Anda di halaman 1dari 11

e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha

Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

ANALISIS NASKAH DRAMA KARYA SISWA KELAS VIII A SMP


NEGERI 7 SINGARAJA DIKAJI DARI SEGI STRUKTUR DRAMATIK
DAN PANDANGAN PARA TOKOH

Ni Kd. Trisna Widiastuti1, Ida Bagus Sutresna2, Ida Ayu Md. Darmayanti3

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {trisnawidiastuti42@gmail.com, sutresna1956@gmail.com,


dayudarmayanti1984@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) struktur dramatik dalam naskah drama karya siswa kelas VIII
A SMP Negeri 7 Singaraja, dan (2) pandangan para tokoh dalam naskah drama karya siswa kelas VIII A
SMP Negeri 7 Singaraja. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini
adalah naskah drama karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 Singaraja. Objek dalam penelitian ini adalah
struktur dramatik dan pandangan para tokoh. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode
dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa struktur dramatik dan pandangan para tokoh. Hasil
penelitian ini adalah (1) sebagian besar siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 Singaraja sudah mampu
membuat naskah drama dengan struktur dramatik yang lengkap dimulai dari bagian awal (eksposisi),
komplikasi (konflik), bagian tengah (klimaks/krisis), bagian akhir (resolusi), dan simpulan (konklusi).
Selain itu, terdapat siswa yang membuat naskah drama hanya terdiri atas empat bagian, tiga bagian, dan
dua bagian struktur dramatik. (2) Naskah drama yang ditulis oleh siswa sebagian besar sudah
menunjukkan pandangan tokoh yang terdapat pada dialog para tokoh. Siswa sudah mampu membuat
pandangan para tokoh dengan baik. Siswa mengemas pandangan tersebut sesuai dengan yang mereka
alami, lihat, ataupun dengar. Pandangan-pandangan yang ada pada naskah drama siswa meliputi:
pandangan mengenai arti persahabatan, anak yang durhaka, pertengkaran, tolong menolong (sosial),
kesehatan, dan tidak menyakiti makhluk hidup lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan pengetahuan, dijadikan masukan mengenai pembelajaran menulis naskah drama di sekolah,
dan memudahkan siswa dalam belajar menulis naskah drama yang memiliki struktur drama yang jelas
dan pandangan pada tokoh.

Kata Kunci: struktur dramatik, pandangan para tokoh, naskah drama

Abstract
This study was aimed at describing (1) dramatic structure of drama scenario of VIIIA class students in
SMP Negeri 7 Singaraja and (2) views of characters in drama scenario which created by VIIIA class
students in SMP Negeri 7 Singaraja. This study was descriptive qualitative research. The subject of this
study was the drama scenario created by the students of class VIIIA SMP Negeri 7 Singaraja. The object
of this study was dramatic structure and views of the characters. The method of data collection was
conducted through documentation method. The data was collected in the form of dramatic structure and
views of the characters. The results of this study are (1) most of the students of VIII A class in SMP
Negeri 7 Singaraja have been able to make drama scenario with complete dramatic structure which is
started from the beginning (exposition), the compilation (conflict), the middle (climatic/crisis), the end
(resolution), and the conclusions (conclusions). In additional, there are students create drama scenario
which only consist of four parts, three parts and two parts of dramatic structure. (2) Drama scenario that is
created by the students mostly had showed characters' view on the characters' dialogue. Students are
1
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

able to create characters' view well. Students wrap that characters' view based on what they have
experienced, seen or listened. The views on the students' drama scenario cover: view about the meaning
of friendship, the rebellious child, the quarrel, helping each other (social), health, and not to harm other
creatures. This research findings are hoped could give knowledge contribution, could be a suggestion in
learning about drama scenario writing at school and the students could be easy in learning about drama
scenario writing with a clear structure and characters' views.

