Anda di halaman 1dari 3

BAHAN DISKUSI KELOMPOK 3 : Heru dan Dandi

Soal : Misi gereja dalam perjalanan tentu saja akan mengalami penyesuaian yang
membutuhkan RELEVANSI untuk menjangkau orang-orang Yang berkaitan dengan
perubahan kondisi masyarakat dan culture budaya.

Pendapat : Kita melihat dulu apa itu Misi, Misi adalah mengutus/utus
Dalam konteks Kristen misi dipahami dalam arti Pengutusan Greja kedalam dunia untuk
menjangkau orng-orang kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dari pengertian
diatas ada beberapa hal yang ditekankan :
 Orang Kristen diutus untuk pergi kedunia
 Orang Kristen harus Proaktif dalam misi
 Misi bukan pekerjaan gereja lokal, tetapi misi adalah pekerjaan seluruh orang percaya
didegala tempat harus terlibat
 Gereja local harus mendukung dan memperhatikan pekerjaan misi, karena pekerjaan
ini adalah milik Bersama
Dalam proses bermisi harus diperhatikan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan-
perubahan kondisi Masyarakat dan juga kondisi kultur budayanya supaya kita jangan ditolak,
dan harus fleksibel. Menurut pak Ralph kita buat dulu jembatan-jenbatannya yang
mendukung tujuan misi itu sesuai dengan adat istiadat suatu daerah dan kebutuhan
masyarakat dimana misi itu akan dijalankan. Kita perhatikan dan pelajari dulu adat istiadat
daerah tersebut apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang kemudian kita masuk ke pola
kehidupan masyarkatnya, apa yang dibutuhkan, apa yang sedang di kembangkan

Di dalam perjalanan misi gereja pasti akan akan ada tahap-tahap atau proses yang akan
dilalui, selain daripada terfokus pada soal pemberitaan firman Tuhan, berbicara misi konteks
zaman rasul-rasul pada waktu mereka diutus dengan konteks abad 15 sampai pada abad 20
semua memilki perbedaan didalam caranya dalam mencapai target misi.

Dari semua yang kita ketahui perubahan dalam penerapan misi memang mengalami
penyesuaian pada kultur, tetapi juga mengalami kemunduran dalam sikap dan semangatnya.
Belajar dari cara bermisi Rasul-rasul pada zaman dahulu, mereka dengan kuat dan frontal
menyampaikan injil tanpa rasa takut meskipun didalam resiko kematian yang menghantui.
Dalam pola yang mereka kerjakan semua yang tertulis didalam Alkitab tidak ada satupun
yang melakukan suatu pola khusus didalam mereka menginjil, mereka hanya melakukan pola
penyesuaian secara pola pikir, lalu mereka menyampaikan injil begitu saja.Tetapi mungkin
juga hal ini terjadi oleh karena dunia pada saat itu belum mengalami sebuah perkembangan
secara pesat mengenai pendidikan, komunikasi, informasi dan teknologi seperti sekarang
yang mempengaruhi pola hidup dalam diri manusia yang sudah berubah.

Pola misi saat ini yang dilakukan gereja memang mengalami sebuah penyesuaian dalam tiap-
tiap segmen yang dihadapi untuk bisa mendapatkan suatu cara yang relevan agar Kristus bisa
diterima banyak orang.
Contoh misi yang dilakukan dengan penyesuaian pada tiap kultur:

1. Rasul Paulus melakukan pekerjaan misi di Atena (Kis 17:16-34) ia tidak melakukan
sebuah hal khusus untuk melakukan target misinya, ia hanya bertukar pikiran, bersoal
jawab dengan ahli filsafat Epikuros dan Stoa dan jika kita melihat secara intensif lagi
mengenai Rasul Paulus, ia bisa melakukan misi pengkabaran injil ini dan sampai
bersoal jawab itu oleh karena ia memiliki sebuah pemahaman yang dalam
menganai ilmu berteologi dan selain daripada itu ia juga memiliki pemahaman
yang baik tentang orang-orang yang ia injili.

2. Ceonrad Laurens Coolen seorang blasteran keturuan Ibu Jawa ningrat dan Bapaknya
orang Rusia, Coolen menjadi penginjil di Pulau jawa, ia masuk pada masa kolonial
Belada, injil bisa diterima disana bukan melalui akses pendidikan atau kesehatan
tetapi melalui pola budaya yang ia lakukan yaitu mempertahankan praktek tradisi
jawa tetapi nilai kekristenan hidup didalam tradisi tersebut. Dari situlah ia bisa
membawa seorang yang bernama Kasan Jariyo yang diubah namanya menjadi (Paulus
Tosari saat menjadi kristen) mengenal Kristus dari pengajarannya mengenai
pengampunan dosa.

3. Yerry Pattinasrany seorang anak dari (pemain bola terkenal) yang memiliki masa
muda yang sangat kelam, sebagai seorang pecandu narkoba berat dan akhirnya
bertobat dan menjadi seorang pendeta. Melayani di ladang dunia malam dan pemuda-
pemuda jalanan , melihat skup pelayanan yang tidak hanya mengacu pada tata cara
yang kaku akhirnya dia membentuk sebuah cara bermisi yang unik yaitu membuka
sebuah acara khusus anak metal dan mengadakan konser metal dengan syair-syair
kekristenan dan ia juga aktif di Instagram dengan pelayanan online melalui
khotbah dan motivasi dan dari cara inilah banyak anak-anak muda yang tertarik
kepada Kristus.

Dari beberapa contoh diatas menunjukkan bahwa dalam bermisi memang harus
dilakukan sebuah hal yang harus bisa sesuai dengan keadaan segmen misi sehingga dalam
penerapan misi kita bisa menjangkau target misi dengan baik, tetapi juga harus digaris
bawahi bahwa nilai-nilai penting didalam inti misi yaitu membawa orang agar mengenal
Kristus harus dinyatakan, karena itu adalah inti dari setiap pekerjaan misi yang dilakukan
gereja dan juga jangan sampai dari fleksibilitas kita terhadap sebuah kultur mengakibatkan
kita mengkompromikan nilai-nilai dasar dari iman kristen.

Anda mungkin juga menyukai