Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN

KUAT TARIK BELAH BETON

Wahyu Kartini
Jurusan Teknik Sipil - UPN”Veteran” Jatim
wahyukartini@yahoo.com

ABSTRACT
Corelation compressive strength and tensile strength is not linear proportional, every compressive
strength improvement is followed by 9 % - 15 % tensile strength improvement. The exactly magnitude is
difficult to measure ( Tri M, 2004 ). In this research used addition of fiber polypropylene longly 12 mm is
0 ; 0.3 ; 0.6 ; and 0.9 kg/m3. Water cement ratio is 0.55 and 0.35, mix design concrete use the method
ACI. is use the speciment cylinder 15 X 30 cm, the are tested at 28, 56 and 90 day.
The result indicate that addition of polypropylene fiber effective on 0.9 kg/m3. The tensile strength
of normal strenght concrete improve is 3.17 % from control concrete without fiber and hight performent
concrete improve is 5.76 % from control concrete without fiber.
Keywords : polypropylene fiber, tensile strength concrete, water cement ratio

ABSTRAK
Nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus, setiap usaha perbaikan mutu
beton kekuatan tekan hanya disertai oleh peningkatan kuat tarik berkisar antara 9 % - 15 % kuat tekannya.
Nilai pastinya sulit diukur ( Ir. Tri M. 2004 ). Dalam penelitian ini digunakan penambahan polypropylene
fiber dengan panjang 12 mm sebesar 0 ; 0,3 ; 0,6 dan 0.9 Kg/m3. Faktor air semen yang digunakan adalah
0,55 dan 0,35, sedangkan metode yang digunakan dalam pencampuran beton menggunakan metode ACI.
Untuk pengujian kuat tarik belah ini digunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30
cm dengan umur pengujian pada 28, 56, dan 90 hari.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa untuk campuran beton mutu normal dan mutu tinggi
mempunyai dosis penambahan polypropylene efektif pada 0,9 Kg/m3. Peningkatan kuat tarik belah yang
terjadi pada beton normal sebesar 3,17 % dibandingkan beton tanpa fiber dan pada beton mutu tinggi
mengalami peningkatan sebesar 5,76 % dibandingkan beton tanpa fiber.
Kata kunci: serat polypropylene, kuat tarik belah beton, faktor air semen
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

PENDAHULUAN Permasalahan yang sering timbul


Bangunan kontruksi yang terdapat di pada saat pembuatan beton adalah
Indonesia pada umumnya menggunakan munculnya gejala keretakan yang
beton sebagai bahan struktur utama. Hal ini disebabkan oleh tegangan tarik dikarenakan
dikarenakan beton mempunyai beberapa sifat beton yang getas.
sifat yang menguntungkan diantaranya Tujuan dari penelitian ini adalah
adalah bahan baku beton yang mudah untuk mengetahui ukuran dan dosis yang
didapat, harga relatif murah, mudah optimum serat polypropylene pada
dibentuk sesuai kebutuhan dan tidak campuran beton.
memerlukan biaya yang terlalu mahal untuk
perawatannya Disamping mempunyai TINJAUAN PUSTAKA
kelebihan, beton juga mempunyai Beton merupakan campuran antara
kekurangan dalam penggunaannya yaitu semen, agregat kasar, agregat halus dan air,
beton memiliki sifat yang getas sehingga dengan atau tanpa bahan tambahan
praktis tidak mampu menahan tegangan membentuk masa padat ( SK SNI T-15-
tarik. Dalam perancangan struktur beton, 1990-03:1 ). Beton umum digunakan pada
tegangan tarik yang timbul akibat konstruksi karena mempunyai banyak
pembebanan dipikul oleh baja tulangan. keuntungan antara lain bahan baku yang
Masalah lain yang perlu diperhatikan mudah didapat, mudah dibentuk sesuai
adalah timbulnya retak – retak pada beton kebutuhan, mampu memikul beban yang
akibat tegangan tarik tersebut. berat, biaya pemeliharaan yang kecil,
Penggunaan serat polypropylene mempunyai kuat desak yang besar. Namun
telah terbukti dapat meningkatkan dan beton juga mempunyai kekurangan antara
memperbaiki sifat – sifat struktural beton, lain, mempunyai kekuatan tarik lemah atau
( ACI Committee 544, 1982 ) serat rendah yang menyebabkan beton akan
polypropylene dapat memperbaiki sifat – menjadi retak – retak sehingga perlu diberi
sifat beton antara lain : daktilitas yang bahan tambah untuk dapat
berhubungan dengan kemampuan bahan meningkatkannya. Salah satu usaha untuk
untuk menyerap energi, ketahanan terhadap memecahkan masalah tersebut adalah
beban kejut, ketahanan terhadap keausan, dengan menambahkan serat ke dalam
dan ketahanan terhadap pengaruh susutan ( adukan beton.
shrinkage ). Penggunaan serat ( fiber ) sebagai
bahan tambah dalam campuran beton
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 4, No.1, Oktober 2007

