Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meningkatkan proses belajar mengajar bagi mahasiswa tingkat
akhir jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak, dipandang
perlu untuk diberikan pengetahuan dan wawasan agar memiliki penguasaan
pengetahuan (kognitif) serta keterampilan (psikomotor) yang dapat
dipraktekkan secara utuh di lapangan.
Sesuai kurikulum nasional program Diploma IV jurusan Analis
Kesehatan Politeknik Kesehatan Pontianak, maka pada semester akhir
diselenggarakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan yang diperoleh pada
setiap tahap pendidikan, disertai dengan sikap professional di bidang
laboratorium.
Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat sekarang
ini, membuat kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-
perubahan yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Dalam
masa persaingan yang sedemikian ketatnya sekarang ini, menyadari sumber
daya manusia merupakan model utama dalam suatu usaha, maka kualitas
tenaga kerja harus dikembangkan dengan baik. Jadi perusahaan atau instansi
diharapkan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk lebih mengenal
dunia kerja dengan cara menerima mahasiswa yang ingin mengadakan kegiatan
praktek kerja lapangan, (Depkes RI, 1989).
Praktek kerja lapangan dipandang perlu karena melihat pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan
(PKL) akan menambah kemampuan untuk mengamati, mengkaji serta menilai
antara teori dengan kenyataan yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas managerial mahasiswa dalam mengamati
permasalahan dan persoalan, baik dalam bentuk aplikasi teori maupun
kenyataan yang sebenarnya, (Depkes RI, 2004).
Laboratorium kesehatan adalah sarana yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan,pemeriksaan,pengukuran,penetapan dan penguji terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia utnuk
penentuan jenis penyakit,penyebab penyakit,kondisi kesehatan atau faktor-
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
Masyarakat.Analis Kesehatan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki
peran penting terhadap pemeriksaan laboratorium, (Notoatmodjo, 2003).
Mengingat sangat pentingnya hasil dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini, dipandang perlu untuk dibuatnya laporan dalam rangka
melatih mahasiswa agar mampu mengakomodasikan seluruh kegiatan yang
dilakukan dalam bentuk laporan yang baik dan objektif, sehingga diharapkan
mencerminkan sebagai referensi mengenai keadaan lahan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mempraktekkan serta mencoba secara nyata pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh pada masa pendidikan disertai sikap
professional sesuai dengan profesinya. Mahasiswa mampu melaksanakan
proses administrasi laboratorium, melakukan pemeriksaan laboratorium dan
dapat melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan laboratorium dengan
baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan wawasan pengetahuan mahasiswa dalam IPTEK
laboratorium kesehatan.
b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam bekerja di laboratorium
kesehatan.
c. Melatih dan mengembangkan mahasiswa dalam meningkatkan :
1) Sikap dan etika profesionalisme dalam memberikan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan kesehatan.
2) Kemampuan berkomunikasi dan kerja sama dalam tim.
C. Manfaat
1. Mahasiswa mendapatkan wawasan pengetahuan dalam IPTEK di
laboratorium kesehatan.
2. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dalam bekerja di laboratorium
kesehatan.
3. Untuk melatih dan mengembangkan mahasiswa.
A. Sejarah
Pada awalnya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya berubah menjadi Balai
Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis
Departemen Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
142/Menkes/ SK/IV/1978 tentang susunan oorganisasi dan Tata Kerja Balai
Laboratorium Kesehatan.
Pada tahun 1999, pindah lokasi dari yang semula berada di Jl.
Kesehatan No. 10 Jakarta ke lokasi baru di Jl. Percetakan Negara No. 23B,
Jakarta. Di lokasi yang baru Balai Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta
semakin meningkatkan kinerjanya sehingga akhirnya pada tahun 2006 berubah
menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558/MENKES/SK/VII/2006.
Pada tahun 2008 mendapat sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) sebagai Laboratorium Penguji yang telah menetapkan
ISO/IEC 17925:2005.
Melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 34/KMK.05/2010,
BBLK Jakarta ditetapkan sebagai PPK BLU.
Pada tahun 2013, menerima sertifikat akreditasi laboratorium kesehatan
dari Komisi Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) atas telah
terpenuhinya standar pelayanan laboratorium kesehatan dalam administrasi
manajemen dan pelayanan laboratorium kesehatan.
Nilai-nilai :
1. Semangat
Kemauan dan kegembiraan untuk bekerja
2. Melayani dengan hati
Semangat, senyum, salam, sapa dan santun.
3. Akurat
Teliti, cermat, tepat dan benar.
4. Responsif
Inisiatif dan peduli
5. Transparan
Jujur dan terbuka
KEPALA BBLK
DR. Niken Wastu Palupi. MKM
Instalasi
Kabag Keuangan dan ADM
Taria, Sr. MM
Kainstal Mikrobiologi
F. Sumber Daya
1. Sarana dan Prasarana
Memiliki 2 gedung. Gedung pertama berlantai 2 dengan luas 2545
M2 dan Gedung Kedua berlantai 4 dengan luas 3789 M2. Dengan Daya
Listrik (KWH) Watt terepasang sebesar 107500 dan tegangan 220 Volt.
Sumber air berupa air tanah/artesis. Kendaraan bermotor 2 sebanyak 6
buah dan kendaraan bermotor roda 4 sebanyak 3 buah.
