Anda di halaman 1dari 8

Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI AUDIO VISUAL


DENGAN HASIL PENGETAHUAN SETELAH PENYULUHAN PADA REMAJA
SMA NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN 2017

Telly Khatarina*, Yuliana*

Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak


Email korespondensi: akbidpbpontianak@gmail.com

Abstrak
Dewasa ini, usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah penyimpangan
kesehatan reproduksi. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh
remaja agar meningkatkan pengetahuan tentang masalah kesehatan reproduksi. Salah satu cara
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi adalah dengan cara penyuluhan.
Penyuluhan dengan audio visual adalah salah satu media yang menyajikan informasi atau pesan
melalui lihat dan dengar sehingga semakin banyak panca indera yang digunakan maka semakin
jelas pengetahuan yang diperoleh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan kesehatan reproduksi melalui audio visual dengan hasil pengetahuan setelah
penyuluhan pada remaja SMA Negeri 2 Pontianak tahun 2017. Desain dalam penelitian ini
menggunakan Eksperimen Semu (Quasi Eksperimen) dengan rancangan One Group Pretest Post
Test Design terhadap 32 siswa di bulan April dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen. Hasil penelitian sebelum penyuluhan sebagian besar dari responden (65,6%) dengan
jumlah 21 orang dikategorikan kurang dan sesudah penyuluhan hampir seluruh responden
(84,4%) dengan jumlah 27 orang dikategorikan baik. Diketahui hasil uji Paired Sample T-Test
didapatkan bahwa nilai T hitung < T tabel (-10,74 < -2,042) dan hasil uji statistik didapat nilai p
value 0,0001 < alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu
ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi melalui audio visual dengan hasil pengetahuan
setelah penyuluhan. Kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah diajukan kepada siswa-
siswi agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sehingga memiliki
sikap dan perilaku kehidupan seksual yang sehat dan bertanggung jawab pada masa remaja.

Kata Kunci : Kesehatan Reproduksi, Audio Visual, Pengetahuan, Remaja

Pendahuluan seksual, sunat perempuan dan sebagainya


Kesehatan reproduksi merupakan (KemenKes RI, 2014).
keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial Kesehatan reproduksi sama halnya
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari dengan kesehatan pada umumnya adalah
penyakit atau kecacatan yang berkaitan hak setiap manusia. Pengetahuan tentang
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh
Ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya penduduk remaja.
reproduksi menurut International Survei World Health Organization (WHO)
Conference Population and Development tahun 2014, kelompok usia remaja (10-19
(ICPD) tahun 1994 di Kairo terdiri dari tahun), usia remaja merupakan usia yang
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, paling rawan mengalami masalah kesehatan
pencegahan dan penanganan infeksi menular reproduksi seperti kehamilan usia dini,
seksual termasuk HIV/AIDS, kesehatan aborsi yang tidak aman, Infeksi Menular
reproduksi remaja, pencegahan dan Seksual (IMS) termasuk Human
penanganan komplikasi aborsi, pencegahan Immunodeficiency Virus (HIV), pelecehan
dan penanganan infertilitas, kesehatan seksual dan perkosaan. Sebagai contoh,
reproduksi usia lanjut, deteksi dini kanker angka remaja wanita usia 15-19 tahun yang
saluran reproduksi serta kesehatan melahirkan pada tahun 2014 mencapai 49
reproduksi lainnya seperti kekerasan per 1000 orang.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 47


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

Menurut Torsina (2008), remaja juga secara global kematian yang disebabkan oleh
merupakan masa kritis dalam kehamilan merupakan penyebab utama
perkembangan perilaku individu. Sewaktu kematian anak perempuan usia 15-19 tahun.
berusia remaja seseorang seringkali Komplikasi yang jauh lebih tinggi
mencoba perilaku yang modern dan baru berhubungan dengan persalinan pada anak
trend. Perilaku-perilaku tersebut tidak selalu perempuan, seperti fistula obstetri, infeksi,
mengarah pada kebaikan, tetapi banyak perdarahan hebat, anemia dan eklampsia.
diantaranya yang membawa risiko pada Sehingga untuk mencegah permasalahan
kesehatannya misalnya masalah seks bebas tersebut diperlukan pendidikan kesehatan
atau seks pranikah yang belakangan ini maupun pengetahuan tentang kesehatan
menjadi trend dikalangan remaja. Dengan reproduksi di kalangan remaja.
perilaku buruk itu pula, para remaja Pengetahuan merupakan hasil dari
sekarang rentan terhadap risiko gangguan tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
kesehatan seperti penyakit HIV/AIDS, melakukan penginderaan terhadap suatu
penggunaan narkoba, serta penyakit lainnya. objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Menurut data World Health penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan
Organization (WHO) tahun 2014, sebagian besar pengetahuan manusia
menunjukkan bahwa angka kejadian diperoleh melalui mata dan telinga
kehamilan remaja di dunia dikalangan (Notoatmodjo, 2010). Perlunya remaja
wanita yang berusia 15 sampai 19 tahun mengetahui kesehatan reproduksinya adalah
adalah 49 per 1.000 perempuan. Angka untuk meningkatkan pengetahuan remaja
kejadian kehamilan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi sehingga
adalah 48 per 1.000 perempuan. Angka memiliki sikap dan perilaku kehidupan
kejadian kehamilan remaja di Indonesia seksual yang sehat dan bertanggung jawab
tergolong tinggi dibandingkan 6 di Malaysia pada masa remaja (Widyastuti, 2009).
dan 41 di Thailand (World Bank Group). Remaja (Adolsen) merupakan masa
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
tahun 2013 memperlihatkan, terdapat Pada periode ini berbagai perubahan terjadi
kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun baik perubahan hormonal, ¤sik, psikologis
sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan
15-19 tahun sebesar 1,97%. Sedangkan sangat cepat dan terkadang tanpa kita sadari.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Perubahan ¤sik yang menonjol adalah
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan bahwa perkembangan tanda-tanda seks sekunder,
17% perempuan sebelum usia 18 tahun terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan
sudah menikah dan pernikahan diantara perilaku dan hubungan sosial dengan
anak perempuan berusia 15 tahun adalah lingkungannya. Perubahan-perubahan
3%. Pernikahan remaja terbanyak terjadi di tersebut dapat mengakibatkan kelainan
pedesaan pada perempuan berstatus maupun penyakit tertentu bila tidak
pendidikan rendah dan berasal dari keluarga diperhatikan dengan seksama. Maturasi
berstatus ekonomi rendah. seksual terjadi melalui tahapan-tahapan
Semakin muda seorang perempuan yang teratur yang akhirnya mengantarkan
menikah maka akan berdampak pada segi anak siap dengan fungsi fertilitasnya, laki-
psikologis seperti mengalami kecemasan, laki dewasa dengan spermatogenesis,
depresi, atau memiliki pikiran untuk bunuh sedangkan anak perempuan dengan ovulasi.
diri disebabkan kurangnya kesiapan menjadi Di samping itu, juga terjadi perubahan
seorang istri, pasangan seks dan seorang ibu. psikososial anak baik dalam tingkah laku,
Dan semakin muda usia seorang ibu ketika hubungan dengan lingkungan serta
hamil, semakin besar risiko terhadap ketertarikan dengan lawan jenis. Perubahan-
kesehatannya. Menurut United Nations perubahan tersebut juga dapat
Š‹Ž†”‡•ï• —•† (UNICEF) tahun 2015 bahwa menyebabkan hubungan antara orang tua
anak perempuan usia 10-14 tahun memiliki dengan remaja menjadi sulit apabila orang
risiko lima kali lebih besar untuk meninggal tua tidak memahami proses yang terjadi
dalam kasus kehamilan dan persalinan dari (Pediatri, 2010).
pada perempuan usia 20-24 tahun dan

