Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN PENGALAMAN SPIRITUAL SEHARI-HARI

PADA LANSIA DI PANTI WREDA DAN DI MASYARAKAT


Rita Hadi W

Staf Pengajar Departemen Keperawatan Komunitas,


Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Diponegoro
(email : rhi_ha97@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Tingkatan spiritual dapat meningkat melalui pengalaman spiritual dan aktivitas spiritual yang
dilakukan individu sehari-hari. Individu dengan tingkat spiritualnya tinggi memiliki sikap yang lebih
baik, merasa puas dalam menjalani hidup. Melakukan kegiatan spiritual dapat meningkatkan spiritualitas
pada lansia dengan percaya adanya Tuhan (Liwarti, 2013). Perbedaan lingkungan tempat tinggal pada
lansia menyebabkan adanya perbedaan pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, psikologis, dan
spiritual(Soejono, dkk., 2009). Penelitian ini bertujuan umum untuk perbedaan pengalaman spiritual
sehari-hari pada lansia di panti wreda dan di masyarakat.. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis komparatif untuk 2 kelompok tidak berpasangan
dengan menggunakan uji t independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang
signifikan rata-rata pengalaman spiritual sehari-hari pada lansia di panti wreda dengan di
masyarakatdengan nilai p value 0.011. Perawat komunitas perlu memperhatikan lingkungan tempet
tinggal lansia dalam menentukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pada lansia
baik di panti wreda maupun di masyarakat.

Kata kunci: Pengalaman, spiritual, lansia

64 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 64-69


PENDAHULUAN rasa takut mati. Dan yang lansia tingkat
Lanjut usia (Lansia) merupakan tahap spiritualnya baik,ia tidak takut akan
akhir dari siklus hidup manusia yang tidak kematian dan lebih mampu untuk menerima
dapat dihindarkan dan akan dialami oleh kehidupan (Hamid, 2009).
setiap individu yang berusia panjang. Pada Tingkatan spiritual dapat meningkat
tahap ini akan terjadi perubahan atau melalui pengalaman spiritual dan aktivitas
penurunan struktur dan fungsi seluruh spiritual yang dilakukan individu sehari-
sistem dalam tubuh yang disebut dengan hari. Individu dengan tingkat spiritualnya
proses degeneratif, yang akan menimbulkan tinggi memiliki sikap yang lebih baik,
terjadinya berbagai masalah kesehatan baik merasa puas dalam menjalani hidup.
masalah fisik, psikologis, maupun sosial Melakukan kegiatan spiritual dapat
(Miller, 2004). Secara individu, pengaruh meningkatkan spiritualitas pada lansia
proses menua dapat menimbulkan berbagai dengan percaya adanya Tuhan (Liwarti,
masalah, baik secara fisik, biologis, mental, 2013). Perkembangan spiritual yang matang
maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut akan membantu lansia untuk menghadapi
usia seseorang, maka kemampuan fisiknya kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan,
akan semakin menurun, sehingga dapat maupun merumuskan arti dan tujuan
mengakibatkan kemunduran pada peran – keberadaannya dalam kehidupan.
peran sosialnya (Tamher S, 2009). Perubahan spiritual merupakan salah
Permasalahan lansia yang esensial ialah satu parameter yang mempengaruhi kualitas
tingkat kesejahteraan fisik dan sosial yang hidup lansia. Pengaruh yang muncul akibat
menurun, serta kebutuhan mental-spiritual berbagai perubahan pada lansia tersebut
yang kurang terpenuhi (Asry Y,2013). jika tidak teratasi dengan baik cenderung
Kesehatan seseorang tergantung pada akan mempengaruhi kesehatan lansia secara
keseimbangan variabel fisik, psikologis, menyeluruh. Perlu adanya suatu pelayanan
sosiologis, kultural, perkembangan, dan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
spiritual (Potter & Perry, 2005) lansia dan meningkatkan kualitas hidup
Kebutuhan spiritual merupakan lansia (Nugroho, W., 2008). Perbedaan
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh lingkungan tempat tinggal pada lansia
setiap manusia. Masalah yang sering terjadi menyebabkan adanya perbedaan pada
pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah lingkungan fisik, sosial, ekonomi,
distress spiritual yang merupkan suatu psikologis, dan spiritual. Perbedaan
keadaan ketika individu atau kelompok lingkungan tempat tinggal dapat
mengalami atau beresiko mengalami mempengaruhi status kesehatan lansia
gangguan dalam kepercayaan yang (Soejono, dkk., 2009).
memberikan kekuatan, harapan, dan arti Hasil survey awal yang telah dilakukan
kehidupan (Hidayat, A & alimul, A., 2009). dengan wawancara di desa Montongsari,
Perkembangan spiritual yang matang akan Weleri, Kendal didapatkan data ada 6
membantu lansia untuk menghadapi lansia, dan 4 diantaranya masih mengenali
kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, dirinya sendiri dan masih melakukan sholat
maupun merumuskan arti dan tujuan 5 waktu dan mengaji. Studi pendahuluan
keberadaannya di dunia/kehidupan (Graha juga dilakukan di Panti Wreda Harapan Ibu
Cendikia, 2009). Menurut Hungelmann et didapatkan 39 orang lansia, dengan 1 orang
al (1985) yang dikutip pada buku yang laki – laki dan 38 orang perempuan. Lansia
ditulis oleh Potter dan Perry pada tahun di Panti Wreda Harapan Ibu melakukan
2005 menyatakan kesehatan spiritual atau kegiatan sehari – hari secara mandiri. Dari
kesejahteraan adalah rasa keharmonisan hasil wawancara kegiatan keagamaan di
saling kedekatan antara diri dengan orang Panti Wreda Harapan Ibu dilakukan secara
lain, alam, dan dengan kehidupan yang rutin dan memiliki tempat sendiri. Ketika
tertinggi (Potter & Perry, 2005). Bagi seorang lansia mengalami penurunan
lansia yang tingkat spiritualnya tidak baik spiritual mereka merasa sendiri, sedih dan
menunjukkan tujuan hidup yang kurang kesepian. Dari hasil wawancara pada 2
baik, rasa tidak berharga, tidak dicintai, dan orang lansia merasa senang karena

Perbedaan Pengalaman Spiritual Sehari-Hari Pada Lansia Di Panti Wreda dan Di Masyarakat 65
Rita Hadi W
memiliki teman baru, tetapi terkadang sedih kesalahan (α) 0.05 atau dengan signifikansi
karena tidak memiliki keluarga selain 95 %.
teman di panti. Studi pendahuluan
selanjutnya dilakukan di Panti Wreda HASIL
Yayasan Pelkris, Semarang didapatkan Penelitian untuk mengetahui
jumlah lansia 60 Orang dengan laki – laki pengalaman spiritual sehari-hari pada lansia
10 orang dan wanita 50 orang. Saat merasa di panti wreda dilakukan di dua panti wreda
sedih salah satu lansia berusaha untuk yaitu Harapan Ibu dan Yayasan Pelkris di
menghibur dirinya dengan berkumpul Kota Semarang sedangkan pengalaman
dengan teman – teman. Saat mengalami spiritual sehari-hari pada lansia di
sakit lansia lebih berserah pada Tuhan agar masyarakat dilakukan di desa Montongsari,
diberikan kesehatan. Weleri, Kendal. Data yang diperoleh
dengan cara melakuan penilaian
METODE pengaalaman spiritual sehari-hari dengan
Penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner DSES pada bulan
menggunakan analisis komparatif untuk 2 Desember 2013-Januari 2014. Adapun hasil
kelompok tidak berpasangan. Penelitian ini penelitian akan dijabarkan lebih lanjut.
dilaksanakan dengan cara melakuan
penilaian pengaalaman spiritual sehari-hari A. Pengalaman spiritual sehari-hari
dengan menggunakan kuesioner Dialy Spiritual pada Lansia di panti
Spiritual Experience Scala (DSES) versi 16 wreda
item ditulis oleh Lynn G. Underwood pada
tahun 2006. Kuesioner ini dirancang untuk Tabel 1. Distribusi Frekuensi pengalaman
mengukur tingkat spiritual dan keyakinan spiritual sehari-hari pada lansia
akan spiritualitas dalam kehidupan di panti wreda, Desember 2013-Januari
seseorang (Underwood, 2006).. Populasi 2014 (n = 53)
dalam penelitian ini adalah lansia yang Pengalaman spiritual F %
tinggal di Panti Wreda meliputi lansia yang sehari-hari
tinggal di Panti wreda Harapan Ibu dan Rendah 5 9.4
Panti Wreda Yayasan Pelkris. Sedangkan Sedang 21 39.6
lansia yang tinggal di masyarakat maka Tinggi 27 50.9
populasi berasal dari desa Montongsari, TOTAL 53 100
Weleri, Kendal dengan alasan wilayah
tersebut memiliki karakteristik lingkungan B. Pengalaman spiritual sehari-hari
dan masyarakat yang sama dengan kedua Spiritual pada Lansia di
panti yang telah di pilih. Pemilihan sampel Masyarakat
pada penelitian ini menggunakan metode
non random jenis purposive sampling. Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
Penentuan jumlah sampel dengan total berdasarkan pengalaman spiritual sehari-
sampling yaitu seluruh individu yang hari pada lansia di Desa Montongsari
memenuhi Kriteria inklusi yang telah Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal,
ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria Desember 2013-Januari 2014 (n=72).
inklusi adalah: Lansia dengan usia yaitu ≥ Pengalaman spiritual F %
60 tahun, tidak dimensia dan tidak sehari-hari
mengalami gangguan kongnitif, dapat Sedang 20 27,8
diajak berkomunikasi baik secara verbal Tinggi 52 72,2
maupun secara non verbal dan bersedia TOTAL 72 100
menjadi responden. Jenis uji statistik
dengan menggunakan uji t independent
untuk mengetahui perbedaan pengalaman
spiritual sehari-hari pada lansia di panti
wreda dan di masyarakat dengan taraf

66 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 64-69


C. Perbedaan pengalaman spiritual terdapat perbedaan pengalaman spiritual
sehari-hari Spiritual pada Lansia laki-laki dan perempuan, pada populasi
di panti wreda dan di penyakit kronis, dan perempuan memiliki
masyarakat pengalaman spiritual lebih tinggi dari laki-
laki. Fakta lain yang ditemukan pada
Tabel 3. Perbedaan pengalaman spiritual penelitian yang dilakukan oleh Kubzanski
sehari-hari pada lansia di Panti Wreda dan (2006), menemukan pengalaman spiritual
di masyarakat, harian perempuan lebih besar dibanding
Desember 2013-Januari 2014 laki-laki. Kubazanski menyatakan bahwa
Pengalaman N mean SD p perempuan lebih sering merasakan
Spiritual value pertolongan Tuhan secara langsung maupun
sehari-hari melalui orang lain lebih sering merasakan
Panti 53 62.87 17.007 0.011 kedamaian batin, merasakan kehadiran
Wreda 72 75.72 12.235 Tuhan pada setiap aktifitasnya, dan
Masyarakat perempuan lebih sering mengikuti kegiatan
keagamaan. Hal tersebut juga didukung
DISKUSI oleh penelitian yang dilakukan oleh
Kebutuhan spiritual merupakan Skarupski pada tahun 2010 yang
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh menyatakan nilai DSES pada perempuan
setiap manusia. Masalah yang sering terjadi lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki.
pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah Pengalaman spiritualitas sehari-hari
distress spiritual yang merupkan suatu meliputi rasa kagum, rasa syukur, kasih
keadaan ketika individu atau kelompok sayang, menyadari kasih sayang, keinginan
mengalami atau beresiko mengalami untuk lebih dekat dengan Tuhan
gangguan dalam kepercayaan yang (Underwood, 2006). Hal tersebut
memberikan kekuatan, harapan, dan arti ditunjukkan bahwa sebagian besar lansia di
kehidupan (Hidayat, A & alimul, A., 2009). Panti wreda (50.9%) dan yang tinggal di
Perkembangan spiritual yang matang akan masyarakat (72.2%) memiliki pengalaman
membantu lansia untuk menghadapi spiritual sehari-hari yang tinggi, tetapi
kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, lansia di Panti wreda sebanyak 9.4 % masih
maupun merumuskan arti dan tujuan memiliki pengalaman spiritual sehari-hari
keberadaannya di dunia/kehidupan (Graha yang rendah. Hal tersebut terjadi karena
Cendikia, 2009). Responden dalam lansia yang tinggal di panti wreda 90%
penelitian berusia diatas 60. Hal tersebut adalah lansia yang tidak memiliki keluarga
sesuai dengan pernyataan Hamid (2009) sehingga ditempatkan di Panti sehingga
bahwa status spiritual seseorang 80% merasa kesepian karena tidak pernah
dipengaruhi oleh tahap perkembangan mendapatkan kunjungan dari keluarga
manusia. Lansia mempunyai lebih banyak sehingga berdampak pada spiritual pada
waktu untuk melakukan kegiatan lansia. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
keagamaan dan berusaha untuk mengerti yang dilakukan oleh Erichsen dan Büssing
nilai agama yang diyakini oleh generasi pada tahun 2013 mengenai kebutuhan
muda. Penelitian ini dilakukan kepada 53 spiritual pada lansia di panti wreda bahwa
lansia di Panti Wreda dan 72 Lansia di dalam lansia memerlukan dukungan
Masyarakat. Responden berjenis kelamin keluarga dalam melakukan spiritualnya.
perempuan lebih banyak dibandingkan Hasil penelitian menunjukan bahwa
dengan jumlah laki – laki yaitu 89%. Hasil ada perbedaan yang signifikan rata-rata
nilai DSES pada responden perempuan pengalaman spiritual sehari-hari pada lansia
lebih tinggi daripada laki-laki. Beberapa di panti wreda dengan di masyarakatdengan
penelitian menyatakan bahwa terdapat nilai p value 0.011. Pengalaman spiritual
perbedaan spiritualitas dan penga laman spiritual sehari-hari pada lansia di
spiritual pada jenis kelamin. Penelitian Masyarakat memiliki nilai mean yang lebih
serupa dilakukan oleh Reid-Arndt, Smith, tinggi daripadapengalaman spiritual sehari-
Yoon, Johnstone (2011), menyatakan hari pada lansia di Panti wreda, karena

Perbedaan Pengalaman Spiritual Sehari-Hari Pada Lansia Di Panti Wreda dan Di Masyarakat 67
Rita Hadi W
lansia di masyarakat khususnya di Desa Erichsen, NB & Büssing, A. (2013).
Montongsari, Kendal juga terdapat Spiritual need of elderly living in
aktivitas-aktivitas spiritual yang rutin residential/nursing homes. Evidence
dilakukan seperti “Tahlil” dan “Berjanji based complementary and alternative
atau Mauludan”. Selain itu mendapat medicine journal.
dukungan dari keluarga dalam melakukan Graha, Cendikia (2009). Perkembangan
kegiatan spiritualnya sesuai dengan agama Spiritual.
yang dianutnya. Hal tersebut sesuai dengan Hamid AY. (2009.).Bunga Rampai Asuhan
penelitian oleh Park dan Roh (2013) yang Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta
menyatakan bahwa lansia yang memiliki : EGC .
sosial support yang baik berhubungan Hidayat A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar
dengan pengalaman spiritual sehari-hari Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
karena merasa nyaman dengan keluarga dan Konsep dan Proses Keperawatan.
teman. Jakarta : Salemba Medika.
Kubzansky, M. J. (2006). Gender
KESIMPULAN differences in religious practices,
Pengalaman spiritual sehari-hari pada spiritual experiences and health:
lansia di panti wreda sebagian besar results from the US General Social
memiliki pengalaman spiritual sehari-hari Survey. Sciences and So- cial
tinggi yaitu 27 lansia dari 53 Sciences, 62 (11), 2848-60.
lansia((50.9%). Pengalaman spiritual http://www.ncbi.nlm. nih.gov
sehari-hari pada lansia di masyarakat juga Liwarti L, (2013) . Hubungan pengalaman
sebagian besar memiliki pengalaman spiritual dengan psychological well
spiritual sehari-hari tinggi yaitu 52 lansia being pada penghuni lembaga
dari 72 lansia (72.2%). Perbedaan pemasyarakatan, Jurnal Sains dan
pengalaman spiritual sehari-hari pada lansia Praktik Psikologi, Magister Psikologi
di panti wreda dan di masyarakat dengan UMM, ISSN: 2303-2936 Volume I (1),
nilai significancy yaitu 0,011 (p<0,05) 77 – 88
sehingga pada alpha 5% terdapat Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in
perbedaan bermakna antara pengalaman older adults : Theory and Practice.
spiritual sehari-hari pada lansia di panti (4th Ed.). Philadelphia: Lippincott
wreda dan di masyarakat.Hasil penelitian Wiliams & Wilkins.
ini dapat digunakan data dasar yang dapat Nugroho W. (2008). Keperawatan Gerontik
digunakan oleh perawat komunitas sebagai dan Geriatrik. Jakarta : Buku
acuan dalam menentukan asuhan Kedokteran EGC
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan Potter P.A, Perry,A.G. Buku Ajar
spiritual pada lansia baik di panti wreda Fundamental Keperawatan : Konsep,
maupun di masyarakat. Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume
1. Edisi . Jakarta : EGC; 2005.
Ucapan terimakasih Park, J & Roh, s. (2013). Daily spiritual
Terimakasih kepada Astu MP mahasiswa experiences, social support, and
PSIK FK UNDIP dan Mashita HT depression among elderly korean
mahasiswa STIKES Kendal yang telah immigrants. Aging and mental health
berpartisipasi dalam proses pengumpulan journal. 102-108
data. Reid-Arndt, S. A., Smit, L. M., Yoon, D. P.,
& Johnstoon, B. (2011). Gender
DAFTAR PUSTAKA differences in spiritual experiences,
Asry Y.(2009). Harmoni Jurnal religious practices, and congregational
Multikultural & Multireligius. Volume support for In dividuals with
VIII, Nomor 29, Januari-Maret . Significant Health Conditions. Journal
Diakses pada tanggal 18 September of Religion, Disability & Health, 15
2014 di http://kemenag.go.id (2), 175-196.
Soejono CH, Probosuseno, Sari NK.

68 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 64-69


(2009). Buku ajar ilmu penyakit Medika;
dalam. Jakarta. FK UI. Underwood, L.G. (2006). The Dialy
Skarupski A, Fitchett G, Evans DE, Spiritual Experience Scale:
Mendes deleon, CF. (2010. Daily Development, Theoretical
spiritual experiences in abiracial, Description, Reliability,
community based population of older Exploratory Factor Analysis, And
adults. Aging and mental health Preliminary Construct Validity
journal. 779-789 Using Health Related Data. Annals
Tamher S. (2009). Kesehatan Usia Lanjut of Behavioral Medicine. Diakses 10
dengan Pendekatan Asuhan Maret 2013. Dari
Keperawatan. Jakarta : Salemba http://www.dsescale.org.

Perbedaan Pengalaman Spiritual Sehari-Hari Pada Lansia Di Panti Wreda dan Di Masyarakat 69
Rita Hadi W

Anda mungkin juga menyukai