Anda di halaman 1dari 11

BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI KEGIATAN

4.1 Hasil

Kedai Nol Dua merupakan usaha yang bergerak di bidang minuman kemasan

sejak tahun 2019. Kedai Nol Dua ini berlokasi usaha di Makassar.

Saat ini, Kedai Nol Dua telah memiliki dua cabang. Usaha ini sedang

merencanakan perluasan usaha dengan membuka cabang baru. Oleh karena itu,

penulis akan menilai kelayakan dari rencana investasi tersebut dari aspek keuangan.

Aspek keuangan merupakan aspek yang cukup penting, karena dari aspek ini kita

dapat mengetahui kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan

investasi dan agar investasi yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat

pengembalian yang menguntungkan. Metode yang digunakan dalam aspek keuangan

ini yaitu metode Capital Budgeting yang meliputi Payback Period (PP), Net Present

Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil dari penilaian ini akan ditarik

kesimpulan apakah investasi ini layak atau tidak layak untuk dilakukan.

4.1.1 Biaya Kebutuhan Investasi

Berikut biaya yang dibutuhkan Kedai Nol Dua dalam melakukan rencana

investasi ekspansi usaha yang didapatkan dari hasil penelitian sebagaimana

ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Kebutuhan Investasi Awal yang akan Dilakukan Kedai Nol Dua

Spesifikasi
No Jenis Pengeluaran Investasi Nilai Investasi (Rp)
Volume
1
1 Aktiva Tetap
- Harga beli Container Panjang 2 m 4.500.000
- Biaya angkut Container Lebar 1,5 m 100.000
- Biaya renovasi & 1.256.000
pemasangan
- Biaya lain-lain 300.000
Total Biaya Container 6.156.000
Rp.6.000.000,00/t
2 Biaya Sewa 6.000.000
ahun
3
Peralatan
- Shaker 1 Unit 88.200
- Skop es 1 Unit 31.500
- Drink jar 1 Unit 601.500
- Panci 1 Unit 58.900
- Gelas takar 2 liter 1 Unit 34.700
- Gelas takar 500 ml 1 Unit 15.000
- Jigger 1 Unit 35.000
- Saringan teh 2 Unit 35.000
- Mesin sealer 1 Unit 800.000
- Alat kopi 1 Unit 110.000
- Kompor, selang kompor, 1 Set
300.000
tabung gas
- Pompa sirup 5 Unit 126.000
- Sendok jus 1 Unit 15.500
- Kotak makan 1 Unit 9.400
- Foodsaver 1 Unit 7.000
B - Bukaan kaleng 1 Unit 40.000
- Botol kecap 1 Unit 10.800
- Botol susu 1 Unit 16.000
Total Biaya Peralatan 2.334.500
Total Nilai Investasi Awal 14.490.500
Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah, 2020)

4.1.2 Sumber Dana yang Dibutuhkan

Sumber dana yang dibutuhkan Kedai Nol Dua dalam melakukan investasi ini

berasal dari modal sendiri. Modal yang digunakan untuk mendirikan usaha ini yaitu

sebesar Rp. 15.000.000 termasuk pengadaan mesin dan peralatan untuk produksi.

4.1.3 Perhitungan Estimasi Biaya

2
a. Perhitungan Estimasi Pendapatan

Tabel 4.2 Perhitungan Pendapatan

Pendapatan Per Pendapatan Per


No. Uraian
bulan tahun
Estimasi Pendapatan Sebelum
1 ekspansi
Rp 15.000.000,00 Rp 180.000.000,00
Sumber: Hasil penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

b. Biaya bahan baku

Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku

BBB BBB
Harga Satuan
No. Jenis Bahan Volume (Rp000/bula (Rp000/tahun)
(Rp)
n)
1 Green tea 5 bks 54.000 270.000 3.240.000
2 Thai tea 5 bks 52.000 260.000 3.120.000
3. Coklat bubuk 36 bks 50.000 1.800.000 21.600.000
4. Taro 20 bks 50.000 1.000.000 12.000.000
5. Sirup melon 4 botol 19.000 76.000 912.000
Sirup 57.000 684.000
6. 3 botol 19.000
strawberry
7. Sirup orange 5 botol 19.000 95.000 1.140.000
12 228.000 2.736.000
8. Sirup lemon 19.000
botol
9. Evaporasi 48 klg 16.000 768.000 9.216.000
Susu krimer 170 1.700.000 20.400.000
10. 10.000
kental klg
34 510.000 6.120.000
11. Susu cair 15.000
botol
12. Kopi 20 bks 50.000 1.000.000 12.000.000
Kemasan 18 4000 3.200.000 38.400.000
16. 800
oz gelas
10.964.000 131.568.000
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

c. Biaya tenaga kerja langsung

3
Biaya tenaga kerja langsung sebelum dilakukan ekspansi terdiri dari dua orang

karyawan dengan besaran gaji masing-masing karyawan sama yaitu sebesar Rp

1.100.000,00 per bulan atau sebesar Rp 13.200.000,00 per tahun untuk setiap

karyawan. Setelah dilakukan ekspansi usaha, karyawan bertambah menjadi tiga orang

dengan asumsi tarif gaji tidak mengalami perubahan, sehinggan terdapat tambahan

karyawan sebanyak satu orang dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp

1.100.000,00 per bulan atau sebesar Rp 13.200.000,00 per tahun.

d. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya listrik dan air,

biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan.

Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Bahan Penolong


Jenis biaya bahan penolong Biaya per bulan (Rp) Biaya per tahun (Rp)
Kayu manis 100.000 1.200.000
Jeruk nipis 60.000 720.000
Total 160.000 1.920.000
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

Biaya listrik dan air yang digunakan dalam melakukan kegiatan usaha sebesar Rp

2.500.000,00 per bulan atau sebesar Rp 30.000.000,00 per tahun.

Penyusutan merupakan suatu proses alokasi biaya perolehan aset tetap kepada

beban selama masa umur ekonomis sebagai akibat dari pemanfaatan aset tersebut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusutan adalah harga perolehan, umur

ekonomis, dan nilai residu. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis

lurus (Straight Line Method).


4
Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Penyusutan Aset Tetap pada Kedai Nol Dua
Nilai Buku
Nilai Buku Awal Biaya Akumulasi
Tahun Akhir Tahun
Tahun (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp)
(Rp)
1 15.000.000 3.000.000 3.000.000 12.000.000
2 12.000.000 3.000.000 6.000.000 9.000.000
3 9.000.000 3.000.000 9.000.000 6.000.000
4 6.000.000 3.000.000 12.000.000 3.000.000
5 3.000.000 3.000.000 15.000.000 -
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

Tabel 4.6 Perhitungan Biaya Overhead Pabrik

No Jenis Biaya BOP per tahun (Rp000/tahun)


1 Biaya bahan penolong 1.920
2 Biaya listrik dan air 30.000
3 Biaya penyusutan 3.000
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

Biaya penjualan adalah sebesar Rp175.000,00 yang terdiri dari biaya iklan.

Tabel 4.7 Perhitungan Estimasi Biaya

No. Uraian Biaya per Tahun


1 Biaya bahan baku Rp 131.568.000,00
2 Biaya tenaga kerja langsung Rp 13.200.000,00
3 Biaya overhead pabrik :
- Biaya bahan penolong Rp 1.920.000,00
- Biaya listrik dan air Rp 30.000.000,00
- Biaya penyusutan Rp 3.000.000,00
Total biaya overhead pabrik Rp 34.920.000,00
4 Biaya penjualan Rp 175.000,00
Jumlah Rp 179.863.000,00
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

4.1.4 Perhitungan Proyeksi Laba/Rugi

5
Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk menghasilkan pendapatan dan laba

sebesar-besarnya. Pendapatan dan laba dapat menggambarkan perkembangan

profitabilitas perusahaan, maka dari itu perlu dilakukan perhitungan proyeksi

laba/rugi.

Tabel 4.8 Proyeksi Laba Rugi


Uraian Nilai (Rp/tahun)
Pendapatan
Penjualan 180.000.000
Biaya Produksi
1) Bahan Baku 131.568.000
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung 13.200.000
3) Biaya Overhead Pabrik 34.920.000
179.688.000
Total Biaya Produksi
312.000
Laba Kotor
Biaya Penjualan 175.000
Total Biaya Operasi 137.000
Laba Operasi 137.000
Biaya Bunga 0
Laba Sebelum Pajak 137.000
Pajak 0,5% 0
Laba Setelah Pajak 137.000
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

4.1.5 Perhitungan Proyeksi Arus Kas Selama Umur Ekonomis

Tabel 4.9 Proyeksi Arus Kas

Uraian Arus Kas (Rp/tahun)


Laba Operasi Sebelum Pajak 137.000
Pajak 0
Laba Operasi Setelah Pajak 137.000
Penyusutan 3.000.000
Nilai Residu 0
Cash Flow 3.137.000
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

6
4.1.6 Penilaian Kelayakan Investasi dengan Model Capital Budgeting

a. Metode Payback Period (PBP)

Metode Payback Period (PBP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu

(periode) pengembalian investasi suatu usaha dengan cara mengukur seberapa cepat

suatu investasi kembali. Metode Payback Period akan membantu perusahaan dalam

memberikan informasi terkait periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan

suatu investasi. Oleh sebab itu penulis menggunakan metode PBP. Perhitungan

kelayakan investasi dengan menggunakan metode Payback Period adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.10 Perhitungan PBP atas Investasi Pembukaan Cabang Baru


Kekurangan
Tahun Arus Kas Bersih Kumulatif Arus Kas
Bulan Hari
0t (Rp 15.000.000,00)
1 Rp 3.137.000,00 (Rp 11.863.000,00)
2 Rp 3.137.000,00 (Rp 8.726.000,00)
3 Rp 3.137.000,00 (Rp 5.589.000,00)
4 Rp 3.137.000,00 (Rp 2.452.000,00)
5 Rp 3.137.000,00 Rp 685.000,00 1 29
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

Berdasarkan perhitungan PBP diatas diperoleh 4 tahun 1 bulan 29 hari yang

artinya bahwa waktu yang dibutuhkan oleh usaha Kedai Nol Dua untuk

mengembalikan modal investasi atas pengadaan aset tetap adalah selama 4 tahun 1

bulan 29 hari.

b. Metode Net Present Value

7
Metode ini menghitung selisih nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang

penerimaan-penerimaan kas bersih. Sebelum melakukan perhitungan NPV, terlebih

dahulu ditentukan k yaitu tingkat suku bunga sebesar 4,5% berdasarkan tingkat suku

bunga Bank Indonesia pada bulan Maret 2020, selanjutnya menghitung nilai present

value dengan menggunakan rumus:

1
PV =
( 1+k )n

1 1 1
PV = 1
; 2
;………….. ;
(1+0,45) (1+0,45) (1+0,45)5

PV = 0,9569; 0,9157; …….; 0,8025

Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari present value, selanjutnya nilai

present value dapat dijadikan dasar untuk mencari present value proceeds.

Perhitungan untuk menghitung Net Present Value sebagai berikut:

Tabel 4.11 Perhitungan NPV atas Investasi Pembukaan Cabang Baru


Tahu
Arus Kas Bersih Present Value PV Proceeds
n
1 Rp 3.137.000,00 0,9569 Rp3.001.795

2 Rp 3.137.000,00 0,9157 Rp2.872.551

3 Rp 3.137.000,00 0,8763 Rp2.748.953

4 Rp 3.137.000,00 0,8386 Rp2.630.688

5 Rp 3.137.000,00 0,8025 Rp2.517.443

Total PV Proceeds Rp13.771.430

Total Investasi Rp15.000.000

Net Present Value (Rp1.228.570)


Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

8
c. Metode Internal Rate of Return

Metode ini menghitung tingkat diskon yang membat nilai sekarang arus kas

masuk sama dengan nilai sekarang arus kas keluar sehingga Net Present Value sama

dengan nol. Perhitungan Internal Rate of Return sebagai berikut:

Tabel 4.12 Perhitungan Net Present Value Trial and Error dengan DF

Tahu
Arus Kas Bersih Present Value PV Proceeds
n
1 Rp 3.137.000,00
2 Rp 3.137.000,00
3 Rp 3.137.000,00
4 Rp 3.137.000,00
5 Rp 3.137.000,00
Total PV Proceeds
Total Investasi Rp 15.000.000
Net Present Value
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

Tabel 4.13 Perhitungan Net Present Value Trial and Error dengan DF

Tahu
Arus Kas Bersih Present Value PV Proceeds
n
1 Rp 3.137.000,00
2 Rp 3.137.000,00
3 Rp 3.137.000,00
4 Rp 3.137.000,00
5 Rp 3.137.000,00
Total PV Proceeds
Total Investasi Rp 15.000.000
Net Present Value
Sumber: Hasil Penelitian (Data tersebut diolah, 2020)

4.2 Deskripsi

1) Payback Period (PBP)


9
Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan pada tabel 4.10 dengan menggunakan

metode Payback Period (PBP) diperoleh payback period 4 tahun 1 bulan 29 hari yang

artinya bahwa waktu yang dibutuhkan oleh usaha Kedai Nol Dua untuk

mengembalikan modal investasi atas pengadaan aset tetap adalah selama 4 tahun 1

bulan 29 hari sehingga menunjukkan bahwa investasi atas pengadaan aset tetap yang

dilakukan oleh Kedai Nol Dua layak untuk dilaksanakan karena waktu yang

dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi lebih cepat dari waktu rencana

investasi yaitu selama 5 tahun. Menurut Suliyanto (2010:199) “Kriteria kelayakan

penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi

yang diusulkan yang dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek

dibandingkan periode payback maksimum”.

2) Net Present Value (NPV)

Berdasarkan perhitungan yang ditunjukkan pada tabel 4.11 dengan menggunakan

metode Net Present Value (NPV) diperoleh nilai NPV sebesar (Rp1.228.570) yang

artinya bahwa nilai sebenarnya dari cash flow yang diperoleh selama delapa tahun

pada masa yang akan datang atas investasi pengadaan aset tetap pada Kedai Nol Dua

sebesar (Rp1.228.570) sehingga menunjukkan bahwa investasi atas pengadaan aset

tetap yang dilakukan oleh Kedai Nol Dua tidak layak untuk dilaksanakan karena

karena memiliki nilai Net Present Value (NPV) negatif. Menurut Suliyanto

(2010:204) “Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net

Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Net

Present Value (NPV) lebih besar dari nol atau bernilai positif”.

10
3) Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Suliyanto (2010:213) “Kriteria kelayakan penerimaan investasi

menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu investasi yang

diusulkan dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat

keuntungan yang dikehendaki”.

11

Anda mungkin juga menyukai