Anda di halaman 1dari 10

Oleh:

Julianti Situmorang
Pembimbing:Suryani M.F Situmeang S.Pd
.MKes

` T.A.2018/2019
B3 (BAHAN BERACUN dan
BERBAHAYA)

Akhir-akhir ini banyak perubahan lingkungan yang terjadi,tanpa kita


sadari perubahan-perubahan tersebut adalah akibat kebiasaan masyarakat
yang tanpa disadari membayakan kesehatan.Salah satunya penggunaan
kantong plastik,karena pada saat proses pengelolaan pembuatan kantong
plastik acap kali limbah dari pabrik dibuang langsung ke lingkungan,yang
tentunya itu sangat berbahaya.Maka dari itu kita perlu memahami apa apa
saja bahan-bahan yang berbahaya baik itu untuk makhluk hidup maupun
lingkungan.

1.Pengertian B3(Bahan Beracun dan


Berbahaya)
Menurut UU No.32 Tahun 2009 Pasal 1 angka 21 yang mengatakan bahwa:
Bahan beracun dan berbahaya yang selanjutnya disingkat B3 adalah
zat,energi,dan/atau komponen lain yang karena sifat,konsentrasi,dan/atau
jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,dan/atau
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengeloaan limbah B3,dikatakan
bahwa:
B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya
dan/atau jumlahnya,baik secara langsung dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup,dan/atau membahayakan lingkungan
hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Dapat kita simpulkan bahwa sesuatu dapat dikatakan limbah B3 apabila
menyalahi kriteria aman bagi makhluk hidup maupun lingkungan hidup.

2.Klasifikasi Bahan Berbahaya dan


Beracun
Ada beberapa karakteristik limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) :

1. Mudah meledak (eksplosif) (misal: bahan peledak)


2. Mudah terbakar ( misal: bahan bakar Extremely flammable & Highly flammable)
3. Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator)
4. Berbahaya/harmful (misal: logam berat)
5. Menyebabkan infeksi (misal: limbah medis rumah sakit)
6. Bersifat korosif (asam kuat)
7. Bersifat irritatif (basa kuat)
8. Beracun (produk uji toksikologi)
9. Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (merkuri, turunan benzena, beberapa zat
warna)
10. Bahan Radioaktif (Uranium, plutonium,dll)

Sedang berdasarkan jenis B3 dapat dikategorikan sebagai berikut:


B3 dari sumber tidak spesifik yaitu B3 yang berasal bukan dari proses utamanya tetapi
berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak,
pengemasan, dll.
B3 dari sumber spesifik yaitu B3 bahan awal, produk atau sisa proses suatu industri atau
kegiatan tertentu.

B3 dari sumber lain yaitu bahan Kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan dan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi.

Bahan yang tidak termasuk jenis di atas, dikelompokkan sebagai B3 apabila memiliki
karakteristik dibawah (satu atau lebih) :

 Mudah meledak
 Mudah terbakar
 Bersifat reaktif
 Beracun
 Menyebabkan infeksi
 Bersifat korosif

Mengkarakterisasi suatu bahan dimulai dari mengidentifikasi limbah hingga karakterisasi


bahayanya. Beberapa aspek karakterisasi bahaya antara lain :
- Keadaan fisik (padat/cair/gas) 

- Reaktivitas terhadap air

- Kelarutan dalam air

- pH dan informasi kenetralan

- Mudah tidaknya nyala

- Keberadaan oksidator

- Keberadaan sulfida atau sianida

- Keberadaan halogen

- Keberadaan bahan radioaktif

- Keberadaan bahan organisme berbahaya

- Keberadaan komponen toksik

Ada beberapa jenis bahan kimia yang tidak kompatibel artinya bahan tersebut jangan
diletakkan berdekatan karena dapat menimbulkan reaksi berbahaya.

Jika masuk dalam tubuh, bahan kimia dapat menyebabkan cedera pada organ. Proses
masuknya bahan kimia bisa dari beberapa cara seperti :

Terhirup (untuk gas dan aerosol)

Gas diserap dengan cepat, karena paru-paru dirancang untuk pertukaran gas. Bila > 5 mm:
saluran pernapasan bagian atas, 0,5 - 5 mm: bronchioles; <0,5 mm: Alveoli
Penyerapan pada kulit (untuk cairan)

Senyawa bermuatan (non-polar) molekul rendah dengan cepat diserap melalui kulit ke
dalam pembuluh darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Benzene adalah sangat mudah untuk
diserap melalui kulit dan diubah menjadi fenol dalam hati.

Tertelan (untuk padatan atau cairan)

Partikel atau tetes cairan dapat menempel pada bibir, terlebih jika kondisi basahterutama
jika mereka basah setelah baru-baru ini menjilat. Dengan menjilat selanjutnya, kita
mungkin menelan miligram beberapa bahan kimia berbahaya.

3.Contoh Bahan,Berbahaya,dan
Beracun

1. AgNO3 (Silver Nitrate) aka Perak Nitrat


Senyawa ini beracun dan korosif. Jika agan punya senyawa ini simpanlah
dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-
bahan yang mudah terbakar.
Potensi Bahaya : Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh.
Gas/uapnya juga menyebabkan hal yang sama.
2. HCl (Hydro Chloric Acid) - Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri.

Potensi Bahaya : Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan


membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif
terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasan, mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur
dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih
NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan
terbentuk.

3. H2S (Hidrogen Sulfida)


Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna,beracun, mudah
terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas
biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan tanpa
oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa,dan saluran pembuangan
kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung
berapi dan gas alam.

Potensi Bahaya : Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan,


gangguan pernafasan, bahkan kematian.

4. H2SO4 (ASAM SULFAT)


Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral(anorganik) yang kuat. Zat
ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai
banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.

Potensi Bahaya :Sifat-sifat asam sulfat yang korosif diperburuk oleh reaksi
eksotermiknya dengan air. Luka bakar akibat asam sulfat berpotensi lebih
buruk daripada luka bakar akibat asam kuat lainnya, hal ini dikarenakan
adanya tambahan kerusakan jaringan dikarenakan dehidrasi dan
kerusakan termal sekunder akibat pelepasan panas oleh reaksi asam sulfat
dengan air.Asam sulfat dianggap beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan dengan aerosol asam pada
konsentrasi tinggi akan menyebabkan iritasi mata, saluran pernafasan, dan
membran mukosa yang parah. Iritasi akan mereda dengan cepat setelah
paparan, walaupun terdapat risiko edema paru apabila kerusakan jaringan
lebih parah. Pada konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan
kronis aerosol asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah
pengikisan gigi. Indikasi kerusakan kronis saluran
pernafasan masih belum jelas.

5. NaOH (Sodium Hidroksida/Soda Api)


Senyawa ini bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2.Natrium
hidroksida ( NaOH ), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis basa
logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium
Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.Ia digunakan di berbagai
macam bidang industri,
kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas , tekstil , air minum ,sabun dan deterjen .

Potensi Bahaya:
Dapat merusak jaringan tubuh apabila permukaan kulit terkena NaOH.

6. NH3 (Amoniak)
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3.Biasanya senyawa ini
didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia).

Potensi bahaya :
Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.Menghirup senyawa ini pada
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan
dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30
menit dapat menyebabkan kebutaan.

7. HCN (Asam Sianida)


Senyawa ini sangat beracun, bahkan ada pada salah satu makanan yang
sering kita makan yakni singkong yang mengalami kerusakan. Gejala
kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat
terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia.

Potensi bahaya:

Bersifat racun dan merusak jaringan tubuh

8. HF (Hydrofluoric Acid)
Hidrogen fluorida adalah asam yang sangat korosif,mampu melarutkan
banyak bahan, terutama oksida.Kemampuan untuk melarutkan kaca telah
dikenal sejakabad ke-17

Potensi Bahaya: hidrogen fluorida sangat initatif terhadap jaringan kulit,


merusak paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia (gangguan
saluran pernafasan).

9. HNO3 (Asam Nitrat)

Asam Nitrat, yang dikenal juga dengan Aqua Fortis merupakan Zat yang
Sangat Korosif dan merupakan.Asam Yang sangat Beracun.
Potensi Bahaya :
Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya dapat menyebabkan
kematian.Kulit yang terbakar akibat terkena HNO3.

4. Pengendalian Limbah Bahan


Berbahaya dan Beracun(B3)
Limbah B3 memerlukan penanganan ekstra yaitu cara penanganan limbah
B3 agar tidak berbahaya untuk lingkungan, kesehatan manusia dan
makhluk hidup lain. Dapat disimpulkan bahwa pencegahan dan
pengendalian pencemaran limbah B3 merupakan kewajiban bagi sebuah
industri di semua sektor dan bidang industri.
Pembuangan limbah B3 yang illegal sebenarnya merupakan tindak
kriminal karena akan mencemari tanah, air sungai, air tanah dan atmosfir
bumi. Yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak negatif pada
kualitas hidup manusia, kesehatan dan sosial ekonomi.
Dalam aktifitas industri, produk limbah B3 sebenarnya bisa diminimalisasi
dengan cara mereduksi pada sumber limbah, mensubstitusi bahan,
mengatur operasinya kegiatan dan melakukan teknologi bersih dalam
proses.
Sebelumnya mari kita tinjau ulang definisi yang berkaitan dengan limbah.
Bahan/limbah B3 adalah bahan/limbah berbahaya dan/atau beracun yang
karena sifat, konsentrasi dan atau jumlah-nya secara langsung atau tidak
langsung dapat merusak dan/atau mencemarkan lingkungan atau dapat
membahayakan manusia.
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi.
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
penimbunan limbah B3.
Penghasil limbah B3 yaitu orang atau badan usaha yang menghasilkan
limbah B3 dan menyimpan sementara limbah tersebut dalam lokasi
kegiatannya sebelum diserahkan ke pihak lain.

urutan pengelolaan limbah B3 sbb:


A) Penyimpanan             
B) Pengumpulan              
C) Pengangkutan             
D) Pemanfaatan
E) Pengolahan
F) Penimbunan

Penyimpanan dan pengumpulan dimaksudkan untuk mencegah


terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap
lingkungan dapat dihindarkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain bentuk kemasan (tong atau
tanki) tata cara pengemasan, bangunan dan tata ruang tempat
penyimpanan serta lokasi penyimpanan.
Pemanfaatan limbah B3 merupakan kegiatan daur ulang (recycling),
perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse).

Cara Pengolahan Limbah B3


Pengolahan limbah B3 secara fisika dan kimia dimaksudkan untuk
mengurangi daya racun limbah B3 dan atau menghilangkan
SSsifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berhabahaya.
Pengolahan stabilisasi/solidifikasi dapat mengubah watak fisik dan
kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat B3 agar
pergerakannya terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit
dengan struktur yang kekar.
Pengolahan secara insinerasi yaitu menghancurkan senyawa B3 yang
terkandung dalam limbah B3 menjadi menjadi senyawa yang tidak
mengandung B3.

Penimbunan Limbah B3
Walaupun telah dilakukan pengolahan sebelumnya, limbah B3 masih
berpotensi mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan penimbunan
limbah B3 pada lokasi yang memenuhi persyaratan (landfill).
Tujuan penimbunan ini adalah untuk menampung dan mengisolasi limbah
B3 yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan menjamin perlindungan
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai