Penelitian dilakukan di daerah Tanjung Capil, Banyuwangi, Jawa Timur untuk mengetahui kondisi geologi dan
informasi petrologi batuan gunung api di daerah tersebut. Pemetaan geologi detil dilakukan untuk mengetahui
penyebaran batuan dan struktur geologi daerah penelitian. Berdasarkan informasi geomorfologi diketahui bahwa
daerah penelitian berada pada tahap erosi muda sampai tua dan dipengaruhi peristiwa tektonik, yang ditandai
dengan peristiwa pengkekaran dan penyesaran. Satuan batuan dari tua ke muda terdiri dari satuan breksi
piroklastik aliran-tuf lapili-lava (Oligosen Akhir-Miosen Awal), satuan batupasir kerikilan-batupasir karbonatan
(Miosen Tengah N11 - N13) , satuan kalkarenit-kalsilutit (Miosen Tengah N11 - N13), satuan konglomerat-
batupasir kerikilan (Miosen Tengah), dan satuan endapan aluvial. Batuan gunung api terdiri dari batuan
piroklastik, lava Basalt Grajagan & Lava Andesit Piroksen Capil. Berdasarkan pengamatan petrografis, diketahui
bahwa batuan gunung api daerah penelitian menunjukkan tekstur porfiritik kuat yang merupakan karakteristik
batuan gunung api kalk-alkali busur kepulauan.
Kata Kunci : Banyuwangi, Gunung Api, Petrologi
This research was conducted in Capil Peninsula, Banyuwangi, East Java, to know about geological phenomena
and petrological information of volcanic rocks at that locality. Detail geological mapping was performed to get
information about rock’s distributions and structural geology of the research locality. Geomorphological data showed
a young to mature erosional stadium and a tectonically affected area shown by jointing and faulting. Rock Units
comprises of from the oldest: Pyroclastic Flow Breccia-Lapilli Tuff-Lava Unit (Late Oligocene-Early Miocene), Pebbly
Sandstone-Calcareous Sandstone Unit (Middle Miocene N11-N13), Calcarenite-Calsilutite Unit (Middle Miocene
N11-N13), Conglomerate-Pebbly Sandstone Unit (Middle Miocene), Alluvial Deposit Unit. Volcanic Rocks comprised of
pyroclastic rocks, Grajagan Basalt Lava, and Capil Pyroxene Andesite. In Petrographic observation, volcanic rocks
showed strong porphyritic texture that was a characteristic feature of calc-alkaline island-arc volcanic rocks.
Keyword : Banyuwangi, Volcano, Petrology
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti batuan gan sendiri tepatnya pada Pantai Parang Ireng terdapat
gunung api yang berada di daerah Tanjung Capil, lava basalt berkomposisi bantal. Permasalahan muncul
Temurejo, Banyuwangi. Secara geografi Tanjung Capil apakah batuan gunung api di daerah penelitian hanya
berada diantara kompleks gunung api tersier Meru Be- berasal dari gunung api tersier Meru Betiri atau terny-
tiri di sebelah barat dan Semenanjung Blambangan di ata memliki hubungan dan lava bantal parang ireng
sebelah timur (Gambar ??). Di Semenanjung Blamban- juga
Page 2 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Page 3 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
pantai (M2), dan dataran fluviovulkanik (V1). Dom- 4.2 Stratigrafi Daerah Penelitian
inasi bentuk lahan asal struktural. Bentuk morfologi
sungai dan bukit menunjukkan bahwa tahapan erosi 4.2.1 Satuan Breksi Piroklastik Aliran-Tuf Lapili
berada pada fase muda menuju dewasa - Lava
Satuan ini tersusun atas batuan piroklastik dalam
jumlah yang sangat besar yang merupakan produk
dari aktivitas vulkanik dan diendapkan oleh beragam
mekanisme pengendapan batuan gunung api. Batuan
penyusun satuan ini diantaranya: Breksi piroklastik
aliran, aglomerat, piroklastik hembusan, piroklastik
jatuhan, lava andesit piroksen, dan lava basalt
Breksi piroklastik aliran memiliki struktur masif,
terpilah sangat buruk (Gambar 7). Fragmen berupa
andesit berukuran mencapai 80 cm menyudut sampai
meyudut tanggung
