2A - 33 - Nadia Rizma Elfariyani - Manajemen Pendidikan (Semua)
2A - 33 - Nadia Rizma Elfariyani - Manajemen Pendidikan (Semua)
Disusun oleh :
NIM : 11190163000033
JAKARTA
2020
MANAJEMEN PENDIDIKAN
o Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-
efisien dan se-efektif mungkin (Roger A. Kaufman, 1972). Dalam setiap
perencanaan, selalu terdapat tiga kegiatan yang berbeda tetapi tidak dapat
dipisahkan satu sama lain : 1) Perumusan tujuan yang ingin dicapai; 2) Pemilihan
Program untuk mencapai tujuan itu, 3) Identifikasi dan pengerahan sumber yang
jumlahnya selalu terbatas. Yang dimaksud dengan perencanaan pendidikan adalah
keputusan yang diambil untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu agar
penyelenggaraan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta
menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, baik penyeleggaraan pendidikan secara
formal, informal, maupun non-formal.Terlaksananya pendidikan ditunjang oleh
berbagai fasilitas seperti gedung tempat belajar, kantor, maupun pusat kegiatan
penunjang, sarana olah-raga, seni, kesehatan, dan tempat ibadah, laboratorium,
perpustakaan dan lain-lain yang secara teratur direncanakan penggunaannya
dengan baik, sehingga proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Apa yang
diuraikan di atas, baru dalam perencanaan perangkat keras, perlu juga pada
perangkat lunaknya. Dalam perangkat lunak ini, terutama adalah menyangkut
sumber daya manusianya. Dalam kenyataan, banyak juga orang Islam
menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah umum, dalam arti bukan berlabel
”Islam”, bahkan ke sekolah yang dikelola oleh kelompok non-Islam. Alasannya
yang lebih logis karena sekolah tersebut mutunya lebih baik. Menghadapi hal ini,
maka orang Islam seharusnya segera meningkatkan mutu pendidikan dengan cara
meningkatkan, kualitas sumber daya manusia yang profesional. Perencanaan
pendidikan Islam pada prinsipnya bersifat universal, applicabble untuk setiap
masyarakat, tetapi dalam penerapannya tergantung pada keadaan yang aktual
dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam itu sendiri. Di lingkungan petani,
perencanaan pendidikan mengarah pada kultur tani. Demikian juga dalam wilayah
industri, nelayan, perdagangan dan sebagainya.
Adapun manfa'at perencanaan itu sendiri adalah :
Agar kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu, tertib dan
lancar.
Mendorong suatu pelaksanaan kegiatan pendidikan secara produktif.
Mengusahakan penggunaan alat-alat dan sumber-sumber lainnya secara
efisien dan benar-benar mendukung bagi pencapaian tujuan.
Memberikan gambaran yang lengkap bagi seluruh kegiatan yang akan
dikerjakan.
Dapat memberikan petunjuk bagi setiap personel.
o Pengorganisasian
Bahwa dalam manajemen memerlukan iklim kerjasama yang baik dan maslahat.
Bentuk kerjasama ini bisa melalui manajemen pengorganisasian tugas dan
kewajiban secara otomatis. Supaya manajemen pendidikan berhasil mencapai
tujuan dan melaksanakan rencana, maka haruslah ia mengatur usaha dan kerjanya
dengan mengkoordinasikan antara usaha-usaha dan aktifitas-aktifitas yang berlaku
dalam lembaga pendidikan menangani fungsi perencanaan, tidak akan berarti jika
tidak disertai wujudnva organisasi yang sehat yang meletakkan rencana-rencana
dalam pelaksanaan. Berkaitan dengan fungsi organisasi ini dianggap juga sebagai
keharusan bagi pimpinan pendidikan di berbagai tahapan. Mereka perlu
mengkoordinasikan di antara usaha dan aktifitas di dalam melaksanakan fungsi
manajerialnya. Di antaranya yang diharapkan berkaitan dengan ini, bahwa selain
mencapai tujuan bersama, juga mencegah pertentangan dan pengulangan usaha-
usaha, sehingga terjalin keharmonisan kerja dan saling mendukung antara yang
satu dengan yang lainnya.
Pada hakekatnya tujuan manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan sekolah
sebagai suatu organisasi. Proses manajemen yang baik adalah manakala di dalamnya
terdapat kegiatan manajerial yaitu kegiatan yang seyogyanya dilakukan oleh orang-
orang yang mempunyai status dan kewenangan sebagai manajer, serta kegiatan
operatif yakni kegiatan yang seharusnya diselesaikan oleh para pelaksana lapangan.
Dengan demikian, tujuan akhir dari manajemen sekolah adalah membantu
memperlancar tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Kehadiran
manajemen dalam proses persekolahan sebagai salah satu alat untuk membantu
memperlancar pencapaian tujuan.