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 48


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

Penyuluhan kesehatan reproduksi Demikian juga, penelitian yang


remaja merupakan pendidikan kesehatan dilakukan oleh Massolo, dkk, di SMAN 1
yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, Masohi pada tahun 2011 yang berjudul
menanamkan keyakinan sehingga remaja ò ‡•‰ƒ”—Š ’‡•›—Ž—Šƒ• •‡•‡Šƒ–ƒ• ”‡’”‘†—••‹
tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi terhadap pengetahuan dan sikap remaja
juga mau dan dapat melakukan anjuran yang tentang seksual pranikah di SMAN 1 Masohi
berhubungan dengan kesehatan reproduksi –ƒŠ—• trssó †‹’‡roleh hasil bahwa
(Maulana, 2009). Keberhasilan penyuluhan pemberian penyuluhan kesehatan
kesehatan pada remaja tergantung kepada reproduksi memberikan peningkatan
komponen pembelajaran. Media penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap remaja
kesehatan merupakan alat yang digunakan tentang seksual pranikah. Uraiannya yaitu
oleh pendidik dalam menyampaikan bahan terjadi peningkatan pengetahuan siswa
pendidikan atau pengajaran. Menurut tentang seksual pranikah sebelum (27,60)
penelitian para ahli, panca indera yang dan sesudah (35,00) pada responden
paling banyak menyalurkan pengetahuan ke eksperimen dan pada responden control
otak adalah mata (kurang lebih 75% sampai terjadi penurunan pada tingkat pengetahuan
87%), sedangkan 13-25% pengetahuan yakni 33,40 pada pretest menurun menjadi
manusia diperoleh atau disalurkan melalui 26,00 pada saat post test. Juga terjadi
indera lainnya sehingga semakin banyak peningkatan sikap pada responden
panca indera yang digunakan maka semakin eksperimen tentang seksual pranikah
jelas pengetahuan yang diperoleh. Audio sebelum (28,96) dan sesudah (37,10)
visual merupakan salah satu media yang penyuluhan, dan pada control terjadi
menyajikan informasi atau pesan melalui penurunan sikap yakni 32,02 saat pretest
dengar dan lihat (Machfoedz, 2009). menjadi 23,90 saat post test.
Menurut Benita (2012), bahwa Siswa-siswi di SMA Negeri 2 Pontianak
penyuluhan memiliki pengaruh yang adalah seorang remaja. Remaja merupakan
signifikan terhadap tingkat pengetahuan usia yang paling rawan mengalami masalah
kesehatan reproduksi remaja siswa SMP penyimpangan kesehatan reproduksi, diusia
Kristen Gergaji. Hasil penelitian didapatkan remaja sebaiknya tindakan pencegahan
bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dengan peningkatan pengetahuan tentang
pada topik anatomi fisiologi organ kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan,
reproduksi, cara memelihara kesehatan sehingga tidak akan berdampak pada
organ reproduksi, serta Penyakit Menular tindakan kekerasan, seperti pemerkosaan,
Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. pencabulan, pemaksaan kehendak atau
Hasil penelitian yang dilakukan oleh melakukan penyerangan seksual dan lain
Setiawati di SMP Negeri 9 Surakarta pada sebagainya.
tahun 2014 ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ‡ngaruh
penyuluhan kesehatan reproduksi melalui Metode
metode ceramah terhadap tingkat Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
pengetahuan kesehatan reproduksi pada eksperimen semu dengan rancangan one
•‹•™ƒ ‡‰‡”‹ { —”ƒ•ƒ”–ƒó †‹’‡”‘Ž‡Š group pretest post test design. Penelitian
perbedaan tingkat pengetahuan yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei
bermakna setelah diberikan penyuluhan (p < 2017 di SMA Negeri 2 Pontianak. Populasi
0,05). Pada hasil penelitian didapatkan nilai penelitian yaitu siswa-siswi SMA Negeri 2
rata rata terendah yaitu 1,35 pada hasil Pontianak sebanyak 319 orang. Peneliti
pretest, kemudian setelah penyuluhan atau menggunakan 10% total sampling sebanyak
diberikan perlakuan dilanjutkan post test 32 orang. Pengumpulan data menggunakan
dengan hasil rata rata yaitu 2,55 dan kuesioner kemudian diolah dan dianalisis
sesudah 20 hari penyuluhan didapatkan nilai menggunakan analisis univariat serta
rata rata yaitu sebesar 2,104. analisis bivariat menggunakan uji paired
sample T-Test.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 49


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Karakteristik Responden
Sebelum diberikan Sesudah diberikan
Karakterisik Penyuluhan Penyuluhan
n % n %
Pengetahuan
Kurang 21 65,6 5 15,6
Baik 11 34,4 27 84,4

Berdasarkan tabel 1 menunjukan menunjukan bahwa hampir seluruh


bahwa sebagian besar dari responden responden (84,4%) dengan jumlah 27 orang
(65,6%) dengan jumlah 21 orang dikategorikan baik.
dikategorikan kurang. Berdasarkan tabel 1

Tabel 2. Analisis Bivariat


Penyuluhan
Total
Variabel Sebelum Sesudah t P value
n % n % n %
Baik 22 65,6 5 15,6 27 100
Pengetahuan -10,74 0,0001
Kurang 11 34,4 27 84,4 38 100

Berdasarkan tabel 2 di atas dikategorikan kurang dan sesudah


menunjukan bahwa pengetahuan sebelum penyuluhan bahwa hampir seluruh
dan sesudah diberikan penyuluhan melalui responden (84,4%) dengan jumlah 27 orang
audio visual, pada data sebelum didapatkan dikategorikan baik. Hasil uji statistik
bahwa sebagian besar dari responden didapatkan bahwa nilai T hitung < T tabel (-
(65,6%) dengan jumlah 21 orang 10,74 < -2,042) dan p Value 0,0001.

Tabel 3. Hasil Uji Paired Sample T-Test Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Standar Standar
Variabel Mean N T Hitung P value
Deviasi Error Mean
Pengetahuan
Pre Test 86 32 0,483 0,085
-10,74 0,0001
Post Test 99 32 0,369 0,065

Berdasarkan tabel 3 di atas didapakan standar deviation 0,369 dengan standar


hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan error mean sebesar 0,065 menunjukan
nilai pretest dan post test pengetahuan. Nilai bahwa nilai post test pengetahuan lebih
rata-rata pretest pengetahuan adalah 86, tinggi dibandingkan dengan nilai pretest
standar deviation 0,483 dengan standar pengetahuan dengan perbedaan selisih nilai
error mean sebesar 0,085 sedangkan nilai 13 angka.
rata-rata post test pengetahuan adalah 99,

Tabel 4. Hasil Uji Independent Sample T-Test Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Kategori Mean Standar Deviasi Standar Error Mean N P value
Pengetahuan
Pretest 66,39 14,946 1,761
Posttest 75,56 10,992 1,295
72 0,0001
Praktik
Pretest 58,50 12,964 1,528
Posttest 88,22 15,632 1,842

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 50


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

Berdasarkan tabel 4 di atas Hal ini juga sependapat dengan


didapatkan hasil penelitian bahwa rata-rata penelitian yang dilakukan oleh Setiawati di
nilai pretest dan post test adalah 0,5, standar SMP Negeri 9 Surakarta pada tahun 2014
deviation 0,568 dengan standar error mean ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ‡•‰ƒ”—Š ’‡•›—Ž—Šƒ•
0,1 dan derajat kebebasan (df) adalah 31. kesehatan reproduksi melalui metode
Hasil uji statistik didapat nilai T hitung < T ceramah terhadap tingkat pengetahuan
tabel (-10,74 < -2,042) dan nilai P Value kesehatan reproduksi pada siswa SMP
0,0001, bearti pada alpha 5% dapat ‡‰‡”‹ { —”ƒ•ƒ”–ƒó †‹’‡”‘Ž‡Š ’‡”„‡†ƒƒ•
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha tingkat pengetahuan yang bermakna setelah
diterima adalah ada pengaruh penyuluhan diberikan penyuluhan (p < 0,05). Pada hasil
kesehatan reproduksi melalui audio visual penelitian didapatkan nilai rata rata
dengan hasil pengetahuan setelah terendah yaitu 1,35 pada hasil pretest,
penyuluhan. kemudian setelah penyuluhan atau
Dari hasil penelitian sebelum diberikan perlakuan dilanjutkan post test
penyuluhan didapatkan bahwa rata-rata dengan hasil rata rata yaitu 2,55 dan
pretest pengetahuan adalah 86, standar sesudah 20 hari penyuluhan didapatkan
deviation 0,483, standar error mean sebesar nilai rata rata yaitu sebesar 2,104.
0,085 dan sebagian kecil dari responden Peneliti berpendapat bahwa
(34,4%) dengan jumlah 11 orang pengetahuan didapat melalui hasil mecari
dikategorikan baik dan sebagian besar dari tahu setelah melakukan pengindraan
responden (65,6%) dengan jumlah 21 orang terhadap suatu objek tertentu. Hal inilah
dikategorikan kurang. yang menyebabkan terdapat pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari kurang (65,6%) pada siswa sebelum
tahu dan ini terjadi setelah seseorang dilakukan penyuluhan karena sebelum
melakukan penginderaan terhadap suatu diberikan penyuluhan mereka belum
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui mendapatkan informasi yang baru yang
penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan akan mereka ketahui.
sebagian besar pengetahuan manusia Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh melalui mata dan telinga peneliti setelah dilakukan penyuluhan
(Notoatmodjo, 2010). didapatkan bahwa rata-rata post test
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pengetahuan adalah 99, standar deviation
Massolo, dkk, di SMAN 1 Masohi pada tahun 0,369, standar error mean sebesar 0,065
trss ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ‡•‰ƒ”—Š ’‡•›—Ž—Šƒ• dan hampir seluruh responden (84,4%)
kesehatan reproduksi terhadap dengan jumlah 27 orang dikategorikan baik
pengetahuan dan sikap remaja tentang dan sangat sedikit dari responden (15,6%)
seksual pranikah di SMAN 1 Masohi tahun dengan jumlah 5 orang dikategorikan
trssó †‹’‡”‘Ž‡Š Šƒ•‹Ž „ƒŠ™ƒ ’‡•„‡”‹ƒ• kurang.
penyuluhan kesehatan reproduksi Penyuluhan kesehatan reproduksi
memberikan peningkatan terhadap remaja merupakan pendidikan kesehatan
pengetahuan dan sikap remaja tentang yang dilakukan dengan menyebarkan pesan,
seksual pranikah. Uraiannya yaitu terjadi menanamkan keyakinan sehingga remaja
peningkatan pengetahuan siswa tentang tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi
seksual pranikah sebelum (27,60) dan juga mau dan dapat melakukan anjuran
sesudah (35,00) pada responden yang berhubungan dengan kesehatan
eksperimen dan pada responden control reproduksi (Maulana, 2009). Keberhasilan
terjadi penurunan pada tingkat penyuluhan kesehatan pada remaja
pengetahuan yakni 33,40 pada pretest tergantung kepada komponen
menurun menjadi 26,00 pada saat post test. pembelajaran. Media penyuluhan kesehatan
Juga terjadi peningkatan sikap pada merupakan alat yang digunakan oleh
responden eksperimen tentang seksual pendidik dalam menyampaikan bahan
pranikah sebelum (28,96) dan sesudah pendidikan atau pengajaran (Machfoedz,
(37,10) penyuluhan, dan pada control 2009).
terjadi penurunan sikap yakni 32,02 saat Hasil penelitian yang dilakukan oleh
pretest menjadi 23,90 saat post test. Benita di SMP Kristen Gergaji pada tahun

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 51


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

trst ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ‡•‰ƒ”—Š ‡•›—Ž—Šƒ• 0,1 dan derajat kebebasan (df) adalah 31.
terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Penelitian ini membuktikan bahwa T hitung
Reproduksi pada Remaja Siswa SMP Kristen < T tabel (-10,74 < - 2,042) dan juga
‡”‰ƒŒ‹ó „ƒŠ™ƒ ’‡•›—Ž—Šƒ• •‡•‹Ž‹•‹ didapatkan nilai P Value = 0,0001 < alpha
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat (0,05) sehingga disimpulkan bahwa Ho
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja ditolak dan Ha diterima sehingga secara
siswa SMP Kristen Gergaji. Hasil penelitian statistika terdapat pengaruh antara
didapatkan bahwa terdapat peningkatan penyuluhan kesehatan reproduksi melalui
pengetahuan pada topik anatomi fisiologi audio visual dengan hasil pengetahuan.
organ reproduksi, cara memelihara Menurut Machfoedz (2009), bahwa
kesehatan organ reproduksi, serta Penyakit panca indera yang paling banyak
Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. menyalurkan pengetahuan ke otak adalah
Hal ini juga sependapat dengan mata (kurang lebih 75% sampai 87%),
penelitian yang dilakukan oleh Udu pada sedangkan 13-25% pengetahuan manusia
–ƒŠ—• trsv ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ‡•‰ƒ”—Š diperoleh atau disalurkan melalui indera
intervensi penyuluhan terhadap lainnya sehingga semakin banyak panca
pengetahuan dan sikap remaja tentang indera yang digunakan maka semakin jelas
•‡•‡Šƒ–ƒ• ”‡’”‘†—••‹ó bahwa terdapat pengetahuan yang diperoleh. Audio visual
pengaruh intervensi penyuluhan terhadap merupakan salah satu media yang
pengetahuan dan sikap perilaku remaja menyajikan informasi atau pesan melalui
tentang kesehatan reproduksi. Penyuluhan dengar dan lihat.
tentang kesehatan reproduksi remaja Media sebagai alat peraga digunakan
meningkatkan pengetahuan dan sikap baik dalam rangka atau bertujuan untuk
siswa maupun siswi serta kelompok IPA kemudahan dalam menyampaikan pesan.
maupun IPS serta tidak terdapat perbedaan Alat peraga disusun berdasarkan prinsip
yang signifikan pada peningkatan rata-rata bahwa pengetahuan yang ada pada manusia
skor pengetahuan dan sikap antara siswa diterima atau ditangkap melalui panca
dan siswi serta antara kelompok IPA dan indera (Hikmawati, 2011).
IPS. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Peneliti berpendapat bahwa —”•‹ŽƒŠ trsv á ›ƒ•‰ „‡”Œ—†—Ž ò ˆ‡•–‹˜‹–ƒ•
penyuluhan kesehatan reproduksi melalui pendidikan kesehatan reproduksi remaja di
audio visual memiliki pengaruh yang SMA Muhammadiah IV dan SMA Trampil
signifikan terhadap pengetahuan kesehatan Jakarta Timur, bahwa penyuluhan memiliki
reproduksi. Penyuluhan inilah yang pengaruh yang signifikan terhadap tingkat
menyebabkan pengetahuan remaja pengetahuan remaja siswa/I SMA
dikategorikan baik (84,4%) karena sesudah Muhammadiah IV. Dalam hal ini,
diberikan penyuluhan mereka sudah penyuluhan yang dilakukan berupa
mendapatkan informasi yang baru sehingga ceramah dengan alat bantu audio visual
diharapkan setelah remaja mengetahui dan diberikan hand-out serta diberikan kasus
mengerti tentang kesehatan reproduksi, sesuai materi yang diselesaikan secara
remaja juga mau melakukan anjuran yang kelompok yang dipresentasikan.
berhubungan dengan kesehatan Hal ini juga sependapat dengan
reproduksinya. penelitian yang dilakukan oleh Winarni
Setelah dilakukan penelitian (2016), bahwa penyuluhan dengan audio
didapatkan hasil bahwa pengetahuan siswa visual dalam bentuk ceramah lebih efektif
sebelum dilakukan penyuluhan sebagian dikarenakan pemberi ceramah lebih
kecil dari responden mendapatkan kategori mengontrol dan lebih cepat mengetahui
baik yaitu 11 orang (34,4%) sedangkan sampai dimana kemampuan siswa
setelah dilakukan penyuluhan hampir memahami materi yang diajarkan. Pada
seluruh responden mendapatkan kategori metode audio visual siswa dituntut untuk
baik yaitu 27 orang (84,4%). Dan belajar secara mandiri sehingga tidak lagi
didapatkan hasil penelitian bahwa rata-rata berpusat pada penyuluh melainkan
nilai pretest dan post test adalah 0,5, standar berpusat pada siswa sehingga siswa
deviation 0,568 dengan standar error mean membutuhkan kemampuan abstraksi yang

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 52


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

tinggi. Dalam penyampaian bimbingan atau Menular Seksual dan HIV/AIDS.


penyuluhan penerapan audio visual tidak Jakarta: BKKBN.
dapat berdiri sendiri sehingga masih Dharma, Kelana Kusuma. (2012).
memerlukan metode atau pendekatan Metodologi Penelitian Keperawatan
seperti diskusi, ceramah dan lain Panduan Melaksanakan dan
sebagainya. Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta:
Peneliti berpendapat bahwa Trans Info Media.
penyuluhan kesehatan reproduksi melalui Hasibuan, Romauli, dkk. 2015. Faktor-faktor
audio visual berpengaruh signifikan yang Mempengaruhi Kejadian Seks
terhadap pengetahuan. Hal ini disebabkan Pranikah pada Remaja Putri di SMAN
karena sebelum diberikan penyuluhan 1 Pagai Utara Selatan Kabupaten
mereka belum mendapatkan informasi yang Kepulauan Mentawai. Binawidya
baru yang akan mereka ketahui sedangkan Pekanbaru. Diakses: tanggal 2 April
pada saat sesudah diberikan penyuluhan 2017, pukul 20.00 WIB.
mereka sudah mendapatkan informasi- Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan
informasi yang baru. Sehingga penyuluhan untuk Kebidanan. Yogyakarta: Numed.
kesehatan reproduksi sangat dibutuhkan Isgiyanto, Awal. 2009. Teknik Pengambilan
khususnya pada remaja dan diharapkan Sampel pada Penelitian Non
memiliki sikap dan perilaku kehidupan Eksperimen. Yogyakarta: Mitra
seksual yang sehat dan bertanggung jawab. Cendikia Press.
Kemenkes RI. 2014. Situasi Kesehatan
Kesimpulan Reproduksi Remaja. Jakarta: Depkes.
Berdasarkan hasil penelitian yang Machfoedz, Ircham dan Eko Suryani. 2009.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Pendidikan Kesehatan Bagian dari
bahwa terdapat pengaruh antara Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
penyuluhan kesehatan reproduksi melalui Fitramaya.
audio visual dengan hasil pengetahuan. Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Daftar Pustaka Maryanti, Dwi dan Majestika Septikasari.
2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu Teori dan Praktikum. Yogyakarta:
pendekatan praktisi. Jakarta: Rineka Muha Medika.
Cipta. Massolo, Ardin Prima, dkk. 2011. Pengaruh
Astuti, Tika Fajar Ari Widi. 2015. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Pengetahuan dan Sikap
melalui Media Audio Visual terhadap Remaja tentang Seksual Pranikah di
Tingkat Pengetahuan dan Sikap SMA 1 Masohi tahun 2011. Universitas
tentang Kehamilan Remaja di Luar Hasanuddin Makassar. Diakses:
Nikah di SMK 17 Bantul Yogyakarta. tanggal 20 Febuari 2017, pukul 17.00
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu WIB.
Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Diakses: tanggal 3 Mei 2017, pukul Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
16.00 WIB. Cipta.
Benita, Nydia Rena. 2012. Pengaruh Nurmilah, dkk. 2014. Efektivitas Pendidikan
Penyuluhan terhadap Tingkat Kesehatan Reproduksi Remaja di SMA
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Muhammadiah IV dan SMA Trampil
pada Remaja Siswa SMP Kristen Jakarta Timur. Poltekes Kemenkes
Gergaji. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta III. Diakses: tanggal 2 April
Universitas Diponegoro. Diakses: 2017, pukul 16.00 WIB.
tanggal 2 April 2017, pukul 20.00 Pediatri, Sari. 2010. Adolescent Development
WIB. (Perkembangan Remaja). Fakultas
BKKBN. 2012. Buku Suplemen Bimbingan Kedokteran Universitas Indonesia.
Teknis Kesehatan Reproduksi: Infeksi Diakses: tanggal 20 Febuari 2017,
pukul 17.00 WIB.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 53


Volume 7 Nomor 1 Mei 2017

Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Prawirohardjo. Salemba Medika.
Rahyani, Ni Komang Yuni. 2012. Kesehatan Swarjana, Ketut. 2014. Metodologi Penelitian
Reproduksi Buku Ajar Bidan. Jakarta : Kesehatan Edisi Revisi. Yogyakarta:
EGC. ANDI.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Syafrudin dan Yudhia Fratidhina. 2009.
Jakarta: Depkes. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa
Riyanto, Agus. 2013. Statistik Deskriptif Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
(Untuk Kesehatan). Yogyakarta: Nuha Torsina, M. 2008. Tanya Jawab Seputar Seks
Medika. Pasca Remaja (Edisi Revisi). Jakarta:
Romauli, Suryati dan Anna Vida Vindari. PT Buana Ilmu Populer (BIP).
2012. Kesehatan Reproduksi Buat Udu, Waode Sitti Asfiah dan Putu Yayuk
Mahasiswi Kebidanan. Yogyakarta : Widyani Wiradirani. 2014. Pengaruh
Muha Medika. Intervensi Penyuluhan terhadap
Suherdi, Fauzan. 2015. Pengetahuan, Sikap Pengetahuan dan Sikap Remaja
dan Perawatan Diri Klien dengan tentang Kesehatan Reproduksi. FK
Rematik yang Tinggal di Wilayah UHO. Diakses: tanggal 1 April 2017,
Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV pukul 14.00 WIB.
Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera UNICEF. 2015. Kemajuan yang Tertunda:
Barat. Skripsi. Universitas Sumatera Analisis Data Perkawinan Usia Anak di
Utara. Diakses: Tanggal 12 Mei 2017, Indonesia. Jakarta: Badan Pusat
Pukul 15.00 WIB. Statistik.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Widyastuti, Yani, dkk. 2009. Kesehatan
(SDKI). 2012. Kesehatan Reproduksi Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya
Remaja. Jakarta: Depkes. WHO. 2016. Adolescents: health risks and
Setiawati, Karina Aisyah. 2014. Pengaruh solutions. World Health Organization.
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Winarni, Iffatun Rosyidah. 2016. Efektivitas
melalui Metode Ceramah terhadap Ceramah dan Audio Visual dalam
Tingkat Pengetahuan Kesehatan Peningkatan Pengetahuan Dismenorea
Reproduksi pada Siswa SMP Negeri 9 pada Siswi SMA. Diakses: tanggal 3
Surakarta. Skripsi. Universitas Mei 2017, pukul 16.00 WIB.
Muhamadiyah Surakarta. Diakses: Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
tanggal 20 Febuari 2017, pukul 17.00 untuk Mahasiswa Kebidanan.
WIB. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121 54

Anda mungkin juga menyukai