Page 4 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Figure 9: Profil dan penafsiran mekanisme pengendapan piroklastik pada LP 4 lintasan I berdasarkan model Einsele (1989)
4.2.2 Satuan Batupasir Kerikilan-Batupasir Kar- Satuan ini diperkirakan merupakan bagian distal
bonatan dari gunung api berupa batuan vulkaniklastik epik-
lastik dengan karakteristik yang telah dijelaskan se-
Satuan ini tersusun atas batupasir kerikilan pada belumnya.Kontak erosional dengan satuan batuan
bagian bawah dan berkembang menjadi bersifat kar- breksi piroklastik aliran. Kontak dengan satuan
bonatan semakin muda. Batuan penyusun satuan ini kalkarenit-kalsilutit berupa kontak berangsur yang da-
mencirikan batuan hasil rombakan batuan gunung api pat dilihat pada lampiran MS
sebelumnya.Ditemukannya kalsit pada pengamatan
petrografis dan bentuk butir yang membundar tang-
gung, mengindikasikan bahwa batuan ini merupakan
batuan epiklastik (Gambar 10)
Berdasarkan hasil MS diketahui bahwa satuan ini
memiliki ketebalan sekitar 40 m. Penentuan umur sat- 4.2.3 Satuan Kalkarenit-Kalsilutit
uan batuan dan lingkungan pengendapan ditentukan
berdasarkan fosil mikro yang ditemukan. Umur satuan
batuan yaitu miosen tengah (N11 - N13) menggunakan Satuan ini menunjukkan kenampakkan yang cukup
zona Blow (1969) lapuk di lapangan. Kenampakkan fisik satuan bat-
uan ini berwarna coklat terang, berstruktur perlapisan
dan laminasi, dengan tekstur klastik (Gambar 11).
Pada pengamatan petrografis diketahui bahwa sat-
uan ini memiliki komposisi karbonat seperti skeletal
(20%), pisoid (7%) dan lumpur karbonat dalam jum-
lah besar (68%) dan sejumlah kecil plagioklas (5%).
Berdasarkan penamaan Dunham (1962) termasuk se-
bagai wackestone
Satuan ini menempati sekitar 10% dari total lu-
asan daerah dan berada di bagian utara daerah peneli-
tian. Berdasarkan hasil MS diketahui bahwa satuan
ini memiliki ketebalan kurang lebih 80 m. Umur sat-
uan batuan yaitu miosen tengah (N11-N13) menggu-
nakan zona Blow (1969) berdasarkan kehadiran fosil
foraminifera kecil (Tabel 1). Lingkungan pengendapan
Figure 10: Kenampakkan Satuan Batupasir Karbonatan pada yaitu neritik tengah (20-80 m) menggunakan zonasi
LP 8 lintasan XIII Barker (1960) berdasarkan kehadiran fosil bentos
Page 5 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Figure 11: Kenampakkan Satuan Kalkarenit-Kalsilutit pada Figure 12: Kenampakkan Satuan Konglometat-Batupasir
LP 5 lintasan XIII kamera menghadap N10°E kerikilan pada LP 4 lintasan XVI N320°E
Page 6 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Page 7 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Plagioklas euhedral-subhedral adalah mineral pal- Mineral Opak hadir sebagai fenokris, kadang juga
ing dominan yang ditemukan pada semua sampel den- hadir sebagai inklusi pada mineral piroksen. Persen-
gan rata-rata mencapai 50% dari modal mineralogi. tase kehadiran sebesar 5-10%. Bentuk kristal cen-
Mereka hadir sebagai fenokris berbentuk euhedral- derung anhedral dengan ukuran rata-rata 0,2-0,4 mm
subhedral prismatik panjang, massa dasar (mikrolit), Tekstur yang paling menonjol dari Lava Andesit
dan ada pula yang hadir sebagai agregat atau glom- Capil adalah tekstur porfiritik yang sangat kuat den-
erokris. Plagioklas menunjukkan zoning osilatori dan gan rata-rata jumlah kristal mencapai 70%. Hal ini
kembaran albit. Mikrolit yang membentuk tekstur mencirikan suatu batuan vulkanik hasil kegiatan vulka-
aliran jarang ditemukan. Ukuran fenokris rata-rata nisme seri magma kalk-alkali pada lingkungan busur
0.5–1.0 mm. Plagioklas bernilai An-52 – An-48 (An- kepulauan (Hughes,1982). Kehadiran mineral mafik
desin) yang didominasi berupa piroksen bersama dengan ke-
hadiran mineral opak yang diperkirakan suatu min-
eral Ti-Magnetit mengindikasikan suatu proses supresi
pengkayaan Fe pada saat diferensiasi magma.
Page 8 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Table 2: Tabel modal mineralogi Lava Andesit Capil & Lava Basalt Grajagan
Mereka hadir sebagai fenokris berbentuk euhedral- tase kehadiran sebesar 5-7%. Bentuk kristal cenderung
subhedral prismatik panjang, massa dasar (mikrolit), anhedral dengan ukuran rata-rata 0,2-0,4 mm
dan ada pula yang hadir sebagai agregat atau glom- Mineral pada Lava Basalt Grajagan mengandung
erokris. Plagioklas menunjukkan zoning osilatori dan lebih banyak mineral mafik dibandingkan yang ter-
kembaran albit. Mikrolit yang membentuk tekstur dapat pada Lava Andesit Capil. Mineral olivin dapat
aliran jarang ditemukan. Ukuran fenokris rata-rata ditemukan pada Lava Grajagan, hadir baik sebagai
0.5–1.0 mm. Plagioklas bernilai An-82 (Bitownit) – fenokris maupun glomerokris. Seperti pada Lava An-
An-72 (Labradorit). desit Capil, pada Lava Basalt Grajagan juga bisa dite-
mui tekstur poikilitik berupa inklusi plagioklas atau
mineral opak pada mineral piroksen. Fenokris memei-
liki ukuran : Olivin (0.2–0.6 mm), Plagioklas (0.4–1.2
mm), Piroksen (0.2–0.6 mm), Mineral Opak (0.1–0.3
mm).
Penulis sempat mengambil sampel lava basalt
berstruktur bantal yang terdapat di Pantai Parang
Ireng, Alas Purwo, Daerah Semenanjung Blambangan
(sekitar 6 km diluar daerah penelitian penulis)(Gambar
24) untuk dianalisis petrografi. Berdasarkan analisis
petrografi, penulis menenemukan bahwa Lava Basalt
Figure 23: Interpretasi Lava Basalt Grajagan berdasarkan Grajagan dan Lava Bantal Parang Ireng menunjukkan
analisis plagioklas (Ewart, 1982) kenampakan serupa dari tekstur maupun komposisi
Ortopiroksen euhedral merupakan mineral mafik (Gambar 25). Sehingga bisa menjadi pertimbangan
yang hadir pada Lava Basalt Grajagan (5–8%). Or- apakah batuan gunung api di daerah Tanjung Capil
topiroksen hadir sebagai fenokris euhedral prismatik hanya berasal dari Daerah Meru Betiri atau apakah
dan equant, dan juga sebagai agregat namun tidak se- ada sumber lain.
banyak pada plagioklas. Tidak ditemukan ortopiroksen
yang menunjukkan zoning. Kembaran baveno sering
ditemukan. Ukuran rata-rata fenokris berkisar 0.2–0.6
mm. Pada beberapa sampel ortopiroksen menunjukkan
pelapukan yang cukup kuat.
Klinopiroksen euhedral merupakan mineral mafik
yang juga hadir (7%). Klinopiroksen hadir sebagai
fenokris euhedral primatik dan equant, dan juga se-
bagai agregat namun tidak sebanyak pada plagiok-
las. Tidak ditemukan ortopiroksen yang menunjukkan
zoning. Kembaran baveno sering ditemukan. Ukuran
rata-rata fenokris berkisar 0.2–0.6 mm. Pada beberapa
sampel ortopiroksen menunjukkan pelapukan yang
cukup kuat.
Mineral Opak hadir sebagai fenokris, kadang juga Figure 24: Lokasi Lava Basalt Grajagan dan Lava Bantal
hadir sebagai inklusi pada mineral piroksen. Persen- Basaltik Parang Ireng)
Page 9 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
5.2.2 Tuf-Lapili
Tuf-Lapili umumnya hadir sebagai endapan piroklastik
jatuhan atau hembusan dengan struktur perlapisan
baik atau perlapisan silang siur dan bergelombang.
