PENELAAH :
PEMBIMBING :
TGL TELAAH :
1
I. Deskripsi Jurnal
1. Tujuan utama penelitian
5. Kesimpulan penelitian
Suplemen whey tinggi protein, leusin, dan vitamin D sebagai bagian dari
program penurunan berat badan yang disengaja, termasuk diet hipokaloris
2
dan latihan resistensi, mempertahankan massa otot rangka pada orang
dewasa yang gemuk dibandingkan dengan suplemen kontrol isocalorik.
3
orang dari kelompok perlakuan mengundurkan diri dan 7 orang dari
kelompok kontrol mengundurkan diri. Pada akhir penelitian kelompok
perlakuan terdiri atas 32 orang dan kelompok kontrol terdiri atas 33 orang.
Dari jumlah tersebut, analisa hanya dilakukan pada 60 orang (30
perlakuan, 30 kontrol) dengan seleksi menggunakan kriteria DXA.
e. Jenis analisis
Entri data ganda dilakukan dan perbedaan diselesaikan. Kode pengobatan
rusak setelah mengunci basis data. Perbedaan antara kelompok pada
variabel hasil yang diukur pada awal dan setelah 13 minggu dianalisis
dengan ANCOVA dengan menggunakan jenis kelamin dan nilai awal
sebagai kovariat.
Perbedaan antara kelompok pada variabel hasil yang diukur pada awal dan
setelah 7 minggu dan 13 minggu dianalisis dengan menggunakan model
linier campuran, termasuk waktu (membedakan minggu 7 dari minggu
13), intervensi (membedakan kelompok intervensi dari kelompok
kontrol) , dan interaksi waktu 3 sebagai faktor tetap; subjek sebagai faktor
acak; dan jenis kelamin dan nilai dasar sebagai kovariat. Efek intervensi b
adalah perkiraan untuk perbedaan antara intervensi dan kelompok kontrol
pada 13 minggu setelah koreksi untuk baseline dan jenis kelamin.
Perbedaan dalam kelompok diperkirakan dengan menggunakan uji t
berpasangan (untuk variabel yang diukur pada awal dan setelah 13
minggu) atau model linier campuran (untuk variabel yang diukur pada
awal dan setelah 7 minggu dan 13 minggu).
Analisa dilakukan dengan program SAS Enterprise Guide 4.3.
4
Pada penelitian ini, untuk mengontrol perancu, selain digunakan teknik
randomisasi, juga digunakan teknik restriksi control by analysis. Beberapa
perancu yang dikontrol dengan cara restriksi yaitu mengeksklusi calon sampel
yang memiliki karakteristik yang diketahui dapat berperan sebagai perancu
dalam hubungan variabel bebas dan terikat baik secara langsung secara
biomedis ataupun tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap ketaatan
terhadap perlakuan. Variabel lain dikontrol dengan menggunakan analisa
multivariate dalam menganalisa pengaruh perlakuan terhadap luaran.
b. Komparabilitas baseline data
Tidak terdapat perbedaan bermakna pada parameter demografi, parameter
klinis obesitas, dan massa otot pada baseline.
Validitas informasi
a. Blinding (Penyamaran)
Blinding adalah penyamaran alokasi grup dari satu atau lebih individu yang
terlibat dalam penelitian klinis. Pada penelitian ini dilakukan blinding. Para
peneliti yang mengalokasikan peserta untuk intervensi tidak mengetahui kode
intervensi.
Validitas analisis
a. Analisis terhadap data baseline
5
Karena semua variable baseline merupakan variable numeric dengan sebaran
normal pada analisa plot interkuartil, maka T-test independen digunakan
untuk perbandingan demografis dan variable baseline lainnya.
b. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan
Hasil utama adalah perubahan massa otot. Hasil tambahan adalah parameter
keberhasilan diet seperti berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar
pinggang.
6
kualitas protein memiliki efek besar pada kemanjuran untuk merangsang
sintesis protein otot. Telah ditunjukkan bahwa protein whey 20 g lebih efektif
dalam merangsang pertumbuhan protein otot postprandial daripada kasein,
kasein hidrolisat, atau protein kedelai pada pria yang lebih tua,
g. Biological plausibility
Efek whey-stimulating pada sintesis protein otot telah dianggap berasal dari
pencernaannya yang cepat, memberikan asam amino dalam sirkulasi yang
tersedia untuk sintesis protein dan kandungan leusin yang tinggi, yang
dianggap sebagai asam amino paling poten untuk merangsang sintesis protein
otot.
Validitas external
Validitas eksternal meliputi validitas eksternal satu dan dua. Dimana pada
penelitian ini mempunyai validitas eksternal yang baik. Peneliti mempunyai
keyakinan bahwa hasil penelitiannya dapat digeneralisasikan kepada populasi
karena hasil penelitiannya sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya. Peneliti
menyarankan penelitian lanjutan dengan periode perlakuan yang lebih panjang
untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Importance
Komponen importancy meliputi perbandingan effect size yang diperoleh dengan
effect size yang diharapkan oleh pembaca, dimana peneliti menetapkan effect size
yaitu penurunan kadar glukosa post-prandial sebesar 2 kg. Dengan demikian,
penelaah setuju sebagian dengan semua interpretasi dari tujuan utama yang
disampaikan oleh peneliti. Akan tetapi, walaupun menemukan perbedaan
bermakna dalam preservasi massa otot, perbedaan ini tidak lebih dari, atau sama
dengan, 2 kg yang ditetapkan peneliti.
Applicability
Komponen pada applicability adalah meliputi transportability dimana
menentukan apakah hasil dari penelitian tersebut dapat diaplikasi di Indonesia.
Serta kemampuan pelayanan, ekonomi dan sosial budaya di Indonesia terhadap
7
hasil penelitian maupun penelitian lanjutan yang mungkin akan dilaksanakan.
Suplemen protein whey yang digunakan dalam penelitian telah tersedia secara
umum di Indonesia, sehingga penelitian dapat digeneralisasi pada masyarakat
Indonesia.
8
Rumusan Masalah: Bagaimanakah efek suplemen protein whey dengan diet
hipokalorik dan olah raga resistensi terhadap massa otot tungkai dibandingkan
dengan kontrol suplemen isokalorik pada orang dewasa dengan obesitas?
PICO
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan PICO sebagai
berikut:
Population/problem : obesitas
Intervention : suplemen whey, diet, olah raga resistensi
Comparison : suplemen isokalorik, diet, olah raga resistensi
Outcome : perubahan massa otot tungkai
Pertanyaan Klinis
Bagaimanakah dampak suplemen whey, diet, dan olah raga resistensi terhadap
massa otot?
Strategi Pencarian
Keywords: whey protein supplement AND diet AND muscle mass
Hasil Pencarian
“A high whey protein–, leucine-, and vitamin D–enriched supplement preserves
muscle mass during intentional weight loss in obese older adults: a double-blind
randomized controlled trial”
Amely M Verreijen, Sjors Verlaan, Marielle F Engberink, Sophie Swinkels, Johan
de Vogel-van den Bosch, and Peter JM Weijs
Am J Clin Nutr 2015;101:279–86. doi: 10.1186/1471-2474-12-225
Ringkasan Jurnal
Latar Belakang: Setelah menopause, kehilangan massa tulang yang cepat terjadi
sebagai respons terhadap hipoestrogenisme. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa massa otot dan kepadatan mineral tulang (BMD) secara positif terkait pada
wanita pascamenopause. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa massa otot
appendicular rendah (aMM) postmenopause yang rendah dapat meningkatkan
kehilangan BMD dalam waktu singkat.
Objektif: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan aMM dengan
BMD leher femur pada wanita pascamenopause.
Metode: Uji klinis prospektif dan terkontrol termasuk 64 wanita berusia 45-70
tahun, yang belum mengalami menstruasi terakhir setidaknya selama satu tahun.
Subjek dibagi menjadi dua kelompok: aMM rendah (n = 32), dan aMM normal (n-
32). BMD leher femoralis dan massa otot diukur dengan DXA pada awal dan
setelah dua belas bulan. Uji t berpasangan dan independen digunakan untuk
analisis data.
9
Hasil: Berat awal, BMI dan massa otot (total dan appendicular) berbeda secara
signifikan antara kelompok (p <0,05). Setelah dua belas bulan, BMD leher
femoral secara signifikan lebih rendah pada kelompok dengan aMM rendah,
sedangkan tidak ada perbedaan signifikan yang diamati pada kelompok dengan
aMM normal (p <0,05).
Kesimpulan: Pada wanita pascamenopause, massa otot appendicular rendah
dikaitkan secara negatif dengan BMD leher femoral dalam waktu singkat.
10
Conclusion: valid
III. Can we apply this valid, important evidence about prognosis to our
patient?
9. Apakah hasil penelitian bisa diaplikasikan pada Ya, suplemen protein whey
konteks populasi lokal? tersedia di Indonesia.
Conclusion: Applicable
Level of evidence IV, grade of recommendation B
11