Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter
atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Apa saja ancaman dan strategi untuk mengatasi ancaman dalam mengutuhkan NKRI ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui ancaman dan strategi mengatasi ancaman dalam mengutuhkan NKRI.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk Hambatan dan Ancaman  dalam Membangun Inegrasi Nasional
Hambatan merupakan usaha yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat
atau bertujuan untuk melemahkan ataau menghalangi secara konsepsional keinginan
atau kemajuan yang ingin dicapai.
Ada beberapa Faktor yang menjadi Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam (heterogen) dalm faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,bahasa
daerah,agama yang dianut ras,dan sebagainya.
b. Wilayah yang begitu luas,terdiri dari ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
c. Besarnya ancaman,tantangan,halangan dan gangguan yang menrongrong
keutuhan,kesatuan dan persatuan bangsa,baik yang berasal dari luar maupun
dalam negeri.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di kalangan masyarakat.dampaknya
akan timbul dalam berbagai gejalah seperti SARA,gerakan separatisme dan
kedaerahan,atau demontrasi dan unjuk rasa.
e. Adanya paham "etnosentrisme" di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan sebaliknya menganggap rendah budaya suku
bangsa yang lainnya.
f. Lemahnya nila-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melewati kontak langsung maupun
tak langsung. Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur
pariwisata,sedangkan kontak tak langsung antara lain melalui media cetak
(majalah dan tabloid) atau media elektronika (televisi,tape recorder,film,radio).hal
itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan,
pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya.

2
Ancaman adalah suatu hal atau upaya yang bersifat dan bertujuan kebijakan yang
dilaksanakan secara konsepsional. Ancaman bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik.
Ancaman bagi bangsa Indonesia baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Cara
Mengatasi Dan Menyelesaikan Ancaman Bagi Bangsa Indonesia Baik yang Berasal dari Dalam
dan Luar Negeri yaitu :
1. Ancaman dari dalam
a. Perang antar suku
 Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan tokoh
adat/perwakilan masing-masing pihak yang bertikai
 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya
pertikaian
 Meningkatkan kerja sama dan gotong royong antar kelompok masyarakat atau
suku untuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas di lingkungan
masyarakat
 Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku
b. Korupsi
kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk meminimalisir keinginan korupsi
c. Terorisme
 Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam
pembuatan bom
 Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil
 Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat
 Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap kasus
terorisme
 Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya dukungan
materiil dan keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham yang disebarkan oleh
teroris
 Meningkatkan rasa nasionalisme
 Meningkatkan ketahanan nasional dan mempersolid setiap susunan Hankamrata
 Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan
diri dari masyarakat sekitara

3
d. Pemberontakan
 Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak muncul
kecemburuan nasional
 Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip
Hankamrata
 Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan
kewarganegaraan dan sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI
 Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak
e. Ekstrim kanan dan kiri
 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
 Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal
 Memberantas segala tindakan ekstrim
 Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar
tidak muncul masyarakat anti pemerintah
f. Kemiskinan atau kesenjangan sosial
 Meningkatkan sumber daya manusia
 Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja
 Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama
antar perusahaan dengan SMK
 Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin,
misalnya sekolah gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain
 Pemerataan pembangunan di seluruh pelosok tanah air
g. Narkoba dan HIV/AIDS
 Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan
mewajibkan menggunakan pengaman sebelum berhubungan
 Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan di
bandara, pelabuhan, maupun daerah perbatasan
 Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan
HIV/AIDS dan menanamkan jiwa anti narkoba
 Menyaring budaya asing dengan Pancasila

4
 Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena  HIV/AIDS terutama
supir, pilot atau orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak
 Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti
diskotik atau klub malam
2. Ancaman dari luar
a. Agresi Militer
 Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif
dengan kata lain bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan
negara lain
 Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional diiringi
dengan peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan dalam sistem
Hankamrata (pertahanan keamanan rakyat semesta)
 Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan
keutuhan NKRI seperti mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar
kemiliteran dan selalu siap apabila dibutuhkan dalam mempertahankan NKRI
b. Penerobosan Wilayah
 Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas
 Membangun pos-pos pertahanan dan memperjelas tapal batas yang lebih kuat dan
permanen sehingga tidak dapat dipindah
 Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada
negara tetangga sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah
kewarganegaraan
c. Penyeludupan
 Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas
barang antar negara
 Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan  untuk mengantisipasi
penyeludupan barang illegal, karena memasukkan barang tanpa dikenai pajak
impor
 Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti bandara,
pelabuhan.
d. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )

5
 Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta mengamalkannya
 Menyaring nilai ideologi asing  dengan Pancasila, agar memperoleh dampak
positifnya saja
 Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq)
  Melakukan kegiatan-kegiatan  yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta
sertan menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta
mempertahankan Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan
konstitusional serta landasan Nusantara sebagai landasan fissional
e. Penitrasi ( penyusupan budaya )
 Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi
 Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka
ekstrakulikuler sekolah
  Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari
berbagai suku bangsa di Indonesia
 Melakukan penyaringan budaya yang masuk dengan menggunakan nilai-nilai
Pancasila
f. Spionase
 Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik senjata,
pembangkit listrik serta penyimpanan dokumen rahasia negara
  Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi
 Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara
 Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotism
 Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang dilakukan
oleh TNI, AD, AL, AU
B. Bentuk tantangan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah
kemampuan. Wujudnya bisa berbentuk tindakan fisik maupun nonfisik yang dilakukan
baik secara manifest atau latent.
a. Percobaan invasi asing
Kedatangan imigran gelap ke Indonesia, yang akan menuju wilayah Australia dan
sekitarnya, serta masuknya berbagai jenis narkoba menunjukan persepsi bahwa

6
adanya kemudahan memasuki wilayah Indonesia. Hal tersebut merupakan bagian dari
integrasi nasional.
b. Kriminalitas
Kriminalitas dapat menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat seperti rasa
ketakutan yang tinggi, timbul rasa curiga kepada lingkungannya, rendahnya
kepercayaan masyarakat kepada aparat, dan terjadi pertikian terhadap pihak-pihak
yang tidak jelas untuk masalah yang tidak jelas pula. Kondisi ini bisa menimbulkan
disintegrasi bangsa.
c. Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme
Tindakan korup telah menghambat kegiatan pembangunan dan menyengsarakan
rakyat. Suasana jadi tidak tertib, tidak jujur dan tidak adil. Semangat untuk
berprestasi dan bekerja menurun karena dianggap tidak ada gunannya. “Tidak
mungkin bisa bekerja di suatu instansi kalau tidak ada keluarga yang membawanya
atau membayar dulu”. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kelangsungan integrasi
nasional.
C. Gangguan Integrasi Nasional
1. Geografi.
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri
adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya
dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh
global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam
yang berlimpah.
2. Demografi.
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran
penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,
selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.
3. Kekayaan Alam.
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya

7
disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian
hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan  akibat dari pengelolaan.
4. Ideologi.
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik
di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang
dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada
akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab
itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai pendalaman
masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara
berkesinambungan.
5. Politik.
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai
ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat  dan  sering  
mengakibatkan  konflik   antar  masyarakat  yang berbeda faham apabila tidak
ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat.
Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan
pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang
akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan
dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah
mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik
antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang
tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.
6. Ekonomi.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia
yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya
indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.
7. Sosial Budaya.
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana.  Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu
tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat

8
ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok
yang relatif terbelakang.
8. Pertahanan Keamanan.
Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat
terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra  itu sendiri.   Dilain pihak turunnya
wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan
oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara.
D. Strategi Mengantifikasi Berbagai Dampak Ancaman Terhadap Integrasi Nasional
1. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Oleh karena itu, harus
diterapkan strategi yang tepat untuk mengatasi ancaman militer tersebut.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) sampai (5), menyatakan bahwa
diantaranya:
 Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan  
dan keamanan negara
 Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem  
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama,
dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung
 Tentara nasional Indonesia terdiri atas Angkatan darat, Angkatan Laut,   dan
Angkatan Udara sebagai alat negara yang bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

UUD 1945 juga memberikan gambaran, bahwa strategi pertahanan dan keamanan
negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan
menggunakan sistem pertahanan dan keamananm rakyat semesta (sishankamrata).
Sishankamrata merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan
negara yang seluruh rakyat dan segenap sumbe daya nasional, sarana dan
prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan yang utuh
dan menyeluruh.

9
a) Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan
oleh dan untuk kepentingan rakyat
b) Kemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya  pertahanan
c) Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar diseluruh NKRI sesuai dengan kondisi geografis dan sebagai
negara kepulauan
d) Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam antara keterpaduan
tiga kekuatan militer RI, yaitu keterpaduan kekuatan laut, darat dan udara.
Sedangkan keterpaduan antar kekuatan militer dan kekuatan non-militer,
diwujudkan dalam keterpaduan antar komponen utama, komponen
cadangan, dan pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan dalam
pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan, baik dalam rangka
menghadapi ancaman tradisional maupun non-tradisional.
 Komponen utama, disiapkan untuk OMP
 Komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda komponen
utama, melalui proses mobilisasi/demobilisasi
 Komponen pendukung ( kekuatan pertahanan ) untuk tujuan
perang dilaksanakan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai
tidak berhasil
2. Strategi dalam Mengatasi Ancaman non Militer
Ancaman non militer adalah ancaman yang dilakukan oleh aktor non
negara tehadap keutuhan wilayah, kedaulatan negara dan keselamatan bangsa
Indonesia. Untuk mengatasinya dengan kekuatan pertahanan negara, terutama TNI,
dan juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang ( OMSP ).
Ada empat hal yang harus dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang ini,
yaitu demokrasi, kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi. Berkaitan dengan hal INI
Indonesia yang menganut paham demokrasi harus mampu menumbukan
pemerintahan yang kuat, mandiri, dan tahan uji, mampu mengelola konflik
kepentingan yang dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
Untuk mencapai itu, Indonesia harus mewujudkan hal-hal :

10
1) Mengembangkan demokrasi politik
2) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik
3) Mengadakan reformasi lembaga politik
4) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan menegakkan pemerintahan yang
berwibawa dan bersih
5) Menegakkan supremasi hokum
6) Memperkuat Indonesia dalm kancah politik internasional Sistem ekonomi
kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan ancaman di
bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa Indonesia

Untuk mewujudkannya, diperlukannya perwujudan hal-hal :

 Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik


pasar dalam negeri
 Pertanian dijadikan prioritas utama
 Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat
 Tidak bergantung pada badan multilateral ( IMF, WTO, Bank Dunia)
 Mempererat kerjasama dengan negara berkembang lainnya

Banyak faktor yang mungkin menimbulkan perubahan sosial, diantaranya yang


memegang peranan penting ialah, faktor teknologi dan faktor kebudayaan. Bangsa
Indonesia harus memelihara keseimbangan fundamental, yaitu keseimbangan antara
manusia dengan alam semesa, manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan,
keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. kesadaran akan perlunya
keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi, sehingga menjadi
bangsa yang berbhineka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu Dari ayat tersebut,
ditegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia merupakan
tanggung jawab  seluruh Warga Negara Indonesia. Sehingga tidak hanya TNI dan
POLRI saja, namun masyarakat sipil juga berperan dalam menjaga keutuhan NKRI.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Mewaspadai ancaman terhadap integrasi nasional dapat dilakukan dari mana saja
karena ancaman inegrasi nasional bisa datang dari luar maupun dari dalam negeri
Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya
berupa ancaman militer dan non - militer. Ancaman militer dapat berupa agresi / invasi,
pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror
bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara. Sedangka ancaman non – militer
dibagi menjadi ancaman di Bidang Ideologi, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://hellorunira.blogspot.co.id/2015/05/menatap-tantangan-integrasi-nasional.html
http://rimalestari123.blogspot.co.id/2013/10/integrasi-nasional.html
https://prezi.com/frsnku9g4dii/strategi-dalam-mengatasi-ancaman-integrasi-nasional/

13

Anda mungkin juga menyukai