap beton
dengan alat Concrete Vibrator
Pekerjaan oprit pertama kali yaitu proses pemadatan tanah. Tanah dipadatkan
bertujuan agar tanah dapat menahan titik as pada roda transportasi. Pekerjaan oprit
meliputi pembuatan plat injak, pemadatan material, dan pengaspalan jalan.
Pemadatan material dengan menggunakan alat berat yang disebut Pad Foot Roller.
Pemadatan dilakukanbeberapakalilintasansampaimaterialbenar-benarpadat
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jembatan beton bertulang pertama dibangun di perancis tahun 1875. berupa jembatan
lengkung (arch) Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung (cocrete
arch brige), dan semakin meningkat pemakaiannya selama awal dekade abad ke-20
Jembatan beton bertulang adalah suatu jembatan yang terbuat dari beton bertulang
konvensional dengan kuat tekannya kurang dari 40 MPa (f’c ≤ 40 MPa).
Tipe Jembatan Beton Bertulang ada 2 yaitu ; Jembatan beton bertulang tipe portal dan
Jembatan beton bertulang tipe gelagar.
Saat pemilihan jembatan ketahuilah lokasi yang akang di bangun baru di desain jembatan
tersebut
Saran
kepada pembaca agar membaca isi makalah dari awal hingga akhir agar dapat memahami
tentang Jembatan Beton Bertulang ini dengan baik. Dan jika ada kesalahan apa makalah ini
tolong di maklumi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=makalah+jembatan+beton+bertulang&oq=makalah+jembatan+beton+bertulang&aqs=chr
ome..69i57.12714j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://id.scribd.com/document/338157176/Makalah-Jembatan-Beton
http://www.anekabangunan.com/konstruksi-pada-jembatan-beton-bertulang/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjn8KK29o_oAhX-
IbcAHby2B6YQFjAHegQIChAB&url=http%3A%2F%2Ffakultasteknik.narotama.ac.id%2Fwp-content
%2Fuploads%2F2016%2F04%2FPERENCANAAN-JEMBATAN-BETON-BERTULANG-BALOK-T-SEI-
NYAHING-KOTA-SENDAWAR-KUTAI-BARAT-KALIMANTAN-
TIMUR-.pdf&usg=AOvVaw1IsrSDZe4prLC1cYUgO1-z