Anda di halaman 1dari 8

BILA FEBIYANTI (1807141002)

ILMU SEJARAH A

1. Birokrasi pendudukan jepang adalah birokrasi modern ?

Birokrasi Jepang yang awalnya sudah menetapkan systemPemerintahan Militer Jepang dengan
aturan pemberlakuan undang-undang dalam system pemerintahan dibidang militer dan sipil. Guna
menyukseskan perang Asia Timur Raya Jepang sangat displin, pemerintahanya yang dilakukan
dengan stabil sesuai jabatan masing-masing yang dibentuk pemerintahan, disana sudah terdapat .
jeluarnya undang-undang yang berlaku dalam system tataan birokrasi Jepang, bisa dikatakan sampai
sekarang system tata Negara yang dilakukan masih terdapat dimasa ini. Membuat modernnya aturan
yang dilakukan Jepang seperti pada urusan administrasi yang dilakukan pemerintahaJepang pada
pengurusan catatn warga sipil yan diperketat dengan pemerintah militer sudah diletakan dasarnya
dalam unang-undang (Fokukou) no 19 Juni 1942 mengenai iuran bulanan pendaftaran orang asing 1.
Dalam catatan dokumen Jawa Gunseikabun dikatakan selama pemerintahan militer Jepang di Hindia
sekitar 7 Bulan dimulainya pemerintahan militer Jepang di Jawa dengan mengatur berbagai bidang,
seperti administrasi, kehakiman, urusan kepolisian, kebijaksanaan terhadap penduduk lokal, harta
benda musuh, pengawasan perumahan, keuangan, moneter, mata uang, perindustrian, lalu lintas, dan
lainnya (Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia, hlm 34).
Ini sangat kompleks dan sangat modern jika diamati.

Dalam setiap bulannya catatan peristiwa yang dilakukan oleh pemerintah militer selalu
diekluarkan diitulis dengan muatan peristiwa, garis besar pelaksanaan, nama personil yang
bertanggung jawab atas urusan dimaksud. Namun setelah selesai perang dokumen-dokumen sudah
disita oleh pihak Belanda, tapi dari sini dapat dilihat juga pentingnya sebuah dokumen pemikrian
modern sudah tertanam sejak dini. Dalam mengontrol setiap daerah Hindia dibuat kepala staaf
angkatan di Pulau Jawa, Sumatera

1
Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. Hlm 28
2. Buat Bagan atau struktur terkait birokrasi Jepang dan fungsi bagian masing-masing!
Di Indonesia awalnya Jepang membentuk tiga pemerintahan militer dengan wilayahnya
Tom Shudan atau pemerintahan militer Angjatan Darat (tentara ke-25) meliputi daerah sumatera
dan berpusat di Bukitinggi, Asamu Shudan atau pemerintahan militer Angatan Darat (tentara ke-
16) meliputi Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta, pemerintahan militer Angkatan Laut
(armada ke-2) meliputi daeraah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku dengan pusatnya di Makassar.
Kemudian pembentukan pemerintahan Militer Jepang disusun sebagai berikut

Jabatan tertinggi dengan panglima tentara


Gunshirekan (Panglima Tentara) Atau yang menajbat pertama yaitu Hitoshi
Seiko Shikikan (Panglima Tertinggi) Imamura, jabatan ini ibarat raja atau
presiden

Semacam menteri coordinator dalam sebuah


GUNSEIKAN (Kepala Pemerintahan negara. Dirangkap oleh kepala staff dengan
Militer) kepala staf pertama yaituJenderal Seizaburo
Okasaki.

Gunseibu (coordinator Coordinator pemerintahan yang bertugas


pemerintahan bertigas memulihkan memulihkan ketertiban dan keamnan atau
ketertiban dan keamanan atau semacam gubernur,meliputi kawasan jawa
semacam gubernur) Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, ditambah
dua daerah istimewa (kochi) Yogyakarta dan
Surakarta

penetapan undang-undang dan peraturan penting, hari


dalam Jawa disebut
pembukaan instansi pemerintah, sekolah, bank, dan
Gunseikabun/staff pemerintahan
lainnya. Juga hari penetapan Panitia Penyelidikan
militer pusat
Pemeriksaan Adat dan Tata Negara.

