Anda di halaman 1dari 28

CARA PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

DARI IBU PENDERITA COVID 19


Dea Afrila, S.Ked
NIM. 1930912320141

Pembimbing :
dr. MERIAH SEMBIRING , Sp.A

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM/RSUD ULIN
BANJARMASIN
September, 2020
PENDAHULUAN
 Pada Desember 2019, di Wuhan China,
muncul pneumonia karena virus
corona jenis baru yang kemudian
dinamakan COVID-19
 COVID-19 adalah infeksi pernafasan
akut disebabkan Respiratory Syndrome
Coronavirus 2 (SARS CoV-2)
 Dalam 8 bulan, penyebaran terjadi
sangat cepat hingga keseluruh dunia.
 Hingga 1 September 2020, jumlah kasus
terkonfirmasi virus ini berjumlah
25.327.098 kasus
DEFINISI
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah infeksi
pernafasan akut yang disebabkan Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS CoV-2)

Definisi klinis menurut Pedoman Covid terbaru Juli 2020

● SUSPEK

● PROBABEL

● TERKONFIRMASI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020
SUSPEK
Seseorang yang memiliki salah satu dari
kriteria berikut

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal

b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada


14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang


membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020
Probable TERKONFIRMASI
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus
Kasus suspek dengan ISPA
COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
Berat/ARDS***/meninggal dengan
laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
gambaran klinis yang meyakinkan
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
COVID-19 DAN belum ada hasil
pemeriksaan laboratorium RT-PCR. b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2020
ETIOLOGI
● SARS CoV-2 virus merupakan keluarga
betavirus corona yang merupakan virus
RNA rantai tunggal terbesar

● Bagian luar permukaannya mengandung


spike dengan panjang 9-12nm dan tampak
seperti mahkota dibawah mikroskop

● Mengandung 4 struktur utama, spike(S),


Envelope (E), Nucleocapsid (N), dan
Membran (M)

● Merupakan virus zoonosis dengan


kelelawar sebagai host utama

1. Sarvepalli D. Coronavirus Disease 2019: A Comprehensive Review of Etiology, Pathogenesis, Diagnosis, and Ongoing Clinical Trials. Cureus. 2020
May;12(5).
2. Zu ZY, Jiang MD, Xu PP, Chen W, Ni QQ, Lu GM, Zhang LJ. Coronavirus disease 2019 (COVID-19): a perspective from China. Radiology. 2020 Feb
21:200490.
3. Wu D, Wu T, Liu Q, Yang Z. The SARS-CoV-2 outbreak: what we know. International Journal of Infectious Diseases. 2020 Mar 12.
Update kasus per 1 september 2020

Center for Disease Control and Prevention (CDC) : Demographic Trends of COVID-19 cases and deaths in the US reported to CDC :
2020. From https://covid.cdc.gov/covid-data-tracker/#demographics)
Akumulasi Data Harian;
pasien terkonfirmasi COVID-19, pasien dirawat, pasien sembuh dan pasien meninggal

Satgas Tatalaksana Covid 19. Jumlah Terpapar Covid-19 Di Indonesia. Jakarta: 2020.)
Prevalensi ANAK per 1 september 2020
6,047,692 kasus
di AS
1.7% adalah anak
usia 0-4 tahun
177.571 kasus di
Indonesia
6.4% adalah anak
usia 5-17
2.3% anak usia 0-5
tahun di Indonesia

7% anak usia 6-18


tahun di Indonesia

Center for Disease Control and Prevention (CDC) : Demographic Trends of COVID-19 cases and deaths in the US reported to CDC : 2020.
PENULARAN

Transmisi pada TRANSMISI VERTIKAL


DROPLET
neonatus INTRAUTERIN IBU-BAYI
Partikel ukuran 5-10nm, Pada neonates, penularan terjadi Masih menjadi perdebatan karena
menempuh jarak pendek selama periode setelah kelahiran kasus infeksi intrauterin sangat
kemdudian jatuh. melalui droplet saat menyusui atau sedikit sekali ditemukan pada
Menularkan langsung pada kontak dengan Ibu
orang yang berjakar dekat (1m) neonatus

Zimmermann P, Curtis N. Coronavirus infections in children including COVID-19: an overview of the epidemiology, clinical features, diagnosis,
treatment and prevention options in children. The Pediatric infectious disease journal. 2020 May;39(5):355.
PENULARAN LAIN

FECAL-ORAL KONTAK PERMUKAAN AEROSOL


Partikel < 5nm berisi virus yang dapat
Droplet berisi virus yang jatuh melayang dan bertahan lama
Ditemukan virus dalam feses,
mengenai permukaan dengan jarak yang jauh
sehingga terdapat dugaan
Virus bisa bertahan berhari-hari. Biasanya dikeluarkan karena
transmisi fecal-oral
Saat seseorangsehat memegang prosedur medis tertentu, sehingga
Penelitian lebih lanjut penularan banyak di RS atau
diperlukan permukaan tersebut, maka terjadi
fayankes
kontaminasi virus
Bayi yang dirawat lama di RS berisiko
tertular
PATOGENESIS
Penempelan dan masuk virus ke sel
host diperantarai oleh Protein S yang
ada dipermukaan virus.

Tahap selanjutnya adalah perakitan dan


pelepasan virus.
Pada studi SARS-CoV protein S
berikatan dengan reseptor di sel
host yaitu enzim ACE-2

Selanjutnya replikasi dan transkripsi


Setelah berhasil masuk selanjutnya dimana sintesis virus RNA melalui translasi
translasi replikasi gen dari RNA dan perakitan dari kompleks replikasi virus.
genom virus.

Indonesia PDP. Pneumonia COVID-19: Diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020.
PATOGENESIS

Setelah itu menyebar ke saluran napas


Setelah terjadi transmisi dari luar, bawah. infeksi akut  peluruhan virus
virus masuk ke saluran napas atas dari saluran napas dan virus  juga
inkubasi virus 3-7
kemudian bereplikasi di sel epitel meluruh di sel gastrointestinal setelah hari
saluran napas atas penyembuhan.

Indonesia PDP. Pneumonia COVID-19: Diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020.
PATOGENESIS
Studi pada SARS menunjukkan virus bereplikasi di saluran napas bawah diikuti dengan respons
sistem imun bawaan dan spesifik. Faktor virus dan sistem imun berperan penting dalam
patogenesis.

Pada tahap pertama terjadi kerusakan difus alveolar, makrofag, dan infiltrasi sel T dan
proliferasi pneumosit tipe 2  rontgen toraks (infiltrat pulmonar).

Pada tahap kedua, organisasi terjadi  infiltrat atau konsolidasi luas di paru. Virus juga
bereplikasi di enterosit sehingga menyebabkan diare dan luruh di feses, juga urin dan cairan
tubuh lainnya.

Studi terbaru menunjukkan peningkatan sitokin proinflamasi di serum seperti IL1B, IL6, IL12, IFNγ,
IP10, dan MCP1 dikaitkan dengan inflamasi di paru dan kerusakan luas di jaringan paru-paru
pada pasien dengan SARS.

Indonesia PDP. Pneumonia COVID-19: Diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020.
MANIFESTASI KLINIS PADA NEONATUS
● Demam

● Lesu

● Batuk

● Pilek
● Infeksi Neonatus bukan hal
yang umum ● Nafas Cepat

● Neonatus terinfeksi Sebagian ● Muntah


besar tidak bergejala atau ● Diare
gejala ringan. ● Poor Feeding

CDC. Covid-19 Response Team. Evaluation and Management Considerations for Neonates at Risk for COVID-19 (Sept 2, 2020). https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ncov/hcp/caring-for-newborns.html. Accessed Sept 2, 2020.
DIAGNOSIS
Neonatus perlu dicurigai COVID-19 jika

a. Terkait dengan cluster wabah atau terpajan kerabat


yang terinfeksi SARS-CoV-2 (termasuk anggota
keluarga, staf medis, dan pengunjung);

b. Lahir dari ibu yang dicurigai atau terkonfirmasi infeksi


SARS-CoV-2 antara 14 hari sebelum melahirkan dan 28
hari setelah melahirkan

c. Hasil laboratorium menunjukkan limfositopenia.

