Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANDINA HAFIIZHAHARANI

NIM : 1915401051

MK : ASKEB

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat!

1. Jelaskan tentang 10 T dalam pemeriksaan ANC terintegrasi


2. Jelaskan pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan Mc.Donald tentang manfaat
dan cara pemeriksaannya
3. Jelaskan tentang pemeriksaan Leopold!
a) Tujuan masing-masing
b) Cara pemeriksaannya

Jawaban :

1. 10 T dalam pemeriksaan ANC terdiri dari :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. penambahan Berat
Badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1
kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >/ 140/90 mmhg)
pada kehamilan dan pre eklampsia (hipertensi disertai edema wajah atau
tungkai bawah dan atau protei nuria).
c) Nilai status gizi ( Ukur lingkar lengan atas LILA)
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, meliputi juga
pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko KEK. kurang energi
kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm.
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d) Ukur tinggi fundus uteri
pengukuran Tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui letak janin.  Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan
kepala, atau atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan
letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau
DJJ cepat lebih dari 160 kali/ menit menunjukan adanya gawat janin.

f) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toksid (TT)
bila diperlukan 
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, juga dilakukan
imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di
puskesmas, juga dilakukan imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus
neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.

g) Beri tablet tambah darah


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

h) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
i) Tatalaksana/ Penanganan Khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus kasus yang
tidak dapat ditangani di rujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j) Temu wicara (Konseling)


Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi :
 Kesehatan Ibu
 Perilaku hidup bersih dan sehat.
 peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri menggunakan Mc.donald yaitu dilakukan untuk
menentukan usia kehamilan. dan juga menentukan perkiraan berat badan janin.
Pemeriksaan TFU ibu hamil menurut Mc.Donald , adalah menggunakan Pita/tali
atau Pelvimeter.
Cara pemeriksaannya :
 Terlebih dahulu posisikan ibu hamil setengah duduk.
 Lalu menentukan bagian fundus dengan bantuan tangan kanan dan kiri.
 Setelah diketahui posisi dari fundus, lakukan pengukuran dimulai dari simfisis
sampai dengan fundus dengan posisi meteran terbalik.
 Posisikan angka nol berada di atasa simfisis.
 Setelah diposisikan secara tepat, balikan meteran lalu baca hasil pengukurannya
Manfaat dari pemeriksaan cara ini yaitu mendapatkan ketepatan pengukuran dgn
menggunakan rumus Mc.Donald dan dapat menentukan usia kehamilan
berdasarkan perhitungan minggu.

3. Pemeriksaan palpasi Leopold adalah suatu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
dengan cara perabaan yaitu merasakan bagian yang terdapat pada perut ibu hamil
menggunakan tangan pemeriksa dalam posisi tertentu, atau memindahkan bagian-
bagian tersebut dengan cara-cara tertentu menggunakan tingkat tekanan tertentu.
a) Tujuan pemeriksaan masing-masing leopold!
 Leopold I
Tujuan: untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui
bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
 Leopold II
Tujuan : untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi
uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin.
 Leopold III
Tujuan : untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong)
yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin
tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (PAP).
 Leopold IV
Tujuan : untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh
bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul.
b) Cara pemeriksaannya :
 Leopold I
1. Memposisikan ibu dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 450 atau lutut
bagian dalam diganjal bantal) dan pemeriksa menghadap ke arah ibu
2. Menengahkan uterus dengan menggunakan kedua tangan dari arah
samping umbilical
3. Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU
4. Meraba bagian Fundus dengan menggunakan ujung kedua tangan,
tentukan bagian janin.
 Leopold II
1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
2. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar
dan pada ketinggian yang sama
3. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan
(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke
arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang
(punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).
 Leopold III
1. Posisi ibu masih dengan lutut fleksi (kaki ditekuk) dan pemeriksa
menghadap ibu
2. Meletakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan bawah perut ibu
3. Menekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan
bagian terbawah bayi
4. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya
kemudian goyang bagian terbawah janin.
 Leopold IV

1. Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu, dengan posisi kaki ibu lurus
2. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada
pada tepi atas simfisis
3. Menemukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua
jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.
4. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari: bertemu (konvergen)
atau tidak bertemu (divergen)
5. Setelah itu memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang  bagian
kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi)
6. Memfiksasi bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian
meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis
untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu
atas panggul.

Anda mungkin juga menyukai