PELAYANAN IGD
RSUD BANYUMAS
RSUD BANYUMAS
2019
SURAT PERNYATAAN
Nomor : 445/02/01/402/rev.01/2019
Yang bertanda tangan dibawah ini Direktur RSUD Banyumas dengan ini
menyatakan bahwa :
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS
EDISI REVISI 2019
Disusun Oleh :
INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Banyumas
SUPRAPTINI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya
atas perkenanNya Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Banyumas dapat selesai. Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Banyumas akan digunakan dalam menjalankan kegiatan
pelayanan bagi petugas yang ada di Rumah Sakit Umum Banyumas.
diharapkan dengan adanya Pedoman ini dapat meningkatkan Pelayanan di
dalam Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit Umum Daerah Banyumas dan
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas di Instalasi Gawat
Darurat. Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya
atas bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat ini. Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan pedoman ini maka dari itu akan terus di perbaiki secara
berkesinambungan sesuai dengan tuntutan dalam pengembangan rumah sakit
ini
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Fungsi dan Kewenangan 2
PENUTUP 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap lapisan
masyarakat meliputi pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif yang
terpadu dengna pelayanan promotif dan preventif dalam keseimbangan fisik
dan mental.
RSUD Banyumas sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas milik
Pemerintah kabupaten Banyumas memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan professional kepada masyarakat dengan pelayanan yang
manusiawi dan terjangkau selama 24 jam dalam sehari untuk pelayanan
kasus gawat darurat.
Dalam manajemen RSUD Banyumas yang berdayaguna dan
berhasilguna, khususnya pada penatalaksanaan rumah sakit dalam
kegiatan pelayanan gawat darurat ini diperlukan suatu unit pelaksana
teknis yang bertanggungjawab untuk kegiatan pelayanan gawat darurat
tersebut.
Berdasarkan pada Perda No. 4 tahun 2001 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas maka dibentuk
Instalasi Gawat Darurat di RSUD Banyumas sebagai realisasi dari peraturan
perundangantersebut di atas.
Instalasi Gawat Darurat merupakan unit pelaksana teknis fungsional
rumah sakit di bawah Direktur, yang menunjang kegiatan pelayanan medis
dan asuhan keperawatan yang sifatnya segera untuk kasus-kasus yang
gawat dan atau darurat.
Kegiatan Instalasi Gawat Darurat meliputi manajemen sumber daya
rumah sakit di Instalasi Gawat Darurat dan asuhan keperawatan yang
menunjang pelayanan medis yang sifatnya segera utnuk kasus gawat dan
atau darurat yang dirujuk ke RSUD Banyumas Unit Swadana, dalam rangka
mewujudkan fungsi pelayanan kesehatan rumah sakit
1
MISI : 1. Menyelenggarakan pelayanan Gawat darurat yang cepat dan
tepat
2. Meningkatkan kemampuan Sumber daya manusia Gawat
Darurat melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan
2
BAB II
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
Tanggung Jawab:
Terselenggaranya kegiatan pelayanan medis yang sifatnya segera untuk
menangani kasus-kasus gawat dan atau darurat yang dirujuk ke Instalasi
Gawat Darurat RSUD Banyumas kapan saja dan penatalaksanaannya sumbe
rdaya rumah sakit di Instalasi Gawat Daruat, sehingga dapat memberikan
pelayanan gawat darurat secara professional, bermutu dan terjangkau.
Tugas Pokok:
Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi pelayanan
manajemen sumber daya rumah sakit di Instalasi Gawat Darurat yang
diperlukan untuk menunjang pelayanan medis yang sifatnya segera untuk
kasus-kasus gawat dan atau darurat yang dirujuk ke IGD RSUD Banyumas
Unit Swadana.
URAIAN TUGAS
Mengacu pada fungsi Instalasi Gawat Darurat, maka ditetapkan uraian
tugas dari Instalasi Gawat Darurat sbb:
1. Memberi pelayanan medis yang akurat dan cepat serta menyiapkan
sumber daya rumah sakit di IGD dan untuk terselenggaranya pelayanan
medis yang sifatnya segera untuk menangani kasus-kasus rujukan yang
gawat dan atau darurat.
2. Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dalam kaitannya
dengan tatakerja di Instalasi Gawat Darurat.
3. Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dalam kaitannya dengan
kegiatan di Instalasi Gawat Darurat.
3
4. Menetapakan uraian tugas bagi staf yang berada di Instalasi Gawat
Darurat.
5. Bertanggungjawab terhadap kebutuhan tenaga, peralataqn dan anggaran
biaya untuk menunjang kegiatan dan pelaksanaan tugas serta
pengembangan di IGD.
6. Mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan pengawasan semua peralatan dan
sarana umum maupun medis yang ada di Instalasi Gawat Darurat, dalam
rangka pengawasan peralatan dan sarana Instalasi Gawat Darurat agar
selalu dalam keadaan baik, lengkap dan siap pakai.
7. Mengkoordinir kebutuhan sarana penunjang pelayanan administrasi umum
dan ketatalaksanaan di Instalasi Gawat Darurat, sesuai dengan anggaran
yang tersedia.
8. Mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan pembinaan tenaga di Instalasi
Gawat Darurat, dalam rangka pembinaan staf di rumah sakit sehingga
terdapat semangat kerja dan keterampilan yang memadai.
9. Mengevaluasi staf yang berada di bawah Ka. Instalasi Gawat Darurat.
10. Melaporkan semua kejadian penting yang terjadi di Instalasi Gawat
Darurat baik secara lisan maupun secara tertulis kepada Direktur.
11. Membuat laporan kegiatan Instalasi Gawat Darurat secara berkala.
12. Melakukan evaluasi terhadap seua kegiatan Instalasi Gawat Darurat
dan bila mana perlu dapat membuat / mengusulkan saran-saran
perbaikan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
13. Memberi saran baik diminta atau tidak diminta kepada Direktur tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan bidang tugasnya.
14. Mempertanggungjawabkan tugas pokoknya kepada Direktur tentang
penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat dan bila
perlu dalam penyelenggaraannya dapat koordinasi dengan unit kerja /
Instalasi lain yang terkait.
15. Melaksanakan kegiatan lain sesuai dengan pengarahan dari Direktur.
PELAYANAN
Dengan mengacu pada PERDA PEMDA TK II Banyumas No. 1 Tahun 1996
tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Banyumas Unit Swadana, maka di
dalam penatalakasanaan Instalasi Gawat Darurat dipimpin oleh seorang
Kepala Instalasi Gawat Darurat dalam jabatan fungsional yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur.
Kepala Instalasi Gawat Darurat wajib mengelola sumber daya yang ada di
Instalasi Gawat Darurat untuk menunjang pelayanan medis yang sifatnya
4
segera untuk menangani kasus gawat dan atau darurat. Dalam
melaksanakan tugasnya wajib membuat laporan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan dan rencana kegiatan yang akan dilakukan kepada Direktur
setiap bulan sekali.
Dalam melaksanakan tugasnya Instalasi Gawat Darurat di Bantu oleh
seorang sekretaris dan Komandan Satuan Jaga. Dalam operasional pelayanan
kepada pasiengawat darurat yang dirujuk ke IGD dilaksanakan oleh petugas
jaga yang terdiri dari tenaga profesi paramedis yang merupakan tenaga tetap
IGD dan dibantu oelh tenaga-tenaga medis dari staf medis fungsional untuk
pelayanan medis di IGD, dan untuk menunjang atau mendukung pelayanan
medis tersebut yaitu tenaga asisten apoteker, tenaga analis laboratorium,
tenaga penata anastesi, tenaga penata radiology, tenaga rekam medis, tenaga
keuangan. Dalam memimpin kegiatan pelayanan Komandan Satuan Jaga
membawahi 4 petugas jaga yang bekerja secara shift: pagi, sore dan malam.
Kepala Instalasi menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara horizontal maupun vertical dalam lingkup Instalasi Gawat
Darurat, sesuai dengan tugasnya masing-masing dalam suatu satuan tugas.
Kepala Instalasi Gawat Darurat wajib membina, memantau, mengawasi
bawahan / staf masing-masing, serta melaporkan hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan dan melaporkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada Direktur sebulan sekali, yang merupakan salah satu system
pengawasan intern rumah sakit.
Bilamana Kepala Instalasi berhalangan melaksankan tugasnya, maka
wajib lapor kepada atasannya dan menunjuk penggantinya sementara, yaitu
staf di bwahnya dengan pangkat setingkat atau setingkat lebih rendah pada
daftar urutan kepangkatan. Demikian pula ketentuan ini berlaku pula untuk
komandan jaga.
5
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
Dasar : Perda No. 1 tahun 1996 tentang Struktur Organisasi dan Tetap
Organisasi RSUD Banyumas
DIREKTUR
BIDANG - BIDANG
KEPALA INSATALSI BIDANG-BIDANG
WAKIL KEPALA
INSTALASI
6
BAB III
STAF DAN PIMPINAN
ANALISA JABATAN
PERSYARATAN JABATAN:
Mempunyai kemampuan manajemen serta penguasaan peraturan
perundang undangan yang berlaku pada bidang tugasnya, khususnya
yang berkaitan dengan kegawatdaruratan.
Menguasai jangkauan tugas Kepala Instalasi Gawat Darurat.
Disamping itu dituntut suatu prestasi yang baik, dedikasi yang tinggi,
loyalitas yang tidak meragukan dan tidak tercela.
Memiliki sertifikat pelatihan PPGD
KRITERIA JABATAN:
Jabatan : Kepala Instalasi Gawat Darurat
Pendidikan Formal : Dokter yang bersertifikat PPGD/ATLS/BTLS atau
Dokter Ahli
Kepangkatan : Dokter Pratama Madya
2. PETUGAS ADMINISTRASI
Petugas Administrasi adalah staf pembantu pimpinan yang bertugas
mengelola kegiatan administrasi, perkantoran, logistic, ketenagaan dan
kerumahtanggaan Instalasi dalam rangka untuk dapat terselenggaranya
kegiatan-kegiatan pelayanan Instalasi Gawat Darurat. Oleh sebab itu
7
dalam penempatan pejabat yang ditunjuk diupayakan dapat memenuhi
persyaratan dan criteria tertentu.
PERSYARATAN JABATAN:
Mempunyai kemampuan manajemen serta penguasaan peraturan
perundangan, etika kerja dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
bidang tugasnya.
Menguasai bidang kegiatan administrasi Instalasi Gawat Darurat dan
ketrampilan computer.
Memiliki inisiatif
Trampil dan cekatan
Disamping itu dituntut suatu prestasi yang baik, dedikasi yang tinggi,
loyalitas yang tidak meragukan dan tidak tercela.
KRITERIA JABATAN:
Jabatan : Sekretaris Instalasi
Pendidikan formal : DIII administrasi/SLTA
Kepangkatan : PNS Non PNS
PERSYARATAN JABATAN:
Mempunyai kemampuan menajemen serta penguasaan peraturan
perundangan, etika profesi dan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan bidang tugasnya.
Menguasai bidang kegiatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya
kegawatdaruratan dan ketrampilan basic life support.
Tegas dan disiplin.
Disamping itu dituntut suatu prestasi yang baik, dedikasi yang tinggi,
loyalitas yang tidak meragukan dan tidak tercela.
8
KRITERIA JABATAN:
Jabatan : Wakil kepala Instalasi / kepala ruangan
Pendidikan formal : S I Keperawatan + Ners
Pendidikan fungsional : Ikut pelatihan di bidang kegawat-daruratan
PPGD,BTCLS
Kepangkatan : PNS
9
2. PETUGAS ADMINISTRASI
Melaksanakan administrasi instalasi yang meliputi kegiatan tata
usaha / perkantoran, logistic / inventaris, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan dan umum di Instalasi Gawat Darurat.
Membuat rencana kegiatan di IGD.
Menyusun laporan kegiatan ketatausahaan Instalasi Gawat Darurat
secara berkala kepada Kepala Instalasi Gawat Darurat.
Bertanggungjawab pelaksanaan ketertiban, keamanan dan
kebersihan di Instalasi Gawat Darurat.
Menyusun laporan kegiatan di Instalasi Gawat Darurat secara
berkala.
Melaksanakan tugas-tugas lain atas perintah Kepala Instalasi Gawat
Darurat.
Dalam melaksanakan tugas dibantu oleh beberapa staf adminstrasi
(TU, Umum, Logistik)
10
4. Koordinator pasien non bedah
Melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan dengan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki semaksimal mungkin guna mendukung
pelayanan medis kegawatdaruratan dan asuhan medis teradap
pasien yang dirujuk ke IGD kapan saja, sehingga berdayaguna dan
berhasilguna.
Membuat rencana / jadual kegiatan petugas jaga.
Melaksanakan kebijaksanaan operasional dari Kepala IGD dengan
mengacu pada petunjuk teknis dari PJ keperawatan IGD
Melaksanakan administrasi umum dan ketatausahaan serta logistic
disesuiakan dengan kebijakan yang berlaku.
Ikut menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan di Instalasi
Gawat Darurat.
Membuat laporan kegiatan sehabis dinas jaga khususnya kasus non
bedah.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
11
6. koordinator kamar Operasi
Melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan di bawah komando dari
Komandan Jaga, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
semaksimal mungkin guna mendukung pelayanan medis
kegawatdaruratan dan asuhan medis teradap pasien yang dirujuk ke
IGD kapan saja, sehingga berdayaguna dan berhasilguna.
Membuat rencana / jadual kegiatan pelayanan kamar operasi
Melaksanakan kebijaksanaan operasional dari Kepala IGD dengan
mengacu pada petunjuk teknis dari PJ keperawatan IGD.
Melaksanakan administrasi umum dan ketatausahaan serta logistic
kamar operasi IGD disesuiakan dengan kebutuhan
Ikut menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan di Instalasi
Gawat Darurat.
Membuat laporan kegiatan pelayanan kamar operasi IGD secara
teratur
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
7. Kepala Satgas
Melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan di bawah komando dari
Komandan Jaga, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki
semaksimal mungkin guna mendukung pelayanan medis
kegawatdaruratan dan asuhan medis teradap pasien yang dirujuk ke
IGD kapan saja, sehingga berdayaguna dan berhasilguna.
Membuat rencana / jadual kegiatan petugas jaga.
Melaksanakan kebijaksanaan operasional dari Kepala IGD dengan
mengacu pada petunjuk teknis dari Komandan jaga.
Melaksanakan administrasi umum dan ketatausahaan serta logistic
disesuiakan dengan kebijakan yang berlaku.
Ikut menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan di Instalasi
Gawat Darurat.
Membuat laporan kegiatan sehabis dinas jaga.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Kemandan
Jaga.
12
BAB IV
FASILITAS DAN PERALATAN
FASILITAS
Sebagai Instalasi gawat Darurat yang bertanggungjawab di bidang
pelayanan sumber daya yang diperlukan untuk kegiatan pelayanan medis dan
asuhan keperawatan kasus-kasus kegawatdaruratan, mampu menjangkau
berbagai pelayanan kegawatdaruratan antara lain :
Pelayanan sumber daya meliputi tenaga, sarana dan prasarana serta
peralatan yang diperlukan untuk pelayanan medis dan asuhan perawatan
kepada pasien gawat darurat yang dirujuk ke IGD.
Penyediaan unit tempat kerja lengkap dengan sarana dan perralatan yang
diperlukan untuk kegiatan pelayanan yang berupa instalasi.
Tersedianya untuk informasi tentang program dan hasil kegiatan dari unit
kerja di bawah IGD.
Fasilitas pelatihan dan pendidikan untuk tenaga / staf rumah sakit di
lingkup IGD.
PERALATAN
Untuk menunjang kegiatan di Instalasi Gawat Darurat agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, maka perlu:
13
Ruang operasi
b. Alat Rumah tangga
Tempat tidur pasien
Komputer
Alat tulis kantor
Alat mebelair lengkap
c. Buku pedoman pelayanan dan Standar Operating Prosedur di IGD
Buku pedoman pelakasanaan pelayanan kegawatdaruratan medis
Tenaga:
Satu orang kepala IGD
Satu orang Wakil kepala IGD
Satu orang koordinator Bedah
Satu orang koordinator non bedah
Satu orang koordinator kamar operasi
4 orang perawat kepala satgas
19 orang perawat pelaksana
10 orang dokter jaga
5 orang administrasi
4 orang transporter
Dana:
Dana operasional Instalasi Gawat Darurat dibebankan pada anggaran
operasional rumah sakit.
14
BAB V
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR KERJA
KEBIJAKAN:
Pelayanan IGD berlangsung 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
1. Tenaga yang bertugas di IGD terdiri dari:
Dokter umum jaga on site
Dokter spesialis konsulen on call
Perawat
Petugas pelayanan penunjang medis
Petugas administrasi
2. Pasien yang datang di IGD ditolong lebih dahulu tanpa dikenakan
pembayaran uang muka.
3. Setiap pasien masuk IGD harus melalui triage
4. Untuk pasien “false emergency” yang perlu mendapat pertolongan, diberi
obat 1 hari dan dianjurkan untuk kontrol di poliklinik keesokan harinya.
5. Rekam medis pasien IGD menyatu dengan rekam medis rumah sakit.
6. Pasien dirujuk ke RS lain adalah pasien yang memerlukan pemeriksaan
medis dan penunjang medis, dimana peralatan dan kemampuan rumah
sakit tidak tersedia
7. Setiap pasien yang dirujuk wajib disertai perawat pendamping dan
dilengkapi dengan persediaan obat dan peralatan untuk keperluan
emergency.
8. Penggunaan alat komunikasi di IGD hanya untuk keperluan pelayanan
9. Pelayanan medis dan asuhan keperawatan di IGD mengacu pada standar
pelayanan kegawatdaruratan yang diterbitkan oleh Komite Medis dan
standar pelayanan kegawatdaruratan yang diterbitkan DEPKES RI yang
telah disyahkan pemberlakuannya oleh Direktur.
15
3. Prosedur tetap pelayanan IGD RSU Banyumas
4. Prosedur tetap pengambilan cuti pegawai di ruang rawat
5. Prosedur tetap rapat pimpinan dan staf IGD
6. Prosedur tetap penerimaan pasien tak sadar dengan atau tanpa identitas
7. Prosedur tetap penyediaan dan pemakaian obat-obatan dan cairan infus
8. Prosedur tetap orientasi bagi petugas IGD
9. Prosedur tetap keracunan massal
10.Prosedur tetap kebutuhan rumah tangga, alat tulis dan peralatan medis
11.Prosedur tetap penanganan keracunan
12 Prosedur tetap keringanan biaya ambulance
13.Prosedur tetap system PPGD di dalam dan di luar rumah sakit
14.Prosedur tetap resep yang diberikan di IGD
15.Prosedur tetap perawat pendamping pasien dirujuk
16.Prosedur tetap kasus kegawatan di ruang rawat
17.Prosedur tetap memindahkan pasien dari IGD ke ruang perawatan ( ruang
rawat inap )
18.Prosedur tetap kasus penyiksaan anak
19.Prosedur tetap kasus korban massal dan keracunan massal
20.Prosedur tetap pemakaian ambulance
21.Prosedur tetap pembayaran administrasi pasien di IGD
22.Prosedur tetap rahasia medis
23.Prosedur tetapmerujuk pasien IGD RSU Banyumas ke rumah sakit lain
24.Prosedur tetap pasien penyakit menular
25.Prosedur tetap pasien kasus kriminal
26.Prosedur tetap pelayanan pasien peserta asuransi kesehatan
27.Prosedur tetap pasien datang sudah meninggal
28.Prosedur tetap penggunaan alat komunikasi di IGD
29.Prosedur tetap listrik padam dan pemadaman listrik
30.Prosedur tetap pasien tidak dikenal
31.Prosedur tetap pasien pelayanan IGD RSU Banyumas
32.Prosedur tetap pelayanan pasien diduga SARS
33. Visi, misi dan filosofi
34. Kebijakan pasien tidak gawat tidak darurat
35. Prosedur tetap pasien tidak gawat tidak darurat
36. Prosedur tetap tentang pejabat pengganti kepala IGD
37. Prosedur tetap batasan dan tanggungjawab dokter jaga
38. Prosedur tetap penanganan henti jantung
39. Prosedur tetap intubasi trachea
16
40. Prosedur tetap penanganan musibah massal di dalam lingkungan Rumah
Sakit Umum Banyumas
41. Prosedur tetap resusitasi kardio pulmonal ( RKP)
42. Prosedur tetap pemasangan WSD
43. Prosedur tetap Lumbal Punksi
44. Prosedur tetap Penggunaan Ruang Isolasi IGD
45. Prosedur tetap Penggunaan Ruang Dekontaminasi
17
BAB VI
PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN
TAHAP PERTAMA:
Peningkatan pelayanan administrasi dan manajemen IGD, dengan cara:
Meningkatkan sumber daya manusia
Melengkapi sarana dan peralatan yang diperlukan.
Membuat prosedur kerja yang baku dan standar pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat guna memperlancar dan menjamin kepastian tetap
organisasi dan kegiatan pelayanan.
TAHAP KEDUA:
Diupayakan hasil pelayanan kegawatdaruratan di IGD dapat bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat luas, dengan cara:
Memantau dan mengevaluasi proses kegiatan pelayanan di Instalasi
Gawat Darurat agar dapat berjalan lancar sehingga dapat efektif dan
efisien.
TAHAP KETIGA:
Diupayakan pelayanan kegawat daruratan dapat bermutu tinggi, dan
memuaskan psien, dengan cara:
Menguji / meneliti hasil kegiatan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
dari aspek kualitas dan kuantitas.
18
PENGEMBANGAN STAF
Pengembangan staf diarahkan pada pengembangan sumber daya manusia
dengan menitikberatkan pada penguasaan bidang tugas masing-masing, baik
secara teori dan praktek sehingga mampu dan terampil menjalankan tugasnya
secara professional dan diserasikan dengan pengembangan Unit Kerja IGD.
Semua staf diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri
dengan program pendidikan sepanjang memenuhi criteria yang ditentukan.
PROGRAM PENDIDIKAN
Program pendidikan staf ditujukan untuk melengkapi penguasaan teori
dan ketrampilan dari bidang tugasnya sehingga mampu membuat suatu
inovasi. Program ini ditempuh secara:
Formal, melalui pendidikan formal dan pendidikan penjenjangan.
Informal, melalui pelatihan, kursus, temu ilmiah dan studi banding.
19
BAB VII
EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU
KRITERIA EVALUASI
Instalasi Gawat Darurat sebagai unit pelayanan dapat dipandang sebagai
satu system kerja, sehingga evaluasi dan pengendalian mutunya perlu criteria.
BENTUK KEGIATAN:
Metoda evaluasi dan pengemdalian mutu dilakukan dengan cara: rapat,
supervise, evaluasi pelaporan kecelakaan, gugus kendali mutu, dan TQM.
Pendekatan TQM dalam bentuk:
Quality assurance
Respon time Penanganan pasien di IGD
Laporan kasus kematian
20
Presentasi kasus sulit
Audit medis dan asuhan keperawatan oleh tim asuhan keperawatan
Presentasi asuhan keperawatan
PENUTUP
Banyumas, 2018
21