BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran
atau selaput otak yang melapisi otak dan syaraf tunjang.Meninges dapat disebabkan
berbabagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar ke dalam
darah dan berpindah ke dalam cairan otak.
Istilah meningitis yang secara lengkap merupakan istilah bagi meninges
mengikokus adalah infeki pada selaput yang menyelimuti otak dan sumsum tulang
belakang .Radang lapisan otak dan urat saraf pusat belakang (spinal card) dengan
melibatkan sistem motoric dan juga mental.Bisa disebablan oleh sebagian bakteri,
virus, atau mikoorganisme lainnya. Bentuk yang amat serius disebabkan oleh
organisme yang disebut menigococcus
Bakteri-bakteri ini biasa muncul dalam manusia tanpa menimbulkan efek atau
penyakit apapun, atau bisa juga menyebabkan penyakit yang serius. Bila
menigococcusmencapai otak atau urat saraf tulang belakang akan timul radang yang
serius atau meningitis. Jika tidak diobati, penyakit ini akan berakibat fatal.Pada
kasus yang ada jika selamat dari kematian, maka akan menjadi cacat seperti tuli dan
lumpuh.
2. Etiologi
4
5
4. Patofisiologi
Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari tonsil, bronkus, saluran cerna.
Diotak mikoorganisme berkembang biak membentuk koloni. Toksik yang
dihasilan oleh mikoorganisme melalui hematogen sampai ke hipotalamus.Volume
pustula yang semakin meningkat dapat mengakibatkan peningkatan
intracranial.Desakan tersebut dapat meningkatkan rangsangan di korteks serebri
yang terdapat pusat pengaturan sistem gastrointestinal sehingga merangsang
munculna muntah dengan dengan cepat, juga dapat terjadi gangguan pusat
persnafasan.Peningkatan Intrakanial juga dapat berdampak pada munculnya fase
eksitasi yang terlalu cepat pada neuron sehingga mwmunclkan kejang.Respon
saraf juga tidak bisa berlangsung secara kondusif, ini yang secara klinis dapat
memunculkan respon patologis pada jaringan tersebut seeperti munculnya tanda
Kernig dan Brudinsky. Untuk lebih jelas bisa dilihat pada pathway berikut
6
Gambar 2.1
Pathway
Meningitis
Gangguan perfusi
jaringan
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Fungsi lumbal : tekanan cairan meningkat,jumlah sel darah putih
meningkat, glukosa menurun, protein meningkat
b. Kultur darah
c. Kultur swab hidung dan tenggorokan
6. Komplikasi
a. Hiddrosefalus obstruktif
b. Meningococcal friderichsen (mengingocemia)
c. Sindrom Water friderichsen (septik syok,DIC,perdarahan adrenal)
d. SIADH (Syndrome Inappropriate AntidiureticHormone)
e. e.Efusi subdural
f. Kejang
g. Edema dan herniasi serebral
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. h. Attention deficit disorder
2. Kebutuhan Fisilogis
a. Kebutuhan Oksigenasi
Peningkatan sekresi trakeobronkial dan spasme otot bronkial dapat
menjadikan jalan nafas sempit sehingga asupan oksigen mengalami
penurunan.Pada pengkajian ini mungkin ditemukan anak terlihat pucat sampai
kebiruan terutama dijaringan perifer.Anak juga terlihat frekuensi
9
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan yang mengurangi,menghilangkan atau
mencegah mesalah kesehatan klien (Tarwoto dan Wartonah, 2004)
Diagnosa yang muncul pada anak Meningitis dengan
a. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d Infeksi Otak
b. Defisit Nutrisi b,d Ketidakmampuan Mengabsorbsi Nutrien
c. Hipertermia b.d Proses Penyakit (Infeksi)
3. Perencanaan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan merupakan tindakan yang dapat
mencapai tiap tujuan khusus, perencanaan keperawatan meliputi, perumusan
tujuan, tindakan dan rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
analisa pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat
diatasi (Ali,Z,2002).
11
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
1. Resiko Perfusi Serebral Tidak Perfusi jaringan: Serebral (406) Manajemen Edema Serebral
Efektif b.d Infeksi Otakdengan 1. Tekanan darah sistolik (2540)
karakteristik : 2. Tekanan darah diastolik 1. Monitor tanda-tanda vital
- Kesadaran somnolens 3. Sakit kepala 2. Kurangi stiumulus dalam
E3V2M4 4. Muntah lingkungan pasien
- Klien tampak lemah 5. Demam 3. Posisikan tinggi kepala tempat
6. Penurunan tingkat kesadaran tidur 30derajat atau lebih
- Klien tampak kejang
4. Batasi cairan
5. Lakukan latihan rom pasif
6. Pertahankan suhu normal
7. Lakukan tindakan pencegahan
terjadinya kejang
mengembangkan rencana
keperawatan
2. Tentukan pencapaian berat
badan harian sesuai dengan
keinginan
3. Dorong klien untuk
mendiskusikan makanan yang
disukai bersama ahli gizi
4 Monitor asupan kalori makanan
harian
Batasi aktivitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan
14
terpantau pada
orangtua,karena hanya
menimbulkan demam
ringan atau tidak demam
sama sekali selama prses
infeksi
16
4. Implementasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), implementasi merupakan
tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan.Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi.
Tujuan dari pelaksana adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yang mencakup penimgkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, dan pemulihan kesehatan.Pada tahap ini dilaksanakan tindakan
keperawatan berdasarkan pada rencana keperawatan yang telah dibuat sesuai
teori dan hampir semua terlaksana.
5. Evaluasi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), evaluasi perkembangan klien
dapat dilihat dari hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana
tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan feedback terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan.