Anda di halaman 1dari 13

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit Meningitis

1. Pengertian
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran
atau selaput otak yang melapisi otak dan syaraf tunjang.Meninges dapat disebabkan
berbabagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar ke dalam
darah dan berpindah ke dalam cairan otak.
Istilah meningitis yang secara lengkap merupakan istilah bagi meninges
mengikokus adalah infeki pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang
belakang .Radang lapisan otak dan urat saraf pusat belakang (spinal card) dengan
melibatkan sistem motoric dan juga mental.Bisa disebablan oleh sebagian bakteri,
virus, atau mikoorganisme lainnya. Bentuk yang amat serius disebabkan oleh
organisme yang disebut menigococcus
Bakteri-bakteri ini biasa muncul dalam manusia tanpa menimbulkan efek atau
penyakit apapun, atau bisa juga menyebabkan penyakit yang serius. Bila
menigococcusmencapai otak atau urat saraf tulang belakang akan timul radang yang
serius atau meningitis. Jika tidak diobati, penyakit ini akan berakibat fatal.Pada
kasus yang ada jika selamat dari kematian, maka akan menjadi cacat seperti tuli dan
lumpuh.

2. Etiologi

a. Bakteri; haemophilus influenza (tipe B), streptoccus pneumonia, Neisseria


meningitis, hemolytic streptococcus, staphylococcus auera, e.coli
b. Faktor predisposisi : Jenis kelamin : laki-laki lebih sering dibandingkan
dengan wanita

4
5

c. Faktor maternal : rupture membrane fetal, infeksi maternal pada minggu


terakhir kehamilan
d. Factor imunologi : defisesiensi mekanisme imun, defissiensi immunoglobulin,
anak yang mendapat obat-obat imonosupresi
e. Anak dengan kelainan saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala Meningitis pada anak anak : demam tinggi, sakit kepala,
muntah yang diikuti dengan perubahan sensori, kejang, halusinasi terstimuli dan
teragitasi, fotofobia, delirium, halusinasi, perilaku agresif atau maniak, stupor,
koma kaku kuduk, opositotonus. Tanda kernig dan brudzinski positif, reflex
fisiologis hiperaktif ptechiae atau pruritus (menunjukan adanya infeksi
meningococcal)

4. Patofisiologi
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari tonsil, bronkus, saluran cerna.
Diotak mikoorganisme berkembang biak membentuk koloni. Toksik yang
dihasilan oleh mikoorganisme melalui hematogen sampai ke hipotalamus.Volume
pustula yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan
intracranial.Desakan tersebut dapat meningkatkan rangsangan di korteks serebri
yang terdapat pusat pengaturan sistem gastrointestinal sehingga merangsang
munculna muntah dengan dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat
persnafasan.Peningkatan Intrakanial juga dapat berdampak pada munculnya fase
eksitasi yang terlalu cepat pada neuron sehingga mwmunclkan kejang.Respon
saraf juga tidak bisa berlangsung secara kondusif, ini yang secara klinis dapat
memunculkan respon patologis pada jaringan tersebut seeperti munculnya tanda
Kernig dan Brudinsky. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada pathway berikut
6

Gambar 2.1
Pathway

Tonsilitis, bronkolitis, typus abdomenalis dan penyakit lain

Mikroorganisme secara hematogen sampai ke meningen

Meningitis

Mikoorganisme menskresi toksik Kenaikan volume dan peningkatan viskositas LCS

Toksemia Penurunan penyerapan cairan LCS

Peningkatan suhu oleh pengaturan hipotalamus Peninkatan tekanan intrakranial

Depresi pada pusat kesadaran,


Hipertemia
memori, respon lingkungan luar Peninigkatan eksitasi neuron

Peningkatan output cairan Penurunan kesadaran Kejang

Penurunan sekresi trakeobronkial Spasme otot bronkus


Resiko cidera
Penumpukan secret ditrakea,bronkus fisik

Gangguan bersihan jalan


nafas

Penyempitan lumen trakea,bronkus

Penurunan masukan oksigen

Penurunan oksigen darah

Gangguan perfusi
jaringan

Gambar pathway meningitis (Sumber : Riyadi dkk,2013)


7

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fungsi lumbal : tekanan cairan meningkat,jumlah sel darah putih
meningkat, glukosa menurun, protein meningkat
b. Kultur darah
c. Kultur swab hidung dan tenggorokan

6. Komplikasi
a. Hiddrosefalus obstruktif
b. Meningococcal friderichsen (mengingocemia)
c. Sindrom Water friderichsen (septik syok,DIC,perdarahan adrenal)
d. SIADH (Syndrome Inappropriate AntidiureticHormone)
e. e.Efusi subdural
f. Kejang
g. Edema dan herniasi serebral
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. h. Attention deficit disorder