Shihobu
(Dept.
Somubu (Dept. Kotsubu Kehakiman)
Sangyobu Zaimubu
Urusan Umum) (Dept. Lalu
(Dept (Dep. Lintas)
Ekonomi) Keunangan)

CUO SANGI IN (Badan Pertimbangan


Pusat)
Tambahan :

1. Gunseikebu, memiliki beberapa departemen lagi yaitu bu dan ka (seksi) yang termuat dalam
peraturan 43 pasal dengan 4 lampiran dalam hal ini terdapat revisian pula sehingga dalam
depratemen yang terjadi pada Gunseikebu yaitu Departemen Penerangan. Departemen ini terdiri
dari 4 seksi (ka) yaitu administrasi, informasi, pemberitaan dan propaganda. Departemen ini
menangani berbagai hal, seperti pengumpulan informasi, pemberitaan, propaganda, penerbitan,
siaran radio, film, dan lain lain (Kishi Collection D3-941, & 942). Kemudain departemen lain
yang terdiri dari 6 departemen yaitu urusan umum, urusan agama, urusan hukum, urusan
keuangan, urusan industri, dan urusan transportasi, ditambah dengan departemen luar termasuk:
transportasi darat, komunikasi, urusan harta musuh, dan inspektur akuntansi, serta lainnya.
Banyaknya perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan militer Jepang yang singkat ini
embuat data-data sumber terkadang ada yang berbeda. Setiap bulannya mengalami perubahan
sehingga ada tambahan lagi pada departemen propaganda, kepolisian, dan urusan alam yang
terdiri dari biro pendidikan dan biro kesehatan dengan 8 seksi

2. Kempetai, polisi militer terdapat di Jawa dengan dua bagian di pusat dan di daerah

3. Gunsei, merupakan bagian dari armadaangkatan darat ke 25 yang bertepatan dipulau sumatera
memiliki tugas pokok dalam mengutamakan pembnagunan dan keamanan wilayah sumatera serta
dibantu oleh tenaga militer karena membtuhkan koordinasi yang ketat

4. Chuo Sangi In, bertugas Untuk mengajukan usulan kepada pemerintah serta menjawab berbagai
pertanyaan tetang masalah politik dan memberikan saran tindakan bagi pemerintah

Seumber : sedjarahWordpress dan Blibiografi dan BeranotasiSumber Sejarah Masa Pendudukan


Jepang Di Indonesia

PEMERINTAHAN SIPIL JEPANG


Dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 27 tentang Pemerintahan daerah dan dimantapkan
dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi. Dalam UU Tersebut Jepang
membagi wilayah pemerintahan daerah menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut:
Struktur Birokrasi wilayah Daerah

Dewan Daerah dibentuk guna


Shu Sangi
menjalankan roda pemerintahan
Khi
pusat

Shu (karisedenan pemerintahan daerah yang Dipimpin oleh Shocukan (seperti


tertinggi) Gubernur), dengan kekuasaan
legislative dan eksekutif)

Shi (Kota) ) Dipimpin oleh seorang Shico

Ken (Kabupaten) Dipimpin oleh seorang Kenco

dipimpin oleh seorang


Gun (Kawedanan)
Gunco

Son (Kecamatan) Dipimpin oleh seorng Sonco

Dipimpin oleh seorang


Ku (Desa/Kelurahan)
kunco

Aza (Desa)

Gumi (RT)

Struktur untuk wilayah Kota


Shi (pemerintah Kota)

Shucnokan (Pemimpin Residen)

Tokubetshusi Daerah Istimewa

Shi-cho (Walikota)

Bunken (Sub. Kabupaten)

3. Unsure birokrasi pusat dan local


- Birokrasi Lokal/daerah

Dalam pembentukan birokrasi pemerintah daerah terdapat dalam pasa 27 berisi perubahan
tata pemeirntahan daerah disebutkan dalams eluruh Jawa dan Madura terkecuali Yogyakarta dan
Surakarta, dengan peraturan yang membagi wilayah menjadi syu (karesidenan), syi
(kotapraja), ken (kabupaten), gun (kawedanan), son (kecamatan), dan kun (desa). Para
pemimpinnya (co) disebut dengan syico (residen), kenco (bupati dan walikota), gunco
(wedana), sonco (camat), dan kunco (kepala desa). Untuk pemerintahan tertinggi adalah
syu dengan terdapat 18 Syu di Madura an Jawa yaitu Banten, Jakarta, Bogor, Priangan
Cirebon, Pekalongan, Semarang, Pati, Kedua, Bojonegoro, Surabaya, MAdiun, Kediri,
Malang, Besuki, dan Madura. Dan fungsi karesidenan dalam peraturan ini menjadi
seorang syucokan (pejabat residen) sebagai penguasa tertinggi wilayah karisedenan yang
memiliki otonomi dan jabatn ini hamper sama dengan gubernur dimasa sebelumnya
(Pusponegoro dan Notosusanto, 2018:10)

Kemudian dalam pemerintahan vortenlanden (daerah Surakarta) terdapat struktur organisasi


pemerintahan militer yang memuat 5 bagian dalam struktunya dibawah ketua administrasi yaitu
Bagian pertama: kabinet upacara adat keraton (protokol). Bagian kedua: bagian keuangan. Bagian
ketiga: bagian yudisial, hukum, legislatif. Bagian keempat: urusan dalam negeri. Bagian kelima:
terdiri dari bagian survei kepustakaan dan di bawahnya terdapat beberapa orang yang
bertanggung-jawab atas berbagai bidang. Terdapat dalam bagian catatan dokumen ( Nishijima
Collection JV1-8) mengenai adanya reformasi system administrasi daerah pada masa Seizaburō
Okazaki, (Kepala Staf AD ke-16), 1 Agustus 1942 dikatakan bahwa Sho (Provinsi) dan Rijshisu
(Karisedenan) dihapus dengan gantinya dibawah Shu terdapat Shi (Kota), dengan daerah bukan
shi yaitu Ken dan dibawahnya yaitu Gun, dan dibawah Gun terdapat Son 2.

Pada masa pemerintahan Jepang juga melakukan tugas cara meningkatkan kualitas kepala
daerah dengan pencopotan kepala daerah sebagai aturan melalui pemilihan umum (Bibliografi
Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. Hlm 38). Dalam
administrasi daerah yang terdapat di jawa dibagi menjadi 17 Shudan tambahan 2 Kochi
Jimukyoku (kantor urusan daerah) dengan ditambah Gunsheisibu yang memerintah secara luas di
Jawa.
- Unsur Birokrasi Pusat masa Jepang
Dalam kebijakannya pemerintah membagi tiga pemerintahan militer dengan wilayahnya Tom
Shudan atau pemerintahan militer Angkatan Darat (tentara ke-25) meliputi daerah sumatera dan
berpusat di Bukitinggi, Asamu Shudan atau pemerintahan militer Angatan Darat (tentara ke-16)
meliputi Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta, pemerintahan militer Angkatan Laut
(armada ke-2) meliputi daeraah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku dengan pusatnya di Makassar.
Kemudianterdapat Panglima tertinggi (Gunsheikan) yang dijabat oleh Hitoshi Imamura dalam
sruktur pemerintahan militer yang teradidik.

3. Posisi orang-orang pribumi dalam birokrasi Jepang

Dalam pemerintahanya Jepang membuat berbagai macam peraturan pada masa awakl
kedatanganya di Hindia, dengan keingininanmemenangkan perang Perang Asia Timur Raya maka
Jepang mengnisiasi perekrutan tenaga rajyat ubtuk semboyan 3A, dengan eksploitasi tenaga pada
msayarakat pribumi namun hal ini tidak bertahan lama karena rakyat pribumi tidak kuat menahan
kekuatan militer yang diberlakukna Jepang, sehingga muncullah hilangnya kepercayaan
pmasyrakat Indonesia terkait slogan-slogan penipuan dari Jepang. Hal yang dilakukan selanjutnya
dari pemerintahan ini adalah membentuk organisasi guna menarik simpati masyarakat lagi seperti
menawarkan kerjasama dengan pemimpin Indonesia untuk membuat Putera atau Pusat Tenaga
Rakyat. Harapan dari Jepang agar dalam prosespembentukan Putera ini apat emnampung ide dan
sapirasi dari kaum nasionalis dan kaum sekuler Indonesia untuk memberikan sumbangan ide
dalam kepentingan kemenangan Perang melawan sekutu. Pembentukan perkumpulan pemdua
2
Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia, hlm 29
dilakukan dengan semaksimal mungkin namun masih emlalui pemantauan dari pihak pemeirntah
Jepang .

Munculnya system kerja paksa pada tatanan sosial kaum pribumi juga turut andil yaitu
dengan menghancurkan SDA dengan pembentukan Kinrohosi atau kerja bakti untuk pribumi
hanya mengeksploitasi tenaga supaya dapat membantu jalannya kemenangan dalam perang.
Tenaga-tenaga yang didapat dari desa-desa di Pulau Jawa yang padat penduduknya. Penduduknya
yang dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa
dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit,
gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di
setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7% dan untuk
Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%.

Selain kerja paksa munculnya wajib militer bagi kaum pribumi juga diterapkan seperti
Seininda (Barisan Pemuda) dengan pemuda berumur 14-22 tahun sebagai anggotanya, keibodan
(barisan pembantu Polisi) anggotanya para pemuda usisa 22-35tahun, Fujinkai dengan barisan
wanita beranggitakan wanita berusia 15 tahun keatas, gakutai (barisan pelajar) anggotanya
murid-murid sekolah lanjutan. Dari sini akan lahirlah Peta yaitu Pembela Tanah Aur merupakan
organiasai militer buatan Jepang yang mana menjadi tentara sukarela banyak orang Indonesia
yang ikut dan bergabung dalam peta ini di Jawa terdapat 37.000 orang, sumatera 20.000 orang,
dan Bali 1.600 Orang. Pasukan peta ini dibentuk agar membantu dalam pasukan gerilya melawan
sekutu di perang Asia Timur Raya. Semua ini semata-mata hanya untuk mendukung kemenangan
Jepang dalam perang Asia Timur Raya.
Kemudian dalam praktik pelapisan golongan masyrakatnya yang sebelumnya pada masa
pemeirntahan Belanda dibuat menjadi tiga golongan orang Eropa, orang Tmur asing, dan pribumi
dengan diskriminasinya berbeda dengan masa Jepang rakyat dari lapisan manapun berhak
mengenyam pendidikan formal mulai dari Sd, SMP, dan SMA.dengan kurikulum disesuaikan
dengan aspek kepentingan militer perang, sisaw diwajibkan dapat terjun ke dunia militer dapat
menghafal lagu kebnagsaan Jepang dan pemaksaan penghormatan pada masayrakat Indonesia
untuk penghormatan kepada Kaisar (Tenno).
Referensi

Muhammad Rijal F, dan Dyah Kumalasari. 2019. Sistem Ketatanegaraan pada masa
pendudukan Jepang . Jurnal Universitas NegeriYogyakarta. Diakses tanggal 21 Maret 2020
Bibliografi Beranotasi Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. E-
book Direktorat Sejrah Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2018 . Diakses tanggal 25 Maret 2020
M.Fachrul. Rabur, dkk. 2020 Makalah Tata Negara Struktur Pemerintahan Pendudukan
Jepang. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diaskes tanggal 25 Maret 2020
Jurnal Masa Penududukan Jepang di Indonesia. Diaskes tanggal 24 Maret 2020
Clarissa Z. 2013.Kebijakan Jepang Semasa Pendudukannya Di Indonesia. Jakarta
Universitas Indonesia. Diakses tanggal 26 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai