STANDAR PELAYANAN
KEGAWATDARURATAN MEDIS
1
2015
1. Bangunan
2
Lokasi bangunan Pelayanan Gawat Darurat mengikuti kaidah
perencanaan dan perancangan bangunan fasilitas kesehatan (termasuk di
dalamnya Rumah Sakit).
Kaidah lokasi bangunan Pelayanan Gawat Darurat tersebut adalah:
1) Harus mudah dilihat serta mudah dicapai dari luar fasilitas pelayanan
kesehatan (jalan raya) dengan tanda-tanda yang sangat jelas dan mudah
dimengerti masyarakat umum.
2) Memiliki jalur masuk dan keluar kendaraan yang berbeda dengan pintu
masuk kendaraan ke area lainnya.
3) Untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang berbentuk memanjang
mengikuti panjang jalan raya maka pintu masuk ke area pelayanan gawat
darurat harus terletak pada pintu masuk yang pertama kali ditemui oleh
pengguna kendaraan untuk masuk ke area fasilitas pelayanan kesehatan.
4) Area pelayanan gawat darurat juga harus mudah diketahui dan dicapai
dari dalam area fasilitas pelayanan kesehatan dengan rambu-rambu
petunjuk yang sangat jelas dan mudah dimengerti masyarakat umum.
5) Pelayanan gawat darurat dianjurkan untuk memiliki area yang dapat
digunakan untuk penanganan korban massal.
6) Pintu pelayanan gawat darurat memungkinkan ambulan tidak perlu
mundur untuk menurunkan pasien maupun keluar dari area menurunkan
dan menaikkan pasien tersebut.
7) Letak bangunan pelayanan gawat darurat yang tidak memiliki kamar
operasi emergensi harus berdekatan / bergabung dengan Unit Bedah
Sentral.
3
8) Letak bangunan pelayanan gawat darurat yang tidak memiliki Ruang
Bersalin harus berdekatan / bergabung dengan Unit Kebidanan 24 jam.
4
Area Publik meliputi ruangan-ruangan yang boleh diakses oleh
hampir semua pengunjung pelayanan gawat darurat.
Yang termasuk ruangan dengan area publik yaitu :
o Area Menurunkan/Menaikkan Pasien
o Area Pintu Masuk/Keluar
o Area Pintu Masuk Dekontaminasi Pasien
o Ruangan Tunggu Pengantar Pasien
o Ruangan Pendaftaran Terpadu
o Ruangan/Area Triase
o Ruangan Farmasi/Depo
o Kamar Mandi/WC
o Ruangan Tunggu Pengantar Pasien
o Area Parkir Brankar Pasien
b) Area Terbatas
Area Terbatas meliputi ruangan-ruangan selain area publik, yang
tidak boleh diakses selain pasien gawat darurat, kecuali atas izin
petugas pelayanan gawat darurat.
c) Area Privat
Area Privat meliputi ruangan-ruangan yang hanya boleh diakses oleh
petugas yang berwenang dan pasien yang sedang dilayani.
5
Yang termasuk ruangan area privat yaitu ruangan yang terkait
dengan tindakan operasi atau tindakan invasif dan area servis.
6
16) Ruangan penunjang medis
17) Ruangan konsultasi informasi dan edukasi (KIE)
18) Call center medik
19) Ruangan tunggu
20) Ruangan isolasi
21) Ruangan Spoolhoek (ruangan pembersihan alat medis)
22) Ruangan janitor
7
sesuai dengan kemampuan Fasilitas Pelayanan Kesehatan,mudah
dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh perawat kepala jaga
6) Area dekontaminasi ditempatkan di depan / di luar Ruang Pelayanan
Gawat Darurat atau terpisah dengan Ruang Pelayanan Gawat Darurat
7) Ruangan Triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.
8) Persyaratan teknis perruangan pada Ruang Pelayanan Gawat Darurat
mengikuti peraturan perundangan yang dikeluarkan unit teknis di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
8
5) Persyaratan teknis detail komponen bangunan antara lain: lantai, dinding,
langit-langit, pintu, jendela, dan sanitair mengikuti peraturan perundangan
yang dikeluarkan unit teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan.