Setelah dilakukan analisis petrografi terhadap 10
sampel tuflapili yang diambil, tiga sampel (4/I/BT4,
4/I/TF-4, 5/XIII/CL-73,) diketahui merupakan tuf
gelas. Enam sampel lain menunjukkan hasil berupa
Figure 25: Kenampakkan Pengamatan petrografi sampel
tuf kristal. Dua sampel (7/XIII/PS-753,7/XIII/PS-75)
Lava Basalt Grajagan dengan Lava Parang Ireng
menunjukkan kemiripan tekstur dan komposisi. a.
menunjukkan kandungan kalsit dan lumpur karbonat
Lava Grajagan, b. Lava Bantal Parang Ireng) dalam jumlah besar sehingga termasuk sebagai epik-
lastik
Plagioklas merupakan fragmen yang hadir dom-
inan dalam semua sampel (20-30%). Ukuran butir
5.2 Breksi Piroklastik & Tuf Lapili 0,2-0,75 mm pada sampel tuflapili, dan berukan <0,1
mm pada sampel tuf gelas. Berbentuk kristal pecah
Analisis batuan piroklastik dilakukan pada fragmen angular, dan kadang menunjukkan zoning osilatori
penyusun batuan piroklastik dan juga matriks. In- yang bisa menjadi indikasi suatu material piroklas dan
formasi dari analisis batuan piroklastik akan mem- bukan epiklas (Pettijohn, 1987).
berikan gambaran terutama mengenai jenis letusan Mineral mafik seperti piroksen dan hornblende
yang mencerminkan kondisi atau sifat magma ketika masih sering bisa ditemui pada sampel (Piroksen 5-
erupsi eksplosif terjadi. Komposisi penyusun batuan 10%), Hornblende 3-7%) dengan bentuk pecah angu-
piroklastik pada daerah penelitian tersaji pada tabel 3 lar dan subrounded dalam jumlah kecil. Ukuran butir
0,2-0,3 mm pada tuflapili, dan berukuran <0,1 mm
pada sampel tuf gelas Kehadiran mineral mafik seperti
5.2.1 Breksi Piroklastik
piroksen dan amfibol yang cukup mudah ditemui meru-
Breksi piroklastik sebagian besar merupakan produk pakan salah satu indikasi material piroklas dan bukan
endapan piroklastik aliran, dan beberapa merupakan epiklas (Pettijohn, 1987).
hasil piroklastik jatuhan. Analisis petrografi telah di-
lakukan terhadap sampel breksi piroklastik berupa
fragmen dan matriks breksi fragmen pada breksi
piroklastik yaitu andesit piroksen dan pumis.
Fragmen andesit pada pengamatan petrografi me-
nunjukkan karakteristik yang serupa dengan lava an-
desit piroksen yang seperti pada Lava Capil yaitu me-
nunjukkan tekstur porfiritik kuat, komposisi mineral
yang tersusun atas : Plagioklas (40%), Ortopiroksen
Figure 27: Kenampakkan Pengamatan petrografi sampel tuf
(10%), Klinopiroksen (7%), mineral opak (7%), dan kristal yang menunjukkan komposisi kaya kristal
massa dasar gelas (36%). plagioklas dan hornblende
Menurut Cas (1988), kehadiran pumis bisa menjadi
indikasi endapan produksi suatu letusan jenis plinian. Litik hadir pada beberapa sampel tuflapili. Persen-
Pada pengamatan petrografi fragmen pumis dapat tase kehadiran rata-rata 5-10% dan bentuk butir sub-
diketahui bahwa pumis tersusun sebagian besar oleh angular berukuran 0,4-0,8 mm. Litik tersebut berupa
gelas, namun juga bisa ditemukan kristal hornblende litik andesit, kadang berupa litik pumis.
berukuran 1–2 mm dan plagioklas berukuran 0.2–1 Gelas vulkanik merupakan penyusun yang hadir
mm. dominan pada semua sampel terutama pada tuf gelas
sebagai matriks. Pada pengamatan petrografi menun-
jukkan kenampakkan isotropis.
Tuf kristal secara umum tersusun atas plagiok-
las, hornblende, piroksen dan gelas kristal. Kristal
pada tuf kristal daerah penelitian rata rata mencapai
55%. Walaupun Cas (1987) menyebutkan bahwa pem-
bentukan tuf kristal jarang terjadi karena kandungan
kristal bagi magma yang mencapai permukaan sangat
jarang melebihi 60%, tetapi dapat diperhatikan pada
Figure 26: Kenampakan fragmen pumis (putih) pada: Lava Capil bahwa kandungan kristal tersebut mencapai
a.Breksi piroklastik aliran b.Top lapisan tuf-lapili) 70%. Sehingga tuf kristal di daerah penelitian masih
sangat memungkinkan berasal dari endapan primer
Page 10 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
letusan gunung api, dan bukan hasil proses epiklastik. yaitu bahwa ditemukan fragmen-fragmen pumis pada
Walaupun proses lain pun bisa turut bekerja, seperti beberapa breksi aliran. Menurut Cas (1988), kehadi-
peristiwa syn-eruptive deposition ran pumis bisa menjadi indikasi endapan produksi su-
atu letusan jenis plinian. Selain itu, beberapa peneliti
(Bronto, 2013; Bronto, 2008; Hartono, 2008) sering
5.3 Magmatisme mengasosiasikan fragmen pumis dengan suatu letusan
Berdasarkan pengamatan petrografi, terdapat dua je- besar yang sering membentuk kaldera.
nis lava pada daerah penelitian. Lava Basalt Grajagan
secara posisi berada di bawah sekuen batuan gunung
api lainnya. Fenokris umum yaitu Plagioklas, Olivin,
Ortopiroksen, Klinopiroksen, Mineral Opak. Lava Gra-
jagan menunjukkan tekstur porfiritik yang mencirikan 6 Sejarah Geologi
batuan vulkanik kalk-alkali lingkungan busur kepu-
lauan (Ewart, 1982). Ditemukannya mineral opak
yang diperkirakan sebagai titanomagnetit bersamaan
dengan mineral mafik yang disebutkan sebelumnya,
mengindikasikan magma yang membentuk Lava Gra-
jagan mengalami proses suppression of Iron Enrich-
ment pada fase awal evolusi seri batuan busur kepu-
lauan (Wilson, 1989). Lava Capil secara umum me-
nunjukkan karakteristik batuan gunung api seri kalk-
Figure 28: Sejarah geologi daerah penelitian ketika Oligosen
alkali busur kepulauan seperti Lava Grajagan. Hal
Akhir–Miosen Awal
yang membedakannya hanyalah bahwa Lava Capil me-
nunjukkan tekstur porfiritik yang lebih kuat, dan kom-
posisi andesit dengan absennya mineral olivin. Hal 1. Oligosen Akhir–Miosen Awal
ini mengindikasikan suatu proses diferensiasi magma Pada Oligosen Akhir–Miosen Awal, kegiatan vulka-
yang membentuk perbedaan kedua lava tersebut. nisme di selatan Jawa sangat intens. Produk batuan
Batuan Piroklastik pada daerah penelitian juga dari aktivitas vulkanisme pada kala oligosen akhir sam-
mendukung informasi bahwa batuan gunung api di pai miosen awal adalah batuan gunung api dalam vol-
darah penelitian berasal dari magma berseri kalk-alkali ume yang sangat besar. Di ujung Jawa Timur bagian
pada busur kepulauan. Hal ini nampak pada kom- selatan diketahui terdapat gunung api purba tersier
posisi beberapa tuf yang mengandung banyak kristal yang membentuk endapan batuan gunung api di sana.
(tuf kristal) yang lazimnya berasal dari magma yang Gunung api purba tersebut diperkirakan berada di
memiliki banyak fenokris juga. Hal menarik lainnya kawasan Meru Betiri.
Page 11 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
7 Kesimpulan
1. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari ben-
tuk lahan perbukitan struktural tertoreh sedang
(S1), teras struktural tertoreh lemah (S2), Sun-
gai Muara (F1), Dataran Aluvial (F2), Tebing
Figure 29: Sejarah geologi daerah penelitian ketika Oligosen Pantai (M1), dataran pantai (M2), dan dataran
Akhir–Miosen Awal fluviovulkanik (V1). Dominasi bentuk lahan asal
struktural. Bentuk morfologi sungai dan bukit
Setelah letusan eksplosif, kekuatan gas dalam gu- menunjukkan bahwa tahapan erosi berada pada
nung api sudah menurun. Kegiatan vulkanisme pada fase muda menuju dewasa
fase ini didominasi oleh letusan magmatik efusif yang- 2. Daerah penelitian tersusun atas beberapa sat-
menghasilkan aliran-aliran lava. Aliran lava ini diperki- uan batuan, diantaranya dari tua ke muda: Sat-
rakan yang menghasilkan Lava Andesit Piroksen Capil. uan breksi piroklastik-tuflapili yang merupakan
Aktivitas vulkanisme pada gunung api purba Meru Be- produk aktivitas vulkanisme gunung api tersier
tiri semakin menurun dan akhirnya berhenti dan terendapkan di lingkungan darat; Satuan
batupasir kerikilan-batupasir karbonatan beru-
2. Miosen tengah
mur miosen tengah yang merupakan batuan epik-
Kegiatan Vulkanisme gunung api tersier Meru Be-
lastik dari batuan gunung api yang lebih tua; Sat-
tiri berakhir pada Miosen Awal. Ketika Miosen Awal
uan KalkarenitKalsilutit berumur Miosen tengah
sampai Miosen Tengah Meru Betiri mengalami pen-
(N11-N14) yang mencerminkan kondisi genang
gangkatan dan pelapukkan sehingga menghasilkan
laut; Satuan Konglomerat-batupasir kerikilan;
batuan vulkaniklastik epiklastik Satuan Batupasir
Endapan aluvial berumur holosen dan masih
kerikilan-Batupasir Karbonatan.
berproses sampai sekarang.
3. Struktur geologi yang berkembang yaitu sesar
dan kekar dengan hasil analisis menunjukkan
bahwa tegasan utama berarah utara selatan,
searah dengan arah tegasan hasil tumbukan lem-
peng di Selatan Jawa
4. Kajian petrologi batuan gunung api menun-
jukkan bahwa batuan gunung api pada daerah
penelitian berasosiasi dengan seri magma kalk-
alkalin yang merupakan karakteristik magma
pada busur kepulauan. Pada pengamatan
petrografi terdapat kemiripan karakter tekstur
dan komposisi Lava Grajagan dengan Lava
Parang Ireng di Alas Purwo, diperlukan anali-
sis geokimia untuk mengetahui lebih pasti dan
Figure 30: Sejarah geologi daerah penelitian ketika Miosen
lebih lanjut.
Tengah menunjukkan peristiwa pasca gunung api
tersier Meru Betiri
Page 12 of 14
Geologi Dan Studi Petrologi Batuan Gunung Api Daerah Tanjung Capil, Desa Temurejo Dan Sekitarnya, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur
Bronto, S. et al. (2008). “Gunung Api purba Watuadeg: Volcanic Rocks. Tasmania: Tasmanian Government
Sumber erupsi dan posisi stratigrafi”. In: Jurnal Printing Office.
Geologi Indonesia 3.3, pp. 117–128. Pettijohn, F.J., Potterm P.E., and R. Siever (1987). Sand
Cas, R.A.F. and J.V. Wright (1988). Volcanic Successions And Sandstone 2nd edn. New York: Springer-Verlag.
: Modern And Ancient. London: Chapman & Hall. Philpotts, Anthony (1989). Petrography Of Igneous And
Einsele, G. (1989). “In-situ water contents, liquid lim- Metamorphic Rocks. Illinois: Waveland Press.Inc.
its, and submarine mass flows due to a high lique- Rollinson, H. (1993). Using Geochemical Data : Evalua-
faction potential of slope sediment : results from tion, Presentation, Interpretation. Singapore: Singa-
DSDP and subaerial counterparts”. In: Geol Rundsch, pore: Longman Singapore Publishers (Pte.) Ltd.
pp. 821–840. Sapei, T. et al. (1992). Peta Geologi Lembar Jember,
Ewart, A. (1982). The Mineralogy And Petrology Of Ter- Jawa. Bandung: Pusat Penelitian Dan Pengemban-
tiary Recent Orogenic Volcanic Rocks With Special gan Geologi.
References To The Andesitic-Basaltic Compositional Setiadji, Lucas D. et al. (2006). “Cenozoic Island Arc
Range In: Thorpe, R.S., Ed., Andesites: Orogenic An- Magmatism in Java Island (Sunda Arc, Indonesia):
desites and Related Rocks. Winchester: Wiley. Clues on Relationships between Geodynamics of
Ewart, A., W.B. Bryan, and J.B. Gill (1973). “Miner- Volcanic Centers and Ore Mineralization”. In: Re-
alogy and Geochemistry of the Younger Volcanic source Geology 56.3, pp. 267–292.
Islands of Tonga, S.W. Pacific”. In: Journal Of Petrol- Smyth, Helen R., Robert Hall, and Gary J. Nichols
ogy 14.3, pp. 429–465. (2008). “Cenozoic volcanic arc history of East Java,
Fisher, R. and H. Schmincke (1984). The Pyroclatic Indonesia: The stratigraphic record of eruptions on
Rocks. New York: Springer-Verlag. an active continental margin”. In: The Geological
Fiske, Richard S. (1969). “Recognition and Significance Society of America 436, pp. 199–223.
of Pumice in Marine Pyroclastic Rocks”. In: Geolog- Soeria-Atmadja, R. et al. (1994). “Tertiary magmatic
ical Society of America Bulletin 80.7, pp. 1–8. belts in Java”. In: Journal Of Southeast Asian Earth
Harjanto, Agus (2011). “PETROLOGI DAN GEOKIMIA Science 9.1/2, pp. 13–27.
BATUAN VOLKANIK DI DAERAH KULONPROGO Streckeisen, A. et al. (2002). Igneous Rocks A Classifi-
DAN SEKITARNYA DAERAH ISTIMEWA YO- cation And Glossary Terms 2nd Edition. Cambridge:
GYAKARTA”. In: Jurnal Ilmiah MTG 4.1. Cambridge University Press.
Hartono, G., A. Sudrajat, and I. Syafri (2008). “Gu- Sutanto (2003). “BATUAN VOLKANIK TERSIER DI
muk gunung api purba bawah laut di Tawangsari DAERAH PACITAN DAN SEKITARNYA”. In: Majalah
- Jomboran, Sukoharjo - Wonogiri, Jawa Tengah”. Geologi Indonesia 8.2, pp. 159–167.
In: Jurnal Geologi Indonesia 3.1, pp. 37–48. Walker, G. (1993). “Basaltic-Volcano System”. In: Geo-
Hellman, Phillip and Schofield (2011). TUJUH BUKIT logical Society London 76, pp. 3–38.
PROJECT REPORT ON MINERAL RESOURCES, LO- Wilson, M. (1989). Igneous Petrogenesis A Global Tec-
CATED IN EAST JAVA, INDONESIA. Spring Hill: In- tonic Approach. Dordrecht: Springer.
trepid Mines. Wohletz, K. and G. Heiken (1992). Volcanology And
Huang, Walter T. (1962). Petrology. New York: McGraw- Geothermal energy. Berkeley: University Of Califor-
Hill Book Company. nia Press.
Hughes, Charles (1982). Igneous Petrology. New York: Yudiantoro, Dwi Fitri, Perwira R.T., and Muhammad
ELSEVIER SCIENCE PUBLISHERS B.V. Ocky Bayu Nugroho (2019). “Geology and Lam-
MacDonald, G.A (1972). Volcanoes. Englewood Cliffs, ongan Volcanic Rocks Case Study at Ranu Pakis,
New Jersey: Prentice-Hall. Klakah, Lumajang, East Java Province, Indonesia”.
McPhie, J., M. Doyle, and R. Allen (1993). Volcanic In: Jounal of Geoscience 04.04, pp. 263–270.
Texture : A Guide To The Interpretation Of Texture In
Page 13 of 14
Figure 31: Peta Geologi Daerah Penelitian. Jingga muda:Satuan Breksi Piroklastik Aliran - Tuf Lapili - Lava, Kuning:Satuan Batupasir Kerikilan - Batupasir Karbonatan, Biru:Satuan
Kalkarenit - Kalsilutit, Jingga Tua:Satuan Konglomerat - Batupasir Kerikilan, Abu-Abu:Endapan Aluvial
14