Disusun Oleh:
Reza Habid
1911102441015
S1 Teknik Informatika
i
4. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan
perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang mengacu pada keberpihakan
dan kepedulian dalam memerangi kekurangan dan keterbelakangan masyarakat
dengan cara membuat mereka berdaya, dan punya semangat bekerja untuk
membangun diri mereka sendiri. Secara konseptual pemberdayaan (empowerment)
berasal dari kata power yang berarti kekuasaan atau kekuatan.
Seperti yang dikatakan oleh (Ife, 1995, p. 65) bahwa pemberdayaan atau
empowerment secara sederhana dapat dinyatakan sebagai “to increase thepower of
the disadvantaged” (untuk meningkatkankekuatan / kemampuandari yang tidak
beruntung). Oleh karena itu konsep pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya
untuk memberikan kekuatan, meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
orang atau kelompok yang lemah atau miskin sehingga pada akhirnya orang atau
kelompok tersebut menyadari potensi yang dimilikinya dan akhirnya mampu
melakukan tindakan untuk keluar dari kelemahannya. Pemberdayaan masyarakat
dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, budaya, atau
hukum.
Melalui pendidikan masyarakat dapat lebih memahami dan meningkatkan
potensi diri yang mereka miliki. Semakin baik pendidikannya, maka akan semakin
baik pula ilmu-ilmu yang diperoleh masyarakat sehingga nantinya dapat mencapai
kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini dikarenakan pendidikan memiliki
keterkaitan yang erat dengan status sosial dan ekonomi yang akan dicapai
Pada praktik pemberdayaan masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Adi
(Aldi, 2012, p. 68)pendidikan masyarakat merupakan proses pembelajaran
berkelanjutan (on going) yang menjadi fokus dari pemberdayaan. Pendekatan
pendidikan banyak memainkan peran untuk pemberdayaan masyarakat. Pada
hakikatnya pendidikan masyarakat memiliki prioritas pada individu yang kurang
beruntung dari segi ekonomi, geografis, dan sosial budaya. Artinya sasaran
2
pendidikan masyarakat adalah mereka yang kurang beruntung karena belum
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap
dasar, dan potensi diriyang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat melalui
pendidikan sendiri bertujuan agar kelompok sasaran dapat menggali berbagai
potensi yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi (Aldi, 2012, p.
68).
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan dapat dilakukan melalui
perpustakaan. Hal ini tertuang dalam tujuan perpustakaan yang salah satunya
adalah berupaya mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki
masyarakat. Tujuan ini pun berhubungan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam Al-Qur’an surah al-alaq ayat 1-5 menjelaskan bahwa :
َ َٰ ٱْلن
(5)سنَ َما لَ إم يَ إعلَ إم َ ( ٱلَّذِى3)( ٱ إق َرأإ َو َربُّكَ إٱْل َ إك َرم2)علَق
َ (4)علَّ َم بِ إٱلقَلَ ِم
ِ علَّ َم إ ِ ( َخلَقَ إ1) ٱ إق َرأإ بِٱس ِإم
َ َٰ ٱْلن
َ سنَ م إِن
َ َربِكَ ٱلَّذِى َخلَقArtinya : (1)Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. (2)Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3)Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. (4)Yang mengajar (manusia)dengan
perantaran kalam. (5)Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dalam Hadist tentang menuntut ilmu Rasulullah SAW bersabda :
ضع إوالِمعَ ِلمِ يإك إم َ طب َإرا ِن إي َرواه ( إمُلِمعَ ِل ِميإك َولَيَلَ إوا تَعَلَّم إو َاو
َ ع ِلم إو َاوت ََوا َّ )الArtinya : "Belajarlah kamu
semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta berlaku
baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR Tabrani)
3
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Membaca adalah kegiatan yang wajib dilakukan oleh siswa dan generasi
muda.
2. Manfaat dari kegitan membaca.
3. Rendahnya minat baca masyarakat.
C. PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti membatasi
penelitian sebagai berikut :
1. Penyebabnya kurangnya minat baca masyarakat.
2. Akibat kurangnya minat membaca masyarakat.
3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah masyarakat sudah menyadari dampak dari kurangnya membaca?
2. Mengapa masyarakat kurang menaruh minat dalam membaca?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan masyarakat dalam meningkatkan minat
baca siswa?
E. TUJUAN
1. Agar masyarakat menyadari dampak dari kurangnya membaca.
2. Agar masyarakat lebih menaruh minat dalam membaca.
3. Agar masyarakat bisa memanfaatkan upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam meningkatkan minat baca.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEMBACA
Menurut Burn, Roe dan Ross (1984) membaca merupakan proses penerimaan
simbol oleh sensori, kemudian mengintererpretasikan simbol, atau kata yang
dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata
yang ditulis penulis, mengenali hubungan antara simbol dan suara antara kata-kata
dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali kepada
pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat
apa yang merela pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta
menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Membaca menurut (Tarigin, 1985) adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang
lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo(Tarigan,
1985) mendefinisikan secarasingkat, membaca adalah memetik sertamemahamai
arti makna yang terkandungdi dalam bahan tertulis.
Pengertian membaca menurut (Juel, 2005) mengartikan bahwa membaca
adalah proses untuk mengenal kata danmemadukan arti kata dalam kalimat
danstruktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang
mampu membuat intisari dari bacaan.
B. JENIS-JENIS MEMBACA
1. Membaca nyaring dan membaca dalam hati
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan
(dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya
mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus
5
mampu melafalkan dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja,
melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar
pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambang-lambang
bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-
orang yang mendengarnya. Dengan demikian, jelaslah bahwa proses membaca
nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah. (Soedarso, 1998, p. 18)
mengatakan bahwa saya membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan
membaca dalam hati.
2. Membaca ekstensif dan membaca intensif
Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas.
Pada siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik
jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program
membaca ini sangat besar manfaatnya dalam memberikan aneka pengalaman
yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya. Membaca ekstensif
meliputi tiga jenis membaca yakni:
a. Membaca survey
Membaca survey adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan
bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca
hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting
saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta
sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang
dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca
sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
b. Membaca sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang
membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan
tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat (Tarigin, 1985). (Soedarso, 1998)
6
mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
c. Membaca dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari
bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila
pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh
karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan..
Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini
dilakukan dengan santai.
3. Membaca intensif
Membaca intensif, merupakan program kegiatan membaca yang
dilakukan secara saksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca
satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca
intensif merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah
kemampuan membaca secara kritis. Jenis membaca intensif antara lain:
a. Membaca teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang
terdapat dalam terks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan
atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis. Pembaca dalam hal ini
selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan anatara
gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun maupun
dalam setiap paragraf.
b. Membaca pemahaman
Menurut (Tarigin, 1985) membaca pemahaman merupakan sejenis
membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-
norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.
7
C. PENYEBAB KURANGNYA MINAT BACA
Banyak penyebab dari kurangnya minat baca siswa atau generasi muda pada
saat sekarang ini, diantaranya disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Budaya bercerita
Budaya mendengarkan, menonton, dan berbicara ditengarai menjadi
sebab kurangnya minat masyarakat untuk mau mengunjungi perpustakaan.
Masyarakat Indonesia lebih suka bercerita dibandingkan dengan membaca,
gejala ini tidak lepas dari kebiasaan masa lalu di mana tradisi lisan masih
menguasai Indonesia.
2. Banyaknya jenis hiburan
Permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-
anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir
ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang
dapat dilihat di internet bukan hanya tulisan tetapi hal-hal visual lainnya yang
kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
3. Banyaknya tempat hiburan
Banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket.
4. Sifat malas
Sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk
membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah
ilmu pengetahuan.
8
2. Lemahnya daya pikir
Kurangnya membaca mengakibatkan lemahnya daya pikir yang
disebabkan oleh pengetahuan yang sempit.
3. Mudah meniru dan menjiplak
Hal tersebut disebabkan karena ketiadaan ilmu sehingga untuk
menumbuhkan ide-ide baru pun menjadi sulit.
4. Kurangnya kepercayaan diri
Akibat dari kurangnya membaca adalah kurangnya kepercayaan diri, hal
tersebut diakibatkan olehpengetahuan yang sempit, dan ketidaktahuan akan
suatu hal.
5. Tidak tahu akan perkembangan dunia dan teknologi
Seperti yang kita tahu, membaca merupakan jendela dunia, maka jika kita
tidak membaca kita akan tertinggal dan akan menjadi pemilik masa lalu.
9
buku-buku politik dan sejarah. Satu hal yang pasti: sesuaikanlah dengan minat
anda. Agar niat untuk membaca tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga
dari hati.
3. Menyisihkan waktu yang tepat dan nyaman untuk Membaca.
Bila anggapan penting membaca itu sudah melekat, maka tidak semuanya
yang baca berhasil memindahkan semua informasi yang didapat dari
bacaannya itu pada memori otaknya, disebabkan momentum waktunya yang
kurang tepat. Atau seringkali malas baca disebabkan waktunya kurang tepat.
Beragam orang yang punya momentum baca yang tepat: ada yang suka
membaca saat jam pelajaran kosong saat sekolah, atau lagi istirahat di
sekolah, ada juga yang nyaman membacanya membaca saat perjalanan,
beberapa saat sebelum tidur, dan saat di perpustakaan. Pakailah waktu-waktu
yang biasa kita habiskan untuk bengong dan menunggu dengan membaca!
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu
Minat baca harus dipicu dari diri kita untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu. Kita harus membuat pertanyaan setiap hal yang ada di sekitar kita dan
carilah jawabannya di buku. Atau bisa juga melihat-lihat buku di toko atau
perpustakaan dan cobalah pertanyakan, “Apasih isi buku ini?” Biasanya rasa
ingin tahu dan penasaran sangat efektif untuk menggerakkan diri ini untuk
melakukan sesuatu.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Membaca menurut (Tarigin, 1985) adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, suatu metode yang
dipergunakan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan kadang-kadang orang
lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada
lambang-lambang tertulis. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo (Tarigan,
1985) mendefinisikan secara singkat, membaca adalah memetik serta memahamai
arti makna yang terkandung didalam bahan tertulis
Pengertian membaca menurut (Juel, 2005) mengartikan bahwa membaca
adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan
struktur bacaan, sehingga hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang
mampu membuat intisari dari bacaan. Dampak kurangnya membaca bagi
masyarakat antara lain :
1. Tidak mampu berkembang dan memanfaatkan potensi.
2. Lemahnya daya piker
3. Mudah meniru dan menciplak
4. Tidak tahu akan perkembangan dunia dan teknologi
B. SARAN
Saran yang dapat kami berikan kepada pembaca adalah, pembaca diharapkan
memahami ataupun memberikan informasi melalui buku dan membuat sumber
daya manusia berpotensi tinggi agar memberi kemajuan bangsa.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hardjoprakoso, Mastini. 2002. Meningkatkan Minat Baca Bagi Remaja. Jakarta : Visi
Pustaka.
Cahyono, Roby. 2003. Peranan Buku Dalam Perkembangan Anak. Jakarta : Visi
Pustaka.
Masri Sareb Putra. R. 2008, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. Jakarta : Indeks
12