Khutbah Jumat - Merenungi Kekuasaan Allah Dari Fenomena Covid-19
Khutbah Jumat - Merenungi Kekuasaan Allah Dari Fenomena Covid-19
Khutbah I
luhur, dengan beragam kehidupan, baik kecil maupun besar. Orang-orang ka r
mencibir kompilasi, Allah mengambil perumpamaan, menghasilkan kecil yang dilihat
seperti lalat dan laba-laba. Menurunkan turunlah ayat:
“ Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan menjadi nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu. Jika orang-orang yang beriman, maka mereka yakin itu
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang ka r mengatakan:
"Apakah maksud Allah membuat ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang
yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah selain orang-orang yang
fasik ”(QS Al-Baqarah: 26).
Di sini, sungguh-sungguh Allah tidak segan atau malu untuk membuat perumpamaan
bagi kebenaran dengan kejahatan atau kutu yang sangat kecil, atau bahkan lebih kecil
dari itu. Terkait bakteri, kuman, virus dan sebagainya semua adalah ciptaan Allah
yang pasti memiliki peran yang tidak sia-sia dalam kehidupan ini. Hal ini hanya
dapat dirasakan oleh orang-orang yang senantiasa merenungi ciptaan Allah,
diberikan rman-Nya:
“ (Yaitu) orang-orang yang mengambil Allah sambil berdiri, duduk atau dalam posisi
berbaring, dan mereka membicarakan tentang langit dan bumi (seraya berkata),“ Ya Tuhan
kami, mulai Engkau membuat semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari
azab neraka ”(QS Ali Imran: 191)
Lebih dari mengambil koleksi, semua ciptaan ini juga bisa menjadi media bertafakur
dan berdzikir (mengingat Allah), termasuk virus Corona (Covid-19) yang akhirnya
membuat gempar masyarakat. Fenomena merebaknya virus yang menghabiskan
ribuan korban di seluruh dunia itu menghasilkan sumbangan untuk kita semua.
Pertama , tentang kemahaagungan Allah dan betapa lemah dan kecilnya manusia.
Setiap kali menjalankan shalat, seseorang selalu mengawalinya dengan takbiratul
ikhram Allahu Akbar , Allah Maha Besar. Ini pengakuan akan kemahabesaran Allah,
dan betapa kecil diri kita di hadapan-Nya. Allah menunjukkan kemahagungannya
lewat berbagai media, termasuk lewat kecil yang tak terlihat kasat mata.
Terbukti sekarang ini, hanya melalui virus yang Allah kirimkan ke muka bumi,
seluruh lapisan masyarakat menjadi gempar dan sebagian besar dicekam transisi.
Fenomena ini anggota pelajaran sangat mudah bagi Allah untuk membuat juga
membinasakan alam ini. Bagaimana mungkin manusia berhak atas-Nya, sedangkan
hanya sebagian besar dari yang ada saja mereka sudah kerepotan?
Kedua , tentang pentingnya merenungi bahwa setiap manusia sangatlah dekat dengan
kematian. S ehat , sakit, bahkan kematian adalah kekuasaan Allah. Kedatangan Covid-
19 yang seakan menjadi hantu bagi seluruh manusia sebenarnya tak ubahnya seperti
banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan jenis musibah lainnya. Kepanikanensi
Covid-19 sebenarnya karena takut akan datangnya kematian atas diri manusia.
Mencegah atau mengobati adalah manusia yang berpikir dan menjadi wujud
ikhtiarnya. Namun berhasil atau tidak, menjadi takdir yang Allah tetapkan. Manusia
tidak dapat mengelak dari apa yang Allah putuskan.
Bahkan setiap memulai shalat kaum muslim berikrar akan hidup dan mati adalah
milik Allah
ِّ ِ ّ ِ ر
َ ِ َ َ ْ َب ا ِ َ َ َ ِ و َ ُ ُ ِ و َ َ ْ َيَ و َ ن
ّ ُْ إ
Dalam ayat lain Allah menjelaskan tentang hidup dan mati ujian yang harus
diselesaikan manusia.
ُ ِ َ ْ َ َ َ ا ْ َ ْتَ و َا ْ َ َة َ ِ َ ْ ُ َ ُ ْ أ ّ ُ ْ أ ْ ُ ْ أ ْ َ ُ َ َ و َ ُ َ ا ا ّ ِي
“ Yang membuat mati dan hidup, Dia yang membawa kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun ”(QS Al-Mulk: 2).
Yang lebih penting dari mengingat kematian adalah lebih jauh yang kita siapkan
sendiri menyambutnya? Sudah cukupkah bekal yang kita kumpulkan selama hidup di
dunia ini?
Ketiga , tentang kesadaran akan fokus keilmuan. Segala Beroperasi ilmu Yang ADA di
Bumi dan langit Adalah Berasal Dari Satu Sumber yakni Allah subhanahu wata'ala .
Maka tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan umum. Wabah Corona telah
meluncurkan kesadaran manusia akan kebutuhan ilmu agama sebagai benteng
keimanan, ilmu kedokteran sebagai upaya pembangunan sik, dan ilmu sosial untuk
menjalin kerja sama yang solid dalam menghadapi musibah. Tidak ada yang harus
dina kan, semua bisa bersinergi sebagai bagian dari ilmu-ilmu Allah yang
dianugerahkan kepada hamba - Nya .
Daftar Pustaka
“ Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara
semua dan semua yang di bawah tanah ” (QS Thaha: 6)
َ ِ ِ ّ ّ ُ ْ و َا ّ ُ ُ ِ ّ ا...
“… Dan sungguh Allah menyukai orang-orang yang bersih ” (QS At-Taubah: 107).
Khutbah II
أ أ
وأذل م وا أ ا وا ات ا ء تا وا ت وا وا ا ا
و د أ اء ا لا وا ل ا وا دك ا وا ا ك وا
و وا و ءا ا ء وا ء وا زل وا اد ا ما إ وا
ر َ ّ َ آ ِ َ ِ ا ّ ْ َ َ َ َ ً و َ ِ ا ْ ِ َة ِ رب ا ا ان ا و ا و
َ َ َ ً و َ ِ َ َ َابَ ا ّ رِ َ ِ Unduh aplikasi gratisد َا ِ!