Anda di halaman 1dari 21

Kepada yth.

dr. Hasri Salwan, SpA (K)

Laporan Boks
Selasa, 19 Februari 2019
Pukul 13.00 WIB

GASTROENTEROHEPATOLOGI

Periode Juli-September 2018

Oleh:
Dr. Rian Narulita
Dr. Nurmega Kurnia Saputri
Dr. Rahman Setiawan
Dr. Ading Rohadi
Dr. Anies Mediressia
Dr. Diah Aggraini
Dr. Laili Indah K

Pembimbing:
dr. Hasri Salwan, SpA (K)
dr. Achirul Bakri, SpA (K)

DEPARTEMEN KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018

1
LAPORAN BOKS GASTROENTEROHEPATOLOGI

I. PENDAHULUAN

Laporan ini merupakan hasil kegiatan di boks Gastroenterohepatologi (GEH) selama bulan
Juli-September 2018, dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal bertugas residen boks GEH periode Juli-September 2018


Residen Juli Agustus September
Junior Dr. Rian Narulita Dr. Nurmega Kurnia S Dr. Rahman Setiawan
Madya Dr. Ading Rohadi Dr. Diah Anggraini Dr. Anies Mediressia
Senior Dr. Laili Indah K

Kegiatan yang dilakukan selama di Boks GEH adalah kegiatan bangsal, meliputi:
1. Mengelola bangsal
a. Penyuluhan kepada keluarga penderita bagaimana menyediakan oralit dan cara
penggunaannya
b. Penyuluhan gizi kepada keluarga penderita serta penyuluhan kebersihan
lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare
2. Membimbing mahasiswa
3. Kegiatan journal reading

2
II. HASIL KEGIATAN

Pada waktu memulai kegiatan di Boks GEH menerima 5 penderita dari dokter sebelumnya
yaitu:
1. Kolestasis intrahepatik ec infeksi CMV + imbalance elektrolit
2. Anemia ec perdarahan saluran cerna atas + TB paru + gizi buruk
3. Ulkus peptikum + muntah profuse dehidrasi ringan sedang
4. Muntah Profuse dehidrasi ringan sedang ec sindroma dyspepsia
5. Muntah Profuse Dehidrasi ringan sedang + ATR + Asidosis metabolic terkompensasi +
Gizi kurang

Selama di boks GEH telah selesai merawat sebanyak 92 penderita dengan hasil rawat
keseluruhannya sebagai berikut:
1. Pulang kontrol : 92 penderita
2. Pulang paksa : 0 penderita
3. Pindah rawat : 0 penderita
4. Meninggal : 1 penderita

Selesai bertugas di Boks GEH kami meninggalkan 5 orang penderita, yaitu:


1. Kolestasis Intrahepatik + Hipotiroid Kongenital + Gizi Buruk + Spina Bifida : 1 penderita
+ ISK (perbaikan)+ TB paru on theraphy
2. Suspek tumor rektum + Kandidiasis esofagus + Pan-gastritis Duodenitis + : 1 penderita
Marasmus Kondisi V
3. Diare akut Dehidrasi Ringan Sedang + Gagal Upaya Rehidrasi Oral : 1 penderita
4. Kolestasis intrahepatik dd/ ekstrahepatik : 1 penderita
5. Sindrom dispepsia : 1 penderita

3
III. HASIL PERAWATAN
Selama periode Juli-September 2018 kami merawat 92 penderita denan jumlah penderita
pulang kontrol sebanyak 91 dan meninggal sebanyak 1 orang

1. DIARE

Terdapat 34 penderita diare pada periode Juli-September 2018 terdiri dari 15 laki-laki dan 19
perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Diare akut tanpa dehidrasi +
- - - 1 - - 1 - - - 1 2.9%
meteorismus ec ileus paralitik
Diare akut dehidrasi ringan
3 7 6 1 - - 17 - - - 17 50%
sedang
Diare akut dehidrasi ringan
sedang + meteorismus ec - - 1 - - - 1 - - - 1 2.9%
imbalance elektrolit
Diare akut dehidrasi ringan
- - - 1 - - 1 - - - 1 2.9%
sedang + oral moniliasis
Diare akut dehidrasi ringan
sedang + ALL SR + gizi - - - 1 - - 1 - - - 1 2.9%
kurang
Diare akut dehidrasi ringan
sedang dengan penyulit + 1 - - - - - 1 - - - 1 2.9%
imbalance elektrolit
Diare akut dehidrasi ringan
sedang + pneumonia + - - 1 - - - 1 - - - 1 2.9%
tracheomalasia + GDD
Diare akut dehidrasi ringan
- - - 1 - - 1 - - - 1 2.9%
sedang + epilepsy
Diare bakterial invasif
1 - - - - - 1 - - - 1 2.9%
dehidrasi ringan sedang
Diare akut dehidrasi berat - 3 - 1 - - 4 - - - 4 11.7%
Diare kronik dehidrasi berat +
anemia penyakit kornis + gizi - - - - - 1 1 - - - 1 2.9%
buruk
Diare bakterial invasif +
meteorismus + efusi
- 1 - - - - 1 - - - 1 2.9%
pericardial +ASD moderate +
FTT + Hipotiroid kongenital
Prolonged diare tanpa
dehidrasi +ALL HR + demam
- - 1 - - - 1 - - - 1 2.9%
neutropenia + penumonia
ortostatik
Prolonged diare ec amoebiasis - - 1 - - - 1 - - - 1 2.9%
Diare akut dehidrasi berat +
asidosis metabolik + - 1 - - - - 1 - - - 1 2.9%
meteorismus
TOTAL 5 12 10 6 - 1 34 - - - 34 100%