adalah salah satu cara, dimana penambahan f’c ) adalah 0,5√ f’c – 0,6 √ f’c. Menurut
fiber dalam campuran beton yang disebar perkiraan kasar, nilai kuat tarik berkisar
secara merata dalam adukan beton dengan antara 9 % - 15 % dari kuat tekannya. Nilai
orientasi random dapat menjadi tulangan pastinya sulit diukur (Tri M. : 2004 ).
sehingga mengurangi keretakan yang Pengujian kuat tarik biasanya diadakan
terlalu dini di daerah tarik akibat pengaruh untuk pembuatan beton konstruksi jalan
pembebanan ( Suhendro : 2000 ). raya dan lapangan terbang. Penentuan kuat
Secara umum :“ Fiber reinforced tarik belah beton dapat dilakukan dengan
concreate ” adalah beton yang dibuat dari menggunakan alat uji tarik dan benda uji
campuran semen, agregat halus, agregat silinder 15 x 30 ( cm ) dengan prosedur
kasar, air, dan sejumlah serat yang disebar ASTM C 496 - 94.
secara random dalam adukan (Bambang
Trilaksono : 1994). - Serat Polypropylene
Serat Polypropylene merupakan
- Kekuatan Tarik Belah Beton ( f t ) bahan dasar yang umum digunakan dalam
Kuat tarik beton merupakan suatu memproduksi bahan – bahan yang terbuat
bagian yang penting dalam menahan retak dari plastik. Pertama kali fiber digunakan
akibat perubahan kadar air, suhu dan dalam industri tekstil karena harganya
pembebanan. Kuat tarik beton sangat murah dan dapat menghasilkan produk
dipengaruhi oleh lekatan antara pasta semen yang berkualitas. Material ini berbentuk
dengan agregat kasar. Penambahan serat filamen-filamen yang ketika dicampurkan
pada adukan beton ternyata dapat dalam adukan beton untaian itu akan
memberikan pengaruh yang besar pada kuat terurai. Serat jenis ini dapat meningkatkan
tarik beton ( Edhi Wahjuni : 1996 ). Hal ini kuat tarik lentur dan tekan beton ( Arde :
disebabkan bertambahnya ikatan pada 2005 ), mengurangi retak – retak akibat
beton karena lekatan antara pasta semen penyusutan, meningkatkan daya tahan
dengan serat cukup besar (Safrin Z : 2002 ) terhadap impact dan meningkatkan
Sifat kuat tarik dipengaruhi oleh daktilitas (Dina : 1999).
mutu betonnya. Setiap usaha perbaikan Beberapa keuntungan penggunaan
mutu beton untuk kekuatan tekan hanya serat polypropylene dalam campuran beton,
disertai oleh peningkatan yang kecil dari adalah sebagai berikut : ( Dina : 1999 )
kuat tariknya. Dalam SI ditentukan 1. memperbaiki daya ikat matriks beton
hubungan kuat tarik dengan kuat tekannya ( pada saat pre – hardening stage
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

sehingga dapat mengurangi keretakan dipengaruhi oleh kelembaban agregat. Bila


akibat penyusutan. kondisi agregat basah, maka pasta akan
2. memperbaiki ketahanan terhadap mengkontribusikan air ke permukaan pasta
kikisan sehingga dapat menurunkan kekuatan
3. memperbaiki ketahanan terhadap beton. Jika kondisi agregat kering, maka
tumbukan pasta akan menyerap air sehingga dapat
4. memperbaiki ketahanan terhadap menurunkan FAS dan mengurangi
penembusan air dan bahan kimia workability. Oleh karena itu, akibat-akibat
5. memperbaiki keawetan beton. ini harus diestimasi dan campuran diatur
Dari penelitian yang telah dilakukan sehingga masuk dalam perhitungan.
tentang macam – macam fiber ditinjau dari Pemilihan FAS tidak hanya
pengujian kuat tariknya antara lain Edhi mempengaruhi porositas tetapi juga
Wahjuni (1996 ) menyatakan dengan keawetannya ( durability ), dimana FAS
penambahan Styrene Butadiene Latex pada sangat menentukan kandungan udara dalam
campuran beton dengan kondisi beton dan keawetannya. Untuk mengatasi
pencampuran 5 % dapat meningkatkan kuat kesulitan pengerjaan karena rendahnya nilai
tarik belah beton maksimum sebesar 20 %. FAS tersebut ditambahkan superplasticizer
untuk mempermudah pengerjaannya (
- Faktor Air Semen ( FAS ) workability ). Dalam penelitian ini akan
Faktor air semen pada dasarnya dicoba pemakaian FAS 0,55 mewakili
adalah perbandingan banyaknya jumlah air beton mutu normal dengan perencanakan
bebas dengan jumlah semen pada satu fc’ = 25 MPa dan FAS 0,35 mewakili beton
campuran beton. Secara umum diketahui mutu tinggi dengan perencanaan fc’ = 50
bahwa semakin tinggi nilai faktor air MPa.
semennya maka semakin rendah mutu
beton, namun nilai FAS yang rendah tidak METODOLOGI
selalu berarti bahwa kekuatan beton - Rancangan Penelitian
semakin tinggi dikarenakan nilai FAS yang Tahapan – tahapan penelitian yang
rendah akan menyebabkan kesulitan dalam dilakukan yaitu :
1. Mempersiapkan material sesuai dengan
pengerjaan yaitu kesulitan dalam kebutuhan yang diperlukan selama
pelaksanaan pemadatan yang pada akhirnya penelitian.
menyebabkan mutu beton menurun.
Keadaan kandungan air dari pasta
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 4, No.1, Oktober 2007