2. Prasarana
Sistem Instalasi Air terdiri dari : Instalasi air minum/bersih, Instalasi air
kotor/limbah, dan Instalasi air hujan.
Sistem Instalasi Air mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Sistem Kelistrikan
9
Sistem kelistrikan pada ruangan triase, ruangan observasi, dan ruangan
tindakan termasuk kelompok 1 yaitu sumber listrik dari PLN dan Genset.
Sistem kelistrikan pada ruangan resusitasi termasuk kelompok 2 yaitu
sumber listrik dari PLN, Genset, dan UPS.
Sistem kelistrikan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Sistem Pencahayaan
10
Sistem proteksi yang direncanakan dan dipasang adalah upaya untuk
mengurangi secara nyata risiko kerusakan yang disebabkan oleh petir
terhadap bangunan pelayanan gawat darurat, termasuk manusia,
peralatan, dan perlengkapan bangunan lainnya dalam bangunan
pelayanan gawat darurat.
Sistem Proteksi Petir mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
11
Sistem pengelolaan limbah meliputi:
12
Setiap pengelola pelayanan gawat darurat harus mengetahui tentang
prosedur pencegahan dan penanggulangan kebakaran, tata letak alarm
kebakaran, penggunaan alat pemadam kebakaran, dan jalur evakuasi.
13
Bangunan pelayanan gawat darurat merupakan unit yang sibuk dan
menerima banyak pasien dan keluarganya, dengan berbagai macam
tingkat stress dan tingkah laku.
a. Sistem Ventilasi
b. Sistem Pengkondisian Udara
14
Sistem tata udara harus dirancang tidak menyebabkan terjadinya
penularan penyakit.
l. Sistem Komunikasi
1) Komunikasi Internal
15
Instalasi Gawat Darurat harus dapat melakukan komunikasi dengan
setiap unit atau departemen lain di Rumah Sakit dengan mudah dan
tanpa hambatan.
2) Komunikasi Eksternal
3. Peralatan
Jenis peralatan medis minimal yang harus ada di Pelayanan Gawat Darurat
Harus dapat memenuhi standar minimal peralatan untuk tindakan resusitasi,
serta tatalaksana definitif, sesuai dengan ketentuan dan kemampuan rumah
sakit.
16
Rumah sakit harus menjamin akses yang cepat dan mudah bagi ketersediaan
peralatan medis sesuai dengan kemampuan rumah sakit, yang dapat diakses
selama 24 jam.
I. CAKUPAN LAYANAN
a. Akses Pelayanan
17
Pelayanan Gawat Darurat dilakukan dalam 24 jam sehari dan tujuh hari
dalam seminggu, tanpa membedakan status sosial dan ekonomi pasien
serta diperuntukkan untuk semua umur (dewasa dan anak).
Pasien yang datang ke pelayanan gawat darurat berhak untuk mendapat
penanganan terlebih dahulu tanpa harus memberi uang muka kepada
Pihak Rumah Sakit untuk mendapatkan pelayanan.
Lokasi pelayanan gawat darurat mudah dijangkau oleh masyarakat
dengan rambu-rambu petunjuk yang jelas dari dalam dan luar Rumah
Sakit atau fasyankes lainnya.
Ambulans atau kendaraan yang membawa Pasien yang datang ke
instalasi pelayanan Gawat Darurat dapat mengakses pintu masuk dan
keluar yang bebas hambatan.
Ambulans atau kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di
depan pintu dengan area yang terlindung dari panas dan hujan.
Pintu masuk layanan dapat dilalui brankar dengan mudah.
Dalam Ruang Pelayanan, area pasien dibedakan dengan area publik
sehingga membuat petugas lebih mudah untuk melakukan pengamatan
kepada pasien yang sedang menunggu/mengantri. Hal tersebut juga
bertujuan untuk mencegah kepadatan pengunjung di area pasien yang
dapat menghambat pelayanan pasien gawat darurat dengan kondisi
mengancam nyawa. Selain itu, pembedaan area pasien dari area publik
juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya infeksi silang.
Ruang khusus untuk dekontaminasi pasien diletakkan di tempat yang
mudah dijangkau oleh pasien yang turun dari kendaraan atau ambulance.
18
Ruangan ini dibutuhkan untuk pasien yang terkontaminasi dengan bahan
berbahaya/ toxic.
Kemudahan akses ke Apotek 24 jam atau meletakkan Depo Farmasi di
unit layanan.
Kemudahan akses diagnosis ke Laboratorium dan Radiologi 24 jam atau
meletakkan Unit Radiologi dan Laboratorium di unit layanan.
Kemudahan akses dan layanan 24 jam bagi pelayanan khusus
disesuaikan dengan beban kerja Rumah Sakit dan Kebutuhan, seperti
Kateterisasi Jantung primer, pelayanan Intensif, Unit Transfusi Darah,
Kamar Bedah dan Rekam Medis.
19
Kriteria kasus yang memenuhi kriteria sebagai pasien gawat darurat
adalah (lihat lampiran berdasar triase pengelolaan penyakit) :
o Mengancam nyawa dan anggota badan
o Adanya gangguan pada Airway/ jalan nafas, Breathing/
pernafasan dan Circulation/ sirkulasi
o Adanya penurunan kesadaran
o Adanya gangguan hemodinamik
o Memerlukan tindakan segera
o Tidak dapat bangun/berdiri karena sakitnya
20
penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan
Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
o Pasien Anak
21
o Pasien Psikiatri
22
b) Alur Pelayanan Pasien Gawat Darurat
23
Penanganan pasien gawat darurat dilakukan sesegera
mungkin.
Lama waktu pelayanan di Pelayanan Gawat Darurat adalah
maksimal 8 jam.
Alur masuk pasien dengan penyakit infeksius khusus
dibedakan dengan alur masuk pasien lain. Jika fasilitas ruang
isolasi khusus dan dekontaminasi tidak tersedia, pasien harus
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain yang
memiliki fasilitas ruang isolasi khusus.
24
Mengalami cardiac arrest di luar rumah sakit, atau
Mengalami krisis tanda vital (jalan napas, pernapasan, sirkulasi,
kejang)
Sedang dilakukan resusitasi
25
a. Pelayanan Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan melalui Transfer Pasien
Gawat Darurat
b. Pelayanan Khusus
26
Darurat harus menyediakan sumber daya yang tepat dalam
menangani kasus kegawat daruratan anak.
o Sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan dan sarana yang
tersedia harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien anak sesuai
dengan umurnya.
o Ruang Observasi pasien anak dan neonatal harus menjamin
kebutuhan fisiologis dan psikologis anak sesuai dengan umur.
o Ruang observasi harus memungkinkan staf dokter dan perawat untuk
melakukan pengamatan langsung.
o Perawat yang bekerja di ruang gawat darurat anak adalah perawat
terlatih dan berpengalaman dalam penanganan gawat darurat anak
dan neonatus yang bekerja secara rotasi dalam 24 jam dibawah
supervisi kepala ruangan.
27
dengan pendekatan non diskriminatif, empati dan tidak menambah
kesulitan
o Pelayanan Pasien Korban Kekerasan harus mendahulukan kondisi
kegawat daruratan fisik dengan memperhatikan kondisi psikologi
pasien.
o Setiap unit pelayanan gawat darurat harus dapat menangani pasien
korban kekerasan, sesuai dengan ketentuan dan kemampuan rumah
sakit.
28
Ketepatan hasil pemeriksaan harus akurat, dengan turn around time yang
singkat, karena berhubungan dengan penatalaksanaan pasien.
Ketersediaan jenis pelayanan penunjang di unit pelayanan gawat darurat
disesuaikan dengan kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pelayanan.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus menjamin ketersediaan obat-obatan
yang dibutuhkan untuk pelayanan resusitasi dan gawat darurat lainnya
selama 24 jam.
Daftar obat-obatan standar yang harus tersedia di unit pelayanan gawat
darurat seperti tersebut dalam lampiran.
29
Pedoman pelayanan kesehatan di bidang bencana sudah diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2013 mengenai
“Penanggulangan Krisis Kesehatan”.
e. Ambulans
30