TUGAS Compounding Dan Dispensing Skrinin
TUGAS Compounding Dan Dispensing Skrinin
Skrining Resep
Disusun Oleh :
Kelompok
PENDAHULUAN
2
BAB 2
ISI
Klinik Kecantikan
ESTETIKA “M1”
SIPA.503/IPA/0064/KPPT/2013
Jl. Mayor Ruslan Komp. Perkebunan
No. 34A Palembang Telp (0711) 319791
COPY RESEP
R/ Mometason cr 5 g
Klindamysin cr 5 g
m.f.cream
S.u.e pagi
R/ Hidroquinon 5% 8 g
Mometasone cr 1 g
As. Retinoat 0,1 % 1 g
m.f. cream
S.u.e malam
3
Persyaratan administrasi
Salah satu penyakit kulit yang selalu nge-trend bagi remaja dan dewasa
muda, masalah kecil yang sempat mengganggu kepercayaan diri, itulah jerawat.
Penyakit ini tidak fatal namun merisaukan karena dapat mengurangi kepercayaan
diri akibat berkurangnya keindahan wajah si penderita. Hal ini juga dapat
mengganggu kelancaran komunikasi sehari-hari, baik dengan kawan-kawan,
teman kerja, klien, apalagi dengan pacar atau suami.
4
punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna
merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada
bagian tengahnya, atau membentuk pustul atau kista; penyebab tak diketahui,
tetapi telah dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon,
obat dan bakteri, khususnya Propionibacterium acnes, Staphylococcus albus, dan
Malassezia furfur, berperan dalam etiologi.
5
terdapat pada 45% remaja yang salah satu atau kedua orang tuanya
menderita akne, dan hanya 8% bila ke dua orang tuanya tidak menderita
akne.
2. Faktor ras.
Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita akne dibandingkan
dengan yang berkulit hitam dan akne yang diderita lebih berat
dibandingkan dengan orang Jepang.
3. Hormonal.
Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh perkembangan dan atau
keparahan dari jerawat. Beberapa faktor fisiologis seperti menstruasi dapat
mempengaruhi akne. Pada wanita, 60-70% akne yang diderita menjadi
lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai
seminggu setelah menstruasi.
4. Diet.
Tidak ditemukan adanya hubungan antara akne dengan asupan total kalori
dan jenis makanan, walapun beberapa penderita menyatakan akne
bertambah parah setelah mengkonsumsi beberapa makanan tertentu seperti
coklat dan makanan berlemak.
5. Iklim.
Cuaca yang panas dan lembab memperburuk akne. Hidrasi pada stratum
koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya akne. Pajanan sinar
matahari yang berlebihan dapat memperburuk akne.
6. Lingkungan.
Akne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industri
dan pertambangan dibandingkan dengan di pedesaan.
7. Stres.
Akne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional.
Mekanisme yang tepat dari proses jerawat tidak sepenuhnya dipahami,
namun diketahui dicirikan oleh sebum berlebih, hiperkeratinisasi folikel,
stres oksidatif dan peradangan. Androgen, mikroba dan pengaruh
6
pathogenetic juga bekerja dalam proses terjadinya jerawat. Perubahan
patogenik pertama dalam akne diantara lain adalah
- Keratinisasi yang abnormal pada epitel folikel, mengakibatkan
pengaruh pada sel berkeratin di dalam lumen.
- Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea. Penderita dengan
akne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata dan
biasanya keparahan akne sebanding dengan produksi sebum.
- Proliferasi proprionebacterium akne dalam folikel.
- Radang (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson 2000). Lesi akne
vulgaris tumbuh dalam folikel sebasea besar dan multilobus yang
mengeluarkan produknya ke dalam saluran folikel. Lesi permukaan
akne adalah komedo, yang merupakan kantong folikel yang berdilatasi
berisi materi keratinosa berlapis, lipid dan bakteri.
Komedo sendiri terdiri atas dua jenis yaitu:
2. Komedo tertutup atau kepala putih. Papula radang atau nodula tumbuh dari
komedo yang telah rupture dan mengeluarkan isi folikel ke dermis
bawahnya, menginduksi radang neutrofilik. Jika reaksi radang mendekati
permukaan, timbul papula dan pustule, jika infiltrat radang terjadi pada
dermis lebih dalam, terbentuk nodula. Supurasi dan reaksi sel raksasa yang
kadang-kadang terjadi pada keratin dan rambut di sebabkan oleh lesi
nodulokistik. Nodulokistik bukan merupakan kista yang sesungguhnya
tetapi massa puing-puing radang yang mencair.
7
usia remaja, lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat
mengenai dada, pungguang atas dan daerah deltoid. Lesi yang mendominasi pada
kening, terutama komedo tertutup sering disebabkan oleh penggunaan sediaan
minyak rambut (akne pomade). Mengenai tubuh paling sering pada laki-laki. Lesi
sering menyembuh dengan eritema dan hiperpigmentasi pasca radang sementara;
sikatrik berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di sela-sela, tergantung
keparahan, kedalaman dan kronisitas proses.
Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah
keluhan estetika. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul
miliar yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berawarna hitam
mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black
comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam
sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut komedo putih atau komedo
tertutup (white comedo, close comedo).
8
telangiektasis (pelebaran pembuluh darah muka, biasa berupa
guratan garis merah pada pipi dan cuping hidung yang makin
menebal) yang bersifat permanen)
Bila digunakan dalam jangka waktu lama kemudian berhenti, sering terjadi
efek ketergantungan yang berupa “Rebound Phenomenon” atau perburukan
daripada sebelum pemakaian ditandai dengan merah, gatal, beruntusan,
pertumbuhan komedo dan acne yang semakin sering, banyak dan besar, muka
semakin berminyak, pori-pori besar, dan sebagainya.
9
Pengobatan sistemik ditujukan terutama untuk menekan pertumbuhan
jasad renik di samping juga mengurangi reaksi radang, menekan produksi
sebum, dan mempengaruhi perkembangan hormonal. Golongan obat
sistemik terdiri atas: anti bakteri sistemik; obat hormonal untuk menekan
produksi androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target
di kelenjar sebasea; vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi;
dan obat lainnya seperti anti inflamasi non steroid.
- Bedah kulit.
Tindakan bedah kulit kadang-kadang diperlukan terutama untuk
memperbaiki jaringan parut akibat akne vulgaris meradang yang berat
yang sering menimbulkan jaringan parut.
10
Perhatian : menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes, rentan
terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata,
mulut, area kelamin dan anus, dan selaput lendir.
Interaksi obat : tidak ditemukan interaksi obat yang signifikan, namun hindari
penggunaan bersamaan obat topikal lainnya.
2.4.2 Klindamisyn
Indikasi : acne vulgaris
Kontraindikasi : hipersensitif riwayat interitis regional atau kolitis ulseratif,
kolitis karena antibiotik
Perhatian : pertumbuhan berlebihan dari mikroorganisme yang tidak
peka, riwayat atopik
Interaksi obat : dengan Eritorimisin : terjadi efek antagonis, dengan Agen
neuro muskular bloker : terjadi peningkatan efek sebab
klindamisin juga menunjukan aktifitas bloker neuro muskular.
Efek samping : ruam, pruritus, pengelupasan kulit, vesiculobulluos dermatitis
2.4.3 Chloramfecort
11
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap obat ini. Penderita dengan penyakit
tuberkulosa kulit, herpes simplex, varricella vaccinia, penyakit
kulit yang disebabkan virus atau jamur.
Perhatian :
- Hindarkan penggunaan disekitar mata dan mulut.
- Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan
penggunaan jangka panjang dan pada area yang luas.
- Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan super infeksi. Jika hal ini
terjadi maka pengobatan harus dihentikan dan diganti dengan pengobatan
lain yang tepat.
- Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang pada anak-anak.
Efek samping: rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering dan hipopegmentasi
2.4.4 Hidrokuinon
12
bentol merah dan gatal di seluruh badan. Pada kasus alergi
yang parah, dapat dijumpai gejala sulit bernapas dan badan
biru. Selain itu, alergi juga memicu gejala berupa benjolan
berisi cairan di kulit, warna kulit hitam kebiruan, dan iritasi
kulit.
13
meningkat terhadap sinar ultraviolet atau sinar matahari, iritasi
mata, kulit mengeras dan perubahan pigmentasi kulit
2.5.1.Kesesuaian Indikasi/Penggunaan
14
Lama pemberian :-
Informasi lain :Krim chloramfecort dihindari penggunaanya di
sekitar mata dan mulut, jadi dioleskan di muka tapi
tidak pada daerah sekitar mata dan mulut.
Bentuk Sediaan : Krim
Stabilitas : Stabil
16
HJA = (Harga satuan+PPN 10%) + profit apotek 20%+ tuslah
R/2
1. Mometason krim = Rp 60.000,-
2. Klindamysin krim = Rp 34.000,-
Harga= [(Rp 60.000 + Rp 34.000) + PPn 10%)] = Rp 103.400,-
Profit = 20/100 x Rp 103.400 = Rp 20.680,-
Tuslah = Rp 7.000,-
Total = Rp 103.400 + Rp 20.680 + Rp 7000
= Rp 131.100,-
= Rp 35.000,-
17
Klindamysin 2% 2/100 x 10 g = 0,2 g = 200 mg
Chloramfecort ad 10 g 10 – (0,05 + 0,1 + 0,2) = 9,65 g
Etanol 96% 2 tetes untuk melarukan asam salisilat
HESTIE CUTRYA
18
Penyiapan dan Peracikan
a. Siapkan 1 tube krim Hidroquinon 5%, tuangkan ke dalam mortir lalu
tambahkan 1 tube krim klindamysin diaduk rata menggunakan stamper
hingga homogen.
b. Masukkan dalam wadah
c. Beri etiket dan label
Pemberian Etiket dan Label
APOTEK FAJAR
Jl. Talang Kerangga No. 24 Palembang Telp. 0711-371582
A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti, S.Farm., Apt
SIA : 101112
NO. 36 22 Januari 2015
HESTIE CUTRYA
19
APOTEK FAJAR
Jl. Talang Kerangga No. 24 Palembang Telp. 0711-371582
A.P.A : Ratnaningsih Dewi Astuti, S.Farm., Apt
SIA : 101112
NO. 36 22 Januari 2015
HESTIE CUTRYA
2.8 Konseling
- Cara pakai krim pagi-malam yaitu dioleskan tipis dan merata tiap pagi hari
pada muka yang berjerawat, untuk pagi
- Cara pakai krim pagi, dioleskan setelah R/1 yaitu krim pagi-malam dengan
jarak waktu 5 menit
- Cara pakai krim malam, yaitu dioleskan setelah R/1 yaitu krim pagi-
malam dengan jarak waktu 5 menit, Jika noda bekas jerawat sudah hilang,
hindari menggunakan krim ini setiap malam, dianjurkan untuk
menggunakan krim malam ini 2/3 hari sekali.
- Krim disimpan pada suhu 15º - 30οC, dalam wadah yang tertutup rapat
- Menghindari terjadinya peningkatan jumlah lipid sebum dengan cara diet
rendah lemak dan karbohidrat serta rajin mencuci muka
- Menghindari terjadinya faktor pemicu, misalnya : hidup teratur dan sehat,
cukup berolahraga sesuai kondisi tubuh, hindari stres; penggunaan
kosmetika secukupnya; menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalnya
minuman keras, pedas, rokok, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, A., dkk.(2012). MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. PT. Bhuana Ilmu
Populer (Kelompok Gramedia): Jakarta
20
ISFI. (2009). ISO Indonesia. Volume 44. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
LAMPIRAN 1
DIALOG KONSELING
21
Disuatu sore di apotek Fajar, seorang wanita yang bernama Hestie, usia 22th
datang ke apotek untuk menebus resep.
*Setting (apotek)
Pasien : iya mbak, ini saya mau menebus resep. (sambil menyerahkan
resep)
AA : iya mbak tunggu sebentar yah (melihat resep). Saya cek dulu
Pasien : iya mbak...saya tunggu, ini saya tebus yang kedua kali.
AA : resep atas nama Nn. Hestie. Ini total harga obatnya Rp. 193.000,-
AA : Mba Hesti krim nya sudah selesai diracik. Silahkan menuju ruang
konsultasi apoteker kami, untuk diberikan penjelasan tentang cara
pemakaian krimnya.
Apoteker : selamat sore silahkan masuk dan silahkan dudu k. Dengan Nn.
22
Pasien : Tidak ada mba, selama pemakaian tidak ada rasa gatal dan
kemerahan pada wajah saya.
Pasien : krimnya ada 3 mba, ada krim 1 untuk pagi-malam hari, krim 2
untuk pagi hari dan krim 3 untuk malam hari. Untuk krim 1 pemakaiannya pada
pagi hari setelah cuci muka setelah itu dilanjutkan untuk pemakaian krim 2, dan
krim 3 dipakai pada malam hari setelah pemakaian krim 1.
Pasien : Iyaa mba, tapi saya sibuk, jadi selalu terburu-buru sehingga lupa
untuk memakainya.
Apoteker : Coklat bisa menyebabkan jerawat juga mba, kemarin sudah saya
beritahu kan mba makanan yang menyebabkan jerawat?
Apoteker : Iyaa mba benar, jadi dikurangi ya mba. Ada yang ingin
ditanyakan lagi ?
23
Apoteker : Okee kalau tidak ada yang ditanyakan lagi. Ini ada kartu nama
saya kalau ada yang ingin ditanyakan bisa menghubungi saya sambil
menyodorkan kartu nama) atau bisa menelpon ke apotek.
24