2.1 Cara menetukan As bangunan di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar kerja.
Page 1
1) Tentukan titik BM (benchmark) pada lahan. BM (benchmark) adalah titik yang
mempunyai kordinat fixed dan di representasikan dalam bentuk patok dilapangan.
Pada penentuan titik BM dilakukan menggunakan alat GPS (Global positioning
system). Benchmark juga sebagai titik ikat yang menentukan posisi obyek pada
suatu sistem kordinat global.
2) Buatlah patok-patok Benchmark utama (BM) yang terhubung dengan
seluruh titik sudut lahan di lokasi yang tidak terganggu selama pelaksanaan
proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta menjadi acuan awal
pelaksanaan pematokan (stacking out) pada bangunan-bangunan yang akan
dilaksanakan.
3) Setelah dibuat patok-patok BM dilanjutkan dengan garis kordinat menggunakan
angka atau abjad guna untuk menentukan as pada spillway.
4) Garis koordinat yang telah dibuat akan menjadi acuan pada as dari spillway.
Page 2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BENDUNGAN WAY SEKAMPUNG PRINGSEWU
Page 3
Gambar 2.2. Lokasi titik BM di proyek pembangunan Bendungan Way Sekampung. .
Page 4
2.2 Uraian Mengenai Jadwal Pelaksanaan
2.2.1 Cara Membuat Kurva “S” (“S” Curve)
Kurva “S” merupakan curve yang disusun untuk menunjukan interaksi antara nilai
komulatif anggaran atau jam-orang (man hours) yang sudah digunakan atau persentase
penyelesaiaan pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian Kurva “S” dapat digambarkan
kemajuan volume tugas yang diselesaikan sepanjang berlangsungnya proyek atau
pekerjaan dalam bagian dari proyek, dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva
yang serupa yang disusun berdasarkan perencanaan, maka dapat dilihat dengan jelas
apabila terjadi penyimpangan. Sehingga pengendallian proyek dengan menggunakan
Kurva “S” sering sekali digunakan. Sumbu mendatar pada Kurva “S” menunjukan waktu
kalender, dan sumbu vertikal menunjukan nilai komuatif biaya atau jam-orang atau
persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang berbentuk huruf “S” tersebut lebih banyak
terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan proyek yaitu:
Kemajuan pada awal-awalnya bergerak lambat.
Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih
lama.
Akhirnya kegiatan menurun kembali dan berhenti pada suatu titik akhir.
Penyusunan diagram dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Daftar Pekerjaan
Berisi seluruh pekerjaan yang ada dalam rencana pembangunan.
2. Urutan Pekerjaan
Menyusun urutan seluruh pekerjaan berdasarkan prioritas pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilaksanakan terlebih dahulu, dan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan
secara bersamaan.
3. Periode Pekerjaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan saat mulai sampai selesai pekerjaan.
Periode pekerjaan biasanya dibuat dalam skala “minggu”.
Page 5
4. Biaya Pekerjaan
Berisi seluruh biaya pekerjaan yang ada dalam rencana pembangunan. Biaya pekerjaan
biasanya sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) yang telah dibuat sebelumnya.
5. Bobot Pekerjaan
Bobot pekerjaan dinyatakan dalam presentase dan digunakan untuk mengetahui
kemajuan bobot pekerjaan. Rumus menghitung bobot pekerjaan sebagai berikut:
Bobot Biaya Pekerjaan
Bobot Pekerjaan = x 100%
Biaya Total Rencana Pembangunan
Setelah diperoleh bobot pekerjaan per periode, maka digambarkan batang yang didistribusikan
pada kolom horizontal sesuai jadwal waktu pekerjaan. Prestasi/kemajuan bobot pekerjaan per
periode diperoleh dengan menjumlahkan semua bobot pekerjaan per periode pada kolom
vertikal. Jumlah dari suatu kemajuan bobot pekerjaan per periode dengan yang sebelum-
sebelumya disebut sebagai prestasi/kemajuan bobot komulatif. Selanjutnya Kurva “S” dapat
dibuat dengan cara memplotkan prestasi/kemajuan bobot pekerjaan komulatif pada arah sumbu
vertikal (skala sumbu vertikal sebelah kanan). Berikut ini merupakan Kurva S pada proyek
Pembangunan Bendungan Way Sekampung Pekon Bumi Ratu Kec. Pagelaran, Kab. Pringsewu
terlihat pada Gambar ( minta )
Page 6
2.2.2 Fungsi Time Schedule
Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari time schedule :
1. Sebagai pedoman dalam menentukan urutan pekerjaan yang dilaksanakan di
lapangan.
2. Sebagai pengontrol prestasi/kemajuan bobot pekerjaan yang sudah terlaksana di
lapangan, apakah proyek tersebut sesuai atau terlambat terhadap jadwal waktu
pekerjaan yang telah dibuat.
3. Sebagai acuan untuk pembayaran termyn (jumlah yang di tagih untuk pekerjaan
yang dilakukan), apakah proyek tersebut sudah layak atau belum untuk di bayar.
Maksud dari pemabayaran termyn adalah pembayaran yang dilakukan
berdasarkan prestasi/kemajuan dari bobot pekerjaan yang sudah terlaksana di
lapangan.
4. Sebagai pedoman untuk pengaturan jumlah dan penugasan tenaga kerja agar
proyek tersebut dapat selesai tepat terhadap jadwal waktu pekerjaan yang telah di
buat.
Page 7
Sistem pembayaran upah tenaga kerja dalam proyek ini berdasarkan absensi
kehadiran harian yang dibayarkan tiap minggu dan kerja lembur dihitung per jam.
Dengan sistem seperti ini maka kontraktor pelaksana berhak memberhentikan tenaga
kerja kapan saja apabila hasil kerja tidak sesuai dengan standar kecepatan tenaga
kerja. Sedangkan site manager dan site engineer merupakan tenaga kerja tetap dari
pihak kontraktor pelaksana yang digaji bulanan.
1. Excavator
Excavator adalah salah satu alat berat yang digunakan untuk menggali lubang
dengan dimensi besar untuk pekerjaan galian dan timbunan ,tanah hasil galian atau
timbunan dimuatkan langsung pada dump truck
.
Page 8
Gambar 2.5. Excavator
2. Breaker
Yaitu salah satu jenis Excavator yang arm pada bagian depan dipasang alat
pemecah batu (breaker) menggantikan Bucket. Alat ini berfungsi untuk memecah
dam menghancurkan bebatuan yang keras .
Page 9
Alat ini biasa disebut C.R.D adalah alat yang digunakan untuk melubangi batu
dengan diameter lubang 76 mm dengan panjang lubang 2-3 meter . Alat ini
digunakan dalam proses pembuatan terowongan atau Diversion Tunnel yang mana
lubang–lubang hasil pengeboran digunakan untuk pemasangan pipe roofing, fore
pooling, rock bolting, charging handak untuk proses blasting.
Page 10
Gambar 2.8. Dump Truck.
5. Alat Pemadat
Alat Pemadat sering digunakan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah
dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Pada proyek
pembanguana bendungan Way Sekampung alat ini digunakan untuk memadatkan
tanah timbunan dengan lapisan ketebalan yang berdeba sesaui dengan data
perencanaan,sehingga tubuh bendungan berdiri dengan kokoh.
Page 11
Concrete Truck Mixer berfungsi untuk membawa material beton cair siap
(Ready mix) dari Batching Plant ke lapangan, serta mencampur agregat beton. Cara
kerja alat ini adalah material beton dimasukan ke dalam chamber yang berputar dan
memiliki gerakan mengaduk, agar material beton tetap cair dan tidak terjadi setting
dari batching plant sampai ke lokasi proyek. Truck mixer dipakai saat akan dilakukan
pengecoran dalam jumlah besar . Truck mixer ini dapat memuat beton ready mix
dengan kapasitas volume beton 6 sampai 7 m3.
Page 12
Gambar 2.11. Truck Concrete Pump
8. Portable Concrete pump
Jika jenis-jenis alat pompa beton lainnya tak bisa menjangkau titik pengecoran,
maka jenis alat pompa beton kodok ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Portable
concrete pump ini memiliki jangkauan horizontal 120 meter hingga 170 meter. Alat
pompa beton ini bisa dipindahkan dengan ditarik menggunakan kendaraan lain atau
kendaraan khusus yang dirancang untuk mengangkut alat pompa beton tersebut.
Sementara itu untuk menjangkau tempat yang tinggi, alat pompa beton kodok ini bisa
dipasangi dengan pipa vertikal menyesuaikan dengan lokasi pengecoran beton. Dan
alat ini digunakan dalam proyek pada saat pengecoran area Tunnel.
(minta)
Page 13
kemudia diatur sudutnya sesuai dengan sudut yang diinginkan dan panjang
bengkoknya.
Page 14
11. Aliva shotcret machine
Adalah alat bantu yang digunakan untuk proses shotcreting. Cara kerja alat ini
adalah menyemprotkan beton cair dengan tekanan .
Page 15
LAPORAN KERJA PRAKTEK
BENDUNGAN WAY SEKAMPUNG PRINGSEWU
Page 16