Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Merenungi Kekuasaan Allah


dari Fenomena Covid-19
Jaenuri  Kamis 19 Maret 2020 20:30 WIB

Khutbah I

ُ َ ْ ‫وا ت أ‬ ‫ا‬ ‫ و‬,‫ل ا ات وا ت‬ ‫ و‬,‫ت‬ ‫ا‬ ‫ّٰ ا ي‬ ‫ا‬


ِ ِ ْ َ َ ‫ك َ َ َ ِّ ِ َ ُ َ ّ ٍ و َ َ َ آ ِ ِ و‬ْ ِ‫َ ّ ِ و َ َ ِ ّ ْ و َ َ ر‬ ‫أ ْن َ إ َ َ إ ّ ا ّٰ ُ و َ ْ َه ُ َ َ ِ ْ َ َ ُ و َأ ْ َ ُ أ ْن ّ ا‬
ّٰ ‫آ ا ا ا ا‬ ‫ َ َ آ ّ َ ا َ ِ ُ ْونَ أ ْو ِ ْ ُ ْ و َ ّ يَ ِ َ ْ َى ا ّٰ ِ و َ َ َ ِ ِ َ ُ ُ ُ َ ُ ُ ُ أ ا‬، ُ ْ َ ّ ‫ا ُ َ ِ ِ ْ َ َ أ‬
. ‫ا اد ا ى‬ ‫ و ودوا ن‬, ‫ن‬ ‫إ وأ‬ ‫و‬

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah ,


Mahasuci Allah yang menciptakan ciptaan dengan segala manfaat dan
kesempurnaannya. Baik makluk yang bisa dilihat dengan mata yang membutuhkan
bantuan, semua Allah ciptakan dengan ragam peran dan manfaatnya di bumi ini.
Allah kerap membuat perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran dan hakikat yang
-6%


luhur, dengan beragam kehidupan, baik kecil maupun besar. Orang-orang ka r
mencibir kompilasi, Allah mengambil perumpamaan, menghasilkan kecil yang dilihat
seperti lalat dan laba-laba. Menurunkan turunlah ayat:

‫وأ ا‬ ‫ر‬ ‫نأ ا‬ ‫آ ا‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫أن‬ ّٰ ‫إن ا‬


‫إ ا‬ ‫او‬ ‫ي‬ ‫او‬ ‫ا‬ ّٰ ‫ن ذا أراد ا‬ ‫وا‬

“ Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan menjadi nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu. Jika orang-orang yang beriman, maka mereka yakin itu
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang ka r mengatakan:
"Apakah maksud Allah membuat ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang
yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah selain orang-orang yang
fasik ”(QS Al-Baqarah: 26).

Di sini, sungguh-sungguh Allah tidak segan atau malu untuk membuat perumpamaan
bagi kebenaran dengan kejahatan atau kutu yang sangat kecil, atau bahkan lebih kecil
dari itu. Terkait bakteri, kuman, virus dan sebagainya semua adalah ciptaan Allah
yang pasti memiliki peran yang tidak sia-sia dalam kehidupan ini. Hal ini hanya
dapat dirasakan oleh orang-orang yang senantiasa merenungi ciptaan Allah,
diberikan rman-Nya:

‫ا‬ ‫وات وا رض ر‬ ‫ا‬ ‫ون‬ ‫و‬ ‫دا و‬ ‫و‬ ّٰ ‫ون ا‬ ‫ا‬


‫اب ا ر‬

“ (Yaitu) orang-orang yang mengambil Allah sambil berdiri, duduk atau dalam posisi
berbaring, dan mereka membicarakan tentang langit dan bumi (seraya berkata),“ Ya Tuhan
kami, mulai Engkau membuat semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari
azab neraka ”(QS Ali Imran: 191)

Lebih dari mengambil koleksi, semua ciptaan ini juga bisa menjadi media bertafakur
dan berdzikir (mengingat Allah), termasuk virus Corona (Covid-19) yang akhirnya
membuat gempar masyarakat. Fenomena merebaknya virus yang menghabiskan
ribuan korban di seluruh dunia itu menghasilkan sumbangan untuk kita semua.

Pertama , tentang kemahaagungan Allah dan betapa lemah dan kecilnya manusia.
Setiap kali menjalankan shalat, seseorang selalu mengawalinya dengan takbiratul
ikhram Allahu Akbar , Allah Maha Besar. Ini pengakuan akan kemahabesaran Allah,
dan betapa kecil diri kita di hadapan-Nya. Allah menunjukkan kemahagungannya 
lewat berbagai media, termasuk lewat kecil yang tak terlihat kasat mata.
Terbukti sekarang ini, hanya melalui virus yang Allah kirimkan ke muka bumi,
seluruh lapisan masyarakat menjadi gempar dan sebagian besar dicekam transisi.
Fenomena ini anggota pelajaran sangat mudah bagi Allah untuk membuat juga
membinasakan alam ini. Bagaimana mungkin manusia berhak atas-Nya, sedangkan
hanya sebagian besar dari yang ada saja mereka sudah kerepotan?

Kedua , tentang pentingnya merenungi bahwa setiap manusia sangatlah dekat dengan
kematian. S ehat , sakit, bahkan kematian adalah kekuasaan Allah. Kedatangan Covid-
19 yang seakan menjadi hantu bagi seluruh manusia sebenarnya tak ubahnya seperti
banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan jenis musibah lainnya. Kepanikanensi
Covid-19 sebenarnya karena takut akan datangnya kematian atas diri manusia.
Mencegah atau mengobati adalah manusia yang berpikir dan menjadi wujud
ikhtiarnya. Namun berhasil atau tidak, menjadi takdir yang Allah tetapkan. Manusia
tidak dapat mengelak dari apa yang Allah putuskan.

Bahkan setiap memulai shalat kaum muslim berikrar akan hidup dan mati adalah
milik Allah

ِّ ‫ِ ّ ِ ر‬
َ ِ َ َ ْ ‫َب ا‬ ِ َ َ َ ‫ِ و َ ُ ُ ِ و َ َ ْ َيَ و‬ َ ‫ن‬
ّ ‫ُْ إ‬

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanya untuk


Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al-An'am: 162).

Dalam ayat lain Allah menjelaskan tentang hidup dan mati ujian yang harus
diselesaikan manusia.

ُ ِ َ ْ ‫َ َ َ ا ْ َ ْتَ و َا ْ َ َة َ ِ َ ْ ُ َ ُ ْ أ ّ ُ ْ أ ْ ُ ْ أ ْ َ ُ َ َ و َ ُ َ ا‬ ‫ا ّ ِي‬

“ Yang membuat mati dan hidup, Dia yang membawa kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ”(QS Al-Mulk: 2).

Yang lebih penting dari mengingat kematian adalah lebih jauh yang kita siapkan
sendiri menyambutnya? Sudah cukupkah bekal yang kita kumpulkan selama hidup di
dunia ini?

Ketiga , tentang kesadaran akan fokus keilmuan. Segala Beroperasi ilmu Yang ADA di
Bumi dan langit Adalah Berasal Dari Satu Sumber yakni Allah subhanahu wata'ala .
Maka tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan umum. Wabah Corona telah 
meluncurkan kesadaran manusia akan kebutuhan ilmu agama sebagai benteng
keimanan, ilmu kedokteran sebagai upaya pembangunan sik, dan ilmu sosial untuk
menjalin kerja sama yang solid dalam menghadapi musibah. Tidak ada yang harus
dina kan, semua bisa bersinergi sebagai bagian dari ilmu-ilmu Allah yang
dianugerahkan kepada hamba - Nya .

Daftar Pustaka

“ Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara
semua dan semua yang di bawah tanah ” (QS Thaha: 6)

Keempat , tentang pentingnya kesadaran akan hidup bersih. Islam mengajarkan


kepada umatnya hidup bersih . Sebuah jaran ini dikaji secara khusus di dalam kitab-
kitab qih. Bahkan, dalam umumnya pelajaran qih, bab tentang kebesihan
ditempatkan di awal pembahasan, yaitu bab thaharah (bersuci) dari najis dan hadats.
Salah satu bentuk aplikasinya adalah praktik berwudhu minimal lima kali dalam
sehari. Lebih dari persetujuan praktik bersuci, juga merupakan ikhtiar terhindar dari
segala kotoran, kuman, bakteri, virus, dan sejenisnya. Bersyukur lahsebagai umat Islam
karena segala bentuk ibadahnya memiliki keutamaan terhadap kebutuhan hidup,
termasuk kesehatan. Banyak para peneliti membuktikan pentingnya bersuci bagi
kesehatan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa ibadah
bukan persetujuan, namun juga kebutuhan.

َ ِ ِ ّ ّ ُ ْ ‫ و َا ّ ُ ُ ِ ّ ا‬...

“… Dan sungguh Allah menyukai orang-orang yang bersih ” (QS At-Taubah: 107).

‫و و‬ ‫و‬ ّٰ ‫ا‬ ‫و‬ ‫آ وذ ا‬ ‫و‬ ‫و‬, ‫ا آن ا‬ ‫و‬ ّٰ ‫رك ا‬


‫ا را‬ ‫إ‬ ‫ا ّٰ ا‬ ‫ا‬ ‫ وأ ل‬, ‫ا‬ ‫ا‬

Khutbah II

‫أن‬ ‫وأ‬ ‫أن ا إ ا ّٰ وا ّٰ و ه‬ ‫ا َ ْ َ ْ ُ ّٰ ِ َ َ إ ْ َ ِ ِ و َا ّ ْ ُ َ ُ َ َ َ ْ ِ ْ ِ ِ و َا ِ ْ ِ َ ِ ِ وأ‬


Pelajari lebih lanjut tentang lebih lanjut ‫ا ا إ ر ا‬ ‫ه ور‬ ‫ا‬

‫و‬ ‫أ‬ ‫وا ا أن ا ّٰ أ‬ ‫أ وا ا‬ ّٰ ‫ا ا س ا ا ا‬ ‫أ‬


‫ا‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫آ ا‬ ‫ا ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫إن ا ّٰ و‬ ‫و ل‬
‫وارض ا‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ور‬ ‫و ا‬ ‫و و آل‬ ّٰ ‫ا‬
‫ما‬ ‫نا‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫و و نو و‬ ‫أ‬ ‫ا ءا ا‬
‫أر ا ا‬ ‫وارض‬

‫أ‬ ‫أ‬
‫وأذل‬ ‫م وا‬ ‫أ ا‬ ‫وا ات ا‬ ‫ء‬ ‫تا‬ ‫وا‬ ‫ت وا‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫و د أ اء ا‬ ‫لا‬ ‫وا ل‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫دك ا‬ ‫وا‬ ‫ا ك وا‬
‫و‬ ‫وا‬ ‫و ءا‬ ‫ا ء وا ء وا زل وا‬ ‫اد‬ ‫ا‬ ‫ما‬ ‫إ‬ ‫وا‬
‫ر َ ّ َ آ ِ َ ِ ا ّ ْ َ َ َ َ ً و َ ِ ا ْ ِ َة ِ‬ ‫رب ا‬ ‫ا ان ا‬ ‫و‬ ‫ا و‬
‫َ َ َ ً و َ ِ َ َ َابَ ا ّ رِ ‪ َ ِ Unduh aplikasi gratis‬د َا ِ!‬

‫‪Jaenuri , Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta‬‬

‫‪TAG:‬‬ ‫‪khutbah‬‬ ‫‪khutbah jumat‬‬

‫‪‬‬

Anda mungkin juga menyukai