Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS PRAKTIKUM

METEOROLOGI & KLIMATOLOGI


NAMA MAHASISWA : ADITYA PRATAMA SIMATUPANG

NIM : 3182131001

KELAS : C’REG 2018

DOSEN PENGAMPU : RIKI RAHMAD S.Pd,M.Sc

MATA KULIAH : METEOROLOGI & KLIMATOLOGI

TOPIK : DATA CURAH HUJAN 2003-2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan
tugas PRAKTIKUM. Penulisan  ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disususun dalam rangka memenuhi tugas
Rekayasa Ide pada mata kuliah : Meteorologi & Klimatologi.
            Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik
yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan secara khusus saya berterimakasih kepada Bapak :Riki Rahmad S.Pd,M.Sc.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Meteorologi & Klimatologi karena telah memberikan
bimbinganya kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini hingga selesai.

Medan, 3 desember 2018

Aditya Pratama Simatupang


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………........................................………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………….......….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1
A. Latar Belakang…….. ……………………….……….…......….1
B. Rumusan Masalah……………………………………...………1
C. Tujuan………………………………………………..……...…1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………...……..2


A. Kajian Teori..…………………………………….…….…....…2

BAB III PEMBAHASAN………………………………….………...…4


A. Curah Hujan….………………………………………….....….4
B. Tipe Iklim………………………………………….……....….7
C. Evapotranspirasi…………………………………………....…7

BAB IV PENUTUP………………………………………………….....8
4.1 Kesimpulan……………………………………………………….…8
4.2 Saran………………………………..…………………………..…....8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dewasa kini dimana usia bumi terbilang sudah tidak muda lagi menimbulkan banyak sekali
fenomena yang sangat susah di pahami dan di jelaskan khususnya dalam bidang meteorologi dan
klimatologi, cuaca dan iklim dapat berubah dengan sangat exstrim di karenakan karna faktor
manusia yang di mana dapat menimbulkan banyak bencana sehingga menimbulkan hasrat saya
untuk mengtahui curah hujan,tipe iklim, dan evapotranspirasi di kota medan. Serta laporan ini
saya susun atas dasar memenuhi kewajiban dalam mata kuliah meteorology dan klimatologi.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah :


1. Berapa curah hujan di wilayah kota medan dalam kurung waktu 15 tahun ?
2. Apa tipe iklim wilayah kota medan ?
3. Berapa evapotranspirasi tanaman di wilayah kota medan ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :


1. Guna mengetahui curah hujan di wilayah kota medan dalam kurung waktu 15 tahun.
2. Memahami tipe iklim di wilayah kota medan.
3. Mengetahui jumlah evapotranspirasi tanaman di kota medan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

1. Curah Hujan
a) METODE ALJABAR
Cara rata-rata aritamatik adalah cara yang paling mudah diantara cara lainnya (poligon dan
Isohyet). Digunakan khususnya untuk daerah seragam dengan variasi CH kecil.
Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak Meteorologi dan Klimatologi 2 lama waktu
tertentu dari semua alat penakar dan dijumlahkan seluruhnya.
Kemudian hasil penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-
rata curah hujan di daerah tersebut. Secara matimatik ditulis persamaan sbb: perhitungan: Untuk
mengukur rata-rata curah hujan yang mewakili suatu daerah X diperlukan 4 (empat buah) penakar
hujan yaitu pada stasiun A, B, C dan D. Tercatat selama waktu tertentu di stasiun A sebesar 6 cm,
di B (10 cm), di C (8 cm) dan di D (11 cm). Maka : Rata-rata CH = (6+10+8+11)/4 = 8,75 cm.

b) METODE POLIGON (Thiessen polygon)


Cara ini untuk daerah yang tidak seragam dan variasi CH besar. Menurut Shaw (1985) cara ini
tidak cocok untuk daerah bergunung dengan intensitas CH tinggi. Dilakukan dengan membagi
suatu wilayah (luasnya A) ke dalam beberapa daerah-daerah membentuk poligon (luas masing-
masing daerah ai).

c) METODE ISOHYET (Isohyetal)


Cara ini dipandang paling baik, tetapi bersifat subyektif dan tergantung pada keahlian,
pengalaman, pengetahuan pemakai terhadap sifat curah hujan pada daerah setempat. Isohyet
adalah garis pada peta yang menunjukkan tempat -tempat dengan curah hujan yang sama. 6
2. Tipe Iklim
a) Schmidt-Ferguson (1951)
Menentukan tipe iklim di Indonesia berdasarkan bulan basah dan bulan kering yang dianalisis
dari data hujan minimal 10 tahun. Schmidt-Ferguson menerima metode Mohr dalam menentukan
bulan kering dan bulan basah. Menurut Mohr berdasarkan penelitian tanah, terdapat tiga derajat
kelembaban yaitu:
• • Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan lebih dari 100 mm, maka bulan ini dinamakan
bulan basah, jumlah curah hujan ini melampaui jumlah penguapan.
• • Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan kurang dari 60 mm, maka bulan ini
dinamakan bulan kering, penguapan banyak berasal dari air dalam tanah daripada curah hujan.
• • Jika jumlah curah hujan dalam satu bulan antara 60 mm sampai 100 mm maka bulan ini
dinamakan bulan lembab, curah hujan dan penguapan kurang lebih seimbang.

2. METODE POLIGON THISSEN

TAHUN 2000-2014

N STASIUN CURAH LUAS RASIO CURAH


O HUJAN (mm) WILAYAH HUJAN
(km) WILAYAH
(mm)
1. Stasiun Meteorologi 2261 99,96 0,34 768,7
Maritim Belawan
2. Stasiun Klimatologi Deli 2084 98 0,33 687,7
Serdang
3. Stasiun Geofisika 2868 92,12 0,31 889
Tuntungan
JUMLAH 7213 290,08 1 2345,4
3. METODE ISOHYET

NO WILAYAH LUAS WILAYAH RASIO CURAH HUJAN


WILAYAH
1 WILAYAH 1 2,9 0,01 2700
2 WILAYAH 2 34,7 0,1 2600
3 WILAYAH 3 55,8 0 2500
4 WILAYAH 4 73,5 0,19 2400
5 WILAYAH 5 30,3 0,1 2300
6 WILAYAH 6 39,6 0,13 2200
7 WILAYAH 7 41,1 0,14 2100
8 WILAYAH 8 8,8 0,03 2000
JUMLAH 286,7 1 2400
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan

Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahka curah hujan di daerah kota medan dengan 3
metode adalah :
 Metode Aljabar : 2366 mm
 Metode Poligon : 2438,7 mm
 Metode Isoyet : 2400 mm

Dengan memiliki jumlah bulan kering sebanyak 1 dan jumlah bulan basah sebanyak 8, wilayah
kota medan dapat di golongkan tipe iklim A yaitu Sangat Basah.
Serta dengan evapotranspirasi yang belum dapat di tentukan karna terhambat waktu pengerjaan
yang sangat singkat serta kerumitan dalam mencari evapotranspirasi sehingga membuat penulis
membutuhkan waktu lain utuk menyelesaikan segala kekurangan.
B. Saran

Untuk para pembaca di harapkan dapat member masukan serta kritik yang membangun guna
menyempurnakan laporan ini serta marilah kita lebih peduli kepada alam guna memperbaiki
kondisi alam yang semakin memburuk yang dapat di lihat dari banyaknya terjadi phenomena
yang tidak dapat di jelaskan bagaimana proses terjadinya.

Anda mungkin juga menyukai