4
2. KOLESTASIS
Terdapat 14 penderita yang terdiagnosis kolestasis intrahepatik pada periode Juli-September
2018. Terdiri dari 6 laki-laki dan 8 perempuan Penyebab terbanyak kolestasis adalah
idiopatik, diikuti infeksi CMV dan atresia bilier

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Kolestasis Intrahepatik +
1 - - - - - 1 - - - 1 7.5%
ISK
Kolestatis Intrahepatik
- 1 - 1 - 1 3 - - - 3 20%
idiopatik
Kolestasis Intrahepatik +
- 1 - - - - 1 - - - 1 7.5%
TORCH
Kolestasis Intrahepatik +
- - - - - 1 1 - - - 1 7.5%
hepatitis B
Kolestasis Intrahepatik +
1 1 - - - - 2 - - - 2 15%
Infeksi CMV
Kolestasis Intrahepatik +
- 1 - - - - 1 - - - 1 7.5%
Infeksi TORCH + Sepsis
Kolestasis Extrahepatik +
kista duktus koledokus - - 1 - - - 1 - - - 1 7.5%
+Tumor Caput Pankreas
Kolestasis Extrahepatik +
1 - - - - - 1 - - - 1 7.5%
AMLT
Kolestatis Ekstrahepatik
- 1 - - - - 1 - - - 1 7.5%
+ kolangitis
Kolestatis Ekstrahepatik
1 1 - - - - 2 - - - 2 15%
+ atresia bilier
TOTAL 4 6 1 1 - 2 14 - - - 14 100%

3. HISHPRUNG

Terdapat 6 penderita hishprung pada periode Juli-September 2018 Terdiri dari 5 laki-laki dan 1
perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Hirshsprung disease +
- - - 1 - - 1 - - - 1 16%
hipokalsemia + kwashiorkor
Hirhsprung disease +
- - - 1 - - 1 - - - 1 16%
marasmus kondisi V
Hirhprung disease + marasmik
kwarshiokor + anemia - 1 - - - - 1 - - - 1 16%
defisiensi besi
Hishprung associated
1 - - - - - 1 - - - 1 16%
enterocolitis

5
Hishprung disease post pull
- - 1 - - - 1 - - - 1 16%
trough + sepsis
Meteorismus ec hishprung
disease + respiratory disters ec 1 - - - - - - - - 1 1 16%
pneumonia + sepsis
TOTAL 2 1 1 2 - - 5 - - 1 6 100%

4. GERD

Terdapat 3 penderita GERD pada periode Juli-September 2018 terdiri dari 1 laki-laki dan 2
perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Edward Syndrome + GERD +
- 1 - - - - 1 - - - 1 33%
Feeding Promblem + FTT
Muntah profuse ec GERD +
- - - - 1 - 1 - - - 1 33%
faringitis akut
GERD + pneumonia + anemia
- - - 1 - - 1 - - - 1 33%
def.besi
TOTAL - 1 - 1 1 - 3 - - - 3 100%

5. POST OPERASI

Terdapat 7 penderita post operasi pada periode Juli-September 2018 terdiri dari 4 laki-laki dan 3
perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Post laparotomi eksplorasi a.i.
- 1 - - - - 1 - - - 1 14%
intussusepsi ileocaecal
Post op Herniotomi ec hernia
- - - - 1 - 1 - - - 1 14%
inguinalis dekstra
Post OP laparatomi ec Ileus
Obstruksi setinggi jejuneal
- - - - 1 - 1 - - - 1 14%
Diverticulum meckle +
appendisitis post reseksi
- 1 - - - - 1 - - - 1 14%
anastomose dengan anemia
defisiensi besi
Ileus paralitik ec enterocolitis
+ post op pull throug atas 1 - - - - - 1 - - - 1 14%
indikasi hirschprung
Colic abdomen ec hernia
- - - 1 - - 1 - - - 1 14%
insisional
Post laparotomi a.i nvaginasi
1 - - - - - 1 - - - 1 14%
+ imbalans elektrolit
TOTAL 2 2 - 1 2 - 7 - - - 7 100%

6
6. SINDROM DISPEPSIA

Terdapat 8 penderita sindrom dispepsia pada periode Juli-September 2018 terdiri dari 4 laki-laki
dan 4 perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Dyspepsia sindrom - - - - 2 - 2 - - - 2 28%
Dispepsia + Thalasemia b
- - - - - 1 1 - - - 1 14%
mayor + rhinofaringitis akut
Muntah profuse + sindrom
dyspepsia + TB paru on - - - - - 1 1 - - - 1 14%
therapy + KDK
Gastritis pada antrum+nodul
- - - - 1 - 1 - - - 1 14%
metabolic duodenum
Ulkus peptikum pada fundus - - - 1 - - 1 - - - 1 14%
Gastritis kronis - - - - - 1 1 - - - 1 14%
Muntah profuse ec gastritis +
- - 1 - - - 1 - - - 1 14%
alergi susu sapi
TOTAL - - 1 1 3 3 8 1 1 1 8 100%

7. PENYAKIT SALURAN CERNA ATAS

Terdapat 5 penderita penyakit saluran cerna atas pada periode Juli-September 2018 terdiri dari 3
laki-laki dan 2 perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Observasi vomitus ec HPS +
- - 1 - - - 1 - - - 1 20%
gizi kurang + mikrocephali
Hematemesis melena ec
- - - - 1 - 1 - - - 1 20%
varises esophagus
Muntah profuse ec hipertrofi
- 1 - - - - 1 - - - 1 20%
pyloric stenosis
Corpus alienum esofagus - - 1 - - - 1 - - - 1 20%
Muntah profuse dehidrasi
ringan sedang + pierre robin - 1 - - - - 1 - - - 1 20%
syndrome + FTT
TOTAL - 2 2 - 1 - 5 - - - 5 100%

7
8. PENYAKIT SALURAN CERNA BAWAH

Terdapat 12 penderita penyakit saluran cerna bawah pada periode Juli-September 2018 terdiri
dari 5 laki-laki dan 7 perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Proktitis + obesitas - - - 1 - - 1 - - - 1 8.3%
Proktitis + kolitis sigmoid,
colon ascendence dan caecum - - - 1 - - 1 - - - 1 8.3%
+ileitis ileum terminalis
Hematoscezia ec polip recti
- - 1 - - - 1 - - - 1 8.3%
pro colonoscopy
Protein Loosing Enteropathy - - - - 1 - 1 - - - 1 8.3%
Anemia ec melena + TB
- - - - 1 - 1 - - - 1 8.3%
peritoneal + gizi buruk
Stenosis bilier + PDA kecil +
PR + hipotiroid skunder + - - 1 - - - 1 - - - 1 8.3%
toxoplasmosis + TISK
Kolelitiasis - - - - - 1 1 - - - 1 8.3%
Hepatitis A akut - - - - 1 - 1 - - - 1 8.3%
Sirosis hepatis - 2 - - - - 2 - - - 2 16.67%
Hepatoblastoma + anemia +
- - - 1 - - 1 - - - 1 8.3%
dermatitis
Efusi pleura masif bilateral +
tumor intraabdomen + - - - - - 1 1 - - - 1 8.3%
marasmus kondisi V
TOTAL - 2 2 2 3 2 12 - - - 12 100%

9. INTOKSIKASI

Terdapat 3 penderita intoksikasi pada periode Juli-September 2018. Terdiri dari 2 laki-laki dan 1
perempuan

UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT  %


DIAGNOSIS
<1 1-<5 >5
PK PP PR M
L P L P L P
Intoksikasi Karbamat - - - - - 1 1 - - - 1 33.3 %
Intoksikasi Jamur - - - - 1 - 1 - - - 1 33.3 %
Obs. Vomitus + Penurunan
kesadaran ec intoksikasi
- - - - 1 - 1 - - - 1 33.3 %
alcohol + multiple Vulnus
ekskoriasi
TOTAL - - - - 2 1 3 - - - 3 100%

8
10. Distribusi Status Gizi Penderita
Distribusi status gizi penderita yang dihubungkan dengan pendidikan ibu (n= 92)

PENDIDIKAN IBU %
STATUS GIZI Tidak Jumlah
SD SMP SMA D3 S1 S2
sekolah
Gizi Baik - 15 21 29 - 4 - 69 75%
Gizi kurang - 3 5 7 - - - 15 16.3%
Gizi Buruk 5 3 - - - - - 8 8.6%
Jumlah 5 21 26 36 0 4 0 92 100.00%

11. Sikap masyarakat dan petugas kesehatan dalam mengelola diare

Perilaku masyarakat dalam mengelola diare (n= 34)

Perilaku masyarakat Jumlah Persentase


Berobat ke petugas kesehatan 13 38.2 %
Berobat ke dukun 0 0
Berobat sendiri
- Memanfaatkan oralit 18 52.9%
- URO selain oralit 0 0

Sikap petugas kesehatan dalam mengobati diare (n= 34)


Sikap petugas kesehatan Jumlah
Memberi oralit 11
Memberi antibiotika 5
Memberi antimuntah 4
Memberi antipiretika 7
Memberi anti diare 5
Menghentikan ASI 1
Mengganti PASI 2
Rujuk RS 8
Memberi zink 11

*penderita dapat diperlakukan > atau < 1 sikap


Tindakan terbanyak yang diambil oleh petugas kesehatan dalam mengobati diare pada
penderita yang berobat adalah memberikan oralit (11), disusul dengan memberi zink (11).

IV. URAIAN HASIL PERAWATAN

DIARE AKUT MURNI

Hasil perawatan penderita diare akut murni menurut umur, jenis kelamin dan derajat dehidrasi
(n=34)
Derajat dehidrasi UMUR (thn) / JNS KELAMIN HASIL RAWAT %

9
<1 1-<5 >5
PK PP PR M 
L P L P L P
Tanpa dehidrasi 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3%
Ringan sedang 4 10 10 5 0 2 31 0 0 0 32 94 %
Berat 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3%
Jumlah 5 12 10 6 - 2 34 0 0 0 34 100%

Penderita diare akut murni didapatkan paling banyak pada kelompok umur 1 tahun - <5 tahun
yaitu sebanyak 16 penderita (47%).
Penderita diare akut dengan dehidrasi ringan sedang paling banyak dirawat 31 penderita (94%).

Derajat dehidrasi dihubungkan dengan jenis feses penderita diare akut murni (n=34)
Jenis feses
Derajat dehidrasi
Cair Lendir Lendir + darah
Tanpa dehidrasi 1 0 0
Ringan sedang 31 1 1
Berat 1 0 0
Jumlah 34 1 1

ENDOSKOPI DAN KOLONOSKOPI


Terdapat 17 penderita yang menjalani tindakan selama periode bulan Juli-September 2018,
dengan keluhan terbanyak pada saat datang adalah nyeri perut berulang. Komposisi penderita 7
berjenis kelamin laki-laki dan 10 penderita berjenis kelamin perempuan.

Distribusi Penderita endoskopi dan kolonoskopi periode Juli-September 2018


No Nama Usia Jenis kelamin Hasil endoskopi
1 An. MK 6 tahun Laki-laki Pan-gastritis
2 An. OM 8 tahun Perempuan Polip pada kolon transversum, ukuran 1/4 lumen,
bertangkai, permukaan tidak rata, tidak mudah
berdarah
3 An. AFP 7 tahun Perempuan Kolonoskopi normal
4 An. RO 12 tahun Perempuan Perbaikan gambaran endoskopi stenosis pylorus +
gastritis pada korpus dan antrum
5 An. FS 13 tahun Perempuan Gastritis pada corpus dan antrum
6 An. IA 13 tahun Laki-laki Gastritis pada corpus dan antrum + duodenitis pada
pars descenden
7 An. KB 1 tahun Laki-laki Gastritis pada antrum
8 An. MT 15 tahun Laki-laki Kolitis pada daerah sigmoid + pembesaran kelenjar
limfe submukosa
9 An. AA 11 tahun Perempuan Proktitis infectif
10 An. MDR 12 tahun Laki-laki Varises esophagus grade III
11 An. MR 11 tahun Laki-Laki Proktitis + colitis sigmoid sampai tranversum +
pembesaran kelenjar submucosa ileum
12 An Z 11 tahun perempuan Gastritis ringan pada antrum
13 An G 4 tahun Laki-laki Polip pada rektum

10
14 An J 15 tahun Laki-laki Kandidiasis esofagus
15 An DA 14 tahun perempuan Massa di rectum dd tumor rektum
16 An DA 14 tahun perempuan Massa mudah berdarah di rectum dan kolon sigmoid
16 An DA 14 tahun perempuan Kandidiasis pada esophagus + pangastritis duodenum
17 An M 16 tahun perempuan Gastritis pada duodenum dan korpus

URAIAN

KOLESISTITIS + AIHA
YNA/ Pr/ 10 tahun/ BB 25 kg/ TB 135 cm/ status gizi kurang.
Keluhan Utama : nyeri perut,
Keluhan tambahan : demam, kuning, pucat
Riwayat perjalanan penyakit:

11
Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh nyeri pada perut kanan atas, nyeri menjalar ke
punggung, nyeri terus menerus, bersifat tajam seperti ditusuk tusuk, mual dan disertai muntah
dengan frekuensi 3 kali per hari berisi apa yang dimakan dan diminum, tidak menyemprot.
Sejak 1 minggu SMRS tampak kuning, kuning awalnya tampak pada mata semakin lama
semakin menjalar keseluruh tubuh, BAK berwarna kuning pekat (+), BAB berwarna dempul
disangkal.
Sejak 4 hari SMRS, penderita mengeluh demam, demam tidak teralalu tinggi, terus menerus,
turun dengan pemberian paracetamol, puncak demam tidak diukur.
Sejak 4 hari SMRS penderita mulai tampak pucat, pucat mulai tampak pada wajah, penderita
rutin transfusi ke RSMH karena menderita AIHA. Perdarahan spontan seperti gusi berdarah,
mimisan, BAB darah, lebam lebam disangkal.
Pemeriksaan fisis:
Keadaan umum: Sensorium kompos mentis, TD 110/70 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 22
kali/menit, suhu 38.8º C. Keadaan spesifik: Kepala: napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis
(+), sklera ikterik (+). Thorax: simetris, retraksi (-). Cor: Bunyi jantung I dan II normal, murmur
(-), gallop (-). Pulmo: vesikuler normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-). Abdomen: datar, lemas,
hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal, nyeri tekan perut kanan atas (+). Ekstremitas:
akral hangat, capillary refill time 2 detik, pucat (+).
Diagnosis awal: suspek kolesistitis dd/ kolelitiasis + AIHA + gizi kurang
Terapi: IVFD D5 ½ NS maintenance, omeprazole 2x20mg (iv),
Pemeriksaan penunjang:
Hematologi: Hb 10.0 g/dl, leu 18.900/mm3, Ht 32%, trombosit 281.000/mm3, MCV 83.2fL
MCH 26pg MCHC 31g/dl, LED 30mm/jam, hitung jenis 0/0/94/4/2%, BT 28.70mg/dl, BD
16.80 mg/dl, BI 11.90mg/dl, ALP 321mg/dl, SGOT 80 mg/dl SGPT 120mg/dl, GT 435mg/dl,
albumin 4.2mg/dl. PT 14.3 (13.5), INR 1.07, APTT 39.0 (32).
Urinalisa: warna kuning pekat, kejernihan agak keruh, berat jenis 1.020, PH 6, protein (-)
glukosa (-), keton (+), bilirubin (+), urobilin (12), nitrit (-), leukosit esterase (-), epitel (-),
leukosit 2-4, eritrosit 0-1, silinder (-), kristal (-), bakteri (+), mucus (+), jamur (-).
USG: sludge bilier (+), ukuran lien 13.9 cm, hepar 12.7cm (tidakbesar). Kesan: kolesistitis.
Follow up: Selama perawatan dirumah sakit, pasien mengalami kemajuan/ perbaikan, pasien
diberikan terapi antibiotik Cefotaxim 3x1250mg (iv), omeprazole 2x20mg (iv), Ursodeoxycholic
acid 3x200mg (po). Pasien pulang kontrol setelah 12 hari perawatan.
Diagnosis akhir: Kolesistitis + AIHA + gizi kurang.

12
KOLESTASIS EKSTRAHEPATIK ec. TUMOR CAPUT PANKREAS
MLZ/ Lk/ 5 tahun/ BB 17 kg/ TB 110 cm/ status gizi baik.
Keluhan Utama : Kuning,
Keluhan tambahan : Nyeri perut
Riwayat perjalanan penyakit:
Sejak 3 minggu SMRS tampak kuning, kuning awalnya tampak pada mata semakin lama
semakin menjalar keseluruh tubuh, BAK berwarna kuning pekat (+), BAB berwarna dempul
disangkal (+)
Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh nyeri pada perut kanan atas, nyeri menjalar ke
punggung, nyeri hilang timbul, bersifat terlokalisir pada area epigastrium.
Demam (-), mual (-), muntah (-), diare (-), batuk pilek (-), sesak napas (-).
Riwayat penyakit kuning sebelumnya disangkal, riwayat tertular dari penderita dengan penyakit
kuning (-).
Pemeriksaan fisis:
Keadaan umum: Sensorium kompos mentis, TD 100/60 mmHg, Nadi 100x/menit, RR 24
kali/menit, suhu 36.8º C. Keadaan spesifik: Kepala: napas cuping hidung (-), konjungtiva anemis
(-), sklera ikterik (+). Thorax: simetris, retraksi (-). Cor: Bunyi jantung I dan II normal, murmur
(-), gallop (-). Pulmo: vesikuler normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-). Abdomen: datar, lemas,
hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal, nyeri tekan perut epigastrium (+).
Ekstremitas: akral hangat, capillary refill time 2 detik, pucat (-).
Diagnosis awal: suspek kolestasis ekstrahepatik dd/intrahepatik dd/ hepatitis B
Terapi: IVFD D5 ½ NS maintenance, omeprazole 2x20mg (iv).
Pemeriksaan penunjang:

Hematologi:
Hb 12.4 g/dl, leu 10.100/mm3, Ht 35%, trombosit 411.000/mm3, MCV 80.2fL MCH 29pg
MCHC 35g/dl, LED 110mm/jam, hitung jenis 0/2/58/35/5%, BT 14.60mg/dl, BD 11.0 mg/dl, BI
3.60mg/dl, ALP 741mg/dl, SGOT 135 mg/dl SGPT 93 mg/dl, albumin 3.5mg/dl. PT 34.3 (13.5),
INR 2.69, APTT 50.5 (31.5).
Urinalisa: warna kuning pekat, kejernihan jernih, berat jenis 1.010, PH 6, protein (-) glukosa (-),
keton (-), bilirubin (+), urobilin (1), nitrit (-), leukosit esterase (-), epitel (-), leukosit 0-1, eritrosit
0-1, silinder (-), kristal (-), bakteri (-), mucus (-), jamur (-).

13
USG: Tampak sludge pada gall blader, pelebaran saluran empedu diduga akibat penekanan
massa. Tampak massa psudocyst pankreas dd/ tumor caput pankreas.
Follow up: Selama perawatan dirumah sakit, pasien diberikan terapi ranitidine 2x150mg,
urdafak 3x150mg dan pemberian injeksi vitamin K 5mg selama 3 hari berturut turut, pasien
sedikit mengalami kemajuan/ perbaikandimana pasien masih tampak kuning (sedikit berkurang)
hasil laboratorium evaluasi menunjukkan PT 13.6 (13.70) INR 1.01 APTT 32.5 (29.0), BT12.40,
BD 9.50, BI 2.90, ALP 610, SGOT 123, SGPT 62, GT 807, Alb 3.2.
Hasil MRCP didapatkan Hepatomegali dengan parenkim yang homogeny, Sludge pada
gallbladder, Pelebaran ductus biliaris intrahepatal kanan kiri bagian sentral, ductus hepatikus
kumunis, sebagian ductus biliaris komunis ec. desakan massa intensitas soft tissue pada region
dekat caput pancreas yang mendesak sebagian korpus dan kauda pankreas ke anterolateral kiri
dd/ massa caput pankreas.
Pasien dilakukan konsultasi ke bagian bedah akan dilakukan operasi laparotomy tetapi pasien
menunda operasi dengan alasan pulang kerumah terlebih dahulu. Pasein dikonsul ke divisi
Hematologi onkologi dengan advice pemeriksaan patologi anatomi pankreas. Hasil tumor
marker didapatkan Ca 19-9: 51.17 U/ml (normal: <37), Lipase 361.75 U/L (normal: 8-78).
Diagnosis akhir: Kolestasis ekstrahepatik ec Tumor Caput pankreas.

HYPERTROPIC PYLORIC STENOSIS


MR/Lk/1 bulan 14 hari/ BB 2,5 kg B 54 cm/ BB/U Z< -3 SDPB/U -2 <Z < -3 SD BB/PB Z <
-3 SD Status gizi :gizi buruk
Keluhan utama : Muntah steiap habis makan
Keluhan tambahan : Berat badan tidak naik naik
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak ± 3 minggu sebelum masuk RS, pasien mengalami muntah (+) sekitar 30-40 menit
setelah menyusui, muntah isi apa yang diminum, warna kekuningan, banyaknya 5-6 sdm,
muntah hampir setiap selesai minum susu, demam (-), batuk/pilek (-), BAB cair (-), BAK
normal, muntah menyemprot (-), riwayat terjatuh (-), kembung (-). Anak sedang dirawat di
neonatus, dipasang NGT untuk intake susu, masiih mengalami muntah sedikit-sedikit.
Sejak ± 3 hari sebelum masuk RS, pasien masih mengalami muntah (+) sekitar 20-30 menit
setelah minum susu, muntah isi apa yang diminum, warna kekuningan, banyaknya 3-4 sdm,
muntah hampir setiap selesai disusui, demam (-), batuk/pilek (-), BAB cair (-), muntah
menyemprot (-), riwayat terjatuh (-), kembung (-), BAK sedikit, dilakukan rontgen thorax

14
dan USG abdomen dengan kesan normal. Selama dirawat pasien mendapat IVFD D10 1/5
ns, injeksi ceftazidime 2 x 75 mg iv, domperidone 3 x 0,3 ml selama 3 hari namun tidak ada
perbaikan. Anak lalu dirujuk ke RSMH untuk pemeriksaan dan terapi lebih lanjut.
Riwayat perjalanan dahulu :
Riwayat lahir dari ibu G3P2A0 hamil cukup bulan, secara spontan, BBL 3200 gram, tidak
langsung menangis, dirawat di neonatus selama 22 hari. Anak disarankan rujuk ke RSMH
namun mengurus BPJS terlebih dahulu. Selama dirawat pasien mengalami penurunan BB
sebanyak 700 gram.
Pemeriksaan fisis :
Kondisi umum : Composmentis. Nadi 148x/menit (isi dan tegangan cukup) RR 30 x/menit
temp 37,0 C( aksilla). Kondisi spesifik : kepala conjungtiva anemis (+) sklera ikterik (-)
napas cuping (-), kelopak mata cekung (+) mukosa bibir kering (+). UUB cekung (+). Thorax
simetris retraksi (-) iga gambang (+) Cor bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop
(-) Pulmo vesikuler normal ronkhi (-/-) Wheezing (-/-) Abdomen datar lemas hepar dan lien
tak teraba bising usus (+) normal, cubitan kulit perut kembali lambat. Teraba massa di perut
kiri atas. Ekstremitas akral hangat CRT < 3 detik, baggy pants (+), eritema natum (-)
Diagnosis awal : Susp. Hypertrophy Pyloric stenosis + muntah profuse + dehidrasi ringan
sedang + gizi buruk + FTT
Tatalaksana :
Penderita diberikan IVFD RL kec 46 cc/jam selama 4 jam pertama, dilanjutkan IVFD KAEN
3A kec 4,6 cc/jam, ASI on demand, USG abdomen. Cek DPL, SI, TIBC, Ferritin, GDT.
Pemeriksaan Lanjutan :
1/9/2018
Hb 10,7 g/dL Leukosit 3.700/mm3 Trombosit 313.00/mm3 MCV 90,9 fL MCH 31 pg
MCHC 35 g/dL LED 7 mm/jam Hitung jenis 0/0/77/21/2 Retikulosit 2,4 Fe 49 TIBC 120
Ferritin 540,5 saturasi transferin 40,8 % Ca 9,0 mg/dL, Na 139 mEq/L K 2,5 mEq/L CRP <5
mg/L.
GDT : anemia mikrositik hipokromik susp penyakit kronis.
USG abdomen : kesan penebalan pada otot pyloric, curiga HPS
Follow Up :
Pasien dirawat dan diberikan rehidrasi sesuai tatalaksana dehidrasi ringan sedang, dilakukan
USG dengan kesan sup HPS, dikonsulkan ke divisi bedah anak dengan kesan HPS, rencana
dilakukan pyloromyotomy elektif. Pasien lalu dikonsulkan ke divisi NPM untuk mendapat
asuhan nutrisi pediatrik. Pada perawatan hari 3 dilakukan pyloromyotomy laparaskopi
15
dengan perdarahan sekitar 20 cc. Pasien dipuasakan sampai sadar penuh dan bising usus (+),
diberikan minum ASI sedikit demi sedikit. Post operasi pasien mendapatkan antibiotik
cefotaxime 3 x 60 mg iv. Pada perawatan hari 8 pasien hanya mengalami muntah 2-3x/hari,
banyaknya 1-2 sdm, BAB normal, anak bisa minum asi on demand per oral, tidak ada
demam dan luka operasi tenang, pasien dipulangkan dan kontrol ulang ke poliklinik GEH,
NPM dan bedah anak.
Diagnosis akhir : HPS post pyoloromyotomi + Gizi buruk + FTT + anemia penyakit
kronis

MN/Lk/2 bulan 1 hari/ BB 4,8 kg B 56 cm/ BB/U 0<Z<2 SD PB/U 0<Z <2 SD BB/PB -2
< Z < 0 SD Sattus gizi : normal
Keluhan utama : Kuning
Keluhan tambahan : BAB dempul
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak ± 6 minggu sebelum masuk RS, pasien tampak kuning (+), muntah (-), demam (-),
batuk (-), minum susu seperti biasa, BAB dempul (-). Pasien dibawa ke RSUD Lubuk
Linggau, dilakukan cek lain BT 9,6 BD 4,7 ALP 179, didiagnosis sebagai
hiperbilirubinemia, dilakukan fototerapi lalu cek darah ulang, didapatkan BT 4,6 BD 1,4 BI
3,2. Pasien dipulangkan namun keluarga masih merasa anak sedikit kuning, disarankan untuk
dijemur saat matahari pagi dan diberikan obat sequest.
Sejak ± 2 minggu sebelum masuk RS, wajah dan tubuh pasien tampak semakin kuning, mata
tampak kuning, muntah (-), demam (-), batuk (+), pilek (+), minum susu seperti biasa, BAB
dempul (+). Pasien kembali dibawa ke RSUD, dilakukan cek darah dengan hasil BT 19,7
BD 15,7 BI 4,0 ALP 645, dilakukan USG abdomen dan dikatakan curiga atresia bilier. Anak
lalu dirujuk ke RSMH untuk pemeriksaan dan terapi lebih lanjut.
Riwayat perjalanan dahulu :
Riwayat lahir dari ibu G4P3A0 hamil cukup bulan lahir spontan, BBL 3300 gram, langsung
menangis. Anak dirawat gabung dan pulang bersama ibu. Asi ibu hanya sedikit dan tidak
keluar lagi sejak anak usia 1 minggu. Usia ibu saat hamil pasien ini adalah 32 tahun.
Pemeriksaan fisis :
Kondisi umum : Compos mentis. Nadi 128x/menit (isi dan tegangan cukup) RR 30 x/menit
temp 36.7 C (aksilla). Kondisi spesifik : kepala conjungtiva anemis (-) sklera ikterik (+)
napas cuping (-), sekret hidung (+), dismorfik (+). Thorax simetris retraksi (-)Cor : bunyi
jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-) Pulmo vesikuler normal ronkhi (-/-) Wheezing

16
(-/-) Abdomen datar lemas hepar teraba 2 cmbac-2 cm bpx dan lien tak teraba bising usus (+)
normal. Ekstremitas akral hangat CRT < 3 detik. Symian crease (+)
Diagnosis awal : Kolestasis intrahepatik dd/ekstrahepatik + susp down syndrome + susp
atresia bilier
Tatalaksana :
Penderita diberikan ursodeoxycholic acid 3 x 40 mg po, inj amikasin 1 x 80 mg iv,
pregistimil® 8 x 30-60 cc, cek DR, fungsi hati, urinalisa, feses 3 porsi. Rencana
echocardiography, USG abdomen, konsul bedah anak.
Pemeriksaan Lanjutan :
1/9/2018
Hb 11,4 g/dL Eritrosit 3.760.000 Leukosit 15.600/mm3 Trombosit 382.00/mm3 LED 19
mm/jam Hitung jenis 0/5/32/53/10 CRP <5 mg/L BT 23.8 BD 13 BI 10.8 ALP 565 SGOT
415 SGPT 202 Gamma GT 93 GDS 42 mg/dl Kol.tot 256 Ur 24 Cr 0.42 FT4 0,98 TSH 1.43
5/9/2018
PT 94.0 (14,2) APTT 92,6 (33.1) Fibrinogen 360(338) D-Dimer 1.15
USG abdomen : Hepar : bile duct intra hepatal kanan dan kiri terlihat jelas.
Pancreas : Bentuk dan ukuran normal, intensitas echoprenkim rata, tak tampak kalsifikasi.
Gall bladder : kandung empedu tidak terlihat, walau telah puasa 4 jam CBD terlihat kecil.
Lien : Bentuk dan ukuran normal, intensitas echoprenkim rata, tidak tampak SOL kista.
Ginjal kanan dan kiri : Bentuk dan ukuran normal, echoprenkim tidak meningkat, batas
korteks dan medulla jelas, tak tampak batu dan kista, sistem pelvikokalises tidak melebar.
Buli-buli : bentuk dan ukuran normal, dinding tidak melebar, mukosa reguler, tak tampak
massa/batu.
Kesimpulan : menyokong adanya suatu atresia biliaris.

Follow Up :
Pasien dirawat dan dilakukan USG abdomen ulang, didapatkan gambaran yang menyokong
Atresia bilier. Pasien dikonsulkan ke divisi bedah anak, direncanakan untuk cholangiography
(MRCP intra operatif) dan Kasai procedure. Dilakukan echocardiography dengan kesan
normal heart. Sebelum dilakukan cholangiography (MRCP) dilakukan pemeriksaan darah
ulang, didapatkan pemanjangan PT dan APTT, pasien dikonsulkan ke divisi hematoonkologi
dengan kesan : pemanjangan PT dan APTT dapat disebabkan oleh gangguan fungsi hati,
disarankan pemberian Octaplex® 50iu/kbb/hari 1 x sehari selama 3-5 hari. Setelah PT APTT
dalam batas normal, dilakukan cholangiography. Dari MRCP intra-operatif didapatkan
17
bahwa kandung empedu buntu dan hepar mengalami fibrosis, saat setelah dilakukan MRCP
pasien mengalami desaturasi dan syok sehingga operasi segera dihentikan. Pasien diberikan
vasopressor dan dirawat di PICU. Setelah perawatan hari ke-2 di PICU pasien mengalami
perbaikan dan kembali ke bangsal. Pasien dijelaskan bahwa operasi Kasai tidak dapat
dilakukan karena hepar telah mengalami fibrosis dan disarankan untuk transplantasi hati
(belum bisa dilakukan di RSMH). Pasien dipulangkan pada perawatan hari ke 12,
direncanakan untuk transplantasi hati di RS luar.
Diagnosis akhir : Kolestasis ekstrahepatik ec atresia bilier + down syndrome

KISTA DUKTUS KHOLEDOKUS


An. SBS/pr/13tahun/BB 48 kg PB 146 cm/Status Gizi : Gizi baik
Keluhan utama : kuning
Keluhan tambahan : perut tampak makin membesar
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak 2 bulan SMRS mata anak mulai tampak kuning, kuning mulai dari kepala dan mata
kemudian ke kaki. Buang air besar kuning terang dan tidak pernah berwarna dempul. Buang
air kecil seperti teh. Tidak terdapat riwayat demam, batuk, pilek, muntah, diare,dan pucat.
Penderita dibawa berobat ke mantri diberi obat namun tidak ada perbaikan
1 bulan SMRS, masih tampak kuning, perut mulai tampak membesar, anak sering mengeluh
nyeri perut hilang timbul, BAB biasa, BAK seperti teh, anak dibawa ke RSUD Muaraenim
dan akhirnya dirujuk ke RSMH.
Riwayat penyakit dahulu: tidak ada riwayat kuning sebelumnya.
Pemeriksaan fisis :
Kondisi umum : compos mentis, tanda vital Nadi 102x/menit (isi dan tegangan cukup) RR
24x/menit Temp 36,8 C(aksilla). Kondisi spesifik kepala: napas cuping hidung (-),
conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (+), napas cuping hidung (-), pembesaran KGB colli
(-). Thorax simetris retraksi (-) iga gambang (-). Pulmo vesikuler normal ronkhi (-/-)
wheezing (-/-). Cor Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-) Abdomen :
Abdomen cembung, sedikit tegang, BU (+) normal, hepar teraba 10 cm bac 6 cm bpx, lien
S2, undulasi (-).
Diagnosis awal : Susp. Kista Koledokus
Terapi awal : Pasien diberikan ranitidine 3 x 150 mg PO dan ursodeoxycholic acid 2 x 400
mg PO

18
Pemeriksaan penunjang :
Hb 10 g/dL, eritrosit 4.23x106 /mm3, Leukosit 14.100/mm3, Trombosit 569.000, MCV 70.2
fL, MCH 24 pg, MCHC 34 gr/dL, LED 40 mm/jam, DC 0/3/65/24/8 retikulosit hitung 3.1,
BT 9 mg/dL, BD 7.3 md/dL, BI 1.7 mg/dL, ALP 527 U/L, SGOT 106 U/L SGPT 42 U/L,
Gamma GT 399 U/L, Ca 9.0 mg/dL, Na 141 mEq/L, K 3.0 mEq/L, Cl 107 mEq/L.
USG Abdomen :
Tampak massa kistik sangat besar yang menekan system bilier kesan kista ductus choledocus
sugestif type 1 menurut Todani mengakibatkan pelebaran system bilier intrahepatic, fatty
liver, splenomegaly.
Follow up : Pasien dikonsulkan ke bagian bedah anak untuk tatalaksana lanjutan disarankan
dilakukan MRCP, dilakukan eksisi kista ductus choledocus dan dilakukan by pass Roux en Y
didapatkan kista ukuran 15x7x2 cm, hasil PA pada jaringan ini menyokong suatu kista
duktus koledokus dan kolesistitis kronik. Post op terdapat hipoalbuminemia dengan albumin
2.1, dilakukan koreksi albumin dengan albumin 25% 100 cc selama tiga hari. Pasien
mengalami perbaikan klinis dan dipulangkan setelah 23 hari perawatan.
Diagnosis akhir : Kista Duktus Kholedokus + hipoalbuminemia

INTOKSIKASI KARBAMAT
ZMA / PR/ 8 tahun/ BB 13 kg PB 103 cm/ Gizi kurang
Anamnesis :
Keluhan Utama: Sakit kepala
Keluhan Tambahan : mual, sesak napas
RPP : Sejak 1 jam SMRS penderita mengeluh sakit kepala, mual, muntah, dan sesak napas,
muntah, frekuensi 4x, banyaknya ±½ gelas belimbing setiap kali muntah, isi apa yang
dimakan dan diminum, muntah tidak menyemprot, demam tidak ada, batuk dan pilek tidak
ada. BAB dan BAK biasa, anak tampak lemas lalu dibawa ke IGD RSMH, ± 10 jam SMRS
ibu penderita mencuci rambut penderita dengan herbisida, metomyl 40 untuk
menghilangkan kutu rambut penderita.
Pemeriksaan Fisik: KU: sens: compos mentis, Nadi: 114x/m (i/t ckp), RR:30x/m, T:
36,7C. KS: Kepala: pupil bulat isokor, diameter 3mm kiri=kanan, pupil pin point (-),
refleks cahaya (+) normal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), nafas cuping hidung (-)
mukosa bibir kering (-). Thorax: simetris, retraksi (-); Pulmo: vesikuler N, Rhonki (-),
Wheezing (-); Cor: Bj I dan Bj II normal, bising (-). Abdomen: datar, lemas, Hepar dan

19
lien: tidak teraba, Nyeri tekan epigastrium (+), cubitan kulit kembali 1 detik, Extremitas:
sianosis (-), akral dingin (-), CRT <3.
Diagnosis Awal: Intoksikasi Karbamat
Hb: 12.9 gr%, Ht: 40 vol%, WBC:21.200/mm 3, Trombosit: 451.000//mm3, DC: 0/2/71/21/6.
BSS : 98 mg/dl, ureum:21 mg/dl, creatinin: 0, 57 mg/dl, Ca : 9.0 mg/dL, Natrium: 145
mmol/l, Kalium: 2,7, clorida: 113 mmol/l.
Tatalaksana: Memastikan dekontaminasi kulit kepala pasien yang terkena herbisida.
Penderita juga dilakukan observasi kesadaran dan muntah serta tanda tanda muskarinik efek
seperti salivasi ataupu lakrimasi). Penderita diberikan cairan maintenance KaEn 3B untuk
koreksi kalium kec 40 cc/jam, Domperidone syrup 3x5 mg po, Paracetamol 500 mg jika
nyeri kepala. Hari kedua perawatan dilakukan cek ulang kalium didapatkan kalium normal (
K 3.5 mEq/L). Penderita mengalami perbaikan klinis dan pulang kontrol pada hari ketiga
perawatan.
Diagnosis Akhir: Intoksikasi Karbamat dan Hipokalemia

PENUTUP

Terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Bagian Kesehatan Anak, Ibu Ketua
Program Studi Kesehatan Anak dan terutama kepada Supervisor Sub Bagian

20
Gastroenterohepatologi Kesehatan Anak FK UNSRI yang telah memberikan kesempatan dan
bimbingan kepada kami untuk bekerja dan belajar di bagian ini.

21

Anda mungkin juga menyukai