Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

RESIKO KOMPLIKASI HIPERTENSI : STROKE

Surini

4201-0119-A058

Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

Jl. Brigjend Dharsono No. 12b Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153

Tahun Ajaran 2019


RESIKO KOMPLIKASI HIPERTENSI : STROKE

Pokok bahasan : Komplikasi Hipertensi (Stroke)

Sasaran : Keluarga Ny.S

Waktu : 40 Menit

Hari/tanggal : Senin, 07 Juni 2020.

Tempat : Desa Bangodua Blok.Pemengkang RT 06/RW 03

Penyuluh : Surini

LATAR BELAKANG

Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini.
Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh
dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak dapat mengakibatkan
kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut
(Junaidi, 2011). Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu,
diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah
dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam
peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang merupakan pencetus beberapa penyakit
vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar
kemungkinan meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme
glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak.Seseorang menderita stroke karena
memiliki perilaku yang dapat meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak
sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kurang aktivitas
fisik, dan kurang olahraga, meningkatkan risiko terkena penyakit stroke. Gaya hidup
sering menjadi penyebab berbagai penyakit yang menyerang usia produktif, karena
generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak
mengkonsumsi kolesterol, mereka mengkonsumsi gula yang berlebihan sehingga akan
menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan energi dalam tubuh.

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga mampu memahami
tentang risiko stroke.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :
1. Menyebutkan definisi stroke.
2. Keluarga dapat menyebutkan faktor-faktor risiko terjadinya stroke.
3. Kelurga mampu mengenal tanda dan gejala stroke.
4. Keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan terhadap stroke.

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet

E. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode Media


Audience
1. 5 menit Pembukaan
1.Penyuluh mengucapkan Menjawab Ceramah
salam.
2. Memperkenalkan diri. Memperhatikan Ceramah
3.Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
4.Menyebutkan materi Memperhatikan Ceramah
yang akan disampaikan.
5.Menanyakan kepada Menjawab Ceramah
audience mengenai
pengetahuannya tentang
stroke.
2. 20 Pelaksanaan
menit 1. Menjelaskan pengertian Memperhatikan Ceramah Leaflet
stroke.
2. Menjelaskan faktor- Memperhatikan Ceramah Leaflet
faktor risiko terjadinya
stroke. Memperhatikan Ceramah Leaflet
3. Menjelaskan tanda dan
gejala stroke. Memperhatikan Ceramah Leaflet
4. Menjelaskan
pencegahan terhadap
stroke.

3. 10 Evaluasi
menit 1. Meminta audience Menjawab Ceramah
menjelaskan
pengertian stroke.
2. Meminta audience Menjawab Ceramah
menjelaskan faktor-
faktor risiko terjadinya
stroke.
3. Meminta audience Menjawab Ceramah
menjelaskan tanda dan
gejala stroke.
4. Meminta audience Menjawab Ceramah
menjelaskan
pencegahan terhadap
stroke.

4. 5 menit Penutup
1. Mengucapkan Memperhatikan Ceramah
terimakasih atas
perhatian yang
diberikan. Menjawab Ceramah
2. Mengucapkan salam. salam

F. Materi Penyuluhan

RESIKO KOMPLIKASI HIPERTENSI : STROKE

1. Pengertian Stroke
Stroke merupakan keadaan serius dimana suplai darah ke bagian otak terganggu atau
berkurang, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan mati. Ketika sel-sel dalam
otak mati, kemampuan tubuh yang dikendalikan oleh area otak seperti memori dan
kontrol otot akan hilang. Besaran efek yang akan ditimbulkan oleh stroke bergantung
pada letak stroke yang terjadi di bagian otak dan seberapa besar kerusakan yang terjadi
pada otak.

2. Faktor-faktor risiko terjadinya stroke


Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko
ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Faktor kesehatan, yang meliputi:
1) Hipertensi.
1) Diabetes.
2) Kolesterol tinggi.
3) Obesitas.
4) Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi
jantung, atau aritmia.
5) Sleep apnea.
6) Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.

b. Faktor gaya hidup, yang meliputi:


1) Merokok.
2) Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
3) Konsumsi obat-obatan terlarang.
4) Kecanduan alkohol.
c. Faktor lainnya:

1) Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah


mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.
2) Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi
dibandingkan orang yang lebih muda.
3. Tanda dan Gejala stroke

a. Face (Wajah) – Wajah jatuh di satu sisi, mulut atau mata mereka turun, atau,
mungkin tidak dapat tersenyum.
b. Arms (Lengan) – Tidak dapat mengangkat dan menahan kedua lengan karena
kelemahan atau mati rasa di salah satu lengan.
c. Speech (Kemampuan Berbicara) – Kemampuan berbicara kacau, cadel atau
mungkin tidak dapat berbicara sama sekali.
d. Time (Waktu) – Saatnya Anda menghubungi dokter atau rumah sakit terdekat saat
mengalami atau melihat tanda-tanda ini.
4. Pencegahan terhadap stroke
Cara mencegah stroke yang utama adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain
itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Berbagai
tindakan pencegahan stroke, antara lain:
a. Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak
dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan
hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi garam yang ideal adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok
teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak
jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur,
buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
b. Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan
sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar
kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
c. Berhenti merokok. Perokok berisiko dua kali lipat lebih tinggi terkena stroke,
karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah
kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
d. Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung kalori
tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, seseorang rentan terhadap berbagai
penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman
beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.
e. Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA dapat menyebabkan
penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah.
G. DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. http://www.depkes.go.id/article/view/201407200001/presiden-
resmikan-rs-pusat-otak-nasional.html
diakses pada 21 September 2018.

2. Stroke. http://www.stroke.org/understand-stroke/what-stroke/stroke-facts
diakses pada 21 September 2018.

3. StrokeAssociation. http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/
Treatment/Diagnosis/Stroke-
Diagnosis_UCM_310890_Article.jsp#.W5N0UpMzaRs
diakses pada 21 September 2018

Anda mungkin juga menyukai