B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


1. Teori konsep kebutuhan dasar manusia
Menurut Abraham Maslow dalam (Mubarak & Cahyatin,2007), banyak
ahli filsafat, psikologis, dan fisiologis menguraikan kebutuhan manusia dan
membahasnya dari berbagai segi. Sekitar tahun 1950, Abraham Maslow seorang
psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia
yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Maslow. Hierarki
tersebut meliputi 5 katagori kebutuhan dasar yakni:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs). Kebutuhan ini meliputi, kebutuhan
oksigenasi dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan
8

makanan, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan kesehatan temperature


tubuh.
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety and Security Needs). Kebutuhan
ini meliputi kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, kerusakan integritas
kulit, panas, penyebaran infeksi, bebas dari rasa takut dan kecemasan, bebas
dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing.
c. Kebutuhan Rasa Cinta, memiliki dan memiliki (Love and Belonging Needs).
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih saying, perasaan dimiliki
dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan,
mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan
social.
d. Kebutuhan harga diri ( Self-Esteem Needs). Kebutuhan ini meliputi peraaan
tidak bergantung pada orang lain, kompeten, penghargaan terhadap diri sendiri
dan orang lain.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for Self Actualization). Kebutuhan ini
meliputi dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami
potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi.
Meningitis berdasarkan manifestasi klinis menurut (Soemantri,2009). Jika
dikaitkan dengan kebutuhan dasar manusia menurut Maslow maka akan di
dapatkan masalah yang mengganggu kebutuhan aktivitas.

2. Kebutuhan Fisilogis
a. Kebutuhan Oksigenasi
Peningkatan sekresi trakeobronkial dan spasme otot bronkial dapat
menjadikan jalan nafas sempit sehingga asupan oksigen mengalami
penurunan.Pada pengkajian ini mungkin ditemukan anak terlihat pucat sampai
kebiruan terutama dijaringan perifer.Anak juga terlihat frekuensi
9

pernafasannya meningkat > 30x/menit sebagai kompensasi pemenuhan


kebutuhan oksigen tubuh.

C. Konsep Proses Keperawatan pada Anak Meningitis


1. Pengkajian
Pengkajian fokus yang memungkinkan muncul pada anak dengan Meningitis
a. Riwayat kesehatan
Anak yang menderita Meningitis mengalami gejala awal seperti peradangan
pada jaringan tubuh umumnya yaitu munculnya peningkatan suhu tubuh
beberapa hari.
b. Keluhan utama
Anak yang dibawa ke rumah sakit biasanya sudah mengalami peningkatan
suhu tubuh yang kadang diikuti dengan penurunan kesadaran dan kejang.
c. Kondisi fisik
Kesadaran anak menurun apatis sampai dengan nilai GCS yang berkisar
antara 3 sampai dengan 9.Kondisi ini diikuti dengan peningkatan denyut
jantung yang terkesan lemah dan frekuensi > 100x/menit.Frekuensi
pernapasan juga meningkat 30x/menit dengan irama kadang dangkal kadang
dalam.
Pada pengkajian persarafan di jumpai kaku kuduk dengan reflek Kernig dan
Brudiznky positif. Turgor anak juga mungkin mengalami penurunan akibat
peningkatan kehilangan Cairan melalui proses evaporasi. Kualitas penurunan
cairan juga dapat dapat dibuktikan dengan mukosa bibir yang kering dan
penurunan berat badan anak.
d. Kebutuhan fungsional
a. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
b. Kebutuhan oksigenasi
c. Kebutuhan cairan dan elektrolit
10

e. Pengkajian pertumbuhan dan perkembangan anak


Karena organ yang mengalami gangguan adalah organ yang berkaitan dengan
fungsi memori, fungsi pengaturan motoric dan sensorik dang pengaturan yang
lain maka anak kemungkinan besar dapat mengalami masalah ancaman
pertumbuhan dan perkembangan seperti retardasi mental gangguan kelemahan
atau ketidakmampuan menggerakan tangan maupun kaki (paralisis). Karena
gangguan tesebut anak dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai
kemampuan sesuai dengan tahapan usia misalnya 4 tahun sudah bisa
menggosok gigi ketika diberi gosok gigi anak masih bingung.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan yang mengurangi,menghilangkan atau
mencegah mesalah kesehatan klien (Tarwoto dan Wartonah, 2004)
Diagnosa yang muncul pada anak Meningitis dengan
a. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d Infeksi Otak
b. Defisit Nutrisi b,d Ketidakmampuan Mengabsorbsi Nutrien
c. Hipertermia b.d Proses Penyakit (Infeksi)

