MANAJEMEN 41
1. Sejarah
Istilah itu pun sama dengan yang terdapat dalam Undang-Undang Perguruan
Tinggi Negeri Belanda Hoger Onderwijswet 1920. Di zaman kemerdekaan, yang
pertama kali menggunakan istilah ‘Pengantar Ilmu Hukum’ adalah Perguruan Tinggi
Gajah Mada yang didirikan di Yogyakarta 13 maret 1946. Pengantar Ilmu Hukum (PIH)
kerapkali oleh dunia studi hukum dinamakan ‘Encyclopedia Hukum’, yaitu mata kuliah
dasar yang merupakan pengantar (introduction dan inleiding) dalam mempelajari ilmu
hukum. Dapat pula dikatakan bahwa PIH merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut
dalam studi hukum yang mempelajari pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar
tentang sendi-sendi utama ilmu hukum.
Pengantar ilmu hukum dalam arti luas bermaksud mempelajari dasar-dasar atau
sendi-sendi hukum di dalam mengantarkan orang yang mau belajar hukum yang
sebenarnya. Jadi pengantar ilmu hukum adalah mata kuliah dasar yang bertujuan untuk
memperkenalkan ilmu hukum secara keseluruhan dalam garis besar.
Supaya tujuan hukum tercapai, maka hukum harus ditaati dan dipatuhi. Pada
gilirannya supaya harus dipatuhi secara sukarela, hukum harus sesuai dengan rasa
keadilan manusia dalam pergaulan hidup.
Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi menjadi tiga :
a) Berisi tentang perintah, artinya kaidah hukum tersebut mau tidak mau harus
dijalankan atau ditaati, misalnya ketentuan syarat sahnya suatu perkawinan, ketentuan
wajib pajak dsb.
b) Berisi larangan, yaitu ketentuan yang menghendaki suatu perbuatan tidak boleh
dilakukan misalnya dilarang mengambil barang milik orang lain, dilarang bersetubuh
dengan wanita yang belum dinikahi secara sah dsb.
c) Berisi perkenan, yaitu ketentuan yang tidak mengandung perintah dan larangan
melainkan suatu pilihan boleh digunakan atau tidak, namun bila digunakan akan
mengikat bagi yang menggunakannya, misalnya mengenai perjanjian perkawinan, pada
waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan
bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat
perkawinan. Ketentuan ini boleh dilakukan boleh juga tidak dilaksanakan.
5. Tujuan Hukum
Tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup secara damai. Perdamaian di
antara manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-
kepentingan manusia yang tertentu, kehormatan, kemerdekaan, jiwa, harta benda, dsb
terhadap yang merugikan. Karena hukum hanya dapat mencapai tujuan jika menuju
peraturan yang adil, artinya aturan pada mana terdapat keseiombangan antara
kepentingan-kepentingan yang dilindungi. Keadilan tidak boleh dipandang sama arti
dengan persamarataan. Keadilan bukan berarti bahwa tiap-tiap orang memperoleh
bagian yang sama. Aristoteles dua macam keadilan, keadilan distributief” dan keadilan
“commutatief”.
Keadilan distributief ialah keadilan yang memberikan kepada tiap-tiap orang jatah
menurut jasanya. Keadialan comutatief ialah keadilan keadilan yang memberikan pada
setiap orang sama banyaknya dengan tidak melihat jasa-jasa perseorangan. Ada teori
yang mengajarkan bahwa bahwa hukum semata-mata menghedaki keadilan. Jika
hukum semata-mata menghendaki keadilan, jadi semata-mata mempunyai tujuan
memberi tiap-tiap orang apa yang patut diterimanya, maka ia tak dapat membentuk
peraturan umum. Hukum ingin menjamin kebahagian yang terbesar untuk jumlah
manusia yang terbesar. Jadi tujuan hukum adalah tata tertib masarakat yang damai dan
adil.
6. Fungsi Hukum
a) Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hukum
sbg petunjuk bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya perintah
dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban masyarakat
dapat direalisir.
b) Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Hukum yg
bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang
membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumanya
(penjara, dll) dan dapat diterapkan kepada siapa saja. Dengan demikian keadilan akan
tercapai.
c) Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena ia mempunyai
daya mengikat dan memaksa dapat dimanfaatkan sebagai alat otoritas untuk
mengarahkan masyarakat ke arah yg maju.
d) Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak hanya
mengawasi masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk mengawasi pejabat
pemerintah, para penegak hukum, maupun aparatur pengawasan sendiri. Dengan
demikian semuanya harus bertingkah laku menurut ketentuan yg berlaku dan
masyarakt pun akan merasakan keadilan.
e) Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan pertingkaian. Contoh
kasus tanah.
Undang-Undang
Kebiasaan adalah suatu tata cara hidup yang di anut oleh suatu masarakat atau
suatu negara pada waktu yang lama pada hakekatnya memberikan pedoman bagi
masarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berfikir dan bersikaf tindak dalam
menghadapi berbagai hal dalam kehidupannya.
8. Kesimpulan
Pikiran anggapan tentang adil dan tidak adilnya mengenai hubungan antar
manusia. Apabila kita tinjau secara Formal, kita dapat memakai beberapa metode ,
yaitu metode monoisme dan metode dualiesme. Menurut metode monoisme, maka
hukum adalah himpunan kaidah-kaidah atau dassolen juga hukum adalah gejala
masarakat atau dassein. Metode dualisme adalah merupakan gabungan dari metode
deduktif dan induktif. Hukum dalam arti materil mengimplikasikan beberapa pendapat.
Kaitannya dengan pengertian hukum, maka Zenseimer dalam bukuknya rechtsociologis
membedakan hukum normatif, ideal dan hukum wajar. Selanjutnya hukum mempunyai
sumber yang mana sumber hukum ini didefinisikan segala sesuatu yang dapat
menimbulkan aturan hukum yaitu aturan-aturan yang mempunyai kekuasaan hukum
yang bersifat memaksa dan mempertahankan dengan sanksi. Sumber hukum dapat di
bedakan dalam:
1) Sumber hukum historis seperti code civil untuk pembuatan kitab undang-undang
hukum sipil, dokumen-dokumen surat dan keterangan lain yang memungkinkan
untuk mengetahui hukum yang berlaku pada masa tertentu.
2) Sumber hukum yang filosofis,yang terdiri dari, akal manusia, tuhan yang maha
esa.
Sumber hukum yang dipakai di Indonesia yaitu sumber hukum formal dari hukum
positif yang mencakup:
1) Undang-undang, termasuk undang-undang dasar
2) Kebiasaan
3) Traktat
4) Yurisfrudensi
5) Doktrin
Di dunia ada dua kelompok besar yang menjadi sistem hukum yaitu sistem
hukum kontinental dan sumber hukum anglosaxon. Menurut. Otje Selman, S.H pokok-
pokok persoalan yang ada, dalam sistem hukum adalah:
1) Unsur sistem hukum yang meliputi: hukum undang-undang, hukum kebiasaan,
hukum yurisprudensi, hukum traktat,hukum ilmiah.
2) Pembidangan sistem hukum yaitu ius constitum, ius constituendum
3) Pengertian dasar dalam sistem hukum: masyarakat hukum, subjek hukum, hak
dan kewajiban peristiwa hukum.
1) Kepolisian
2) Kejaksaan
3) Kehakiman
4) Rumah Tahanan Negara
5) Lembaga Pemasarakatan
6) Lembaga Bantuan Hukum