Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sinthya Aprilia Putri

NIK : PO.62.31.3.17.431
Prodi : DIV.Gizi Reguler 4, Semester I
Mata Kuliah : Kesehatan Masyarakat

5 Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat Penyakit yang Dapat


Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Di Indonesia, diperkirakan ada 1,7 juta kasus kematian pertahun pada anak akibat Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Yang termasuk PD3I antara lain Hepatitis B, Polio,
Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Hepatitis A, Cacar air. Sampai dengan saat
ini Kejadian Luar Biasa (KLB), berupa peningkatan jumlah kasus yang signifikan ataupun munculnya
kasus baru yang sebelumnya telah dianggap tidak ada, masih beberapa kali ditemukan di Indonesia.
Beberapa diantaranya disebabkan karena cakupan imunisasi yang masih kurang. Berikut 5 KLB akibat
PD3I yang pernah terjadi di Indonesia:

1. KLB Polio di Sukabumi pada Mei 2005


Infeksi polio terjadi di seluruh dunia. Di Amerika Serikat transmisi virus polio liar berhenti sekitar tahun 1979. Di negara-
negara barat, eliminasi polio sejak tahun 1991. Program eradikasi Polio Global dapat menurunkan secara dramatis angka
kejadian polio liar diseluruh belahan dunia, kecuali India, Timur Tengah dan Afrika.
Pada tahun 2005, masyarakat di Indonesia dibuat panik dengan timbulnya kasus polio baru yang sudah hampir 10 tahun
tidak pernah dilaporkan. Virus lumpuh layu akut atau acute flaccid paralysis (AFP) ini dipastikan berasal dari Arab Saudi

Penyebab penyakit polio adalah virus Polio yang terdiri dari 3 strain yaitu strain 1 (brunhilde), strain 2 (Lanzig) dan strain 3
(Leon). Strain 1 yang ditemukan di Sukabumi adalah yang paling paralitogenik atau paling ganas dan seringkali
menyebabkan kejadian luar biasa atau wabah.

Penularan virus polio terutama terjadi melalui penularan langsung dari manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke
mulut) atau yang agak jarang lainnya melalui oral-oral (dari mulut ke mulut). Pencegahan terbaik penularan penyakit ini
adalah dengan melakukan Imunisasi Polio.

Sumber: http://www.indosiar.com/; http://news.liputan6.com/

2. KLB Difteri di Jawa TImur pada Januari 2011.


Sejak Januari 2011 hingga Oktober 2011 penyakit difteri menjangkiti tak kurang dari 328 anak dan menewaskan 11 di
antaranya. Hal ini disebabkan karena ada resistensi masyarakat terhadap imunisasi anak.
Dalam pertemuan tingkat tinggi Kementerian Kesehatan, WHO, dan para pejabat pemprov dari seluruh Indonesia di
Jakarta, 14 Oktober 2011, terungkap bahwa di sejumlah provinsi mulai ada keengganan, bahkan penolakan, masyarakat
untuk mengimunisasikan anak-anak mereka.

Muncul rumor bahwa vaksin-vaksin untuk PD3I tidak aman dan tidak halal karena buatan negara maju untuk melemahkan
rakyat Indonesia. Diisukan pula imunisasi itu tak perlu karena tak sesuai dengan ajaran agama.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus mengeluarkan dana tambahan Rp 8 miliar dan
Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan belasan miliar rupiah.

Sumber: http://health.kompas.com

3. KLB hepatitis A di Jambi bulan November 2012.


Dalam waktu empat hari sekitar 30 orang siswa dan beberapa orang guru di Jambi menderita penyakit Hepatitis A. Karena
kasus tersebut, beberapa sekolah pun terpaksa meliburkan siswa karena khawatir penularan penyakit. Diperkirakan KLB ini
terjadi karena sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Sumber: http://www.suarapembaruan.com

4. KLB Hepatitis A di Cilacap pada Februari 2013.


Kasus Hepatitis A di Puskesmas Wanareja I, Kabupaten Cilacap, diketahui dari pasien yang yang berobat ke Puskesmas
Wanareja I pada tanggal 1-2 Februari 2013 dengan gejala klinis demam, mual, malas makan, lemas, selaput mata kuning
(ikterik), dan air kencing seperti air teh.
Berdasarkan penelusuran, diketahui bahwa yang bersangkutan sering pergi ke Kabupaten Banjar untuk berwisata dan
kepergian ke Kota Banjar.

Sebelumnya telah terjadi KLB Hepatitis A di wilayah Kota Banjar pada awal Januari 2013. Sampai dengan tulisan ini
diberitakan (Februari 2013) telah terjadi 101 kasus Hepatitis A di wilayah tersebut.

Sumber; http://www.dinkesjatengprov.go.id

5. KLB Campak di NTT pada Oktober 2013


Sejak tanggal 3 Oktober 2013 sedikitnya 16 balita di Desa Nuapin, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan
(TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menjalani perawatan di tenda-tenda darurat di desa itu akibat wabah campak
yang menyerang balita di desa tersebut.
“Masih ada belasan balita yang dirawat karena wabah campak,” kata dokter PTT Kecamatan Fatumnasi, dokter Nelly,
Kamis, 10 Oktober 2013. Wabah campak yang melanda desa tersebut telah merenggut 10 jiwa yang rata-rata adalah balita.

Dinas kesehatan Timor Tengah Selatan, Hosiani In Rantau, mengatakan serangan campak pernah terjadi pada 60-an, tetapi
tidak mengakibatkan korban meninggal. “Serangan kali ini yang paling mematikan. Sudah 10 orang meninggal dan ratusan
anak dirawat,” katanya.

Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, dinas setempat melakukan imunisasi massal dan telah berhasil memvaksin sedikitnya
900 anak di tiga desa di kecamatan itu.

Sumber: http://www.tempo.co

Anda mungkin juga menyukai