2. SDM
Jumlah Pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
adalah sebanyak 90 orang yang terdiri dari 74 orang ASN, 14 orang
Honorer dan 2 orang Konsultan
Berdasarkan latar belakang pendidikan, pegawai BBLK Jakarta
terdiri dari :
- Dokter : 9 orang
- Apoteker : 3 orang
- S2 Manajemen : 3 orang
- S1 Farmasi : 1 orang
- S1 Kimia : 3 orang
- S1 Biologi : 1 orang
- S1 Ekonomi : 3 orang
- S1 Komputer : 3 orang
- S1 Kesmas : 3 orang
- S1 Kesling : 3 orang
- S1 Hukum : 1 orang
- S1 Adm : 3 orang
- DIII A,Kes : 12 orang
- DIII A.Kim : 3 orang
- DIII Rad : 1 orang
- Perawat : 3 orang
- SMAK : 9 orang
- SMA : 12 orang
- SMEA : 2 orang
- STM : 4 orang
- Lainnya : 8 orang
3. Peralatan Laboratorium
Memiliki peralatan laboratorium yang canggih dan terkelibrasi
Alat – alat tersebut seperti UV-Vis Spectrophotometer, pH-Conductivity
Meter, Turbidimeter, Inductively Coupled Plasma (ICP), Atomic
Absorption Spectrophotometer – Cold Vapour (CV-AAS), atomic
absorption Spectrophotometer – Flame (F-AAS), Mercury Analyzer, Gas
Chromatography (HPLC), Thin Layer Chromatography (TLC) Scanner,
Semi Automatic TLC Sampler, Centrifuge, Microwave Digestion, Oven,
furnace/Tanur, Hot Plate – Soxlet, Rotary Evaporator, Portable Dissolved
Oxygen, Analytical Balance, Moisture Analyzer, Automatic Hematology
Analyzer, Automatic Clinical Chemistry Analyzer, Automatic Imunology
Analyzer, PCR, Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT)
4. Media Reagensia
Memiliki media dan reagensia yang sesuai standar dan
bersertifikasi seperti BGLB, BHIA, Blood Agar, Endo Agar, SS Agar,
TCBS Agar, Nutrient Agar, TSA, Reagen Ziehl Nelsen, NaOH, KOH,
NaCl 0,9%, Larutan Hayem, Methyl red, EDTA 10%, Eosin 2%, dll.
G. Kontak
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Jl. Percetakan Negara No. 23B
Jakarta Pusat 10560
Telp 021 4212524
Faks 021 4245516
Email bblkjakarta@yahoo.co.id
Web bblkjakarta.id
BAB III
KEGIATAN LABORATORIUM
A. Kegiatan Laboratorium
Di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta kami melaksanakan
kegiatan praktek yang terdiri dari pemeriksaan laboratorium klinik dan
pemeriksaan laboratorium non klinik sebagai berikut :
1. Laboratorium Klinik
a. Pemeriksaan Hematologi yang dilakukan seperti pemeriksaan
Leukosit, Eritrosit, Haemoglobin, Hematokrit, MCH, MCV,
MCHC, Trombosit, LED dan lain-lain.
b. Pemeriksaan Urin yaitu Glukosa Urine, Urine Lengkap, Sedimen
Urine.
c. Pemeriksaan Kimia Klinik antara lain Glukosa Darah, Kolesterol,
HDL, LDL, Trigliserida, SGPT,SGOT, Ureum, Kreatinin, Asam
Urat, Protein, Bilirubin, GGT, Albumin dan lain-lain.
d. Pemeriksaan Immunologi seperti Widal, HbsAg, TORCH, IgG,
IgM dan lain-lain.
e. Pemeriksaan Mikrobiologi terdiri dari pemeriksaan BTA, E. Coli,
Vibrio Cholera, Salmonella, Shigella, Bakteri pada makanan,
bakteri pada minuman, Anti HbsAg.
2. Laboratorium Non Klinik
a. Pemeriksaan Kimia/Fisika Air Minum, Air Bersih, Air Limbah,
Air Kolam Renang, Air Minum Dalam Kemasan, Amoniak,
Warna, pH, Kejernihan Air, Sianida, Mangan, Formalin.
b. Pemeriksaan Bakteriologi Air Minum, Air Bersih,
Makanan/Minuman, Udara, Usap Alat Masak, Usap Dubur, Usap
Tangan, Usap AC.
c. Pemeriksaan Pemanis, Pengawet, Pewarna pada
makanan/minuman.
B. Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi adalah laboratorium yang di dalamnya
melakukan pemeriksaan mengenai mikroorganisme. Laboratorium
Mikrobiologi ini menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam menganalisa dan mengidentifikasi mikroorganisme. Laboratorium
mikrobiologi terletak di lantai 1 Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Jakarta.
Pemeriksaan yang ada pada laboratorium mikrobiologi terbagi menjadi
dua jenis yaitu, mikrobiologi klinis dan mikrobiologi lingkungan.
Mikrobiologi klinis melakukan pemeriksaan dengan sampel berupa cairan/
bahan yang berasal dari tubuh manusia. Sedangkan mikrobiologi
lingkungan melakukan pemeriksaan dengan sampel yang berasal dari
bukan manusia, seperti air, makanan, minuman dan kosmetik.
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mempunyai tugas untuk
melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan
laboratorium kesehatan masyarakat serta memberikan bimbingan teknis di
bidang laboratorium kesehatan.
Pemeriksaan yag dapat dilakukan di laboratorium mikrobiologi Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta antara lain yaitu pemeriksaan
mikroskopis TBC (Tuberculosis), Hitung Jumlah Kuman metode Most
Probable Number (MPN) dan Angka Lempeng Total (ALT), Identifikasi
Bakteri dan Jamur, Pemeriksaan Parasit (Malaria dan Filaria) dan Telur
Cacing, Kultur Bakteri dan Pemeriksaan Resistensi Bakteri.
1. Susunan Personalia Laboratorium Mikrobiologi
Manager Teknis
(TM)
Staf Manager
Teknis
Penyelia Penyelia
Penyelia Media
Mikrobiologi Mikrobiologi
dan Reagensia
Lingkungan Klinik
Pelaksana
Teknis
Verifikasi
Pengisisan
Pembayaran Sampel
Form
Sub Bagian
Laboratorium
Menyimpulkan
Validasi Hasil
Hasil Pembuatan Pengeluaran
Oleh Manager
Pemeriksaan Laporan Hasil
Teknis
Penandatangan
Konsumen Buku Ekspedisi
(Bagian
Penerimaan Hasil
Manager Teknis
(MT)
Staf Manager
Teknis
Pelaksana
Teknis
Pencatatan
Penempelan
Pemeriksaan (Hasil Distribusi identitas
Label
Dicatat oleh Sampel konsumen di
pelaksana teknis) buku laporan
Administrasi
Verifikasi Hasil oleh Pengambilan
Staf MT MT
Penyelia Hasil
Sampel
Pelarut Logam Sampel Air Kantong Plastik
Air Basa Sedot Blower
Organik Berat Asam & Basa
dan Asam
1. Limbah Infeksius
a. Limbah Infeksius Padat
Limbah benda tajam, yaitu alat atau objek yang mempunyai
sudut tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat
memotong atau menusuk kulit, misalnya jarum suntik, pecahan
dari kaca.
Sisa bahan pemeriksaaan, misalnya jaringan, feses, bekuan
darah dan media biakan.
A. Laboratorium Klinik
a. Pemeriksaan Hematologi
Seperti pemeriksaan hitung sel darah putih, hitung sel darah merah,
hematocrit, MCV, MCH, MCHC dan hitung trombosit, pemeriksaan yang
dilakukan di laboratorium hematologi adalah darah rutin, LED, hitung
jenis leukosit dan golongan darah. Sampel yang digunakan adalah sampel
yang sudah ditambahkanantikoagulan EDTA yang terdapat pada tabung
vacutainer berwarna ungu. Pemeriksaan darah rutin dilakukan
menggunakan instrument Sysmex KX 21, pembuatan apusan untuk
hitung jumlah leukosit, metode westergreen untuk pemeriksaan LED dan
metode slide untuk pemeriksaan golongan darah.
a. Hematologi Analyzer Sysmex KX-21
Metode : Automatic dengan Blood Counter (Electronic Impedance)
Tujuan : Untuk mengetahiu kadar hemoglobin, jumlah leukosit,
hematokrit, jumlah eritrosit, MCV, MCH, MCHC
Prinsip : Mula-mula darah diencerkan dalam larutan isotonik yang
merupakan konduktor listrik. Kemudian darah yang sudah
diencerkan tersebut dihisap masuk ke apertura dimana
terdapat elektroda. Jika ada partikel melewati apertura
maka akan terjadi perubahan tegangan listrik akan
menyebabkan timbulnya sinyal listrik yang dapat diukur.
Jumlah sinyal listrik menyatakan jumlah sel sedangkan
tinggi sinyal listrik menyatakan volume sel.
Sampel : Darah EDTA (vena, kapiler)
Langkah kerja :
1. Nyalakan stabilizer khusus (ICA)
2. Tekan saklar ON untuk menyalakan alat Blood Cell Counter,
maka akan terlihat tampilan dimonitor PLEASE WAIT, alat
secara otomatis akan bekerja membilas
3. Kemudian tampilan akan berubah menjadi ANALYZING, lalu
RINSING CHECKING A BACKGROUND COUNT,
kemudian READY sampai batas waktu ±15 menit, kemudian
apabila lebih dari 15 menit, maka tampilan monitor akan
berubah menjadi SLEEPING
4. Nyalakan komputer, isi password enter, tunggu sampai ada
perintah isi password lagi, isis password user, kemudian pilih
menu, test browser alat siap menerima transfer hasil dari alat
sysmex KX 21
5. Setelah tampil READY dialat sysmex, masukkan darah kontrol
hematologi yang sudah dihomogenisasi, bila kontrol sudah
masuk dalam range isi nomor sampel dengan terlebih dahulu
menekan “sampel no” mosukkan no sampel, ENTER, segera
hisap sampel darah EDTA yang sudah dihomogenkan terlebih
dahulu dengan roller atau manual (gerakkan angka 8) melalui
aspirate dengan menekan START SWICH sampai berbunyi bip
bip. Untuk hitung leukosit dan kadar hemoglobin ditetapkan
pada darah yang masuk ke aperture leukosit setelah eritrosit
dilisiskan dengan reagen pelisis. Sel yang ukurannya lebih
besar dari 35 fl dihitung sebagai leukosit. Hasilnya
menunjukkan jumlah leukosit dalam 103/µl. Setelah eritrosit
dilisikan maka hemoglobin akan bebas dan membentuk
komplek yang stabil dengan sianida atau sodium lauryl sulfate.
Selanjutnya perubahan warna diukur dengan Panjang
gelombang 540 nm dan kadar hemoglobin dinyatakan dalam
gr/dl. Hitung eritrosit dan trombosit ditetapkan pada darah yang
masuk ke aperture eritrosit. Jumlah eritrosit dihitung
berdasarkan jumlah partikel yang besarnya sama atau lebih
besar dari 35 fl. Hasilnya menunjukkan jumlah eritrosit per
106/µl. Sel yang melewati aperture erotrosit dengan ukuran
antara 2-20 fl. Dihutung sebagai trombosit dan hasilnya
menunjukkan jumlah trombosit per 103/µl. Nilai hematocrit
diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus: Ht =
(jumlah eritrosit X VER) : 10
6. Hasil keluar melalui print out dan secara otomatis sysmex akan
mentransfer ke komputer, kita pilih “REFRESH” lalu kita isi
identitas sampel sesuai dengan format yanga ada
7. Untuk mengeluarkan data hasil, nyalakan printer pilih menu
validate (F9).
Nilai rujukan:
Tabel 3.1 Nilai Rujukan Darah Rutin dan LED
No Jenis Nilai Rujukan Nilai Rujukan
Pemeriksaan (Laki-laki) (Perempuan)
1 Eritrosit 4,5-6,0 juta 4,0-5,5 juta
2 Hemoglobin 12-16 gr % 12-14 gr %
3 Hematokrit 40-48% 37-43%
4 Leukosit 6.000- 6.000-
10.000/mm3 10.000/mm3
5 LED 0-10 mm/jam 0-20 mm/jam
6 Trombosit 150.000- 150.000-
300.000 300.000
7 MCV 400.000/mm3 400.000/mm3
8 MCH 27-31 27-31
pikogram/sel pikogram/sel
9 MCHC 82-92 femtoliter 82-92
femtoliter
b. Pemeriksaan Urinalisa
1. Pemeriksaan Kimia Urin Secara Visual
Prinsip : Terjadinya perubahan warna tertentu pada bagian yang
mengandung reagen spesifik salah satu zat yang ada
di dalam unit.
Metode : Uji carik celup secara visual
Sampel : Urin segar
Langkah Kerja :
1. Kocoklah botol urin dan tuangkan sebagian urin kedalam tabung
reaksi (±3/4 tabung).
2. Perhatikan warna dan kejernihan urin pada tabung reaksi tersebut.
3. Keluarkan reagen dari dalam botol, tutup kembali, celupkan seluruh
kolom carik hanya sekejap saja dalam urin.
4. Hilangkan kelebihan urin yang melekat pada carik dengan
menyentuhkan pada pinggir carik celup wadah urin.
5. Lihat dan bandingkan perubahan warna yang terjadi pada seluruh
kolom carik, dengan standar warna yang telah disediakan pada botol
reagen carik celup.
Evaluasi hasil :
- Warna : tidak berwarna/kuning muda/kuning/kuning
tua/coklat
- pH : 5,0-8,5
- Berat Jenis : 1,000-1,030
- Protein : -/trace/+/++/+++/++++
- Glukosa : -/trace/+/++/+++/++++
- Keton : -/trace/small/moderate/large
- Darah samar : -/trace/small/moderate/large
- Bilirubin : -/+/++/+++
- Urobilinogen : Negatif(0,2)/Negatif(1)/2/4/8 E U
- Nitrit : -/+
Nilai Rujukan :
- Warna : Kuning Muda
- Kejernihan : Jernih
- pH : 4,5-8,0
- Berat Jenis : 1,010-1,020
- Protein : Negatif
- Glukosa : Negatif
- Benda keton : Negatif
- Bilirubin : Negatif
- Urobilinogen : Negatif
- Nitrit : Negatif
- Leukosit : Negatif
- Eritrosit : Negatif
2. Pemeriksaan Sedimen Urin
Prinsip : Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan
anorganik dalam urin secara mikroskopis
Metode : Mikroskopis
Sampel :Urin pagi, urin sewaktu
Langkah kerja :
1. Kocoklah botol urin dan tuangkan urin kedalam tabung reaksi ± 4/5
tabung
2. Kemudian tabung disentrifuge selama 5 menit, 2000 RPM (untuk
keseimbangan tabung sama, isi cairan sama)
3. Buang supernatan (cairan urin) segera, sisakan cairan ± 0,5 ml
4. Endapan dalam sisa cairan urin dikocok, kemudian diambil dan
diteteskan pada kaca objek glass sebanyak 1 tetes. Kemudian
ditambahkan 1 tetes larutan malbin, campur dan tutup dengan kaca
penutup.
5. Baca hasil dengan mikroskop dengan kaca pembesaran 10x dan 40x
Nilai Rujukan :
- Eritrosit : <5/lpb
- Leukosit : <5/lpb
- Bakteri : <2/lpb
- Sel : epitel pipih
- Kristal : kalsium oksalat, asam urat, (dalam urin asam),
amof, tripelfosfat (urin alkalis)
- Lain – lain : -lemak : negatif
-sperma : negatif
3. Pemeriksaan kimia klinik
a. Pemeriksaan glukosa
Prinsip : glukosa + O2 + H2O GOD gluconic acid + H2O22
H2O2 + aminophenazone + phenol POD
qienoneimine. Hasil reaksi (komplek) yang terbentuk
diukur absorbannya pada panjang gelombang 546 nm.
Metoda : GOD – PAP
Langkah kerja :
1. Sediakan 3 tabung pada rak, pipet masukkan masing-masing tabung.
Bahan Blanko Standar Test
Reagen 1000ul 1000ul 1000ul
glukosa
Aquades 10ul - -
t
Standar - 10ul -
Sampel - - 10ul
Campur, inkubasi pada temperatur kamar selama 10 menit, lalu baca
absorbannya terhadap blanko panjang gelombang 546 nm.
2. Perhitungan
C= abs sampel x 100mg/dl
Abs standar
Nilai normal :
Sewaktu : <110 (bukan DM)
110-199 (belum pasti DM)
>200 DM
Puasa : <100 (bukan DM)
110-125 (belum pasti DM)
> 126 (DM)
b. Pemeriksaan Asam Urat
Prinsip : Reaksi
Uric acid + 2H2O +O2 uricase allontoin+Co2+H2O2
Metode : GOD-PAP
Sampel : serum, plama, heparin, atau EDTA
Langkah Kerja :
1. sediakan 3 tabung reaksi (tabung 1 untuk blanko, tabung 2 untuk
standar, tabung 3 untuk sampel)
2. pipet reagen pereaksi asam urat dan masukkan masing-masing
tabung 1000ul
3. pipet 20ul standar asam urat masukkan ketabung reaksi
4. pipet 20ul sampel asam urat masukkan kedalam tabung sampel
5. campur,inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar atau 5 menit
pada suhu 37C lalu baca absorban terhadap blanko dengan
fotometer pada panjang gelombang 546nm
Perhitungan
C = abs sampel x 6 mg/dl
Abs standar
C = abs x 365,9 umol/i
Abs standar
Nilai Rujukan
Pria <7 mg/dl
Wanita <5,7 mg/dl
Anak (0-14th) < 6,1 mg/dl
c. Pemeriksaan Cholesterol
Prinsip :
Cholesterolester + H2O che cholesterol + fatty acid (asam lemak)
Cholesterol + O2 cho Cholestene -3one + H2O2
2H2O2 + 4-aminophenazone + phenol pod quinoneimine + 4 H2O
Hasil reaksi dibaca dengan fotometer pada panjang gelombang 546nm
Metoda : CHOD – PAP
Sampel : serum
Langkah kerja :
1. sediakan tabung pada rak untuk blanko, standar, dan sampel
2. kemudian pipet 1000ul reagen cholesterol lalu masukkan dalam
tabung blanko, standar, dan sampel
3. pipet 10ul aquadest masukkan kedalam tabung blanko
4. pipet 10ul standar masukkan kedalam tabung standar
5. pipet 10 ul sampel masukkan kedalam tabung sampel
Bahan Blank Standar Sampel
o
Reagen 1000ul 1000ul 1000ul
cholesterol
Standar - 10ul -
Sampel - - 10ul
Aquadest 10ul - -
Campur, inkubasi selama 10 menit pada suhu kamar, lalu baca
absorbannya terhadap blanko pada panjang gelombang 546nm.
Perhitungan :
C = abs sampel x 200mg/dl
Abs standar
C = abs sampel x 5,17 mmol/l
Nilai normal : < 220 mg/dl
d. Pemeriksaan Trigliserida
Prinsip :
Trigleserida terbentuk melalui proses hidrolisa enzimatik dengan lipase
sebagai indicator terbentuknya quinineimine dari hydrogen peroksida
dengan 4- amonoantipirine dan 4- cholophenol yang dikatalisator oleh
peroksidase trigliserida lipase gliserol + asam lemak gliserol + ITP GK
gliserol +3-fosfat+ADP gliserol + 3-fosfat +O2 GK
dihidroksiasetonfosfat H2O H2O2+4 aminoanti + cholorfenol POD
quinoneomine + cholesterol
Metoda : GPO – PAP
Sampel : serum, plasma heparin atau plasma EDTA
Langkah Kerja :
Memipet kedalam kuvet Reagent blank Sampel atau standar
Sampel atau standar - 10ul
R1 1000ul 1000ul
Campur dan inkubasi minimal 10 menit pada suhu 20-25˚C atau selama
menit pada suhu 37˚C ukur sebagai absorbansi sampel dan standar
terhadap reagen blank dalam 60 menit.
Nilai rujukan : <150 mg/dl
e. Pemeriksaan Cholinesterase
Prinsip : Butyrylthiocholine + H2O Cholinesterase
Thiocholine + Butyrate Thiocholine +
DTNB 2 nitro 5-mercaptobenzoale
Metoda : DTNB = dithiobis ( Nitrobenzoate)
Sampel : Serum, plasma heparin atau EDTA
Langkah Kerja :
Panjang gelombang : 405 nm
Temperature : +370C
Tebal kuvet : 1cm
Blanko : udara/aquadest
Table 3.7 pemeriksaan Cholineterase
Buffer RI 1000 µl
Sampel 20 µl
Campur dengan baik
R2 substrat 200 µl
Campur dengan baik, setelah 90 detik ukurlah absorbance.
Bersamaan dengan itu jalankan stopwatch, ulangi pengukuran
tepat setelah 30,60,dan 90 detik hitung dengan AA/menit
Perhitungan :
Perhitungan dari cholinesterase menggunakan rumus :
23460 x AA 405 nm/min
Nilai rujukan :
- Laki-laki/perempuan > 40 tahun : 5400-13.200 Ku/l
- Perempuan 16-19 th (tidak hamil) : 4.300-11.500 Ku/l
- Perempuan 18-41 tahun (hamil): 3.700-9.300 Ku/l
f. Pemeriksaan Urea
Tujuan : Untuk mengetahui kadar urea dalam serum/plasma
UREASE
Prinsip : Urea + H2O2 NH4+ + CO2 Ammonia yang
terbentuk akan bereaksi dengan α- ketoglutrat dan NADH.
Kemudian dengan adanya GLDH akan terbentuk NAD α-
ketoglutarat + NH4+ GLDH L-Glutamat + NAD + H2O.
jumlah NAD+ yang terbentuksetara dengan kadar urea yang
ada di dalam sampel.
Bahan : Reagen urea Riche diagnostic GmbH-Germany Kat.
04460715 190
Sampel : Serum atau plasma yang sudah di pisahkan dalam waktu 2
jam dari pengambilan sampel (serum/plasma Li-heparin
atau plasma Na-Heparin atau plasma K-EDTA). Stabilitas
serum/plasma adalah 7 hari pada suhu 2-80C.
Alat : Roche Cobas c311, Cup sampel, pipet mikro 500 µ, Tip
baru
Langkah Kerja :
1. Dimasukkan 500 µl sampel ke dalam cup sampel
2. Cup sampel yang sudah terisi sampel dimasukkan kealat Roche
Cobas c311
Nilai normal :
Laki-laki: 10-50 mg/dl
Perempuan : 10-50 mg/dl
Nilai kritis : >104 mg/dl
g. Pemeriksaan Creatinin
Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin darah serum/plasma
Prinsip : Creatinin + pitric acid lar.suasana basa komplek warna diukur
intensitasnya pada panjang gelombang 492 nm,
peningkatan absorban warna dengan kuantitas kreatinin
dalam sampel
Bahan : Reagen creatinin Roche Diagnostik
Sampel : Serum atau plasma yang sudah dipisahkan dalam waktu
2 jam dari pengambilan sampel (serum/plasma Li-
Heparin atau plasma Na-Heparin atau plasma K-EDTA.
Stabilitas serum/plasma adalah 7 hari pada suhu 2-80C.
Alat : Roche Cobas c311, Cup sampel, Pipet Mikro 500 µl,
Tip
Langkah kerja :
1. Dimasukkan 500 µl sampel ke dalam cup sampel
2. Cup sampel yang sudah terisi sampel dimasukkan
kealat Roche Cobas c311
Nilai Normal : Laki-laki : 0,6-1,1 mg/dl
Perempuan : 0,5-0,9 mg/dl
h. Pemeriksaan Cholesterol-HDL
Tujuan : Untuk mengetahui kadar density lipo protein (HDL)
dalam serum
Prinsip : HDL kolesterol ester + H2O PEG kolesterol Esterase HDL +
RCOOH HDL + O2 PEG Kolesterol Esterase kolestenon + H2O22
H2O2 + 4-amonioantipiririn + HSDA + H + H2O
PEROXIDASE
komplek warna ungu + 5 H2O. Komplek
warna ungu yang terbentuk diukur intensitasnya dan
dibandingkan terhadap intensitas warna standar
(kalibrator)
Alat : Cobas c311, tip biru, cup sampel dan mikropipet
Sampel : Serum atau plasma EDTA
Langkah kerja :
1. Dimasukkan 500 µl sampel ke dalam cup sampel
2. Cup sampel yang sudah terisi sampel dimasukkan
kedalam piringan kecil untuk sampel pada automatic
analyzer cobas c311
Table 3.7 nilai normal pemeriksaan kolesterol
Tidak Berisiko Risiko Rendah Risiko
Dewasa Tinggi
Laki-laki >55 mg/dl 35-55 mg/dl ˂35 mg/dl
Perempuan >65 mg/dl 45-65 mg/dl ˂45 mg/dl
i. Pemeriksaan LDL-Cholesterol
Tujuan : Untuk mengetahui kadar low dencity lipoprotein (LDL)
serum/plasma
Prinsip : LDL kolesterol ester detergent koestenon + H2O2
2 H2O2 + 4-aminoantipyrin + HSDA + H + H2O Peroksidase
komplek warna ungu + 5H2O. Komplek warna ungu
yang terbentuk diukur intensitas warna standar
(kalibrator).
Alat : Cobas c311, tip biru, cup sampel, dan mikro pipet
3. Pemeriksaan Imunologi
Berikut pemeriksaan yang dilakukan selama PKL (Praktek Kerja
Lapangan)
a. Pemeriksaan Anti HCV
Tujuan :
Untuk mendeteksi secara kualitatif adanya antibodi spesifik terhadap
virus Hepatitis C dalam darah, serum atau plasma manusia.
Prinsip Kerja :
Sampel diteteskan kedalam strip membrane kromatogram yang
dilapisi recombinan HCV Capture antigen (anti NS3,NS4 dan NSS)
pada daerah tes (T) dan mengandung protein A koloid gold-
conjugate. Sampel bermigrasi/bergerak pada membrane
kromatogram menuju daerah (T) lalu berikatan membentuk komplek
antigen-antibodi-partikelprotein A gold. Jika sampel tersebut
mengandung antibodi spesifik akan membentuk garis merah pada
daerah (T). Daerah control (C) digunakan sebagai control prosedur.
Bahan Uji :
1. Serum atau plasma (EDTA, heparin, dan sodium citrate)
2. Darah dengan anticoagulant yang sesuai
Langkah Kerja :
1. Strip kromatogram dikeluarkandari foil/pembungkus, letakkan
pada permukaan yang datar dan kering
2. Secara perlahan-lahan diteteskan 10ul sampel serum, plasma atau
darah kedalam sumur sampel strip kromatogram
3. Kemudian ditambahkan 4 tetes larutan uji Assay Diluent HCV
4. Saat reaksi dimulai akan muncul garis ungu yang bergerak menuju
jendela hasil pada strip kromatogram
5. Baca/interpretasikan hasil uji dalam waktu 5-20 menit
Jangan mempretasikan hasil setelah 20 menit
Interpretasi :
Hasil positif Bila daerah kotrol (C) dan daerah tes (T) timbul garis
merah
Hasil negative :
Bila daerah kotrol (C) tidak timbul garis merah dan daerah tes (T)
timbul garis merah
Hasil Invalid :
Bila daerah pada control tidak timbul garis merah, baik dengan
ataupun tanpa garis merah pada daerah sampel. Hal tersebut harus
dilakukan pemeriksaan ulang
b. Widal
Tujuan :
Untuk menentukan adanya antibodi terhadap kuman Salmonella
typhi dan Salmonella paratyphi
Prinsip :
Antibodi spesifik dalam serum akan bereaksi dengan antigen
membentuk aglutinasi
Bahan pemeriksaan :
Serum stabil bila disimpan 2-8 C selama 48 jam dan -20 C bila
dalam waktu lama
Reagen :
1. Antigen Salmonella typhi O dan H
2. Antigen Sallmonell paratyphi AO dan AH
3. Antigen Sallmonell paratyphi BO dan BH
4. Antigen Sallmonell paratyphi CO dan CH
Test Screening :
1. Dipipet masing-masing 80ul serum diatas 8 lingkaran slide
2. Ditambahkan masing-masing 1 tetes suspense antigen yang
dikocok hingga homogeny
3. Dicampur dengan menggunakan batang pengaduk sampai
memenuhi daerah pengamatan
4. Digoyang selama 1 menit dengan menggunakan rotator
5. Diamati adanya aglutinasi atau tidak
6. Bila positif aglutinasi, dilanjutkan dengan uji kuantitatif secara
slide
Test Kuantitatif :
1. Dipipet 40ul, 20ul, 10ul, dan 5ul serum diatas slide
2. Ditambahkan masing-masing 1 tetes suspense antigen yang telah
dikocok hingga homogen
3. Dicampur dengan menggunakan batang pengaduk sampai
memenuhi daerah pengamatan
4. Digoyang selama 1 menit dengan menggunakan rotator
5. Diamati adanya aglutinasi atau tidak
Pembacaan :
1. Hasil positif : bila tampak gumpalana (Aglutinasi)
2. Hasil negative : bila tidak ada gumpalan (tidak ada aglutinasi)
Table 3.9 Hasil Test Widal
Volume Serum Titer
80 ul 1:20
40 ul 1:40
20 ul 1:80
10 ul 1:160
5 ul 1:320
Ket : Titer adalah volume terakhir yang masih menunjukkan hasil
positif aglunitasi
4. Pemeriksaan Mikrobiologi Klinik
Pemeriksaan yang dilakukan selama PKL dilaboratorium Mikrobiologi
Klinik adalah
a. Pemeriksaan BTA
1. Pembuatan sediaan preparat BTA :
- Kaca objek
- Label/pensil
- Ose/lidi bamboo
- Tusuk gigi
- BSC (Biosafety Cabinet)
- Wadah limbah infeksius yang telah diberi plastic dan desinfektan
2. Langkah Kerja :
- Susun sampel berurutan sesuai dengan nomor identitas
- Tulis identitas sputum, tanggal kedatangan, visual dan jenis
pemeriksaan sampel pada log book
- Tulis nomor identitas pada objek glass
- Ambil sputum sebesar biji kacang hijau (pilih yang purulen)
dengan lidi yang telah dipipihkan
- Oleskan pada objek glass, ulir-ulir dengan tusuk gigi
- Ulir dengan bentuk oval ukuran 2x3 cm, ulir hingga kering
- Fiksasi dengan cara dilewatkan diatas api 2-3 detik
Ket : buang lidi dan tusuk gigi bekas pada wadah limbah infleksius
yang telah diberi plastic dan desinfektan
b. Pewarnaan metoda Ziehl Neelsen
Prinsip :
Dinding bakteri tahun asam (BTA) memiliki dinding lapisan lipid
(Mycolic acid) yang bersifat tahan terhadap asam. Pemberian carbol
fuchsin 1% disertai pemanasan akan mempermudah carbol fuchsin
masuk kedalam dinding sel. Perdinginan pada proses pencucian akan
merapatkan kembali lapisan lemak. Dinding sel tetap mengikat zat
warna carbol fuchsin walaupun dikolorisasi dengan asam alcohol.
Bakteri selain BTA dan struktur lain seperti epitel ataupun leukosit
tidak dapat menahan pewarna carbol fuchsin saat dikolorisasi dengan
asam alcohol, sehingga saat diberi warna tanding (Methylineblue) akan
terserap dan berwarna biru.
Alat dan bahan :
Mikroskop
Rak pengering
Carbol fuchin 1%
Asam alcohol 3% (HCI 3% / H2SO4 dalam alcohol 95%)
Methyline Blue
Saringan
Corong
Minyak imersi, alcohol absolute
Langkah kerja :
1. Susun sediaan pada rak pewarna, beri jarak 1 jari
2. Genangi sediaan dengan carbol fuchsin 1%, gunakan saringan bila
setiap mengalirkan carbol fuchsin, genangi hingga menutupi seluruh
sediaan
3. Panaskan dengan menggunakan sulut api hingga beruap, diamkan
selama 10 menit
4. Bilas dengan air mengalir, buang sisa air
5. Genangi dengan asam alcohol 3%, diamkan selama 3 menit
(dekolorosasi)
6. Bilas dengan air mengalir, bilas dengan air jika masih merah ulangi
dekolorosasi 1x lagi
7. Genangi dengan Methylin Blue 0,1%, diamkan selama 1 menit
8. Bilas dengan air mengalir
9. Keringkan pada rak pengering
10. Amati sedian dibawah mikroskop
B. Laboratorium non klinik
1. Laboratorium kimia kesehatan
1. Pemeriksaan sulfat
Peralatan :
Spektrofotometer
Labu ukur 100 ml dan 1000 ml
Pipet volumetric 5, 10, 25 dan 50 ml
Erlenmyer 250 ml
Stopwatch
Magnetic stimer
Sendok pendek 0,2-0,3 ml
Timbangan analitik, ketelitian 0,1 mg
Langkah Kerja:
1. Ukur dengan teliti 100 ml contoh atau bagan yang diisikan 100
ml kedalam Erlenmeyer 250 ml
2. Tambahkan larutan buffer, aduk dengan alat pengaduk. Sambil
diaduk ditambahkan 1 sendok spatula BaCl2.H2O mulai hitung
waktu pengadukan selama 60 ± 2 detik pada kecepatan
3. Siapkan kurva standart dengan kosentrasi 0-40 mg/l dengan
jarak standar 5 mg/l
4. Koreksi untuk contoh dan keruh dengan menyiapkan blanko
tanpa penambahan BaCl2.
2. Pemeriksaan Kesadahan
Prinsip :
Cad dan Mg dalam air dapat membentuk senyawa komplek dengan
EDTA pada pH 13, untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan
indicator EDT.
Metode : Titrasi Argentometri
Alat dan bahan :
Alat
Erlenmeyer 250 ml
Buret
Pipet volume 10 ml
Gelas kimia 100 ml
Gelas ukur 100 ml
Bahan
NaOH (buffer pH 13)
Indicator EDT
EDTA ± 0,1 M
Sampel air
Langkah Kerja :
1. Pipet 25 ml sampel air dan masukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml
2. Pipet buffer pH 13 sebanyak 1 ml, tambahkan indicator
EDT sepucuk sehingga berubah menjadi warna ungu
muda.
3. Lalu titrasi dengan EDTA
4. Titrasi dihentikan apabila telah terjadi perubahan warna
dari ungu muda sampai warna biru lembayung.
Perhitungan :
Kesadahan=(1000 x…ml x…M x 100)/25
3. Pemeriksaan Clorida
Prinsip :
Klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3
membentuk AgCl kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indicator
KCrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik akhir
titrasi.
Metode : Argentometri
Alat dan bahan :
Alat :
Buret otomatis
Erlenmeyer 250 ml
Pipet tetes
Gelas kmia 100 ml
Bahan :
Sampel air
KCrO4 5%
AgNO3 0,01 N
NaOH 0,01 N
Langkah Kerja :
1. Sampel dihomogenkan terlebih dahulu
2. Pipet sampel 100 ml kemudian dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml tambahkan 1 ml KCrO4 5%
3. Lakukan titrasi dengan menggunakan AgNO3 0,01 N
sampai berubah menjadi merah bata.
Perhitungan:
Cl= (1000 x…ml x…Mx 35450)/(100 ml)
2. Pembuatan Media
1. Pembuatan media MR dan LB 1
Pemeriksaan bakteriologi non klinik yang dilakukan pada Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Jakarta adalah membuat reagen (MR) dan pemeriksaan
bakteriologi sebagai berikut :
Membuat reagen (MR)
Pembuatan Lactose Broth 1 (LB 1)
Kegunaan :
Media cair pengkaya untuk pemeriksaan adanya coliform
dalam air, susu dan lain-lain
Metode :
Pembuatan larutan homogeny dan steril
Bahan
Lab-lemko powder 3,0 gr
Peptone 5,0 gr
Lactose 5,0 gr
Aquadest 1000 ml (pH 6,9)
Alat
Gelas ukur
Beaker glass
Tabung reaksi berisi tabung durham
Autoclave
Neraca analitik
Batang pengaduk
Spaula
Dispenser
Langkah kerja
- Timbang 13 gram bahan tersebut larutkan dengan aquadest
sampai 1000 ml
- Setelah larut sempurna tuangkan kedalam tabung yang
berisi tabung durham sebanyak 9 ml
- Sterilkan dengan autoclave pada temperature suhu 121 0C
selama 15 menit
- Dinginkan setelah sterilisasi
Table 3.10 Kontrol kualitas
Positif control Negative control
E.coli Media tanpa kuman
- Uji sangkalan
Lakukan
homogenisasi
+ 10 ml Sampel
+ 10 ml LSB II
(dikocok 25x)
Sampel
+ 1 ml Sampel
+ 9 ml LSB I
Sampel
+ 0,1 ml Sampel
+ 9 ml LSB Inkubasi 36 ± I ‘C 24 = 48 jam
- Langkah Kerja
1. Lakukan homogenisasi sampel air didalam botol dengan
cara dikocok terlebihi dahulu 25 kali. Lalu cuplikan segera
diambil dengan pipet yang sesuai.
2. Pipet masing-masing 10 ml kedalam 5 tabung yang berisi
10 ml LB II
3. Pipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml kedalam 5 tabung
kedua dan ketiga yang berisi 9 ml LB I
4. Simpan semua tabung dalam incubator pada suhu 36 ± ‘C
selama 24-48 jam.
5. Setelah 24 jam catat jumlah tabung yang membentuk gas
pada masing-masing pengenceran dan simpan lagi yang
tidak membentuk gas dalam incubator pada suhu 36 ± 1 ‘C
selama 24 jam kemudian catat jumlah tabung yang
membentuk gas.
- Uji penegasan
1. Pindahkan sebanyak 1 sengkelit/ose dari tiap tabung yang
membentuk gas pada media laktosa broth atau LST broth
kedalam tabung yang berisi 10 ml Briliant Green lactose
bile broth 2% (BGLB2%) yang didalamnya terdapat tabung
durham terbalik.
2. Masukkan semua tabung kedalam incubator pada suhu 36 ±
1 ‘C selama 24 jam.
3. Catat jumlah tabung positif gas pada tabung BGLB 2%.
4. Hitung APM coliform per 100 ml sampel berdasarkan
tabel/daftar APM coliform seri 5 tabung.
5.
(Inkubasi 24 jam)
4. Uji sitrat
Dari biakan murni nutrient agar miring, inokulasi 1 sengkelit
biakan kedalam perbenihan simon sitrat. Inkubasi pada suhu
35 ‘C selama 48 jam. Warna biru menunjukkan reaksi
positif, warna hijau reaksi negative.
Tabel 3.12 Reaksi Biokimia IMVIC
Metoda : Biakan.
Sampel : Air.
Media :
Anti sera :
Antisera polyvalent.
Antisera mononalent ogawa.
Antisera monovalent inaba.
Alat :
Lemarai pengeram.
Lampu bunsen.
Objek glass.
Ose/sengkelit.
Pipet 10 ml.
Langkah kerja :
a. Pengkaya :
Masukkan 10 ml sampel kedalam 90 ml media APW.
Inkubasi pada suhu 35-37 °C selama 6-8 jam.
b. Isolasi :
Dengan menggnakan sengkelit, inokulasi 1 sengkelit dari
media APW ke media TCBS Agar.
Inkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam.
Amati pertumbuhan koloni, Vibrio cholera koloni
kuning sedikit membesar, smooth, keeping.
c. Uji Biokimia :
Inokulasi koloni tersangka dari TBCS Agar ke media
KIA dan MIU Agar.
Inkubasi pada suhu 35-37 ° Cselama 24 jam.
Untuk pembacaan MIU Agar sebelumnya ditambah
reagen kovacs.
Lakukan uji oksidasi pada koloni tersangka sebagi
berikut :
Letakkan 1 lembar kertas saring dalam cawan
petri, lalu tetesi dengan 2-3 tetes reagen oksidasi.
Dengan sengkelit, ambil koloni tersangka dari
KIA dan oleskan pada kertas saring.
Amati dalam 10 detik, hasil positif jika timbul
warna ungu tua pada olesan koloni. Sebagai
pembanding gunakan strain Pseudomonas untuk
control positif, strain E.coli untuk control
negatif.
d. Uji serologi :
Ambil 1 ose biakan murni dari KIA dan goreskan diatas
kaca sediaan dan teteskan antisera Polyvalent kemudian
campur hingga homogen.
Penggumpalan terjadi menunjukkan uji serologi serologi
positif.
e. Hasil biokimia Vibrio cholera :
KIA lereng : Alkali.
Dasar : Asam.
Gas : Negatif.
H₂S : Negatif.
MIU Agar motyliti : Positif.
Indol : Positif.
Urea : Negatif.
Uji okesidasi : Positif.
Uji serologi : Positif.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pada tahun 2008 mendapat sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional
(KAN) sebagai Laboratorium Penguji yang telah menerapkan ISO/IEC 17925 :
2005.
2. Melalui keputusan Menteri Keuanggan nomor 34/KMK.05/2010,BBLK Jakarta
ditetapkan sebagai PPK BLU.
3. Pada tahun 2013, menerima sertifikat akreditasi laboratorium kesehatan dari
Komisi Akreditasi Laboratorium Kesehatan (KALK) atas telah terpenuhinya
standar pelayanan laboratorium kesehatan.
4. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta melakukan proses manajemen mutu
di setiap proses pemeriksaan, mulai dari pra analitik, analitik hingga pasca
analitik.
5. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jkarta melaksanakan Pemantapan Mutu
Internal (PMI) di setiap bidang laboratorium sebagai jaminan mutu hasil
pengujian.
6. Sebagian besar instrumen di Laboratorium Patologi Klinik Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah terhubung satu sama lain melalui
Laboratory Information System (LIS) berbasis Local Area Network (LAN).
B. Saran
1. Terhadap Kegiatan Praktek Belajar Mengajar
a. Diperlukan waktu yang lebih panjang.
b. Peserta PKL diharapkan dapat mempelajari proses manajemen disemua sub
bagian laboratorium.
2. Terhadap Institusi Pendidikan
Menjadikan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai tujuan utama
untuk pelaksanaan PKL bagi mahasiswa.
3. Terhadap Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a. Penambahan Tenaga Pelaksana Teknis.
b. Perbaikan sarana dan prasana yang sudah tidak berfungsi lagi.
c. Memberika fasilitas Homecare.