Bayi dengan kriteria ini perlu dilakukan konfirmasi dengan


tes laboratorium

De Rose DU, Piersigilli F, Ronchetti MP, Santisi A, Bersani I, Dotta A, Danhaive O, Auriti C, Study Group of Neonatal Infectious Diseases of The Italian Society
of Neonatology (SIN). Novel Coronavirus disease (COVID-19) in newborns and infants: what we know so far. Italian Journal of Pediatrics. 2020 Dec;46:1-8.
TES LABORATORIUM
Dilakukan pada semua neonatus yang lahir dari ibu dengan
curiga atau sudah terkonfirmasi COVID-19

● Menggunakan Reserve Transcription Polymerase Chain Reaction


RT-PCR

● Dilakukan saat usia neonates 24 jam. Jika negative ulang saat


usia 48 jam

● Pada neonates asimptomatik yang direncanakan pulang, dapat


dilakukan tes ulang dalam rentang usia 24-48 jam

● Pada daerah dengan kapasitas pengujian terbatas, prioritaskan


neonates dengan tanda dan gejala mengarah ke COVID-19 serta
neonates yang direncanakan rawat inap > 48 jam

CDC. Covid-19 Response Team. Evaluation and Management Considerations for Neonates at Risk for COVID-19 (Sept
2, 2020). https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/caring-for-newborns.html. Accessed Sept 2, 2020.
PENCEGAHAN DAN KONTROL INFEKSI
● Ibu hamil dengan atau curiga COVID-19 perlu disiapkan kamar bersalin atau
kamar operasi khusus.
● Dokter perlu menggunakan APD
● Neonatus yang lahir tanpa gejala, dan Ibu negative COVID-19 setelah tes
PCR, maka Ibu dan Bayi dirawat gabung
● Jika hasil tes ibu positif, dan butuh ruang isolasi maka perlu dilakukan
pencegahan droplet dan kontak.
● Beberapa guideline menganjurkan bayi perlu diisolasi di runag isolasi bayi
khusus COVID-19 hingga hasil tes bayi jelas.
● Namun beberapa yang lain mengizinkan bayi Bersama ibu dengan control
infeksi ketat seperti jarak bed 2 meter, dan melakukan pencegahan droplet
dan kontak saat menyusui

De Rose DU, Piersigilli F, Ronchetti MP, Santisi A, Bersani I, Dotta A, Danhaive O, Auriti C, Study Group of Neonatal Infectious Diseases of The Italian Society
of Neonatology (SIN). Novel Coronavirus disease (COVID-19) in newborns and infants: what we know so far. Italian Journal of Pediatrics. 2020 Dec;46:1-8.
PERAWATAN Pelayanan Neonatus Esensial

DAN TATALAKSANA Inisiasi Menyusui Dini

Rawat Gabung dan Prinsip

Pencegahan Infeksi

Pemberian ASI

Kriteria pulang

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
Pelayanan neonates esensial
Pelayanan Neonatus Esensial adalah tindakan dilakukan dalam 0-6 jam segera setelah
bayi lahir. Pada bayi dengan ibu suspek, probable atau terkonfirmasi COVID-19
terdapat beberapa perubahan yang dilakukan.

Pada bayi dengan Ibu bukan curiga Pada bayi dengan ibu curiga atau
COVID-19 terkonfirmasi COVID-19

● Pemotongan dan perawatan tali pusar


● Penundaan penjepitan tali pusat tidak
dilakukan
● Inisiasi menyusui dini (IMD)
● Asi diberikan 1 jam setelah
● Injeksi vitamin K
● Tindakan pelayanan esensial lain
● Pemberian salep/tetes mata antibiotic dilakukan seperti biasa
● Imunisasi hepatitis B

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
PERTIMBANGAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

• Diskusikan dengan orang tua mengenai


keuntungan dan kerugian IMD

• Jelaskan cara penularan COVID-19

• IMD dilakukan atas keputusan Bersama

• IMD dilakukan bila Ibu jelas bukan terkonfirmasi


COVID, dan bayi dlam keadaan stabil

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
RAWAT GABUNG

IBU dicurigai covid


Bayi rawat gabung

Neonatus
Tatalaksana dan perawatan
tergantung dengan status
maternalnya. DENGAN IBU PROBABEL
DAN TERKONFIRMASI
Bayi tidak rawat gabung

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
REKOMENDASI WHO untuk rawat gabung
 RAWAT GABUNG untuk semua bayi dengan ibu suspek,
probable dan terkonfirmasi COVID-19

 Ibu dan bayi harus diperbolehkan untuk tetap bersama


selama rawat inap sepanjang hari dan melakukan
kontak kulit ke kulit, termasuk perawatan metode
kanguru,

 harus disusui dalam waktu 1 jam setelah lahir.

 Bayi yang rawat gabung sebaiknya memakai incubator,


atau kain, dan berjarak min 2 m antara ibu dan bayi

Semua aktivitas diatas harus dilakukan dengan


World Health Organizataion. Clinical
menerapkan prinsip pencegahan infeksi management COVID-19. WHO; 2020. p.39-44.
Prinsip pencegahan infeksi
1) Ruangan harus terisolasi,

2) Bayi harus dipastikan berjarak aman sejauh 2 meter,

3) Ibu harus menggunakan masker bedah saat menyusui dan


kontak erat dengan bayi baru lahir,

4) Ibu harus menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah


kontak atau memegang bayi atau anak,

5) Rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan atau


bagian tubuh atau alat yang digunakan ibu dengan bayi.

World Health Organizataion. Clinical management COVID-19. WHO; 2020. p.39-44.


PEMBERIAN ASI
Terdapat tiga pilihan cara pemberian ASI untuk bayi dengan
ibu suspek atau terkonfirmasi COVID-19.29
1. Kondisi klinis berat, ibu tidak dapat memerah atau
menyusui  ASI didapatkan dari donor, atau diganti susu
formula, bayi dirawat oleh keluarga /pengasuh
2. Kondisi klinis ringan-sedang atau jika keluarga tidak
memilih rawat gabung  ASI diperah. Ibu menjalankan
dengan menerapkan prinsip pencegahan infeksi
3. Kondisi klinis baik, atau rawat gabung, ibu bisa menyusui
langsung dengan menerapkan prinsip pencegahan infeksi

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
Kriteria pemulangan
• Hasil swab nasofaring negative 2 kali berturut-turut
dengan jarak 24 jam dan sesuai protokol pemulangan
neonatus setempat

• Ibu dapat mengasuh bayinya jika gejala membaik (min 7


hati dari gejala minimal pulanh) dan Rapid test dua kali
berturut-turut negatif dengan selang 24 jam.

• Ibu tetap menerapkan prinsip pencegahan infeksi dan


berjarak 2 m dari bayi

• Jika ibu tidak diperbolehkan merawat bayi, sebaiknya


pengasuhan dilakukan oleh orang yang sehat
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Panduan klinis tata laksana COVID-19 pada anak. Ed 3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2020.
PENUTUP
SARS-CoV-2 merupakan penyebab penyakit COVID-19 yang telah menjadi
pandemi global dengan kasus penularan yang sangat tinggi

Pada neonates, penularan diperkirakan terjadi terutama melalui droplets


selama periode setelah kelahiran dari Ibu dengan COVID-19

Perawatan neonates harus diperhatikan untuk mencegah penularan


tersebut, tanpa membuat asupan gizi atau kualitas hidpu bayi berkurang

WHO merekomendasikan, dalam perawatan neonates dengan ibu suspek,


probable dan terknfirmasi COVID-19, metode kangguru, IMD dan pemberian
ASI masih dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip pencegahan infeksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai