Anda di halaman 1dari 11

KOMPETENSI DASAR

3.3. Menerapkan K3 perkantoran


4.3. Melaskanakan K3 perkantoran

KOMPETENSI DASAR
1. Menjelaskan definisi K3
2. Mengemukakan tujuan K3
3. Mengklasifikasi kerugian kecelakaan
4. Mengidentifikasi klasifikasi kecelakaan
5. Menguraikan prosedur K3 Perkantoran
6. Menjelaskan ergonomi di lingkungan kantor
7. Melaku kan identifikasi K3 di lingkungan kantor sesuai dengan klasifikasi
bahaya
8. Melaksanakan prosedur K3 perkantoran sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku

RINGKASAN
MATERI
A. PENGERTIAN KEAMANAN, KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)

1. Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat diartikan sebagai segala
upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah setiap tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya untuk

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |10


meningkatkan kesejahteraan menuju cita-cita bangsa Indonesia, yaitu
masyarakat adil dan makmur. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
yang ditunjukan untuk mencegah dan melindungi tenanga kerja dari risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja

2. Tujuan K3
Tujuan dan sasaran Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja antara lain :
- Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat kerja
selalu dalam keadaan selamat dan sehat
- Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efesien
- Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan apapun.

3. Klasifikasi Kerugian Kecelakaan Kerja


Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962, klasifikasi
kecelakaan kerja sebagai berikut :
a) Berdasarkan jenis pekerjaan : Terjatuh, Tertimpa benda jatuh, Tertumbuk atau
terkena benda-benda, Terjepit oleh benda, Gerakan-gerakan melebihi
kemampuan, Pengaruh suhu tinggi, Terkena arus listrik, Kontak bahan
berbahaya atau radiasi,
b) Berdasarkan penyebab : Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik,
mesin penggergajian kayu, dan Alat angkut dan angkat, misalnya mesin
angkat dan peralatannya, alat angkut darat, udara dan air, Peralatan lain
misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat-alat listrik,
bejana bertekanan, tangga, scaffolding dan Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi,
misalnya bahan peledak, debu, gas, zat-zat kimia, dan Lingkungan kerja
(diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah tanah).
c) Berdasarkan sifat luka atau kelainan : Patah tulang, Dislokasi (keseleo),
Regang otot, Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di permukaan,
Gegar dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak, Pengaruh
radiasi
d) Berdasarkan letak kelainan atau luka di tubuh : Kepala, Leher, Badan,
Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempa, Letak lain yang tidak dapat
dimasukan klasifikasi tersebut

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |11


Kerugian oleh karena Kecelakaan :
Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama
pekerja ikut bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya
luka, kelainan tubuh, cacat bahkan juga kematian. Gangguan terhadap pekerja
demikian adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga keluarganya serta
perusahaan tempat ia bekerja. Tiap kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian
yang antara lain tergambar dari pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan.
Biaya yang dikeluarkan akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar,
padahal biaya tersebut bukan semata- mata beban suatu perusahaan melainkan
juga beban masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi biaya atas P3K,
pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja,
kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin
dan biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan
beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi, seperti berhentinya operasi
perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong korban, biaya yang harus
diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang sakit
serta berada dalam perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja
pada pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan.

4. Mengidentifikasi klasifikasi kecelakaan


a. Klasifikasi menurut Penyebab : Mesin, Mesin yang dapat menjadi penyebab
kecelakaan, diantaranya, Pembangkit tenaga terkecuali motor listrik, Mesin
penyalur (transmisi), Mesin-mesin untuk mengerjakan logam, Mesin pengolah
kayu, dll
b. Klasifikasi menurut Sifat Luka : Patah tulang, Dislokasi atau keseleo, Regang
otot atau urat, Memar dan luka yang lain, Amputasi, dll
c. Klasifikasi menurut Letak Kelainan
Berdasarkan letak kelainannya, jenis kecelakaan dapat dikelompokkan pada:
Kepala, Leher, Badan, Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat,
Kelainan umum, Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut.

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |12


5. Faktor Penyebab dan Akibat Kecelakaan kerja
Penyebab :
- Pekerja yang bersangkutan belum terampil atau belum mengetahui cara
menggunakan alat-alat tersebut
- Pekerja tidak hati-hati, lali, dalam kondisi terlalu lelah, atau dalam keadaan
sakit
- Tidak tersedia alat-alat pengaman
- Alat kerja atau alat produksi yang digunakan dalam keadaan tidak baik atau
tidak layak pakai.
Akibat :
- Pekerja atau orang lain meninggal atau luka
- Alat produksi rusak
- Bahan baku dan bahan produksi lainnya rusak
- Bangunan terbakar atau roboh
- Proses produksi terhenti atau terganggu

B. PROSEDUR K3

1. Prosedur K3 Perkantoran
Langkah-langkah perawatan umum mesin alat kantor antara lain :a.
Pemeliharaan dan perawatan barang
Manfaat pemeliharaan dan perawatan barnag antara lain :
1) Barang-barang akan terpelihara dengan baik, sehingga jarang terjadi
kerusakan
2) Memperpanjang umur barang (perlengkapan), sehingga tidak perlu diganti
dalam waktu singkat
3) Menghindari kehilangan karena terkontrol terus
4) Menghindari penyimpanan yang tidak teratur
5) Dengan terpelihara, akan menghasilkan pekerjaan yang baik
b. Macam-macam pemeliharaan atau perawatan barang
1) Menurut kurun waktu : pemeliharaan sehari-hari, pemeliharaan berkala
2) Menurut jenis barang : barang bergerak, barang tidak bergerak

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |13


c. Cara pemeliharaan dan perawatan barang kantor
1) Selalu membersihkan barang-barang secara teratur
2) Selalu memisahkan barang yang rusak dengan barang yang tidak rusak
3) Selalu memperbaiki barang yang rusak
4) Memerhatikan cara penyimpananan barang
5) Selalu menyimpan kembali barang yang telah digunakan
6) Selalu mengoperasikan atau menggunakan barang-barang kantor sesuai
dengan petunjuk
d. Pemeliharaan mesin-mesin kantor
1) Kontrak pemeliharaan (maintenance contrast)
2) Servis perorangan (individual service calls)
3) Servis kantor (company operated servis)
e. Langkah-langkah perawatan mesin kantor : Mesin tik manual, Mesin tik listrik ,
Mesin pelubang kertas, Mesin penomor, Mesin penjepret kertas, Mesin
pemotong kertas, Mesin stensil manual, Mesin stensil listrik
f. Langkah-langkah replacement perbaikan : Membuat jadwal rutin, Mencatat
alatalat dan mesin kantor yang harus diperbaiki, Menentukan bagian dan
komponen yang akan diperbaiki, Memprediksi jumlah biaya yang dikeluarkan,
Memastikan alat-alat dan mesin kantor yang diperbaiki mendapatkan garansi
g. Langkah-langkah mengganti suku cadang/refill sparepart
1) Bagian suku cadangn yang akan diganti
2) Suku cadangn baru harus sesuai dengan kondisi suku cadang yang diganti
3) Pada saat mengganti komponen suku cadang harus tepat dan baik cara
pemasangannya
4) Suku cadang baru harus memenuhi kualifikasi standar dari pabrik
5) Penggantian suku cadang/refill sparepart dan penyediaannya/supplies harus
diperoleh dari dealer resmi

2. Menjelaskan ergonomi di lingkungan kantor


Ergonomi berasal dari kata Yunani, Ergos berarti kerja dan Nomos yang
berarti aturan. Jadi ergonomi adalah suatu aturan atau norma yang terdapat dalam
sistem kerja. Ergonomi diperlukan karena setiap aktivitas atau pekerjaan yang tidak
dilakukan secara ergonomi akan berakibat tidak nyaman, biaya operasional tinggi,
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meningkat. Akibatnya perfomansi kerja
menurun sehingga menyebabkan penurunan efisiensi dan daya kerja. Manajemen

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |14


ergonomi dapat diterapkan pada perkantoran untuk mencegah terjadinya berbagai
keluhan kesehatan.
a) Keluhan-keluhan yang sering muncul berkaitan dengan posisi kerja di kantor
yang tidak ergonomi antara lain : Sakit kepala, Mata kering dan terasa pegal
(Dry eyes, asthenopia), Nyeri leher, neck stiffnes, Spasme otot bahu, frozen
shoulder, Carpal Tunnel Syndrome; kesemutan, baal atau nyeri pada
pergelangan tangan sampai dengan jari-jari tangan, Sakit pinggang dan
punggung bawah; Low back pain
b) Panduan bekerja di kantor secara ergonomi :
1) Posisi ergonomi menggunakan keyboard
Pekerja kantor yang menggunakan keyboard harus menjaga
pergelangan tangan pada posisi yang benar, yaitu, antara tangan dengan
bahu harus lurus. Tangan boleh lebih rendah daripada bahu, pergelangan
tangan tidak boleh menggantung, keyboard harus diletakkan lebih rendah,
serta tangan dijaga supaya lebih rendah dari siku. Lebih baik
mempergunakan penyangga pergelangan tangan untuk menopang
pergelangan tangan.

Gambar 2.1 Posisi tangan yang benar pada keyboard


2) Ergonomi tubuh yang tepat dalam mengoperasikan
komputer
- Cara duduk yang benar dan baik serta posisi tangan pada saat
menggunakan keyboard atau mouse harus sesuai.
- Jarak Pandang antara mata dengan komputer minimal 60 cm,
Pandangan antara mata ke monitor harus mengarah sedikit ke bawah
atau sekitar 5-15° lebih rendah dari posisi horizontal pandangan mata,
Usahakan menghindari pantulan lampu atau cahaya yang masuk ke
monitor keyboard

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |15


Gambar 2.2 Posisi tubuh dalam mengoperasikan komputer
- Jangan menggunakan komputer tanpa henti lebih dari 2 jam. Usahakan
untuk berdiri, dan melakukan peregangan pada bagian leher, bahu,
tangan dan punggung. Berjalanlah sebentar secara periodik sebelum
melanjutkan pekerjaan
- Gunakan penyangga kaki bila diperlukan
- Gunakan kursi yang dapat menyangga posisi punggung
- Luangkan waktu setiap 20 menit untuk mengalihkan pandangan dari
monitor dan melihat jauh, bisa melihat pepohonan atau lingkungan luar,
atau beranjak dari tempat anda menggunakan komputer

Gambar 2.3 Jarak tunbuh dengan komputer

C. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN


PENGENDALIAN K3

1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko K3


Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Pengendalian Resiko merupakan
salah satu syarat elemen Sistem Manajemen Keselamatan Kerja OHSAS
18001:2007 klausul 4.3.1. Identifikasi Bahaya dilaksanakan guna menentukan
rencana penerapan K3 di lingkungan Perusahaan. Identifikasi bahaya termasuk di

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |16


dalamnya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan operasional Perusahaan
terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah Perusahaan menyangkut
beberapa elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi serta sumber daya
alam lainnya termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan Perusahaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional
Perusahaan di tempat kerja meliputi :
a) Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja.
b) Aktivitas semua pihak yang memasuki termpat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung dan tamu.
c) Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.
d) Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja.
e) Infrastruktur, perlengkapan dan bahan (material) di tempat kerja baik yang
disediakan Perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan
Perusahaan.
f) Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun
bahan/material yang digunakan.
g) Perubahan Sistem Manajemen K3 termasuk perubahan yang bersifat
sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses dan aktivitas kerja.
h) Penerapan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
berlaku.
i) Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur operasional,
struktur organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya
sebagai berikut :
a) Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).
b) Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya, mudah
meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,
oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan,
dsb).
c) Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi).
d) Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang
serta ergonomi tempat kerja/alat/mesin).

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |17


e) Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian
manajemen, lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan intimidasi).
f) Dampak Lingkungan (air, tanah, udara, ambien, sumber daya energi, sumber
daya alam, flora dan fauna).
Pengendalian resiko didasarkan pada hierarki sebagai berikut :
a) Eliminasi (menghilangkan sumber/aktivitas berbahaya).
b) Substitusi (mengganti sumber/ alat/ mesin/ bahan/ material/ aktivitas/ area
yang lebih aman).
c) Perancangan (modifikasi/ instalasi sumber/ alat/ mesin/ bahan/ material/
aktivitas/ area supaya menjadi aman).
d) Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian
visual di tempat kerja).
e) Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja dengan
paparan bahaya/resiko tinggi).

2. Melaksanakan prosedur K3
Melaksanakan prosedur K3 adalah merupakan tahap atau proses suatu
kegiatan untuk menyelesaikan aktivitas atau metode lankah demi langkah secara
pasti dalam pekerjaan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, dan
keamanan atau K3.
Adapun Unsur - unsur yang terdapat dalam suatu organisasi / Instansi /
Perusahaan / Yayasan, yaitu :
1. Tenaga Kerja
Adalah Orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun
di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.
2. Melaksanakan prosedur K3 Pengusaha Adalah :
- Orang, Persekutuan / Badan hukum yang menyalurkan suatu perusahaan
milik sendiri.
- Orang, Persekutuan / Badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya.
- Orang Persekutuan / Badan hukum yang berada di indonesia dalam huruf A
dan B yang berkedudukan di luar wilayah indonesia.

3. Perusahaan

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |18


Adalah setiap bentuk badan usaha yang memperkerjakan tenaga kerja
dengan tujuan mencari untuk atau tidak, baik milik swasta maupun negara.
4. Tempat Kerja
Adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha, agar tenaga kerja mendapat perlindungan maka
unsur yang ada didalam perusahaan seperti tenaga kerja, perusahaan,
pengusaha / pengelola harus mengikuti prosedur K3LH
Pihak Pengusaha atau Perusahaan melakukan Prosedur Bekerja dengan
aman dan tertib dengan cara :
- Menetapkan Standar K3LH
- Menetapkan Tata Tertib yang harus di Patuhi - Menetapkan Peraturan -
Peraturan.
- Mensosialisasikan peraturan dan perundang - undangan K3 kepada
Seluruh Tenaga Kerja
- Memonitor Pelaksanaan peraturan - peraturan.
Pelaksanaan Prosedur K3, keberhasilannya sangat ditentukan oleh
kualitas SDM ( Sumber Daya Manusia ) yang menjadi pengelola ( Pengusaha /
perusahaan ) dan pelaksanaan kegiatan - kegiatan K3 yang dilaksanakan
perusahaan. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan dan pengembangan
pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan SDM dalam mengelola K3.
Salah satu cara ialah diadakannya pelatihan tentang K3 bagi seluruh teanga
kerja karena pelatihan dapat meningkatkan kepedulian terhadap K3 bagi setiap
tenaga kerja dan mengimplementasikannya ( Menerapkannya ) ketika
menjalankan tugas ditempat kerja masing - masing.
Pada saat Menerapkan Standar K3 harus disesuaikan dengan situasi
dan kebutuhan serta fasilitas / kapasitas yang ada di tempat kerja
( Perusahaan ), namun harus tetap merujuk pada undang - undang dan
peraturan - peraturan pemerintah baik nasional dan internasional. Misalnya
undang - undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja ( Nasional )
Undang - undang dari ILO.
Para tenaga kerja harus mengetahui Prosedur K3 yang ditempatnya
bekerja dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
Kedisiplinan dan Ketaatan tenaga kerja terhadap prosedur K3 yang ditetapkan

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |19


perusahaan merupakan jalan untuk keberhasilan tujuan bekerja, Kedisiplinan
atau Ketaatan tenaga kerja dapat dilakukan dengan cara :
Perilaku yang mencerminkan nilai - nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Mampu membedakan segala yang boleh dilakukan,
tidak boleh dilakukan, dan harus atau wajib dilakukan. Bersikap taat, tertib
sebagai hasil pengembangan dari latihan pengendalian, pikiran, dan
pegendalian watak. Memahami dan melaksanakan secara baik mengenai
sistem aturan perilaku norma, kriteria, dan standar sehingga dapat mengontrol
perilaku sehari - hari. Ruang Lingkup disiplin dalam perusahaan yang harus di
perhatikan dan dilakukan tenaga kerja, antara lain disipln terhadap :
- Waktu
- Perencanaan atau Program kerja
- Anggaran / Biaya
- Mekanisme Kerja
- Hierarki Kesepakatan
- Hasil Kesepakatan
- Etika dan Estetika ( Keindahan )
- Lingkungan Kerja dan Lingkungan Hidup

TUGAS INDIVIDU
1. Lakukan identifikasi tentang K3 di lingkungan kantor sesuai dengan klasifikasi
bahaya !

LATIHAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Apa arti istilah K3?
2. Jelaskan pengertian K3 menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja RI!
3. Jelaskan jenis kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja!
4. Faktor-faktor yagn menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja?
5. Sebutkan akibat dari tibulnya kecelakaan kerja!

ModulKelas XI |Sarana Dan Prasarana |20

Anda mungkin juga menyukai