3. Perencanaan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan merupakan tindakan yang dapat
mencapai tiap tujuan khusus, perencanaan keperawatan meliputi, perumusan
tujuan, tindakan dan rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat
diatasi (Ali,Z,2002).
11

Tabel 2.1
Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan NOC NIC

1. Resiko Perfusi Serebral Tidak  Perfusi jaringan: Serebral (406)  Manajemen Edema Serebral
Efektif b.d Infeksi Otakdengan 1. Tekanan darah sistolik (2540)
karakteristik : 2. Tekanan darah diastolik 1. Monitor tanda-tanda vital
- Kesadaran somnolens 3. Sakit kepala 2. Kurangi stiumulus dalam
E3V2M4 4. Muntah lingkungan pasien
- Klien tampak lemah 5. Demam 3. Posisikan tinggi kepala tempat
6. Penurunan tingkat kesadaran tidur 30derajat atau lebih
- Klien tampak kejang
4. Batasi cairan
5. Lakukan latihan rom pasif
6. Pertahankan suhu normal
7. Lakukan tindakan pencegahan
terjadinya kejang

2. Defisit Nutrisi b.d  Status nutrisi (1004)  Manajemen nutrisi (1100)


Ketidakmampuan Mengabsorbsi 1. Asupan gizi 1. Tentukan status gizi pasien dan
Nutrien dengan karakteristik: 2. Asupan makanan kemampuan pasien untuk
- Berat badan 14kg dengan 3. Asupan cairan memenuhi kebutuhan gizi
Nilai IMT 14 4. Energy 2. Identifikasi adanya alergi atau
- Klien tampak kurus 5. Rasio berat badan /tinggi badan intoleransi makanan yang
- Membran mukosa pucat 6. Hidrasi dimiliki pasien
12

- Klien memiliki riwayat gizi 3. Tentukan jumlah kalori dan


buruk dan TBC jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan
gizi
4. Ciptakan lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi makanan
5. Lakukan atau bantu pasien
terkait dengan perawatan mulut
sebelum makan
6. Anjurkan pasienuntuk duduk
pada posisi tegak di kursi jika
memungkinkan
7. Pastikan makanan yang
disajikan dengan cara yang
menarik dan pada suhu yang
paling cocok
8. Anjurkan keluarga membawa
makanan yang disukai pasien
9. Tawarkan makanan ringan yang
padat gizi
10. Pastikan diet mencakup
makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi

 Manajemen gangguan makanan


(1030)
1. Kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya untuk
13

mengembangkan rencana
keperawatan
2. Tentukan pencapaian berat
badan harian sesuai dengan
keinginan
3. Dorong klien untuk
mendiskusikan makanan yang
disukai bersama ahli gizi
4 Monitor asupan kalori makanan
harian
Batasi aktivitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan
14

3 Hipertemia berhubungan dengan  Termogulasi (800)  Perawatan demam (3740)


proses penyakit (Infeksi) dengan 1 Merasa merinding saat 1 Pantau suhu tubuh dan
karakteristik : dingin tanda tandavital lainnya
- Suhu tubuh 38,5°C 2 Berkeringat saat panas 2 Monitor warna kulit dan
- Kejang 3 Menggigil saat dingin suhu
- Kulit terasa hangat 4 Tingkat pernapasan 3 Monitor asupan dan
5 Melaporkan kenyamanan keluaran,sadari
suhu perubahan kehilangan
6 Hipertermia cairan yang tidak
7 Sakit kepala dirasakan
4 Beri obat atau cairan IV
(misalnya antiseptik)
5 Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringan tergantung pada
fase demam
6 Dorong konsumsi cairan
7 Bekan oksigen yang
sesuai
8 Pantau komplikasi yang
berhubungan dengan
demam serta tanda dan
gejala kondisi penyebab
demam (misalnya
kejang)
9 Pastikan tanda lain yang
15

terpantau pada
orangtua,karena hanya
menimbulkan demam
ringan atau tidak demam
sama sekali selama prses
infeksi
16

4. Implementasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), implementasi merupakan
tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan.Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi.
Tujuan dari pelaksana adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yang mencakup penimgkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pemulihan kesehatan.Pada tahap ini dilaksanakan tindakan
keperawatan berdasarkan pada rencana keperawatan yang telah dibuat sesuai
teori dan hampir semua terlaksana.

5. Evaluasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), evaluasi perkembangan klien
dapat dilihat dari hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan feedback terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai