PENDAHULUAN
adalah jenis usaha dibidang makanan dan minuman yang akan selalu diminati
manusia yang tidak bisa lepas dari kehidupan tanpa melihat musim. Salah satu
bisnis kuliner yang sedang berkembang adalah bisnis café, perkembangan usaha
cafe sebagai lahan bisnis yang terus meningkat menyebabkan iklim persaingan
semakin tipis, meskipun kuliner telah memiliki banyak pesaing akan tetapi bisnis
ini tetap sangat menarik untuk dijalankan. Dalam berbisnis kuliner membutuhkan
strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan kompetitornya, lingkungan bisnis
yang kompetitif mendorong pelaku bisnis untuk dapat memberikan pelayanan dan
fasilitas yang baik kepada konsumen dalam rangka mendapatkan konsumen baru
Saat ini banyak cafe yang bermunculan mulai dari skala kecil yang hanya
beroperasi pada malam hari saja di pinggir jalan atau taman kota dengan
bangunan yang tidak permanen, sampai skala besar, yaitu cafe yang beroperasi
dari pagi hingga malam dengan tempat yang permanen dan lebih baik. Semakin
berkembangnya usaha cafe ini sering dikaitkan dengan gaya hidup masyarakat
akan sesuatu yang praktis dalam memenuhi kebutuhannya mencari makanan dan
minuman. Selain itu juga berkembangnya usaha cafe ini juga dikaitkan dengan
1
2
gaya hidup masyarakat yang membutuhkan tempat yang nyaman dan suasana yang
menjadi kota yang cukup potensial untuk berbisnis dalam segala bidang. Salah
satunya bisnis café, yang saat ini berkembang dengan pesat. Kota pekanbaru
merupakan kota yang letaknya cukup strategis yang mampu menjadi pusat
perdagangan dan industri di provinsi Riau, oleh karena itu Kota Pekanbaru menjadi
kota yang cukup berkembang dari tahun ketahun, dilihat dari semakin padatnya
Dari tahun 2012 hingga tahun 2018 jumlah penduduk di Kota Pekanbaru
meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2012 jumlah penduduk kota Pekanbaru
berkisar di angka 95.000 – 98.000. Hingga tahun 2018 jumlah penduduk kota
Pekanbaru melebihi angka 110.000, ini menunjukkan Pekanbaru adalah salah satu
tersebut menjadi salah satu peluang bisnis terutama di bidang kuliner, karena
restoran dan cafe. Maka saat ini banyak bermunculan berbagai restoran dan cafe di
Sebagai salah satu daerah yang memiliki jumlah penduduk yang terus
meningkat dari tahun ke tahun, maka kebutuhan penduduk Kota Pekanbaru akan
tempat makan yang praktis tentu saja mengalami peningkatan. Perkembangan usaha
food service ini seringkali dikaitkan dengan mobilitas masyarakat yang semakin
3
tinggi. Hal ini sering dihubungkan dengan pekerja atau seseorang yang sibuk
melakukan aktivitas di luar rumah, baik itu pria maupun wanita yang selalu mencari
sesuatu yang bersifat praktis dan instan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Salah satunya dengan mencari makanan dan minuman di luar rumah. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan rumah makan dan restoran yang ada. Setiap tahunnya selalu
ada restoran atau rumah makan baru berdiri di Kota Pekanbaru. Adapun
perkembangan usaha rumah makan yang ada di Kota Pekanbaru adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1 Peningkatan Jumlah Usaha Rumah Makan dan Restoran di Kota
Pekanbaru
Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
2014 557 0
2015 613 9.14
2016 672 8.78
2017 719 6.54
2018 741 2.97
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru, 2019
Dari table 1.1 diatas, maka dapat dilihat pertumbuhan jumlah usaha kuliner
kuliner seperti restoran telah menjadikan persaingan antar usaha tersebut menjadi
semakin meningkat. Kondisi persaingan ini tentu saja dirasakan oleh setiap usaha
rumah makan atau restoran yang ada di Kota Pekanbaru. Salah satu di antaranya
Dapur Dipo berdiri pada tahun 2014 hingga saat ini dan merupakan salah satu
restoran yang berada di pusat kota, tepatnya di jalan Diponegoro no.46 Pekanbaru.
Dapur Dipo buka setiap hari dari pukul 11:00 pagi hingga pukul 23:00 malam,
Dapur Dipo berdekatan dengan berbagai kantor atau instansi pemerintah, sekolah,
Universitas Riau, Yayasan Persada bunda, dan perbankkan. Kondisi ini tentu saja
menjadi salah satu keuntungan bagi Dapur Dipo. Namun disisi lainnya, keberadaan
pusat pemerintahan, sekolah, dan juga perbankkan yang ada di sekitar jalan
4
Diponegoro ini tentu saja menarik bagi pengusaha lainnya untuk mendirikan usaha
kuliner, seperti Mr. Brewok, Karambia, Roso Lawas dan lain sebagainya. Kondisi
ini, menciptakan persaingan diantara usaha kuliner tersebut menjadi semakin kuat.
Untuk menghadapi persaingan tersebut, maka perlu adanya strategi dari Dapur Dipo
agar dapat bertahan. Berikut data jumlah omset dapur dipo selama 5 tahun terakhir.
Dari Tabel 1.2. di atas, maka dapat dilihat bahwa penjualan mengalami
penurunan dari tahun 2015 hingga tahun 2019. Pada tahun 2015 pemilik usaha
target yaitu hanya sebesar Rp. 4.669.727.000,- penurunan terbesar terjadi pada tahun
2017 yaitu hanya sebesar Rp. 4.154.953.000,-.Pada tahun 2018 Pemilik usaha
mencapai targetnya, namun penjualan juga tidak mencapai target hingga tahun 2019.
kemungkinan usaha Dapur Dipo suatu saat akan tutup. Pada tahun 2017 Dapur Dipo
makanan tertentu, manajemen akhirnya tidak menjual beberapa menu western food
tetapi tetap meningkatkan menu-menu favorit seperti traditional food dan jappanese
food.
Penurunan penjualan pada Dapur Dipo ini terlihat dari beberapa responden
lama, kurang tangkas dan kurang ramahnya pelayanan, sehingga orang-orang yang
5
memiliki waktu istirahat hanya satu jam akan memilih mencari makanan yang cepat
saji. Padahal Dapur Dipo buka dari pukul 11:00 hingga pukul 22:30 dengan target
pangsa pasar karyawan kantor, anak sekolahan, dan keluarga pada malam hari, dan
manajemen dapur dipo, ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh Dapur Dipo
diantaranya, hanya menaikan harga pada tahun 2017, namun tidak menaikan harga
pada tahun setelahnya, ini sengaja dilakukan oleh dapur dipo agar tetap
padahal setiap tahunnya harga bahan baku, UMR karyawan, dan tingkat inflasi terus
dengan porsi makanan yang diberikan kepada konsumen, dan memberikan varian
rasa yang lebih cocok kepada lidah konsumen, karena dapur dipo mempekerjakan
koki yang handal, namun dapur dipo masih mampu memberikan harga yang jauh
memahami komposisi setiap makanan serta memahami tugas dan tanggung jawab,
berpenampilan sopan dan ramah serta memberikan seragam dan nametag baru agar
antar karyawan dan melakukan pelayanan yang tepat waktu sertatetap menyajikan
smoking area agar konsumen memiliki opsi, serta membuat aplikasi pengorderan
menggukanan tablet. Hal tersebut merupakan hal-hal yang dilakukan Dapur Dipo
untuk memberikan harga, kualitas pelayanan serta fasilitas terbaik kepada konsumen
responden mengatakan bahwa sering terjadinya pelayan tidak mendengar dan cuek
disaat konsumen sedang ramai banyak pelayan yang panik dan salah memberikan
Dapur Dipo, kedua variabel yang detiliti yaitu variabel harga dan kualitas pelayanan
konsumen, dengan ini penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh
Secara Simultan.
Adapun manfaat yang diharapkan dan diberikan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
pengetahuan penulis.
tentang arti pentingnya harga dan kualitas pelayanan dalam meraih pangsa
proposal, maka proposal ini dibagi menjadi tiga (III) bab, yaitu :
8
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari sub bab Latar Belakang, Rumusan Masalah. Tujuan
perusahan.
Bunda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
menurut Follet (2007) dalam Nyoto (2019: 35) mendefinisikan bahwa manajemen
pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Sapre dalam Usman
penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka
2.1.2 Pemasaran
9
10
pengertian yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Pengertian
pemasaran menurut peristilahan, berasal dari kata “pasar” yang artinya tempat
pembeli.
sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
bernilai satu sama lain. Assauri (2012:3) selanjutnya memberikan batasan bahwa
teori pasar memiliki dua dimensi yaitu dimensi sosial dan dimensi ekonomi. Dimensi
sosial yaitu terjadinya kegiatan transaksi atas dasar suka sama suka. Dan dimensi
memberikan kepuasan.
suatu produk atau jasa yang dapat diterima atau dibeli oleh pembeli karena produk
atau jasa tersebut bermanfaat bagi pembeli dan menguntungkan bagi penjual.
Dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua unsur yang berkenaan, yaitu adanya
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dasar ini mengacu pada teori
Teori permintaan dan penawaran menurut Saladin (2012: 170) yaitu bahwa
produksi banyak atau berlimpah. Dasar inilah yang menjadi acuan terjadinya
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
Agar dapat terlaksana hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan
maka perlu keterampilan khusus dari pihak manajemen yang dapat melaksanakan
diinginkan oleh pihak lain. Untuk menanggapi proses pertukaran diperlukan berbagai
usaha dan keterampilan yang biasanya terjadi dalam pembelian kebutuhan sehari-
seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran danmeraih, mempertahankan serta
ialah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran
dan seni yang mencakup analisis, perencanaan, implementasi, dan mengawasi segala
mengandung arti memaksimalkan hasil yang hendak dicapai sesuai dengan rencana,
2.2 Harga
Harga menurut Kotler dan Amstrong (2012: 67) adalah sejumlah uang yang
ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa.Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah
nilai yang pelanggan tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau
menggunakan suatu barang atau jasa. Sementara itu, menurut William dalam
Morissan (2010:78) yaitu mengacu pada apa yang harus diberikan pelanggan
untuk membeli suatu barang atau jasa yang biasanya menggunakan nilai uang.
Menurut Tjiptono (2015: 185) terdapat dua macam tujuan penetapan, yaitu
tujuan umum dan tujuan spesifik. Adapun masing-masing tujuan tersebut adalah:
4) Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu setelah
dikurangi biaya overhead institutional dan segala macam hibah spesifik.
5) Menutup biaya penjualan incremental kepada satu konsumen ekstra.
6) Mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa permintaan
sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu sehingga
bisa mengoptimalkan kapasitas produktif.
Menurut Sudaryono (2016: 216) Harga memiliki dua peran utama dalam
proses pengambilan keputusan pembelian, yakni peran alokasi dan peran informasi.
Peran alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
berdasarkan kekuatan membelinya. Peran informasi dari harga adalah fungsi harga
1. Jangkauan harga dengan daya beli konsumen, yaitu apabila harga yang di
tetapkan oleh suatu produk masih dapat di beli atau dijangkau oleh konsumen
(tidak mahal).
2. Daya saing harga dengan produk sejenis, adalah ketika harga yang ditetapkan
3. Kesesuaian harga dengan kualitas yaitu ketika harga yang ditawarkan kepada
akan di beli tidak mudah rusak dana wet dalam jangka waktu lama.
kualitas pelayanan yaitu seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Sabran (2012:131)
prinsip yang terdapat dalam kualitas pelayanan dijelaskan oleh Tjiptono (2012:75)
sebagai berikut :
evaluation stage, the consumers from preferences among the brands in the choice set
and may also from an intention to buy the most preferred brand”. Dapat diartikan
merek di set pilihan dan mungkin juga dari niat untuk membeli merek yang paling
menyatakan bahwa “Consumer buyer behavior refers to the buying behavior of final
consumers-individuals and households who buy goods and services for personal
consumption”.
keputusan yang dilakukan oleh konsumen yang dipengaruhi oleh kebudayaan, kelas
sosial, keluarga dan referensi grup yang akan membentuk suatu sikap pada diri
selalu melihat perilaku dari tiap individu, rumah tangga ataupun organisasi tentang
serta tindakannya setelah memperoleh dan mengkonsumsi produk, jasa atau ide.
Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian menurut Peter
konsumen. Tahap tersebut akan menghasilkan suatu keputusan baik itu membeli atau
tidak dan setelah membeli konsumen akan puas atau tidak. Kotler dan Keller yang di
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi kedalam dua level
rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan
perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi
produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari
informasi: mencari bahan bacaan, menelepon temannya, mengunjungi toko untuk
mengetahui detail mengenai produk tertentu. Sumber informasi konsumen terdiri
atas empat kelompok, yaitu :
a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga atau kenalan.
b. Sumber komersial meliputi iklan, pramuniaga toko, kemasan, pajangan di
toko.
c. Sumber umum meliputi media massa dan media sosial.
d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan
produk.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda beda,
tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum,
konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang produk tertentu dari
sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
c. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua
konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat
beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model
tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat
19
sadar dan rasional. Para konsumen memberikan perhatian besar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya.
d. Perilaku Pasca Pembelian
Pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh
konsumen, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah
pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk
akan mempengaruhi tingkah laku konsumen berikutnya.
1. Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi tertentu dan bersifat
temporer.
2. Keterlibatan tahan lama berlangsung lebih lama dan bersifat permanen. Seorang
konsumen membeli barang dengan keterlibatan yang permanen karena
menganggap bahwa jika tidak membeli produk tersebut akan merusak konsep
dirinya.
Menurut Sutisna dan Sunyoto (2013:86), ada tiga hal penting dari memahami
dan positioning.
Kotler dan Amstrong (2012) dalam Priansa (2018: 89), dimensi keputusan
1. Pilihan Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Perusahaan harus
memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli
sebuah produk serta alternative yang mereka pertimbangkan.
20
2. Pilihan Merek
Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibelinya.
Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini,
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek,
apakah berdasarkan ketertarikan, kebiasaan, atau kesesuaian.
3. Pilihan Saluran Pembelian
Konsumen mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,
misalnya faktor-faktor lokasi, harga, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan berbelanja, keluasaan tempat dan lain sebagainya, merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memilih penyalur.
4. Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa
berbeda, misalnya: ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua
minggu sekali, tiga minggu sekali, satu bulan sekali dan sebagainya.
5. Jumlah Pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian dilakukan mungkin
lebih dari satu. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya
produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda.
seseorang untuk gunakan sebagai alat pemecah masalah dalam rangka memenuhi
pembelian.
suatu produk.
yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yangditerima lebih rendah dari pada yang
Oleh karena itu harga dan kualitas pelayanan merupakan dua hal yang dapat
terdahulu yang relevan sebagai bahan pembanding dan bahan rujukan, antara lain
variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas yaitu harga dan kualitas
pelayanan sedangkan variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Variabel harga dan
jika harga dan kualitas pelayanan meningkat maka keputusan pembelian konsumen
akan meningkatkan sebaliknya jika harga dan kualitas pelayanan menurun maka
ini adalah :
Harga (X1)
Keputusan Pembelian (Y)
Adapun hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini yaitu “Harga
Dipo Pekanbaru.
Pekanbaru.
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan di Dapur Dipo yang terletak di Jl. Diponegoro no.
46 Kecamatan Pekanbaru Kota. Waktu penelitian selama tiga bulan, pada bulan
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang memiliki karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama, untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Umar, 2012:77). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh pelanggan Dapur Dipo Kota Pekanbaru Pekanbaru yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti.Hal ini dikarenakan, Dapur Dipo tidak memiliki data
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini jumlah
populasi yang ada sangat banyak sehingga sulit diketahui jumlahnya, sehingga
yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan dengan
metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan
24
25
digunakan yaitu :
e = Tingkat ketelitian
adalah suatu keputusan yang dilakukan oleh konsumen yang dipengaruhi oleh
(2012: 63).
26
secara positif atau negatif atau variabel yang tidak tergantung pada variabel lain
(Indrianto, 2010:119). Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah:
A. Harga = (X1)
menghasilkan pendapatan”.
kualitas pelayanan yaitu seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan
dapat di muat ke dalam suatu tabel seperti pada Tabel 3.2 Definisi Operasional
kepemilikan.
(Adrian Payne, 2010: 8)
Adapun jenis data yang digunakan penulis untuk keperluan penelitian ini
untuk mengolah data yang diperoleh dari jawaban angket. Data yang diperoleh dari
perusahaan yang dapat dibuktikan dengan angka-angka yang akan diolah dan
Adapun jenis data yang digunakan penulis untuk keperluan penelitian ini
sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat dibuktikan dengan angka-angka
yang akan diolah dan dianalisa sesuai dengan metode analisis sehingga dapat
terlihat hasilnya.
b. Data Kualitatif
Adapun sumber data yang dilakukan penulis untuk keperluan penelitian ini
sebagai berikut :
a. Data Primer
Data yang diperoleh peneliti langsung dari sumbernya yang berupa kata-kata atau
data ini diperoleh dari observasi langsung dengan Sampel dan menyebarkan
angket.
b. Data Sekunder
mendukung data yang telah diperoleh melalui riset lapangan dan juga buku-buku
sebagai berikut :
1. Wawancara
2. Angket
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Untuk
mengetahui skor penilaian atas jawaban responden atas Pertanyaan atau pernyataan,
kriteria interpretasi skor diawali dengan menentukan interval class dari setiap
CI =Range
C
Keterangan:
3. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan
lain-lain.
30
analisis kuantitatif.
item correlationdengan r table untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel dan ka adalah jumlah item. Jika dihitung > r tabel, maka
Kriteria pengujian analisis ini adalah, jika nilai koefisien kolerasi (rhitung) skor
tiap butir dengan skor total lebih besar dan sama dengan nilai rtabel pada taraf
jika nilai koefisien korelasi (rhitung) skor tiap butir dengan skor total lebih kecil dari
rtabel pada taraf signifikan (a=0,05), maka butir pernyataan instrument dinyatakan
tidak valid/gugur.
sekiranya alat pengukuran itu digunakan oleh orang yang sama dalam waktu yang
Kriteria Cronbach Alpha adalah apabila didapatkan nilai alpha lebih besar dari 0,6
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian asumsi
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji apakah data
Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05 (Ghozali, 2011:
160-165).
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji Heteroskedastisitas,
yaitu uji grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white. Pengujian pada penelitian ini
32
menggunakan Grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada pola
yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.
perluasan dari regresi linier berganda, yaitu menambahkan jumlah variabel bebas
Y = a + b1X1 + b2X2
Di mana :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Harga
X2 = Kualitas Pelayanan
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
3.6.5 Uji t
secara terpisah terhadap variabel terikat. Menurut Sanusi (2011:138) Uji t dilakukan
dilakukan dengan melihat hasil signifikansi pada tabel regresi berganda yaitu:
a) Sig. >λ maka Ho Penelitian diterima, atau variabel bebas tidak berpengaruh
3.6.6 Uji f
terikat dijelaskan sekian persen oleh variabel bebas secara bersama-sama adalah
signifikansi 0,05 dan 2 sisi dengan rumus uji hipotesis sebagai berikut :
1. Jika Fhitung >Ftabel maka H0 ditolak maka H1 diterima, berarti hipotesis diterima.
2. Jika Fhitung <Ftabel maka H0 diterima maka H1 ditolak, berarti hipotesis ditolak.
yang dapat dijelaskan oleh model regresi yang digunakan, apabila koefisien
determinasi (R²) mendekati satu (1) berarti terdapat hubungan yang kuat.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dapur Dipo berdiri pada tahun 2014 hingga saat ini dan merupakan salah satu
restoran yang berada di pusat kota pekanbaru Jl. Diponegoro no. 46 Pekanbaru.
Awalnya pemilik usaha memiliki restoran Pondok Asam Pedas Baung yang berdiri
pada tahun 1999 sampai dengan 2020 yang terletak di Jl. Jendral Sudirman
masyarakat yang berlalu lalang di lokasi Jl. Diponegoro, pemilik berinisiatif untuk
memindahkan usahanya dan merubah total konsep. Perubahan ini dilakukan pemilik
dikarenakan lokasi yang strategis seperti berdekatan dengan kampus, sekolahan dan
jalanan yang ramai. Restoran Dapur Dipo memiliki Sertifikat Izin Usaha dengan No.
1634/K.04.01/DPMPTSP/IX/2017.
yang memiliki pergaulan yang cukup luas mendapatkan banyak penilaian baik oleh
terbentuklah restoran dengan nama Dapur Dipo dan membuat konsep tempat makan
yang bisa digunakan oleh rekan-rekan kerjanya seperti mengadakan rapat khusus,
tempat dan fasilitas yang juga bisa digunakan oleh anak-anak remaja.
Dapur Dipo Memiliki Peluang yang cukup besar selain berlokasi yang
strategis, pemilik mempunyai banyak teman seorang pemilik perusahaan yang bisa
di ajak bekerjasama dalam bentuk penyambutan tamu dari luar negeri maupun luar
kota, rapat khusus, serta acara perusahaan yang akan menyediakan hidangan dari
34
35
1. Menjadi restoran yang memiliki cita rasa yang berbeda dan memiliki khas
tersendiri.
brand.
beberapa bagian yang mempunyai fungsi atau tugas yang berbeda-beda, tetapi
walaupun mempunyai fungsi atau tugas yang berbeda-beda setiap bagian ini tetap
OWNER
MANAGER
CHEF Captain
mengetahui dan ikut serta dalam kegiatan penjualan dan melakukan survey
pada restoran.
3. Chef, menerima pesanan konsumen dari waiter dan membuat segala bentuk
4. Captain, mengatur semua jadwal karyawan dari mulai masuk, istirahat, pulang
karyawan-karyawan lainnya.
9. Waiter, menyambut tamu pada saat konsumen datang dan memberikan salam
pada saat konsumen pulang, menawarkan tempat duduk maupun ruangan yang
10. Bartender, menerima pesanan konsumen dari waiter dan membuat segala
Dapu dipo merupakan restoran atau rumah makan yang menyajikan berbagai
macam bentuk makanan mulai dari jappanese food, westren food dan tradisional
food. Adanya makanan dan minuman khas yang terdapat pada Dapur Dipo seperti
media sosial. Dapur Dipo buka setiap hari dari pukul 10:00 WIB sampai dengan
pukul 22:00 WIB dan tutup pada hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha dan tahun
baru.