Keywords: dramatic structure, views of characters, drama scenario

PENDAHULUAN menjadi bahan atau materi pembelajaran di


Sastra, pada hakikatnya merupakan sekolah-sekolah. Pembelajaran sastra saat
hasil karya yang lahir dari sebuah ide, kini sudah dicantumkan dalam kurikulum di
gagasan atau imajinasi pengarang jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA.
mengenai yang dilihat, dialami, dan Pembelajaran sastra dapat
dipikirkan. Segala permasalahan hidup menumbuhkembangkan akal budi peserta
dalam kehidupan menjadi objek penciptaan didik. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra Pendidikan (KTSP), pembelajaran sastra
tidak bisa terlepas dari keterlibatan sosial didampingi dengan pembelajaran Bahasa
pengarang. Hal ini berkaitan dengan Indonesia. Pembelajaran Bahasa dan
implikasi kepengarangan dalam karyanya. Sastra Indonesia diarahkan untuk
Pengarang tidak bisa terlepas dari suatu meningkatkan kemampuan peserta didik
lingkungan karena akan memengaruhi untuk berkomunikasi dalam berbahasa yang
dirinya dalam menciptakan suatu karya baik dan benar, secara lisan maupun
sastra.Pengarang memiliki daya sorot dan tulisan, serta menumbuhkan apresisasi
apresiasi yang tajam terhadap problema- siswa terhadap sastra.
problema yang ada di masyarakat untuk Pembelajaran drama sangat penting
dijadikan sumber ilham atau ide, yang pada diajarkan kepada siswa dengan tujuan
gilirannya dituangkan dalam ungkapan siswa mampu mengapresiasi karya sastra,
sastra (Sutresna, 2006:6). khususnya drama. Sejalan dengan hal
Dalam menyampaikan gagasan atau tersebut, Sastrowardoyo (dalam Emzir dan
ide, pengarang menggunakan bahasa Rohman, 2016:271) menyatakan bahwa
sebagai medium sastra. Bahasa yang manfaat utama drama bagi siswa adalah (1)
digunakan sebagai medium sastra ada memupuk kerjasama yang baik dalam
kecenderungan bahasanya dibingkai pergaulan siswa, (2) memberi kesempatan
sedemikian rupa sehingga di samping kepada siswa untuk melahirkan daya kreasi
memiliki makna yang sebenarnya (denotasi) masing-masing, (3) mengembangkan emosi
juga memiliki makna-makna asosiasi sehat siswa, (4) menghilangkan sifat malu,
(konotasi) tertentu sesuai dengan tujuan gugup dan lain-lain, (5) mengembangkan
dan maksud pengarangnya (Sutresna, apresiasi dan sikap yang baik, (6)
2006:2). Karya sastra digolongkan sebagai menghargai pendapat dan pikiran orang
karya yang baik, salah satunya jika lain, (7) menanamkan kepercayaan diri
menggunakan bahasa yang baik dan benar. sendiri, serta (8) mengurangi kejahatan dan
Sastra tidak hanya penting untuk kenakalan anak-anak.
masyarakat umum, tetapi sastra juga Terdapat berbagai aspek dalam
penting dalam pendidikan. Selain berfungsi mengapresiasi sastra mulai dari memahami
sebagai hiburan, sastra juga memiliki fungsi isi dari suatu karya sastra, menonton
didaktik, yaitu berfungsi sebagai mendidik. pementasan sastra, sampai dengan mampu
Karya sastra menuntun individu untuk menciptakan sendiri karya sastra. Salah
menemukan nilai yang diungkapkan satu penciptaan karya, yaitu dengan cara
sebagai benar atau salah. Sastra kini menulis. Keterampilan menulis karya sastra

2
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

dalam pembelajaran di sekolah terdapat kemampuan terbaik dan mendapatkan nilai


pada salah satu materi yang diajarkan, yaitu tertinggi dalam menulis naskah drama. Hal
materi drama. Kompetensi dasar yang ini dilihatdari nilai yang diperoleh oleh
berkaitan dengan drama dapat dirangkum kelima kelas tersebut. Rata-rata siswa kelas
ke dalam empat aspek, yaitu siswa dapat A memperoleh nilai antara rentangan 88-70,
(1) mengapresiasi naskah drama, (2) siswa kelas B memperoleh nilai antara
mengapresiasi pementasan drama, (3) rentangan 84-65, sedangkan siswa kelas C,
menulis naskah drama, dan (4) D dan E memperoleh nilai antara rentangan
mementaskan naskah drama. Apabila 70-55. Selain itu, hasil naskah drama siswa
memperhatikan aspek ketiga, yaitu menulis kelas VIII A dikatakan lebih baik
naskah drama, itu termasuk ke dalam dibandingkan kelas-kelas lainnya dilihat dari
kompetensi ekspresi sastra. Keterampilan tata cara penulisan, penentuan tema,
menulis naskah drama terdapat dalam pemahaman terhadap naskah, kelengkapan
KTSP untuk siswa Sekolah Menengah struktur dramatik, dan penentuan tokoh
Pertama (SMP) kelas VIII. Menulis kreatif dalam naskah drama. Siswa kelas VIII A
naskah drama termuat dalam Standar sudah mampu membuat naskah drama
Kompetensi (SK): “Mengungkapkan pikiran dengan baik. Selain itu, mereka mampu
dan perasaan melalui kegiatan menulis menciptakan dan menggambarkan tokoh-
kreatif naskah drama”, dan termuat dalam tokoh serta pandangan tokoh dalam naskah
Kompetensi Dasar: “Menulis kreatif naskah drama dengan cukup baik.
drama satu babak dengan memperhatikan Peneliti memilih menganalisis
kaidah penulisan naskah drama”. naskah drama siswa kelas VIII A dari segi
Menulis naskah drama pada struktur dramatik karena naskah drama
umumnya hampir sama dengan menulis yang baik dibangun oleh struktur dramatik
naskah sastra lainnya. Perbedaannya yang baik pula. Menurut Harsakya (2015:5),
terlihat dari bentuk naskah tersebut. Sejalan struktur dramatik merupakan suatu
dengan hal tersebut, Waluyo (2007:32) perangkat untuk membangun keterkaitan
menyatakan tingkat keterampilan menulis alur cerita yang saling mengembangkan
naskah drama ditentukan oleh keterampilan sehingga hal ini menimbulkan
menjalin konflik yang diwarnai oleh kejutan keingintahuan dan rasa penasaran
dan suspense. Dengan demikian, pembaca atau penonton. Sejalan dengan
keunggulan sebuah naskah drama adalah hal tersebut, struktur dramatik menjadi
pada konflik yang dibangun oleh sangat penting dalam naskah drama karena
pengarang/pencipta. Konflik-konflik membuat alur cerita semakin erat kaitannya
tersebutlah yang menentukan ke arah sehingga memudahkan pembaca
klimaks. Mengingat bahwa dalam memahami cerita dan melibatkan pikiran
pementasan drama sangat memerlukan dan perasaan pembaca ke dalam laku
naskah drama sedangkan naskah-naskah cerita atau cerita yang dibuat.
drama sulit didapatkan, maka keterampilan Selain itu, peneliti juga mengkaji dari
menulis naskah drama sangatlah penting pandangan para tokoh karena dalam
bagi siswa. Dengan kegiatan menulis naskah drama pasti terdapat tokoh-tokoh.
tersebut, dapat menolong siswa untuk Tokoh-tokoh tersebut akan dilukiskan
berpikir kritis dan sistematis. dengan pandangan yang berbeda-beda
Berdasarkan hasil observasi yang terhadap suatu hal. Menurut Geertz (dalam
penulis lakukan di SMP Negeri 7 Singaraja, Budiman, 1994:46) menyatakan pandangan
semua siswa kelas VIII A sampai dengan merupakan konsepsi-konsepsi tentang
VIII E memperoleh materi yang sama dalam alam, diri dan masyarakat. pandangan inilah
pembelajaran menulis naskah drama. yang menjadi latar belakang bagi sudut
Dalam proses menulis naskah drama, kelas pandang yang diambil tokoh-tokoh cerita
VIII A adalah kelas yang memiliki untuk melihat lingkungan di dalam atau di
3
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

luar dirinya. Dari pandangan-pandangan untuk kelas VII. Jumlah kelas di setiap
tersebutlah konflik akan terjadi, terdapat jenjangnya, yaitu sebanyak 5 kelas, kecuali
beberapa kritik sosial dan terlihat kelas IX sebanyak 4 kelas. SMP Negeri 7
penokohan yang lebih menonjol yang dilihat Singaraja memang terletak sedikit pelosok,
dari dialog yang dibuat. Peneliti ingin tetapi kemampuan siswa di sekolah ini
mengetahui naskah drama yang dibuat oleh sudah termasuk baik. Penerapan
siswa kelas VIII A sudah atau belum pendidikan karakter kepada siswa telah
mengandung elemen-elemen struktur dilakukan mulai dari siswa tersebut masuk
dramatik yang lengkap dan mampu atau di sekolah ini. Penempatan kelas dilakukan
tidak siswa membuat pandangan para tokoh melalui tes sehingga terdapat kelas
dalam naskah drama tersebut. Oleh karena unggulan dan kelas biasa. Beberapa guru di
itu, peneliti ingin menganalisis naskah SMP Negeri 7 Singaraja sudah tersertifikasi.
drama siswa kelas VIII A dari segi struktur Metode pengumpulan data dalam
dramatik dan pandangan para tokoh. penelitian ini ialah menggunakan metode
dokumentasi. Metode dokumentasi dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini digunakan untuk mencatat
Tercapai tidaknya tujuan penelitian, data-data yang berkaitan dengan masalah
sangat bergantung pada metode yang penelitian dalam bukti tertulis yang telah
digunakannya. Suryana (2010:16) ada. Bukti tertulis itu berupa naskah drama
menyatakan metode penelitian adalah karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7
prosedur atau langkah-langkah yang Singaraja yang dikumpulkan melalui metode
ditempuh dalam penelitian untuk tes. Metode ini juga digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau memperkuat data-data sesuai dengan
ilmu. rumusan masalah yang diangkat serta
Rancangan penelitian yang sebagai bahan lampiran.
digunakan dalam penelitian ini adalah Sebuah penelitian memerlukan alat-
rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian ini alat untuk memperoleh data atau informasi.
diharapkan mampu mendeskripsikan Alat tersebut adalah instrumen penelitian.
struktur dramatik dan pandangan para Instrumen yang digunakan dalam metode
tokoh dalam naskah drama siswa kelas VIII dokumentasi adalah pencatatan dokumen,
A SMP Negeri 7 Singaraja dengan yaitu dalam bentuk kartu data.
menguraikan data-data melalui kata-kata. Data-data yang telah dikumpulkan
Subjek penelitian ini adalah naskah drama menggunakan instrumen yang ada,
karya siswa kelas VIIIA SMP Negeri 7 selanjutnya akan dianalisis menggunakan
Singaraja, sedangkan objek dalam metode analisis data. Analisis ini digunakan
penelitian ini adalah struktur dramatik dan untuk memahami hubungan dan konsep
pandangan para tokoh. dalam data sehingga hipotesis dapat
Penelitian ini dilakukan di salah satu dikembangkan dan dievaluasi. Teknik
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota analisis data yang digunakan dalam
Singaraja, yaitu SMP Negeri 7 Singaraja. penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
SMP Negeri 7 Singaraja terletak di Desa kualitatif yang menggunakan prosedur
Alasangker, Kecamatan Buleleng, model analisis Miles dan Huberman
Kabupaten Buleleng. Dari segi sosial (Sugiyono, 2009:246) yang terdiri atas
ekonominya, letak SMP Negeri 7 Singaraja reduksi data (reduction data) yang
cukup strategis. Walaupun sedikit jauh dari dilakukan pemilihan hal-hal pokok,
jalan raya, akses jalan menuju sekolah memfokuskan pada hal-hal penting, dan
tersebut sudah baik. SMP Negeri 7 membuang yang tidak perlu.
Singaraja menggunakan 2 jenis kurikulum, Penyajian data (data display) yang
yaitu Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dilakukan dengan mengolah dan
untuk kelas VIII dan XI dan Kurikulum 13 menganalisis data untuk memperoleh
4
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

jawaban yang tepat yang sesuai dengan tengah (klimaks/krisis), bagian akhir
rumusan masalah. Selain itu data yang (resolusi), dan kesimpulan (konklusi).
didapat akan dihubungkan dengan teori- Kesembilan siswa tersebut dituliskan
teori yang relevan untuk ditemukan dengan nomor data S01, S02, S03, S06,
kelayakannya. Dengan demikian, S07, S10, S12, S16, S21. Hasil analisis dari
permasalahan yang diajukan dalam salah satu naskah drama siswa yang
penelitian ini dapat terjawab. lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah.
Penarikan kesimpulan atau verifikasi
(conclusion drawing) penyimpulan yang Tabel 1. Struktur dramatik naskah drama
dilakukan harus dapat menjawab semua yang dimulai dari bagian awal, komplikasi,
masalah yang diangkat dalam penelitian. bagian tengah, bagian akhir, dan
Peneliti akan menarik kesimpulan mengenai kesimpulan
analisis naskah drama dari segi struktur
dramatik naskah drama karya siswa kelas Pokok Analisis Deskripsi
VIII A SMP Negeri 7 Singaraja yang Nomor Data S01
mencakup (1) penciptaan bagian awal
Judul Naskah
(eksposisi), (2) penciptaan komplikasi Kutukan Sang Ibu
Drama
(konflik), (3) penciptaan bagian tengah
Ada Tdk. Keterang
(klimaks), (4) penciptaan bagian akhir
ada an
(resolusi), dan (5) penciptaan kesimpulan
Analisis Eksposisi  Lengkap
(konklusi), serta pandangan para tokoh
struktur Konflik 
dalam naskah drama karya siswa kelas VIII
dramati
A SMP Negeri 7 Singaraja. Kesimpulan
k Klimaks 
yang ditarik akan didukung oleh verifikasi 
Resolusi
atau penjelas sesuai dengan temuan
dilapangan. Konklusi 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Empat (16%) siswa menciptakan


Hasil Penelitian struktur dramatik yang dimulai dari bagian
Hasil penelitian meliputi (1) struktur awal (eksposisi), komplikasi (konflik),
dramatik dalam naskah drama karya siswa bagian akhir (resolusi), dan kesimpulan
kelas VIII A dan (2) pandangan para tokoh (konklusi). Keempat siswa tersebut
dalam naskah drama karya siswa kelas VIII dituliskan dengan nomor data S15, S20,
A. Berikut dipaparkan hasil temuan yang S23, dan S25. Hasil analisis dari salah satu
diperoleh dari analisis 25 naskah drama naskah drama siswa tanpa bagian tengah
karya siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 (klimaks) dapat dilihat pada tabel di bawah.
Singaraja. Tabel 2. Struktur dramatik naskah drama
Data mengenai struktur dramatik dan yang dimulai dari bagian awal, komplikasi,
pandangan para tokoh dalam naskah drama bagian akhir, dan kesimpulan
karya siswa kelas VIII A diperoleh
menggunaakan metode dokumentasi. Hasil
yang diperoleh dari penggunaan metode
dokumentasi ialah sebagai berikut.
Pertama, dari 25 naskah drama siswa
yang dianalisis dari segi struktur dramatik
diperoleh hasilnya yang beragam dari setiap
siswa. Terdapat 9 (36%) naskah siswa yang
mengandung struktur dramatik yang
lengkap dan jelas, dimulai dari bagian awal
(eksposisi), komplikasi (konflik), bagian
5
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Pokok Analisis Deskripsi


Tabel 4. Struktur dramatik naskah drama
Nomor Data S25
yang dimulai dari bagian awal, komplikasi,
Judul Naskah Kisah Dua Anak yang bagian tengah, dan kesimpulan
Drama Yatim Piatu
Ada Tdk. Keterang Pokok Analisis Deskripsi
ada an Nomor Data S14
Analisis Eksposisi  Tidak Judul Naskah Persahabatan yang
struktur Konflik  Lengkap Drama Berakhir Perpisahan
dramati Ada Tdk. Keterang
k Klimaks 
ada an
Resolusi  Analisis Eksposisi  Tidak
Konklusi  struktur Konflik  Lengkap
dramati
Klimaks 
Tiga (12%) siswa menciptakan k
Resolusi 
struktur dramatik yang dimulai dari bagian
awal (eksposisi), komplikasi (konflik), Konklusi 
bagian tengah (klimaks/krisis), dan bagian
akhir (resolusi). Ketiga siswa tersebut Dua (18%) siswa menciptakan
dituliskan dengan nomor data S05, S18, struktur dramatik yang dimulai dari bagian
dan S22.Hasil analisis dari salah satu awal (eksposisi), bagian tengah
naskah drama siswa tanpa bagian (klimaks/krisis), bagian akhir (resolusi) dan
kesimpulan dapat dilihat pada tabel berikut. kesimpulan (konklusi). Kedua siswa
tersebut dituliskan dengan nomor data S17
Tabel 3. Struktur dramatik naskah drama dan S24. Hasil analisis dari salah satu
yang dimulai dari bagian awal, komplikasi, naskah drama siswa tanpa bagian konflik
bagian tengah, dan bagian akhir dapat dilihat pada tabel berikut.
Pokok Analisis Deskripsi Tabel 5. Struktur dramatik naskah drama
Nomor Data S05 yang dimulai dari bagian awal, bagian
Judul Naskah tengah, bagian akhir, dan kesimpulan
Persahabatan
Drama
Ada Tdk. Keterang
ada an
Analisis Eksposisi  Tidak
struktur Konflik  Lengkap
dramati
k Klimaks 
Resolusi 
Konklusi 
Satu (4%) siswa dengan nomor data
S14 menciptakan struktur dramatik tanpa
akhir. Struktur dramatik tersebut dimulai dari
bagian awal (eksposisi), komplikasi
(konflik), bagian tengah (klimaks/krisis), dan
kesimpulan (konklusi). Hasil analisis dari
salah satu naskah drama siswa tanpa
bagian kesimpulan dapat dilihat pada tabel
di bawah.
6
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Pokok Analisis Deskripsi Pokok Analisis Deskripsi


Nomor Data S17 Nomor Data S04
Judul Naskah Judul Naskah Berbohong Demi
Mawar dan Melati
Drama Drama Bubur Kacang Hijau
Ada Tdk. Keterang Ada Tdk. Keterang
ada an ada an
Analisis Eksposisi  Tidak Analisis Eksposisi  Tidak
struktur Konflik  Lengkap struktur Lengkap
Konflik 
dramati dramati
k Klimaks  Klimaks 
k
Resolusi  Resolusi 
Konklusi  Konklusi 

Empat (16%) siswa menciptakan Terakhir,1(4%) siswa menciptakan


struktur dramatik yang dimulai dari bagian struktur dramatik yang dimulai dari bagian
awal (eksposisi), komplikasi (konflik), dan awal (eksposisi), dan kesimpulan (konklusi).
bagian akhir (resolusi). Keempat siswa Hasil analisis dapat dilihat pada tabel di
tersebut dituliskan dengan nomor data S09, bawah,
S11, S13, dan S19. Hasil analisis dapat
dilihat pada tabel di bawah. Tabel 8. Struktur dramatik naskah drama
yang dimulai dari bagian awal, dan
Tabel 6. Struktur dramatik naskah drama kesimpulan
yang dimulai dari bagian awal, komplikasi,
dan bagian akhir Pokok Analisis Deskripsi
Nomor Data S08
Pokok Analisis Deskripsi Judul Naskah Pertama Sekolah
Nomor Data S09 Drama Bertemu Teman Baru
Judul Naskah 2 Anak Menangkap Ada Tdk. Keterang
Drama Pencuri ada an
Ada Tdk. Keterang Analisis Eksposisi  Tidak
ada an struktur  Lengkap
Konflik
Analisis Eksposisi  Tidak dramati
struktur Lengkap k Klimaks 
Konflik 
dramati Resolusi 
k Klimaks 
Konklusi 
Resolusi 
Konklusi 
Kedua, naskah drama yang ditulis
oleh siswa kelas VIII A SMP Negeri 7
Satu (4%) siswa dengan nomor data Singaraja sudah mengandung pandangan
S04 menciptakan struktur dramatik yang atau pandangan yang baik. Pandangan ini
dimulai dari bagian awal (eksposisi), dan disampaikan melalui dialog para tokoh
komplikasi (konflik). Hasil analisis dapat cerita. Pandangan-pandangan yang ada
dilihat pada tabel berikut. pada naskah drama siswa kelas VIII A SMP
Negeri 7 Singaraja, meliputi: pandangan
Tabel 7. Struktur dramatik naskah drama mengenai arti dari pesahabatan, anak yang
yang dimulai dari bagian awal, dan durhaka, pertengkaran, tolong menolong
komplikasi (sosial), kesehatan, prosedur sekolah,

7
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

mencontek, dan tidak menyakiti mahluk perasaan melalui kegiatan menulis kreatif
hidup lainnya. naskah drama”. Siswa diharapkan mampu
Dari 25 (100%) naskah drama karya memproduksi sebuah naskah drama melalui
siswa kelas A SMP Negeri 7 Singaraja. pembelajaran ini. Menulis naskah drama
Terdapat19 (76%) siswa sudah mampu merupakan proses kreatif yang berawal dari
menuliskan pemikiran mereka melalui dorongan dalam diri untuk menciptaan
pandangan para tokoh dalam cerita. Mereka sebuah karya sastra. Untuk siswa,
mampu menuliskan pandangan tokoh pembelajaran menulis naskah drama
dengan baik. Selain itu, terdapt 6 (24%) sangatlah penting karena dapat
siswa lainnya belum mampu menuliskan memberikan pegangan kepada siswa agar
pandangan pada tokoh cerita yang mampu mengenal dan menilai secara kritis
dibuatnya. Mereka kesulitan membuat peristiwa yang dialaminya. Saat menulis
pandangan karena belum sepenuhnya naskah drama tersebut harus diikuti dengan
memahami konsep mengenai materi yang struktur dramatik yang terdapat dalam
diberikan. cerita. Secara umum, setiap naskah drama
Salah satu contoh hasil analisis dibangun oleh struktur dramatik yang
pandangan para tokoh mengenai membantu untuk menarik pembaca dengan
pandangan terhadap anak yang durhaka, diimbangi dengan konflik yang hadir pada
dapat dilihat pada tabel berikut. cerita tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Tabel 9. pandangan anak yang durhaka dipaparkan di atas, seluruh siswa kelas VIII
A SMP Negeri 7 Singaraja secara umum
Pokok Analisis Deskripsi sudah mampu menciptakan struktur
dramatik dalam cerita yang dibuat. Dari 25
Nomor Data S01
naskah drama karya siswa kelas VIII A,
Judul Naskah sebagian besar siswa mampu menciptakan
Kutukan Sang Ibu
Drama struktur dramatik yang jelas dan lengkap.
Analisis Pandangan tokoh Hal ini dikarenakan oleh siswa mampu
pandangan para terdapat pada dialog mengembangkan tema yang relevan
tokoh Ibu dengan judul yang dipilih dalam naskah
Ibu: “Tohir kamu dramanya.
memang anak Dalam struktur dramatik, penulis
durhaka. Seorang mampu mengembangkan cerita itu yang
anak dilahirkan dimulai dari bagian awal (komplikasi).
untuk membantu Bagian awal sudah tercipta dalam naskah
Ibunya. Ibu yang drama, seperti Kutukan Sang Ibu.Setelah
melahirkan kamu diceritakan bagian awal, kemudian
dan merawat kamu dilanjutkan dengan komplikasi (konflik).
sampai besar.” Bagian ini mulai muncul masalah antara
Data di atas menunjukkan bahwa tokoh satu dan tokoh lainnya. Konflik
benar terdapat pandangan tokoh dalam sangatlah penting dalam sebuah cerita
cerita. karena dengan adanya koflik cerita tersebut
akan semakin menarik.
Pembahasan Konflik itu terjadi antara Tohir,
Salah satu cara dalam Ratna, dan Ayahnya Ratna. Tohir bertemu
mengapresiasi karya sastra, yaitu dengan dengan Ratna kemudia bekerja dengan
menulis sebuah karya sastra. Kegiatan Ayah Ratna serta tinggal di rumahnya.
menulis karya sastra ini sudah termuat juga Keberanian Tohir melawan penjahat
dalam Kurikulum Satuan Pendidikan membuat Ayah Ratih menjadi kagum dan
(KTSP), yakni “mengungkapkan pikiran dan menikahkan putrinya dengan Tohir. Tohir
8
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

merasa malu memiliki Ibu seperti, Ibunya di dipaparkan, pandangan para tokoh dari
kampung. Jadi, Ia mengaku bahwa Ibunya naskah drama yang ditulis oleh siswa sudah
sudah meninggal. Bagian selanjutnya mudah dipahami dengan jelas. Mudah
semakin meningkat, pada bagian ini dipahami ini karena bahasa yang
masalah semakin menggawat. Kegawatan digunakan, yaitu bahasa sehari-hari atau
tersebut terlihat saat Ibu Tohir datang ke bahasa prokem, bahasa yang digunakan
rumah Tohir, tetapi Tohir tidak tidak rumit, dan juga pandangan yang
mengakuinya. Ia pun mengusir Ibunya. disampaikan mengenai hal-hal yang
Karena marah, Ibunya mengutuk si Tohir dialami, dirasakan, dan dijumpai dalam
menjadi batu. Cerita dilanjutkan pada kehidupan sehari-hari.
bagian akhir (resolusi). Bagian ini berisi Dilihat dari pandangan para tokoh,
penyelesaian masalah, yaitu Ratih meminta dari 25 naskah drama karya siswa kelas VIII
maaf kepada Ibu Tohir. Akhirnya, sampai A SMP Negeri 7 Singaraja, sudah sangat
pada bagian terakhir, yaitu kesimpulan jelas terlihat. pandangan yang disampaikan
(konflik). Semua alur dan plot sudah jelas, oleh penulis dalam masing-masing tokoh
akhir dari cerita dan nasib para tokoh sudah bervariasi dan baik. pandangan yang
sangat jelas. Ibu Tohir pulang ke kampung dimiliki oleh para tokoh ini mampu
dan hidup bahagia. Ratih tinggal bersama mengantarkan para tokoh pada pertikaian
Ayahnya dan hidup bahagia. Tohir tetap ataupun pemecahan atau penyelesaian
menjadi batu yang lumutan. terhadap masalah yang terjadi. Pandangan
Jadi, struktur dramatik yang terdapat masing-masing tokoh juga bisa
pada masing-masing naskah drama karya menimbulkan tanggapan tokoh lain
siswa akan menambah kesan menarik bagi terhadap pandangan tersebut. Seluruh
pembaca dan menjadikan cerita tersebut naskah drama karya siswa diwarnai dengan
hidup dan benar terjadi. Dari hasil analisis pandangan yang berbeda-beda, seperti:
yang dilakukan terdapat juga struktur pandangan mengenai arti persahabatan,
dramatik yang terdiri 5 bagian, 4 bagian, anak yang durhaka, pertengkaran, tolong
ada juga 3 bagian, serta terdapat juga yang menolong (sosial), kesehatan, dan tidak
hanya terdiri 2 bagian. menyakiti mahluk hidup lainnya.
Drama merupakan salah satu karya Melalui pandangan para tokoh bisa
sastra yang berbeda penyajiannya dengan menyampaikan pesan yang ingin
karya sastra lainnya. Naskah drama disampaikan penulis kepada pembaca.
disajikan dalam bentuk dialog, berbeda pandangan yang ditulis oleh masing-masing
dengan karya sastra lainnya yang siswa sudah sesuai dengan perkembangan
menceritakan secara langsung. Naskah psikologis siswa. pandangan yang sesuai
drama berisi tokoh-tokoh karena disajikan dengan jenjang umur siswa SMP terlihat
dalam bentuk dialog. Drama bukan semata- pada salah satu naskah siswa yang berjudul
mata dinilai atas dasar ciri-ciri imajinatif “Ratih Si Anak Durhaka”. Naskah ini
kreativitas, tetapi juga cara wacana mengisahkan Ratih yang durhaka terhadap
dioperasikan. Sejalan dengan hal tersebut, Ibunya, menganggap Ibunya adalah
tidak terlepas pula dengan para tokoh yang pembantu karena malu mengakui Ibunya.
ada dalam naskah drama, para tokohnya Pada naskah ini, penulis naskah
memiliki pandangan yang menentukan pola memasukkan pemikirannya mengenai anak
pikir dan segala tindakan yang harus seharusnya berbakti kepada Ibu melalui
diambil. Melalui dialog tersebut, sebuah pandangan tokoh Ibu. Tokoh ibu memiliki
wacana dioperasikan. Naskah drama yang pandangan, yaitu “seharusnya seorang
ditulis oleh siswa kelas VIII A SMP Negeri 7 anak itu harus berbakti kepada Ibunya. Ibu
Singaraja sebagian besar sudah berisi yang melahirkan, merawat, dan
pandangan para tokoh yang jelas. membesarkanmu.” Pandangan tersebut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sebelumnya sudah sangat melekat pada
9
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

pemikiran penulis naskah sehingga penulis kesimpulan (konklusi). Dua (8%) siswa
menyampaikan hal tersebut melalui dialog menciptakan struktur dramatik yang dimulai
Ibu. Hal-hal ini sangat dekat dengan dari bagian awal (eksposisi), bagian tengah
kehidupan siswa sehingga hampir semua (klimaks/krisis), bagian akhir (resolusi) dan
siswa membuat pandangan mengenai hal kesimpulan (konklusi). Empat (16%) siswa
yang ada di sekitarnya. Pandangan menciptakan struktur dramatik yang dimulai
mengenai sahabat juga cukup banyak dari bagian awal (eksposisi), komplikasi
ditulis oleh siswa melalui dialog beberapa (konflik), dan bagian akhir (resolusi). Satu
tokoh, seperti pada dialog Vanila dalam (4%) siswa menciptakan struktur dramatik
naskah drama yang berjudul yang dimulai dari bagian awal (eksposisi)
“Persahabatan”. Tokoh Vanila memiliki dan komplikasi (konflik). Terakhir satu (4%)
pandangan mengenai sahabat lebih penting siswa menciptakan struktur dramatik yang
dibandingkan cowok. Cowok sangat mudah dimulai dari bagian awal (eksposisi) dan
didapatkan, tetapi sahabat yang setia susah kesimpulan (konklusi).
untuk ditemui. Hal ini sebelumnya sudah Kedua, naskah drama yang ditulis oleh
melekat pada pemikiran penulis kemudian siswa sebagian besar sudah menunjukkan
di sampaikan melalui tokoh Vanila dalam pandangan tokoh yang terdapat pada dialog
naskah drama tersebut. Jadi dari 25 naskah para tokoh. Siswa sudah mampu membuat
drama yang dianalisis, terdapat 19 (76%) pandangan para tokoh dengan baik. Siswa
naskah drama yang sudah berisi mengemas pandangan tersebut sesuai
pandangan dan 6 (24%) naskah drama dengan yang mereka alami, lihat, atau pun
yang belum berisi pandangan. Mereka dengar. Pandangan-pandangan yang ada
belum mampu membuat pandangan pada pada naskah drama siswa, meliputi:
setiap tokoh. pandangan mengenai arti dari
persahabatan, anak yang durhaka,
SIMPULAN DAN SARAN pertengkaran, tolong menolong (sosial),
Berdasarkan hasil penelitian dan kesehatan, dan tidak menyakiti makhluk
pembahasan bab IV, terdapat dua simpulan hidup lainnya. Dari hasil analisis yang
yang dapat peneliti ambil. Pertama, seluruh dilakukan, dari 25 (100%) naskah drama
siswa kelas VIII A sudah mampu siswa terdapat 19 (76%) naskah drama
menciptakan struktur dramatik yang baik sudah berisi pandangan (pandangan), dan
dalam masing-masing naskah dramanya. 6 (24%) naskah drama yang belum berisi
Dari 25 (100%) naskah drama yang ada, 9 pandangan.
(36%) siswa menciptakan naskah drama Berdasarkan pemaparan mengenai
dengan struktur dramatik yang lengkap dan hasil penelitian dan simpulan, terdapat tiga
benar, meliputi bagian awal (eksposisi), saran yang dapat disampaikan dalam
komplikasi (konflik), bagian tengah penelitian ini.Pertama, siswa diharapkan
(klimaks/krisis), bagian akhir (resolusi), dan mampu mempertahankan hasil belajar
kesimpulan (konklusi). Empat (16%) siswa mengenai menulis naskah drama yang
menciptakan struktur dramatik yang dimulai mengandung struktur dramatik dan
dari bagian awal (eksposisi), komplikasi pandangan para tokoh. Bagi siswa yang
(konflik), bagian akhir (resolusi), dan dalam tulisannya belum tercipta struktur
kesimpulan (konklusi). Tiga (12%) siswa dramatik yang lengkap dan pandangan para
menciptakan struktur dramatik yang dimulai tokoh, diharapkan pahami konsep
dari bagian awal (eksposisi), komplikasi mengenai drama, struktur dramatik dan
(konflik), bagian tengah (klimaks/krisis), dan pandangan para tokoh dan terus belatih
bagian akhir (resolusi). Satu (4%) siswa menulis naskah drama sehingga tercipta
menciptakan struktur dramatik yang dimulai struktur dramatik itu dan pandangan yang
dari bagian awal (eksposisi), komplikasi ingin disampaikan kepada pembaca dan
(konflik), bagian tengah (klimaks/krisis), dan penonton jika drama tersebut dipentaskan.
10
e-Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha
Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017

Kedua, guru sebaiknya mampu


menyetarakan proses pembelajaran
disetiap kelas VIII, sehingga semua siswa
mampu menulis naskah drama dengan
menciptakan struktur dramatik. Penekanan
terhadap materi pandangan para tokoh
dalam naskah drama agar siswa lebih
paham dan mampu berpikir kritis. Selain itu,
dalam setiap pembelajaran, guru perlu
memilih dan memperhatikan bahan ajar
yang akan digunakan. Ketiga, peneliti lain
yang akan mengadakan penelitian, hasil
jangkauan penelitian ini dapat diperluas.
Peneliti lain dapat melakukan penelitian
berupa analisis naskah drama karya siswa
yang ditinjau dari aspek kesetaraan gender.

DAFTAR RUJUKAN
Budiman, Kris. 1994. Wacana Sastra dan
pandangan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Emzir, dkk. 2016 Teori dan Pengajaran
Sastra. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Harsakya, Cahya Surya. 2015. Kajian
Struktur Dramatik dan Bentuk Sajian
Film Animasi The Little Khrisna di
ANTV Studi Kasus Episode TheDarling
of Vrindavan. Surakarta: Institut Seni
Indonesia.
Sutresna, Ida Bagus. 2006. Modul Prosa
Fiksi. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model
Prakatis Kuantitatif dan Kualitatif (Buku
Ajar Perkuliahan (belum diterbitkan).
Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Waluyo, Herman J. 2007. Drama Naskah,
Pementasan, dan Pengajarannya.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

11

Anda mungkin juga menyukai