Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Annisa Ismira Ningrum

NIM : 18410229
Metodologi Penelitian Kualitatif Kelas – C

TUGAS KONTRAK BELAJAR

Tugas 1
Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, kedua metode penelitian ini
tentunya mempunyai gaya dan asumsi paradigmatik penelitian yang berbeda.
Gaya penelitian kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep
yang diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator
dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat bebas nilai
dan konteks, mempunyai banyak kasus dan subjek yang diteliti, sehingga dapat
ditampilkan dalam bentuk data statistik yang berarti. Hal penting untuk dicatat
di sini adalah, peneliti terpisah dari subjek yang ditelitinya. Sementara gaya
penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami
maknanya. Sehingga, penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses,
peristiwa dan otentisitas. Secara epistemologis, peneliti kuantitatif bersikap
independen dan menjaga jarak (detachment) dengan realitas yang diteliti.
Sementara peneliti kualitatif, menjalin interaksi secara intens dengan realitas
yang ditelitinya. Secara retoris atau penggunaan bahasa, penelitian kuantitatif
biasanya menggunakan bahasa-bahasa penelitian yang bersifat formal dan
impersonal melalui angka atau data-data statistik.
Dengan demikian, konsep-konsep yang jamak ditemukan dalam penelitian
kuantitatif misalnya hubungan dan perbandingan. Sementara, penelitian
kualitatif kerap ditandai dengan penggunaan bahasa informal dan personal seperti
memahami, mengetahui, dan mencari tahu. Secara metodologis, penelitian
kuantitatif lekat dengan penggunaan logika deduktif dimana teori dan hipotesis
diuji dalam logika sebab akibat. Desain yang bersifat statis digunakan melalui
penetapan konsep-konsep, variabel penelitian serta hipotesis. Sementara itu,
penelitian kualitatif lebih mengutamakan penggunaan logika induktif dimana
kategorisasi dilahirkan dari perjumpaan peneliti dengan informan di lapangan atau
data-data yang ditemukan. Sehingga penelitian kualitatif bericirikan informasi
yang berupa ikatan konteks yang akan menggiring pada pola-pola atau teori yang
akan menjelaskan fenomena sosial (Creswell, 1994: 4-7). Atau singkatnya,
metode penelitian kualitatif lebih banyak menggunakan kata-kata atau
pembahasan dan data yang didapatkan berasal dari pengalaman yang didapatkan
secara langsung oleh peneliti setelah berinteraksi langsung dengan objek
penelitiannya, sedangkan metode penelitian kuantitatif lebih banyak menyajikan
data berdasarkan variabel-variabel yang diteliti dengan memperhatikan
realibilitasnya.
Tugas 2
On demand adalah tuntutan pasar kerja, konsumen, atau siapa yang
membutuhkan layanan psikologi. Sehubungan dengan hal ini saya mengambil on
demand berdasarkan mata kuliah psikologi klinis. Seperti yang kita ketahui, isu
mengenai mental health sedang marak diperbincangkan akhir-akhir ini. Karena
pada kenyatannya, banyak orang disekitar kita yang mengalami permasalahan
mental, yang bahkan terkadang mereka sendiri tidak menyadarinya. Utamanya
pada kalangan remaja dan dewasa awal (usia 20 tahunan). Banyak dari mereka
yang mengalami krisis identitas, gangguan kecemasan, dan yang lainnya.
Gangguan-gangguan ini tentunya dapat berujung pada hal-hal yang buruk apabila
tidak ditangani dengan baik. Tingkat stress dan depresi pada remaja semakin
meningkat setiap tahunnya. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya memutuskan
untuk menyakiti diri sendiri (self injury) atau bahkan bunuh diri. Oleh karena itu,
saya merasa bahwa mereka sangat memerlukan bantuan layanan psikologi.
Ada beberapa dari mereka mungkin sadar akan permasalahan yang mereka
alami, dan mereka juga sadar bahwa mereka membutuhkan bantuan, tetapi mereka
bingung harus meminta tolong kemana dan ke siapa. Mungkin mereka sering
terpikir untuk mengunjungi tempat layanan psikologi tetapi kembali mundur
karena takut disalahpahami, ataupun dibicarakan oleh orang-orang. Stigma
masyarakat kita masih sangat buruk terhadap orang-orang yang berkunjung ke
psikolog atau tempat layanan psikologi. Mereka beranggapaan bahwa orang-orang
yang berkunjung ke psikolog hanyalah orang-orang dengan gangguan jiwa atau
istilah kasarnya orang gila. Ditambah lagi dengan terbatasnya jumlah psikolog
atau penyedia layanan psikologi di Indonesia, juga menjadi salah satu kendala
akan hal ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya berpikir bahwa mereka sepertinya
butuh layanan psikologi yang dapat mereka jangkau dengan lebih aman dan
mudah, yang dapat menghindarkan mereka dari stigma buruk masyarakat.
Mereka butuh sebuah pelayanan psikologi yang lebih santai dan fleksibel. Dan
ada beberapa cara yang saya temukan bagaimana agar hal-hal tersebut dapat
terwujud. Yang pertama adalah membuat tempat layanan psikologi senyaman
mungkin. Hal ini mungkin sedikit banyaknya dapat mengurangi rasa cemas dan
khawatir para calon klien ini. Yang kedua adalah dengan melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak untuk melakukan kunjungan ke beberapa tempat seperti
sekolah, kampus, lembaga, ataupun kantor-kantor. Dengan hal ini, kita dapat lebih
mudah menjangkau mereka yang membutuhkan layanan psikologi dan tentunya
juga memudahkan mereka. Yang ketiga adalah membuat media konsultasi yang
lebih mudah dijangkau. Seiring berkembangnya zaman, teknologi juga semakin
maju. Oleh karena itu, kita sebagai penyedia jasa psikologi juga perlu mengikuti
perembangan tersebut. Kita dapat menyediakan media layanan online, baik itu
melalui social media ataupun web dan aplikasi seperti halo doc. Dengan ini, kita
dapat mengumpulkan psikolog-psikolog dan para penyedia layanan psikologi
untuk bergabung, sehingga koneksi yang tercipta semakin luas, dan seluruh orang
di Indonesia dapat ikut mengaksesnya. Melalui social media, klien dapat
menjangkau kita dengan lebih mudah. Terutama bagi mereka yang merasa sulit
bercerita apabila bertemu secara langsung/tatap muka ataupun mereka yang tidak
menemukan penyedia layanan psikologi di kota tempat mereka tinggal. Membuat
media layanan psikologi seperti halo doc juga sangat menarik. Pada web atau
aplikasi tersebut, klien dapat memilih sendiri ingin berkonsultasi dengan siapa,
sehingga klien dapat merasa lebih nyaman.

Anda mungkin juga menyukai