Secara lebih rinci tujuan khusus dilaksanakan manajemen sekolah yang baik agar :
pertama, terjadi efektifitas produksi pada setiap jenis dan jenjang pendidikan
sehinggan para lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan diatasnya, dapat
bekerja sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Kedua,
tercapainya efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, tidak terjadi pemborosan
terhadap waktu, uang, serta yang lainnya. Ketiga, para lulusannya dapt menyesuaikan
diri dalam kehidupan bermasyarakat, serta yang keempat twerciptanya kepuasan kerja
pada setiap anggota warga sekolah.
Tujuan humas adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi bisa
selalui dimengerti oleh pihak lain yang berkepentingan (atau lazim disebut sebagai
seluruh “khalayak” atau publiknya). pada dasarnya tujuan diselenggarakannya
manajemen hubungan masyarakat adalah untuk:
1) Mencegah kesalahpahaman (to prevent misunderstanding)
2) Mendapatkan hubungan dan bantuan moral maupun finansial yang dibutuhkan bagi
pengembangan sekolah (to secure financial support)
3) Menjalin kerjasama dalam pembuatan kebijakan baru (to secure copparation in
policy making).
b. Bagi Sekolah
1. Sekolah mendapat masukan dalam penyempurnaan pendidikan/pengajaran/PBM,
akibat interaksi sekolah dengan masyarakat.
2. Memberikan pengalaman langsung dan praktis bagi siswa dalam berbagai hal.
3. Mendekati masalah secara interdisipliner.
4. Mengerti dan harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam masa
pembangunan ini.
5. Sekolah banyak menerima bantuan dari masyarakat antara lain pemikiran, dana,
sarana dan lain - lain.
Berfungsi tidaknya humas dalam sebuah organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya
kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga. Mengenai konsep fungsional
humas, Scott M. Cutlip dan Allen Center (Effendy Onong, 2002:34) memberikan
penjelasan sebagai berikut:
1. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publik-publik
suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi dapat
dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik
tersebu.
2. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan
operasionalisasi organisasi untuk dapat diterima secara maksimal oleh public.
3. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan
penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi
organisasi.
MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah
orang/individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan
dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya. Manajemen Peserta
Didik juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan
dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa, pembinaan
yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menyelesaikan
pendidikannya di sekolah. Dengan kata lain manajemen kesiswaan merupakan
keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerjasama dalam bidang kesiswaan dalam
rangka pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
B. Tujuan
Tujuan manajemen tenaga pendidikan dan kependidikan secara umum adalah:
1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja
yang cakap, dapat di percaya dan memiliki motivasi yang tinggi;
2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan;
3. Mengembangkan sistem kerja dan kinerja tinggi yang meliputi prosedur
perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan inseftif yang
disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas
pelatihan yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi dan individu4.
C. Manfaat
Secara umum adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kelangsungan sebuah sistem pendidikan
1
Murni. 2017. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol 5 No 02,. Hal. 30
2
Ibid
3
Ibid., hal. 31
4
Ibid., hal. 35
2. Memantau jalannya sistem dan program yang ditargetkan dalam lembaga
pendidikan.
3. Memfasilitasi para tenaga pendidik, peserta didik dan atau tenaga
kependidikan satu dengan yang lainnya dalam menjalani suatu aktifitas
pendidikan
4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh orang yang terlibat dalam
lingkungan pendidikan.
5. Melayani kebutuhan peserta didik dan guru dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan5.
PENDIDIKAN MODERN
9
Ibid. Hal. 22
Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa
yang lalu. Dahulu, pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan
kini memerlukan standar sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui
standar yang telah ditetapkan, pendidik mempunyai pedoman yang pasti tentang apa
yang diajarkan dan yang hendak dicapai. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam bekerja, bersosialisasi,
bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah
memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Dosen dan
mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar
mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi peserta didik
dan pendidik agar dapat bertahan dalam abad pengetahuan di era informasi ini.10
Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan
yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui
pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-
cita bangsanya.11
13
Selamat Pohan, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: KBPM Sumtera Utara 2015) cet.
II hlm. 163-164
Muma’idzah, Al-Tafaqquh, Al-Tilawah, Al-Tahzib. Al-Irsyad, Al-Tabyin, Al-Tafakkur,
Al-Ta’aqqul, dan Al-Tadabbur.14
Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah
Al-Qur`an dan Hadits Nabi Muhammad SAW Dari kedua sumber tersebut, para
intelektual muslim kemudian mengembangkan dan mengklasifikasikannya ke dalam
dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan.
Kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata. Oleh karena
itu pendidikan termasuk amal nyata dan hal tersebut menggariskan prinsip-prinsip
dasar materi pendidikan Islam yang terdiri atas masalah iman, ibadah, sosial, dan ilmu
pengetahuan. Dari ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits tersebut dapat diperoleh
isyarat tentang kegiatan belajar mengajar dengan berbagai komponen.
14
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group
2010) cet. I hlm. 7
5. Serta mampu menjalankan hidupnya sebagai khalifah Allah di muka bumi
dengan memiliki pengetahuan baik pengetahuan agama maupun pengetahuan
umum.
Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat macam:
1. Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah), dalam sebagian aspeknya,
pendidikan Islam bertujuan untuk mempersiapkan manusia sebagai
pengemban tugas khalifah di bumi melalui keterampilan fisik.
2. Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf ar-Ruhaniyah), dalam sebagian
aspeknya, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan jiwa dan kesetiaan
yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami yang
diteladani oleh Nabi saw dengan berdasarkan pada cita-cita idela dalam al-
Quran.
3. Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-Aqliyah), pada sebagian aspeknya,
pendidikan Islam bertujuan mengarahkan intelegensi supaya menemukan
kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah terhadap tanda-tanda kekuasaan
Allah. Tahap pendidikan akal ini adalah pencapaian kebenaran ilmiah,
kebenaran empiris, dan kebenaran metaempiris atau filosofis.
4. Tujuan Pendidikan Sosial (al-Ahdaf al-Ijtima’iyyah), dalam sebagian
aspeknya, pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian yang
utuh baik roh, tubuh dan akal.
Tujuan pendidikan Islam adalah penggambaran nilai-nilai Islami yang hendak
diwujudkan dalam pribadi manusia didik. Istilah lainnya, tujuan pendidikan Islam
adalah perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan
oleh pendidik muslim melalui proses yang bermuara pada hasil (produk);
berkepribadian Islam yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan yang
sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.
Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung :
15
Pustaka Setia.
16
Sri Mirnati, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 212
Manajemen pembiayaan pendidikan bertujuan untuk mewujudkan tertibnya
administrasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang mencangkup kebutuhan
pendidik, sarana dan prasarana.
2. Tujuan Manajemen Keuangan
Adapun tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memperoleh, dan mencari
peluang sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan
dana secara efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel. Di sinilah peran seorang manager sekolah atau Kepala
Sekolah untuk mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan
sumber daya manusia yang ada di lingkungan sekolah Melalui kegiatan manajemen
keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan,
diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan
manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.17
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam
menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam
pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya fungsi manajemen keuangan
dan pembiayaan dalam pendidikan adalah untuk melaksanakan kegiatan agar suatu
tujuan tercapai dengan efektif dan efisien.
17
Kadarman Jusuf, Pengantar Ilmu Manajemen, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992) hal: 18
18
Nur Komariah. 2018. KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN Vol. VI, No. 1
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
Menurut Robbins (1991), kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi
sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh
dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang
didudukinya dalam suatu organisasi.
19
Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 3
Kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah dalam
memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para personil
pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai
melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan (M.I. Anwar, 2003:70).
B. Tujuan
Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan
yang dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah dalam upaya menggerakkan guru-guru,
karyawan, siswa dan anggota masyarakat agar atau berbuat sesuatu guna
melaksanakan program-program pendidikan di sekolah.
Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan
menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
20
Syafaruddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan. (Medan: Perdana Publishing,
2011), h. 199
21
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2008 ),. h 132-133.
Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat
untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah.
Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis,
dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas
akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim
organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan
kepuasan kerja yang maksimal.22
Sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan
memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim
organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan
kepuasan kerja yang maksimal.
22
Abdul Aziz. op. cit., h. 133
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2010 cet. I
hlm. 7.
Abdul Aziz Wahab. 2008. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung :
Alfabeta.
Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : Pustaka
Setia.
Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Century Skills:a guide to evaluating mastery and
authentic learning. London: Sage Publications Ltd.
Kadarman Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Husaini Usman. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006
Margono. 2009. Educational Leadership. Malang: UIN Malang Press.
Selamat Pohan. Ilmu Pendidikan Islam. Medan: KBPM Sumtera Utara 2015 cet. II hlm 163-
164.
Sri Mirnati. 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Syafaruddin dan Nurmawati. 2011.;Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing,
2011.
BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI. Tersedia: http://www.bsnp-
indonesia.org/id/wpcontent/uploads/2012/04/Laporan-BSNP-2010.pdf diakses pada
tanggal 18 Mei 2020 pukul 19.33 WIB.
Murni. 2017. Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan Vol 5 No 02. Diambil pada 23
April 2020 di jurnal.ar-raniry.ac.id
Surawan. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Diakses pada 23 Maret 2020 di
eprints.ums.ac.id
Nur Komariah. 2018. KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN Vol. VI, No. 1.
Diambil dari www.ejournal.fiaiunisi.ac.id
Y. Sitanggang.2016.Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (HUSEMAS) di
Dalam Lembaga Pendidikan. Diambil pada 1 Mei 2020 di ejournal.unib.ac.id
Yana. (2015) .Pendidikan Abad 21. Tersedia : http:/yana.staf.upi.edu/2015/10/11/pendidikan-
abad-21/ di akses pada tanggal 18 Mei 2020 pukul 19.35 WIB.