2. Menganalisa material yang ada, dengan - Analisa Campuran Beton


keperluan data – data yang diperlukan 1. Semen Portland
untuk penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
3. Merencanakan campuran ( mix design ) semen portland tipe I produksi PT. Semen
dengan menggunakan faktor air semen ( Gresik – Jawa Timur. Untuk keperluan mix
F A/S ) 0,55 dan 0,35 serta design campuran beton dilakukan analisa
menggunakan polypropylene fiber berat jenis.
sebanyak 0 ; 0,3 ; 0,6 ; 0,9 kg/m3 dari 2. Agregat
campuran beton. a. Agregat Halus
4. Dari mix design akan didapatkan data – Agregat halus yang digunakan yaitu pasir
data mengenai kuat tekan dan kuat alami ( uncrushed ) yang berasal dari
lentur beton pada umur 28, 56, dan 90 Lumajang. Untuk keperluan mix desain
hari yang kemudian data – data tersebut beton dilakukan analisa ayakan, berat
di analisa. jenis, resapan, dan kadar lumpur.
5. Dari analisa data di atas akan di b. Agregat Kasar
dapatkan kombinasi antara fiber dalam Agregat kasar yang digunakan yaitu split
campuran beton yang terbaik untuk dengan ukuran maksimum 25 mm berasal
dijadikan sebagai bahan tambah dalam dari Pasuruan. Untuk keperluan mix
campuran beton. desain beton dilakukan analisa ayakan,
berat jenis, resapan, dan kadar lumpur.
- Variabel Uji
1. Sebagai variabel tetap ( polypropylene - Perencanaan Campuran Beton
fiber, agregat, semen, air ) Metode perencanaan campuran beton
2. Sebagai variabel bebas ( kuat tarik ( Mix design ) yang digunakan dalam
belah ) pada umur 28. 56 dan 90 hari. penelitian ini adalah metode ACI (
3. Sebagai variabel antara ( Faktor Air American Concrete Institut ). Dalam
Semen : 0,55 dan 0,35 ) penelitian ini, nilai faktor air semen
ditentukan sebesar 0,55 yang mewakili
- Pemilihan Bahan Campuran Beton faktor air semen untuk beton mutu normal
Polypropylene fiber yang digunakan dan 0,35 mewakili beton mutu tinggi.
sebagai campuran beton diperoleh dari
distributornya PT. Citra Prisma Mandiri, - Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
superplasticizer jenis LN dari PT SIKA Pembuatan campuran beton
Surabaya, sedangkan air diambil dari dilakukan dengan cara adalah sebagai
saluran air PDAM. berikut :
1. Menyiapkan semua bahan yang
dibutuhkan dengan jumlah sesuai
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

dengan mix design dengan koreksi cm dan tinggi 30 cm, dilakukan menurut
terhadap kelembapan masing – masing ketentuan ASTM C 496 – 94 “ Test Method
agregat. for Splitting Tensile Strength of Cylindrical
2. Mesin adukan ( molen ) diisi dengan air Concrete Specimens “. Pengetesan benda
secukupnya ( sekedar membasahi mesin
adukan tersebut ) lalu airnya dibuang. uji dipakai alat test tarik “ Universal
3. Agregat kasar dan agregat halus Testing Machine “ dengan kapasitas 100
dimasukkan ke dalam mesin aduk, ini ton. Umur pengujian 28, 56, dan 90 hari.
dilakukan agar agregat kasar dan agregat
halus bercampur dengan merata. Urutan – urutan kerja pelaksanaan
4. Kemudian semen dan fiber di masukkan pengujian test ini adalah sebagai berikut :
ke dalam mesin aduk sampai tercampur 1. Benda uji dimasukkan pada mesin test
merata, lalu masukkan air sesuai dengan dengan posisi tidur( mendatar), baru
ukuran yang tercantum dalam mix kemudian mesin test dijalankan.
design yang sudah disesuaikan dengan
kelembapan yang terjadi. 2. Sisi sebelah atas silinder diberi plat
5. Pengadukan campuran beton dilakukan dengan tebal 4 mm, lebar 3 cm.
sekurang – kurangnya 1,5 menit atau 3. Pembebanan dimulai secara perlahan
sampai diperoleh campuran beton yang dengan kecepatan pembebanan yang
seragam. konstan sampai benda uji hancur (
6. Setelah campuran beton sudah seragam, terbelah ).
tuangkan campuran tersebut dalam 4. Saat benda uji hancur, beban terakhir
cetakan benda uji yang telah disiapkan. yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
beban dicatat dan di kumpulkan dalam
Perawatan benda uji dimulai 1 hari
setelah pengecoran dan cetakan telah satu tabel untuk data analisa.
dibuka. Setelah benda uji dikeluarkan dari
cetakan bersihkan benda uji dari kotoran Adapun rumus yang digunakan
yang menempel dan berikan tanda pada dalam perhitungan besarnya kuat tarik yang
masing – masing benda uji, kemudian terjadi pada benda uji silinder adalah :
rendam benda uji dalam air tawar sampai
2xP
waktu pengujian test tekan dan test tarik. ft =
- Pengujian Kuat Tarik Belah
π xDxL
Benda uji test kuat tarik belah berupa Dimana : ft = Kuat tarik ( Kg/cm2 )
silinder dengan dimensi penampang φ 15 P = Beban hancur ( Kg )
D = Diameter silinder ( 15 cm )
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 4, No.1, Oktober 2007

L = Panjang silinder ( 30 cm )
Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton Umur
HASIL DAN PEMBAHASAN 28 Hari untuk Beton Mutu Tinggi
- Analisa Hasil Uji Kuat Tarik Belah
Data hasil test kuat tarik belah fct
Beban Kuat Tarik
fct Rata–
silinder φ 15 cm tinggi 30 cm untuk beton Kode Hancur Belah
(Mpa ) rata
P ( Kg ) ( Kg/cm2 )
normal dan beton mutu tinggi fiber pada (Mpa )
umur pengujian 28, 56 dan 90 hari, dengan E1 22,540 31,89 3.13
E2 23,600 33,39 3.27 3,19
jumlah benda uji sebanyak 72 buah. Data – E3 22,900 32,40 3.18
data hasil uji test kuat tarik belah ini F1 23,350 33,03 3.24
sekaligus dengan analisanya disusun secara F2 23,400 33,10 3.25 3,.24
F3 23,400 33,10 3.25
tabulasi sebagai berikut : G1 23,600 33,39 3.27
G2 23,500 33,25 3.26 3.,26
Tabel 1. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton G3 23,400 33,10 3.25
Umur 28 Hari untuk Beton Normal H1 23,700 33,53 3.29
H2 23,800 33,67 3.30 3,.29
H3 23,700 33,53 3.29
K Kuat f ct
Beban f ct Sumber : data hasil uji
o Tarik Rata–
d
Hancur (Mpa)
Belah rata
P ( Kg )
e Kg/cm2 (Mpa)
A1 17,900 25.32 2.48
A2 17,800 25.18 2.47 2,48
A3 17,850 25.25 2.48
B1 18,050 25.54 2.50
B2 18,100 25.61 2.51 2,50
B3 17,900 25.32 2.48
C1 18,150 25.68 2.52
C2 18,210 25.76 2.53 2,.52
C3 18,200 25.75 2.52
D1 18,300 25.89 2.54
D2 18,430 26.07 2.56 2.,55
D3 18,330 25.93 2.54 Gambar 1. Hubungan Antara Kuat Tarik Belah
dengan Variasi Fiber Umur 28 Hari
Sumber : data hasil uji
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

Pada grafik 1 dapat diilihat bahwa Tabel 4. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton Umur 56
hasil kuat tarik belah maksimum untuk Hari untuk Beton Mutu Tinggi
beton mutu normal pada umur 28 hari Beban Kuat Tarik fct
fct
Kode Hancur Belah Rata–rata
mengalami peningkatan sebesar 6,25 % ( Mpa )
P ( Kg ) ( Kg/cm2 ) (Mpa )
dengan variasi 0,9 Kg/m3 fiber sedangkan E4 23,510 33,26 3,26
untuk beton mutu tinggi mengalami E5 23,990 33,94 3,33 3,26
peningkatan kuat tarik belah sebesar 3,13 % E6 23,000 32,54 3,19
dengan variasi 0,9 Kg/m3 fiber
F4 23,550 33,32 3,27
dibandingkan dengan beton tanpa fiber.
F5 23,450 33,17 3,25 3,28
Tabel 3. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton F6 24,000 33,95 3,33
Umur 56 Hari untuk Beton Normal
G4 23,280 32,93 3,23
K Kuat G5 24,550 34,73 3,41 3,32
Beban
o Tarik f ct f ct (Mpa)
Hancur G6 23,880 33,78 3,31
d Belah (Mpa ) Rata–rata
P ( Kg )
e Kg/cm2
H4 24,300 34,38 3,37
A4 18,050 25,54 2,50
H5 24,500 34,66 3,40 3,39
A5 17,950 25,39 2,49 2,50
H6 24,400 34,52 3,39
A6 18,100 25,61 2,51
Sumber : data hasil uji
B4 18.200 25,75 2,53
B5 18,250 25,82 2,53 2,53
B6 18,150 25,68 2,52
C4 18,300 25,89 2,54
C5 18,350 25,96 2,55 2,55
C6 18,400 26,03 2,55
D4 18,550 26,24 2,57
D5 18,500 26,17 2,57 2,57
D6 18,500 26,17 2,57
Gambar 2. Hubungan Antara Kuat Tarik
Belah dengan Variasi Fiber Umur 56
Sumber : data hasil uji Hari
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 4, No.1, Oktober 2007

Pada grafik 2 dapat dilihat hasil uji


kuat tarik belah maksimum untuk beton Tabel 6. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton
mutu normal pada umur 56 hari mengalami Umur 90 Hari untuk Beton Mutu Tinggi
peningkatan sebesar 2,8 % dengan variasi
0,9 Kg/m3 fiber sedangkan untuk beton Beban
Kuat
f ct
Tarik
mutu tinggi mengalami peningkatan kuat Kode Hancur
Belah
f ct
(Mpa) (Mpa)
tarik belah sebesar 3,99 % dengan variasi P (Kg ) Rata–rata
(Kg/cm2)
0,9 Kg/m3 fiber dibandingkan dengan beton
tanpa fiber. E7 23,650 33,46 3,28

E8 23,750 33,60 3,30 3,30


Tabel 5. Hasil Uji Kuat Tarik Belah Beton
Umur 90 Hari untuk Beton Normal
E9 23,850 33,74 3,31

K Kuat F ct
Beban F7 23,900 33,81 3,62
o Tarik f ct Rata–
Hancur
d Belah (Mpa) rata
P ( Kg ) F8 23,950 33,88 3,32 3,33
e (Kg/cm2 ) (Mpa )
A7 18,100 25,61 2,51
F9 24,050 34,02 3,34
A8 18,150 25.68 2,52 2,52
G7 24,300 34,38 3,37
A9 18,200 25.75 2,53
B7 18,300 25.89 2,54 G8 24,890 35,21 3,45 3,40
B8 18,200 25.75 2,53 2,54
G9 24,400 34,52 3,39
B9 18,350 25.96 2,55
C7 18,600 26.31 2,58 H7 25,350 35,86 3,52

C8 18,500 26.17 2,57 2,58 H8 24,990 35,35 3,47 3,49


C9 18,600 26.31 2,58
H9 25,200 35,65 3,50
D7 19,400 27.45 2,69
D8 18,470 26.13 2,56 2,60
D9 18,310 25.90 2,54 Sumber : data hasil uji

Sumber : data hasil uji


PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

SIMPULAN
Berdasarkan data hasil uji dan grafik
yang dihasilkan pada penelitian
penggunaan serat polypropilene untuk
meningkat kuat tarik belah beton dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil tes tarik belah benda uji silinder,
beton dengan fiber polypropylene
mengalami peningkatan kuat tarik
belah dibandingkan dengan beton tanpa
fiber.
Gambar 3. Hubungan Antara Kuat Tarik Belah 2. Peningkatan kuat tarik belah yang
dengan Variasi Fiber Umur 90 Hari paling optimum untuk FAS 0,55 yaitu
2,60 Mpa dengan kenaikan sebesar
Pada grafik 3 kuat tarik belah 3,17 % dengan menggunakan variasi
maksimum untuk beton mutu normal pada fiber 0,9 Kg/cm2 dibandingkan beton
umur 90 hari mengalami peningkatam tanpa fiber. Dan peningkatan kuat tarik
sebesar 3,17 % dengan variasi 0,9 Kg/m3 belah yang paling optimum untuk FAS
fiber sedangkan untuk beton mutu tinggi 0,35 yaitu 3,49 Mpa dengan kenaikan
mengalamii peningkatan kuat tarik belah sebesar 5,76 % dengan menggunakan
sebesar 5,76 % dengan variasi 0.9 Kg/m3 variasi fiber 0,9 kg/cm2 dibandingkan
fiber dibandingkan dengan beton tanpa beton tanpa fiber.
fiber. 3. Beton yang menggunakan
Dari penelitian di atas dapat polypropylene fiber sebagai bahan
dinyatakan bahwa dengan pemakaian dosis tambah dalam campuran beton dapat
fiber sebanyak 0,9 Kg/m3 pada campuran digunakan karena memberikan hasil
beton dapat meningkatkan kuat tarik belah peningkatan kuat tarik belah yang jauh
beton. Semakin banyak jumlah fiber yang lebih baik dibandingkan dengan beton
digunakan akan dapat mengisi rongga– yang tidak menggunakan
rongga udara didalam beton, dan fiber juga polypropylene fiber.
dapat berfungsi sebagai tulangan didalam
beton, sehingga kekuatan tarik belah beton Setelah melihat hasil penelitian dan
tersebut akan bertambah. menyadari kekurangan dalam pelaksanaan
JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 4, No.1, Oktober 2007

maupun mutu pelaksanaan sehubungan Arde, Penggunaan Polypropylene Fiber


dengan lingkup penelitian, maka dapat Dintinjau terhadap Mekanisme
diberikan saran–saran sebagai berikut : Tekan dan Lentur pada Campuran
1. Untuk memperjelas penggunaan serat Beton Normal, Surabaya : Teknik
polypropylene terhadap kuat tarik belah Sipil UPN “Veteran” Jawa Timur,
maka sebaiknya spektrum variabel 2005.
dosis penambahan polypropylene fiber
Dina, Pengaruh Penggunaan Polypropylene
dan variabel faktor air semen perlu
Fiber Terhadap Penyusutan Pada
ditambah.
Saat Pre-hardening Stage, Surabaya :
2. Pada pelaksanaan pembuatan beton
Teknik Sipil UPN “ Veteran ” Jawa
harus dilakukan secara hati-hati baik
Timur, 1999.
dalam pencampuran material maupun
penambahan bahan tambahan Edhi, W.S., Pengaruh Penambahan Styrene
( polypropylene fiber ) dalam molen Butadiene Latex ( Sika Latex ) Pada
dan pada saat pengrojokan dengan Campuran Beton Terhadap Sifat
tujuan hasil yang diperoleh mencapai Phisis dan Mekanis Beton, Surabaya
nilai optimum. : Teknik Sipil Program Pasca Sarjana
ITS, 1996
DAFTAR PUSTAKA L.J. Murdock, K.M. Brook, Bahan dan
Praktek Beton, Erlangga, Jakarta,
ACI Materials Journal, Air – Void Stability
1999
Field Test of Superplastiazed
Concrete, Januari – Februari, 1990. Made, D.A., “Studi Perilaku Mekanisme
Lentur Beton Fiber Beneser
Aman Subakti, Teknologi Beton Dalam
Komposit Mutu Tinggi”, Surabaya :
Praktek, Surabaya : Institut
Teknik Sipil Program Pasca Sarjana
Teknologi Sepuluh November
ITS, 2001
Surabaya, 1994.
Mulyono, T., Teknologi Beton, Cetakan
American Society for Testing and Material,
Pertama, Yogyakarta : ANDI, 2004.
Concrete and Aggregates, Annual
Book of ASTM Standards, Nawy., Edward. G., Reinforce Concrete a
Vol.04.02.1995, Philadelphia : Fundamental Approach Terjemahan,
ASTM 1995. Mekanik Beton Normal, Surabaya :
PENGGUNAAN SERAT POLYPROPYLENE UNTUK MENINGKATKAN KUAT TARIK BELAH BETON
Wahyu Kartini

Teknik Sipil Program Pasca Sarjana


ITS, 2002.
Safrin , Z., Pengaruh Penggunaan Fiber
Polypropylene Terhadap Perilaku
Cetakan Pertama, Bandung : PT.
Eresco, 1990.

Anda mungkin juga menyukai