Anda di halaman 1dari 8

-----------------------

PERJALANAN MENUJU
KEBAHAGIAAN SlJATI
(Filsafat Moral Tbomas Aquinas)
'Wahono
Staf Pengajaf Univer?itdsSanata Dharma

Manusia merupakan makhlukyang tahu


dan mau, artinya kemauannya mengandaikanpengetahuan.
Orang hanya bertindak berdasarkan pengetahuan tentiing f~~~
yang perlu diperhitungkan untuk rne~entukan dan mewujudkan
rencananya. Dan etika dapat dipandangsebagai sarana orientasi
usaha manusia untuk menjawabpertanyaan fundamental:
"Bagaiaman saya harushidu,p dan bertindak'?"

o. Perulahuluan Aquinas tentaDg kehidupansebagai suatu


Dalam tulisan ini akan diusa- perjalana peziarahan, maka tulisan ·.·ini
hakan menggambarkan suatu orientasi secara anatitis desmptit beru88ha untuk
kehidupan, sebagaimana telah diusa- menguraikannyasecara .berturut-turut
hakan dalam pemikiran Thomas Aquinas. sebagai berikut :
Thomas Aquinas menggambarkan 1. Kegiatan manu·sia;
kehidupan manusia di dunia ini bagaikan 2. Kebahagiansebagai tujuan;
melakukan suatu perjalanan peziarahan. 3. Osaha pencapaian kebahagiaan;
Sebingga kehidupan kita di dunia ini, 4. Pendukung dan penghalang' ""r;,£usaha
sebagai suatu perjalanan, jelas memiliki pencapaian.
arah tujuan, yaitu kebahagiaan sejati. , Tulis8D ini diakhiri dengflD penutup,
Untuk sampai ke kebahagiaan sejati itu, yang memuat kesimpulan dan saran.
jelas tidak dapat terwujud tanpa adanya
usaha pencapaian. Dan dalam perjalanan 1. Kegia,tan ManUBia
usaha pencapaian itu tentu saja dapat Ada berbagai macam kegiatan
ditemui berbagai. macam hal yang atau aktivitas yang terjadi dan dilakukan
mendukung maupun menghalanginya. oleh manusia, misalnya : bernafss, herbs..
Sesuai dengan gambaran Thomas ring, belajar, dan mencuci pakaian.

; 50
Thomas Aquinas membedakan antara yang berasal dari kehendak" : membu-
dua macam kegiatan manusia : Actiones tuhkan atau menginginkan 8esuatu dan
Hominis (kegiatan manusia) dan ..4ctiones yang kedua adalah "tindakan yang dipe-
Humanae (Kegiatan manusiawi). rintahkan oleh kehendak" dan melibat-
Kegiatan manusia, atau lebih tepat dise- kan penggunaan suatu kekuatan dari
but "kegiatan pada manusia", adalah se- luar seIsin kehendak; misalnya· tindakan
gala macam gerak, perkembangan dan berbicara, berjalan dan tindakan meng-
perubahan pads manusia yang tidak di- angkat tangan. Hanya tindakan kehen-
sengaja, jadi yang murni vegetatif atau dak dalam pengertian kedua dapat di-
sensitif dan instingtif. Misalnya paksakan. Kadang kala saya berjalan
pencernaan, bernapas, proses pertumbuh- sesuaidengan kehendakku sendiri, tetapi
an dan sebagainya. Jenis kegiata ini kadang kala dapat dipaksa untuk her-
diluar kuasa manusia, sehingga tidak jalan oleh kekuatan dari luar. Sedangkan
perlu dipertanggung jawabkan. "Kegiatan "tindakan yang berasal dari kehendak"
pada manusia" ini tidak khas manusia, tidak dapat dipaksa. .
melainkan ada pada binatang bahka ada Suatu tindakan dikatakan disengaja
juga pada tetumbuhan. Sedangkan berarti bahwa kegiatan tersebut bersum-
kegiatan yang khas bagi manusia disebut her dari kecendrungan dari dirinya
"kegiatan manusiawi", yaitu kegiatan , sendiri. Manusia memiliki prinsip dalam
manusia sebagai manusia, yang tidak dirinya yang menggerakan dan menga-
pada organisme lain. Ini merupakan rahkan pada tujuan.Tindakan yang
kegiatan yang disengaja, sebagai dikehendaki hukan hanya karena tindak-
tindakan dalam arti yang sebenarnya. an tersebut bersumber dari dalam, tetapi
Bertindak herarti berlaku dengan hebas, memiliki ·pengetahuan akan tujuan. Da-
karena kita menentukan diri sendiri. pat dikatakan tanpa pengetahuan akan
Tindakan itu kita kuasai, sehingga dapat tujuan tidak ada kehendak. (Gilson,
dipertanggung jawabkan. 1961:53). Kehendak manusia selalu me-
Tindakan manusia adalah tindakan ngarah pada tujuan; dan yang menjadi
yang secara sadar dikehendaki, sebagai tujuan tidak lain adalah kebaikan.
tindakan yang disengaja. Tindakan itu Karena kehendak adalah keinginan yang
mencakup pengetahuan maupun kehen- disadari, maka keinginan akan yang baik
dak; sehingga tindakan akan kurang itu diketahui oleh akal. Selain menghen-
manusiawi dan kurang disengaja, apabila daki tujuan manusia juga menghendaki
tanpa adanya salah satu atau kedua sarana untuk sampai ke tujuan. Namun
komponen tersebut. Dengan demikian tujuan dapat dikehendaki pada dirinya
paksaan berarti mengurangi atau sendiri tanpa memasukan sarana , tetapi
merusak komponen kehendak dan me- sarana tidak dapat dikebendaki tanpa
ngabaikan pengetahuan. (M:clnerny, mengarah pada tujuan. Dengan demikian
1986:63). Nampaknya tidak mungkin un- kehendak selalu mengarah pada tujuan
tuk mengatakan bahwa tindakan dari serta sekaligus pada sarana untuk men-
kehendak dapat dipaksa dan ditekan, capai tujuan. (Gilson, 1961: 61-62).
karena hal ini bertentangan dengan isti- Dalam menentukan arah-tujuan tin-
Iah "tindakan yang dikehendaki". Me- dakan manusia, nampak bahwa kompo-
mang Thomas juga menolak bahwa ke- nen pengetahuan memiliki peranan
hendak dapat dipaksakan· dari luar. besar. Tindakan manusia merupakan
Berkaitan.dengan ini, Thomas··membeda- perwujudan hasrat yang mengarah pads
kan dua pengertian tentang tindakan ke- tujuan. Sedangkan hal yang menjadi tn-
hendak, yaitu pertama adalah "tindakan juaD dati hasrat itu tidak lain merupakan

• ]Jf.rnal FiGafat, Maret 1997


basil pemahaman dari pengetahuan, yang yang bercorak eudaemonistik, teleologis
diturunkan sebagai yang baik untuk seria intelektuaIis. Tetapi ia memiliki
menjadi tujuan. Sehingga kehendak penekanan yang lain, tidak berhenti pada
memiliki hasrat yang bergerak mengarah pemikiran fil080fis. Menurutnya
bagi tercapainya tujuan, yang pemikiran filo80fi,s tidak sungguh-sung-
mengandung kebaikan tersebut. Pikiran guhdapat memuaskan manusia. Keba-
tidak memiliki tugas untuk membujuk hagian sejati sebagai tujuan tertinggi
atau mendorong kehendak untuk tidak dapat ditemukan dalam barang-
menghendaki; namun dengan melihat barang ciptaan ini, tidak dapat dicapai
sesuatu sebagai yang baik, ·pikiran mem- dalam hidup ini.
bawanya ke dalam deretan obyek-obyek Thomas Aquinas mendobrak keterba..
kehendak. (MnInerny, 1982:72). tasan etika Aristoteles pada dunia ini.
Tidak mungkin manusia meneapai tujuan
2.. Kebahagian Sebagai Tujuan terakhir dalam dunia ··ini apapun yang
Dari penjelasan di atas disebutkan diciptakan tidak dapat membahagiakan
bahwa tindakan manusia itu mengarah manusia sepenuhnya, karena manusia
ke obyek .sebagai tujuannya. Tindakan berkat aka! budinya terarah pada yang
kehendak itu mengarah ketujuan terse- tak terbatas. Sebagaimana aka! budi
but, karena dilihatnya sebagai yang terarah pada realitas t8k terbatas, begitu
memperlihatkan kebaikan; sementara pula kehendak manusia baru puas
masrat manusia memang mengarah ke apabila ia sampai pada nilai yang
kebaikan untuk memperoleh kepuasan. tertinggi, dan nilai itu adalah Tuhan.
Namun kenyataannya manusi atidak Maka tujuan terakhir manusia adalah
pernah akan memperoleh kepuasan yang Tuhan. Ia adalah nilai tertinggi dan uni..
sepenuhnya di dalam kehidupan di dunia versal, oleh karena itu kebahagian
ini. Sebagaimana aka! budi terarah pada manusia secara penuh akan tereapai
realitas tak terbatas, begitu pula kehen c
apabila ia memandang Tuhan. Namun
dak manusia baru memperoleh kepuasan berhubung Tuhan bukan realitas indrawi,
penuhpada kebaikan universal, nilai pandangan yang membahagiakan ini
yang tertinggi sebagai tujuan yang (visio beatifica), hanya dapat tercapai
terakhir. Apapun yang diciptakan di dialam baka, apda saatmanusia dapat
dunia ini terbatas, sehingga jelas tidak bertemu muka dengan Tuhan.
akan memberikan pemenuhan pada Atleskipun obyek aka! budi ditangkap
ketakterbatasan kehendak manusia, dan menurut pola obyek indrawi, tetapi aka!
tidakmungkin menjadi tujuan terakhir budi dapat mengatasi keterbatasan obyek
yang sebenarnya bagi .manusia, yang tersebut.. Akal budi dapat dianggap seba-
memiliki keterarahan pada realitas yang gai keterbukaan tak terhingga, atau se-
tak terbatas. (Copleston, 1950:399). bagai cakrawala tak terhingga. Ber-
. Dalam etikanya, Aristoteles berpen- hubung cakrawala pengertian manusia
dapat bahwa tujuan manusia adalah ke- adalah t8k terhingga, maka yang tak
bahagiaan. Kebahagiaan tertinggi terea- terhingga (Tuhan) dapat mewahyukan
pai dalam theoris, dalam renungan diri pads manusia. Dan hanyalah Allah
filosofis tentang Tuhan. Tujuan moral yang dapat memenuhi keterbukaan
adalah tujuan yang dapat diterima dalam manusia itu. Itulah sebabnya manusia
dunia ini. Sehingga kebahagiaan yang hanya dapat bahagia apabila ia meman-
sebenarnya adalah kebahagiaan sebagai dang Tuhan, jadi apabila ketakterhingga
filofJOf, bukan lebsgai ttWltOl ThOlll•• memenuhi keterbuk80n maDusia yang
mengikuti kerangka dasar Aristoteles, terarah pada yang tak terhingga.
Manum dari kekuatannya sendiri ti- hagiaan yang tidak sempuma, keba-
dak dapat mencapai Tuhan. la hanya hagiaan yang tidak penuh, kebahagiaan
dapat menerima Tuhan, karena Tuhan yang bersifat sementara. Sedangkan ke-
memberikan diri sendiri. Dan. pemberian bahagiaan yang kita harapkan dalam
Tuhan itu sama sekali bukan merupakan kehidupan nati adalah kebahagiaan sem-
hak manusia. Pemberian diriTuhan itu purna, kebahagiaan tertinggi, yang berm-
adalah tindakan beb8s Tuhan, atasBya fat kekal. Sejauh kebahagiaan sementara
manusia tidak mempu-nyai claim apa- itu membuat orang yang bersangkutan
apa. Ia hanya dapat menerimanya begitu terbuka dan mengarah pada kebahagiaan
saja. Dalam tradisi Kristiani kerelaan yang lebih tinggi, pada kebahagiaan se-
Tuhan untuk membuka diri kepada jati, maka kebahagiaan tel'sebut dapat
maDusia disebut rahmat (gratia). Kata dikatakan layak dan dapat menjadi anak
rahmat itu memuat pengertian bahwa tangga untuk menerima kebahagiaan
pemberian diri Tuhan itu seluruhnya sejati. (Copleston, 1950:400).
atas kerelaandan inisiatif Tuhan sendiiri, Dalam diri setiap orang memang ada'
dan bahwa dssarnya adalah kasih sayang "hasrat kodrati" untuk mengusahakan
Tuhan. kebahagiaan. Kehendak manusia menga-
Kebahagian yang sebenarnya tidak rah dan mengusahakan hal yang dilihat·
dapat diharapkan dalam dunia ini. Hal nya sebagai yang baik serta diharap da-
ini mengubah makna kehidupan ini. pat memberikan kebahagiaan. Sebagai
Kalau manusia mencapai kebahagiaan- yang masih bidup di dunia ini, manusia
nya baru sesudah hidup ini, ia jangan baru menemukan kebaikan yang terba-
terlalu mencari kebahagiaannya eli dunia tas, sehingga kebahagiaannyapun juga
1m, melaikan sebaiknya hidup bersifat terbatas, tidak sempurna dan
sedemikian rupa sehingga 8esudah hidup sementara. Perbuatan yang baik ini da-
ini ia menjadi betul-betul bahagia. Jadi pat mengarahkan manusia pada tujuan-
bidup ini menjadi suatu perjalanan ke nya yang terakhir. Sebagaimana akal
tujuan manusia yang sebenarnya dan budi merupakan kemampuan kognitif
bukan tujuan itu sendiri. Dan tujuan manusia yang terbuka pada yang tak
akhir sebagai tujuan yang sebenarnya itu terhingga, begitu pula kehendak adalah
baru dapat diterima dalam kehidupan dorongan manusia yang mengarah pada
nanti. yang baik, yaitu kepada nilai yang t8k
terhingga. Perintah moral paling dasar
8. Usaha Pencapaian Kebahagiaan menurut Thomas Aquinas berbunyi :
Selain kebahagian sejati itu tidak da- "Lakukanlah yang baik, jangan melaku-
pat dicapai di dunia ini, tujuan terakhir han yang jabal /". Yang baik adalah apa
tersebut juga merupakan pemberian Tu- yang Besuai dengan tujuan terakhir
han yang berdaulat. Namun hal ini tentu manusis. Tindakan itu didahului oleh
saja tidak bel'arti bahwa manusia tidak pengertian. Sesudah kita mengetahui
perlu berusaha sendiri. Sehingga yang baik, kita wajib mengbendaki dan
masalahnya adalab bagaimana kita sa- melakukannya.
baiknya bertindak dan menjalani hidup Secara umum kita telah mengetahui
ini agar 8esuailselaras dengan keba- adanya perintah moral, yaitu : melaku-
hagian sejati yang kita harapkan dalam kan yang baik dan menghindari yang
kehidupan nanti. Yang periu kita per- jabat. Menurut Thomas kita mengetahui
hatikan terlebih dahulu adalah bahwa spa yang baik apa yang jabat dari
kebahagiaan yang mungkfn dapat kita "hukum kodrat", dan hukum kodrat da-
capai dalamkehidupan ini adalah keba- pat kits ketahui melalui aka1 budi kita.

• ]JtTt14l FilS4{4t, Maret 1997


Dari hukum kodrat kita mengetahui per- menunjang penyempurnaannya sebagai
buatan mana yang baik dan mana yang makhluk rohani.
buruk. Hukum. kodrat mengacu pads ko- Hidup sesuai dengan kodrat menurat
drat. Kodrat dimaksud sebagai realitas, Thomas merupakansebuah kewajiban,
atau struktur realitas, hakekat realitas karena yang menghendakinya adalah
yang ada. Apapun yang ada mempunyai Tuhan. Hukum kodrat adalah hukum
kodratnya, kodratnya itu memuat semua yang berasal dari Allah. Menaati hukum
eiri yang khas bagi masing-masing pe- kodrat berarti taat pada Allah, dan tidak
ngada. Segenap makhluk ada struktur- menaatinya berati tidak taat pada Allah.
strukturnya; .kegiatan serta pengembang- MoraIitas itu bukan hanya masalah kebi..
annya mengikuti struktur-struktur ter- jaksanaan, melainkan masalah kewa-
sebut. Pengembangan kodrat merupakan jiban. Kodrat manusia dan komat segala
tujuan masing-mssing makhluk. Hukum makhluk mencerminkan kebijaksanaan
kodl'at sebenarnya dapat dipaha mi Tuhan. Manusia itu manusia dengan se-
dengan mudah. Gagasan dasarnya her- gala ciri.ci.rinya sebagai manusia, karena
bunyi : hiduplah sesuai kodratmu ! akan Allah menentukannya demikian. Dengan
tetapi manusia adalah makhluk rohani memandang kodl'at kita, kita mengetahui
dan karena itu ia bebas, ia dapat menen.. apa yang dikehendaki Allah kalau· Allah
tukan sendiri apa yang dilakukannya. memberikan kodrat itu kepada kita,
Dalam bertindak manusia tidak ditentu- maka Allah juga menghendakinya agar
kan oleh hukum kodrat. Maka bagi kita hidup sesuai dengannya.
manusia hukum kodrat merupakan hu-
kum dalam arti sesungguhnya, yaitu se- 4. Pendukungdan Pen,ghalang Pen,-
buah norma yang diharuskan, yang dapat capaian Tujuan
diketahui, dan manusia harus me- Dari penjelsan tentang usaha penea-
nentukan sendHi apakah ia mau taat paian kebahagian sejati, kita wajib untuk
atau tidak. padanya. Maka bagi manusia melakukan yang baik dan menghindari
hukum kodratadalah sama dengan hu- yang buruk. Selain yang baik itu sesuai
kummoral. dengan tujuan terakhir manusia, juga
Menurut Thomas manusia hidup deng- ternyata sesuai dengan kodrt manusia.
an baik, apabila ia hidup sesuai dengan Dalam hatinya manusia mempunyai
kodratnya, dan buruk apabila tidak perasaan tentang apa yang baik dan apa
sesuai. Sebabmanusia hanya dapat yang buruk. Dalam lubuk hatinya terda-
mengembangkan diri, hanya dapat men- pat perasaan tentang apa yang bernilai,
capai .tujuannya, .apabila ia hidup sesuai dan memberikan oriendas8r positif bagi
denijan kodratnya. Orang yang hidup kehidupannya. Perasaan ini disebut hati
berlawanan dangan kodratnya, tidak nurani (Synteresis). Dan apabila kita
akan meneapai tujuannya, tidak akan masuk ke dalam situasi keputusan kong-
,mengembangkan .dan mengaktualisasi- krit di mana kita harus memilih antara
kan seluruh potensi-potensinya. Manusia yang baik dan buruk, hati nurani menjadi
bertindak sesuai dengan kodratnya apa- suara hati (conscientia) yang mengatakan
bila ia menyempurnakan diri sesuai de- kepada kita apa yang wajib IQ,ta lakukan.
ngaq. kekhasannya, yaitu dengan kero- Apabila manusia berlaku melawan suara
haniaannya. Jadi ia harus mengembang- hatinya, ia langsUDg merasa tidak
kan diri sebagai makhluk rohani. Se· bernilai. Maka dalam· situasi kongkrit
dangkan penyempurnaan kekuatan- suara hatilah norma paling akhir yang
kekuat&n emosional dan vegetatif haru8 harus diikuti manusia.
dijalankan sedemikian rupa, sehingga
Bagaimana kita berusaha untuk men- Dari situ clapat kita temukan beberapa
capai tujuan terakhir sudab jelas. yaitu contoh keutamaan, misalnya : sikap
melakukan yang baik dan menghindari ilmiah, sikap ingin tabu, sikap arif, sikap
yang buruk.Selain akal budi dapat me- bijaksana, sikap berani, sikap lemah
mahami tentang yang baik Wmyang bu- lembut, sikap bersahabat, sikap teguh
ruk, manusia juga diarahkan oleh hati dalam menajlankan yang baik. Dari
nuraninya untuk melakukan yang baik. berbagai macam keutamaan tersebut
Maka yang mejadi masal~h berikutnya yang ada dapatlah diperoleh 4 keutamaan
adalah bagaimana langkahnya agar kita pokok, yaitu : kebijaksanaan, ugahari,
tetap tegub melakukan yang baik dalam teguh dan amI. Keempat keutamaan itu
kehidupan ini ? disebut keutamaan pokok, sebab
Kemantapan untuk tetap melakukan keutamaan tersebut merupakan engseI-
yang baik dan menolak yang jahat dise- engsel bagi tergantungnyakeutamaan-
but keutamaan. Keutamaan merupakan keutamaan lainnya, dan keutamaan-
sikap hati yang sudah mantap, yang keutamaan lainnya mempersyaratkan
seakan-akaD dapat diandalkan. Sikap keutamaan-keutamaan pokok tersebut.
atau kebiasaan hati itu terbentuk karena &gala keutamaan yang mengarah pada
tindakan-tindakan yang biasa kita laku- kebaikan akaI terkait dengan"
kan. Misalnya, Makin kita membiasakan kebijaksanaan (prudence); setiap keu-
diri bertindak dengan jujur, Makin kita tamaan yang mengendalikan emosi
biasa bertindak jujur Makin gampang berada dalam keutamaan ugahari; setiap
kita bertindak denganjujur, semakin kita keutamaan yang membuat jiwa semakin
menjadi jujur; dengan demikian keu- kokoh melawan emosi-emosi dalam
tamaan kejujuran terbentuk dalam diri melaksanakan kebaikan termasuk dalam
kita. keutamaan teguh hati; dan setiap keu-
Adanya 8uatu keutamaan berarti tamaan yangmengarahkan .tindakan
bahwa orang yang bersangkutan telab menuju pelaksanaan kebaikan dalam
memiliki arab dan kecenderungan ter- tindakan berkaitan dengan keadilan.
tentu dalam hidupnya. .Arab tersebut (Gilson, 1961:162-163).
tentu saja mempermudahdan memper- Selain keutamaan moral masih dapat
Iancar setiap pengambilan sikap baru ke kita sebutkan keutamaan teologis. Keu-
arah itu. Semakin tegas kita mengambil tamaan ini memang termasuk .bidang
sikap-sikap baik, semakin arah dasar teologis, merupakan keutamaan .super
hidup kita ke yang baik terwujud;.· dan natural, sebagai anugerah dari Allah.
semakin daS8r hidup. kita terujud, se- Meskipun filsafat tidak akan mengambil
makin mudah kita mengambil sikap-si- hal ini sebagai obyek kajiannya, namun
kap baik selanjutnya. Maka sebaiknya dalam membicarakan moral hal ini tidak
kita mengusahakan keutamaan, agar kita dapat diabaikan. Pada saat kita membi-
semakin lebih gampang mengusahakan carakan nilai lOOur manusia, terns ter-
serta mewujudkan kebaikan dalam per- ang bahwa esensi manusia membutuhkan
jalanan hidup kita. (.M:agnis, 1987:85). suatu ketidak terbatasan. Yang tidak
Berhubung· sikap baik tadi berkaitan dapat terpenuhi oleh kebaikan-kebaikan
dengan tindakan kita, maka kita dapat manusiawi dan kebutuhan ini diharap
menelusuri untuk menemukan keu- dapat terpenuhi oleh nilai tertinggi, nilai
tamaan-keutamaan tersebut dalam un- yang t8k terhingga dalam hidup nanti
sur-unsur yang terlibat dalam tindakan yaitu kesempurnaan sejati yang
itu, antara lain : aka! budi, emosi-emosi, merupakan anugerah Allah. Dan bagi
serta kehendak untuk mewujudkannya. pencapaian nilai tertinggi ini sangat

55
membutuhkan keutamaan teologi. yang perkosaan, terutama terhadap norma
juga merupakan rahmat Allah. Maka akat budi dan selanjutnya terhadap hu-
keutamaan moral membutuhkan keu- kum Allah. Berdas&r nilai yang terkait,
tamaan teologis sebagai mahkotanya, tindakan jahat dapat dibedakan menjadi
serta diharap dapat membawa bagi pen.. dosa spiritual (yang terkait dengan keti-
capaian seeara sempurna dari kerja yang dak teraturan kesenangan rohani) dan
telah dimulainya. dosa kedagingan (yang terkait dengan
Ada tiga keutamaan teologis, yaitu : ketidak teraturan kesenangan daging dan
Iman, harapan dan cinta. Iman menyem- nilai alami). Kedua jenis dosa tersebut
purnakan aka! budi kita agar terbiasa dapat merupakan pemerkosaan terhadap
memiliki kebenaran..kebenaran terhadap hukum Allah, hukum masyarakat
hal yang kita percayai; harapan maupun norma akal budi.
menyempurnakan hasrat dari kehendak Dos8 juga dapat ditelusuri berdasar
kita, dengan menunjukan ke arah tujuan kemampuan-kemampuan yang terkait
super natural sebagai yang mungkin da- dengan jiwa, yaitu : akal budi (yang me-
pat diterimanya; dan akhirnya cinta se.. nentukan sesuai tidaknya dengan hukum
cara spiritual mengubah kehendak kita Allah), keinginan (subyek keteraturan
dengan mengarahkan pada tujuan akhir, dengan aka! budi) dan kehendak Orang
agar kita berusaha secara efektif demi merupakan sumber langsung tindakan).
tercapainya nilai tertinggi. (Gilson, Dalam 3 hal ini kita dapat mencari
1961:164). penyebab dosa. Berkaitan dengan aka!
Setelah kita bicarakan keutamaan budi, orang dapat menjadi berdosa ber-
sebagai kecondongan jiwa yang. mengarah das8r tindakan ketidak tahuan yang dise-
pada kebahagiaan sejati sebagai tujuan ngaja. Misalnya orang dapat berdosa
akhir dalam kehidupan nanti, selan- dengan cara mengusahakan mabuk·
jutnya kita akan membicarakan kecon- mabukan ataumerusak kesadarannya
dongan jiwa yang kiranya dapat meojadi demi dapat melakukan kejahatan dengan
penghalang usaha kita untuk mencapai leluasaltenang. Keinginan daging untuk
nilai luhur yang memberi kebahagiaan memperoleh kenikmatan juga dapat men-
sejati tersebut. Kalau keutamaan meru- jadi tindakandosa. Dan akhirnya kehen-
pakan hasil kebiasaan·kebiasaan dari dak yang tidak teguh untuk melakukan
tindakan-tidndakan baik, maka sebalik- yang baik, dapat dipengaruhi oleh emosi-
nya kecenderungan jahat (vice) ini juga emosi yang tidak teratur untuk melaku-
merupakan hasil kebiasaan dari tinda- kan tindak kejahatan.
kan-tindakan jahat, perbuatan dosa (sin). Tindak kejahatan yang sering dilaku-
Dengan demikian mempelajari ke- kan dapat semakin menarik orang her-
cenderungan jahat (vice) kita dapat sangkutan untuk melakukannya. nan
mempelajari dari kebalikan· dari keu- sebagai akibat lebih lanjut tentusaja sa-
tamaan; sementara keutamaan meru- makin mudah serta mempelancar orang
pakan sikap yang sesuai dengan ketera· untuk berbuat dosa, bahkan dapat mem..
turan alam dan aka! budi, maka kecen- bentuk kebiasaan orang berbuat jahat. Di
drungan Jahat berlawanan dengan hukum sinilah terbentuk kecenderungan orang
alam dan norma aka! budi. (Gilson, berbuat jahat, dan tentu saja ke·
1981:178-179). cenderungan jabat ini dapat menghalangi
Tindakan baik adalah tindakan yang orang dalam perjalanannya untuk selalu
manusiawi, merupakan tindakan yang terbuka menerima nilai luhur, yang
dilakukan dengan sukarela; sedangkan meDgarah pada tuju&n akhir yang akan
tindakan jabat tentu saja merupakan memberikan kebahagiaan sejati.

• JJtmafFi[;lfat, Maret IrnJ


s. Penutup DAFTAR PUSTAKA
Dari uraian langkah demi langkab di
Aquinas, Thomas. 1966, Summa Theolo-
atas, manya dapat ditarik beberapa ke-
giae, vol. 16, 17 dan 18 (edisi Inggris
simpulan sebagai berikut :
: Summa Theologiae, Latin Text and
a. Tindakan (aetiones humanae) adalah
English Translation, LondonlNew
kegiatan yang khas manusiawi, yang ti-
York: Blackfriars, Eyre and Spottis-
dak dimiliki oleh organisme Isinnya. woodelMcGraw and Hill Book
b. Dalm kebebasannya, tindakan Comp.)
manusia terarah dan terbuka bagi keba~ C.opleston, Fredrick. 1950, A History of
hagiaan, yang diharap memperoleh Philosophy, vol. II, London : Burns
kepenuhannya dalam kehidupan nanti. Oates & Washbourne.
c. Kebahagian sejati tersebut dapat di- Gilson, Etienne. 1961, Moral Values and
usahakan dengan melakukan tindakan The Moral Life, The Shoe String
baik, yang searah dengan tujuan akhir Press.
manusia, yang sesuai dengan kodrat ke- Magnis·Suseno, Franz. 1987, Etika
manusiaan kita sebagaimana dikehen- Dasar. ··jlasalah-masalah Pokok Fil-
daki Allah. sa/at Moral, Yogyakarta : Ramsius.
d. Kebiasaa-kebiasaan bertindak baik ."._._.. 1987, Etika Politik. Prinsip-prinsip
akan membentuk keutamaan yang dapat Moral Dasar Kenegaraan Modern,
mendukung kesiapan kita menerima ke- Jakarta: Gramedia.
bahagiaan sejati; sedangkan kebiasaan- ..........., 1997, Tigabelas Tokoh Etika,
kebiasaan jabat tentu saja dapaat Yogyakarta, Kanisius.
menghalangi kita untuk menerima keba- Mcinerny, Ralph. 1982, Ethica Thomis-
hagiaan sejati dalam hidup nanti. t;ca. The· Moral Philosophy of·' Tho-
Dengan demikian berdasarkan mas A.qu;oos, Washington: The
kesimpulan-kesimpulan tersebut dapat Catholic University of America.
diperoleh saran-saran sebagai berikut :
a. Dengan kebebasan dalam bertindak,
diharap kita menyadari dan mensyukuri
diri sebagai makhluk yang lebih Iuhur
dari pada organisme lainnya.
b. Kita perlu seialu menyadari akan ori-
entasi hidup kits yang tidak hanya terba·
tas pada dunia ini, melainkan masih da-
pat kits harapkan pada kehidupan nanti.
c. Dalam hidup ini kita periu mengusa-
hakan tindakan yang baik, yang sesuai
dengan kodrat kemanusiaan kita saba-
gaimana dikehendaki Allah.
d. Sambi! mengharap akan kebahagiaan
sejati dalam kehidupan nanti, kita di-
harap tetap tekun membiasakan diri
melakukan tindakan-tindakan yang baik
serta menghindari yang jahat.

• ]JtTtl4l Fil;fat, Maret ItR7

Anda mungkin juga menyukai