Disusun Oleh :
ASHAR
(D011 18 1038)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar…………………………………………………………………..i
Daftar Isi………………………………………………………………………...ii
BAB 1 Pendahuluan……………………………………………………………..1
1. Latar Belakang…………………………………………………………...1
2. Rumusan Masalah………………………………………………………..3
3. Tujuan……………………………………………………………………3
4. Manfaat…………………………………………………………………..3
BAB 2 Tinjauan Pustaka………………………………………………………...4
1. Pengertian………………………………………………………………..5
2. Dampak…………………………………………………………………..5
BAB 3 Pembahasan……………………………………………………………...7
1. Proses Terjadinya Erosi Pantai…………………………………………..7
2. Penyebab Terjadinya Erosi Pantai……………………………………….7
3. Terjadinya Erosi Pantai di Bengkulu……………………………………10
4. Dampak Erosi Pantai Terhadap Lingkungan dan Masyarakat…………..10
5. Pencegah dan Penanggulangan Erosi Pantai……………………………12
6. Manfaat Hutan Bakau…………………………………………………...13
BAB 4 Penutup………………………………………………………………….16
1. Kesimpulan……………………………………………………………...16
2. Saran…………………………………………………………………….16
Daftar Pustaka…………………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
1
cukup parah adalah pantai di Kecamatan Sayung, kab. Demak. Di daerah tersebut
permasalahan yang terjadi cukup berat khususnya menyangkut penurunan fungsi
lahan dikarenakan abrasi pantai, dan penggenangan air laut di kawasan tambak
seluas 582,8 ha yang selama lima tahun ini tergenang dan kemudian hilang.
(Bappeda Demak, 2000) Ini berarti Kabupaten Demak adalah salah satu wilayah
kabupaten pesisir di jawa tengah yang terkena dampak abrasi cukup parah.
Kecamatan Sayung mengalami dampak abrasi yang mengakibatkan banyak
permasalahan seperti hilangnya lahan pemukiman, lahan pertambakan dan mata
pencaharian yang berdampak langsung pada penurunan kualitas hidup masyarakat
. Masyarakat yang hidup di wilayah pesisir seperti nelayan, petani dan petambak
kehidupannya tergantung pada sumberdaya alam. Kondisi lingkungan dan
sumberdaya alam pesisir yang rentan tersebut berdampak pada aspek sosial
ekonomi dan sosial budaya penduduk. Kegiatan kegiatan tersebut misalnya
industri (berpotensi menimbulkan pencemaran, abrasi dan akresi), reklamasi
(perubahan pola arus yang menyebabkan terjadinya abrasi dan akresi), perumahan
(limbah padat) pertanian (sedimentasi, pencemaran) kegiatan transportasi laut dan
pelabuhan (pencemaran). Berbagai kerusakan dan pencemaran lingkungan ini
mengancam kelestarian usaha dan atau mata pencaharian penduduk. (Hadi, 2005)
Indonesia merupakan negara kepulauan yang bercirikan benua maritim
dengan 176 kabupaten dan 30 kota dari sekitar 368 kabupaten dan kota, yang
mempunyai wilayah pesisir dan laut (Sulasdi, 2001; 44). Kondisi ini dapat
digunakan sebagai dasar kuat untuk mengatakan bahwa Indonesia sesungguhnya
merupakan negara maritim. Kebanyakan masyarakat yang tinggal ditepi pantai,
pantai merupakan tempat sumber perekonomian mereka. Namun, dalam hal
tertentu, terdapat gejala alam yang disebabkan oleh perluasan daerah pemukiman
yang membabibuta, yaitu terjadinya erosi pantai (abrasi). Dari sudut pandang
keseimbangan interaksi antara kekuatan-kekuatan asal darat dan kekuatan-
kekuatan asal laut, erosi pantai (abrasi) terjadi karena kekuatan-kekuatan asal laut
lebih kuat daripada kekuatan-kekuatan asal darat. Erosi pantai (abrasi) dapat
diprediksi kejadiannya berdasarkan pada pola arah angin dan kecepatan angin
yang terdapat disuatu kawasan, orientasi garis pantai, konfigurasi garis pantai, dan
material penyusun pantai. Erosi pantai (abrasi) saat ini sudah sering terjadi
terutama didaerah pantai yang tidak terlindungai baik oleh vegetasi maupun pola
hidup masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. Salah satu upaya yang bisa kita
lakukan sebagai pengurangan terjadinya erosi pantai yaitu dengan melestarikan
hutan bakau. Karena tanaman bakau memiliki akar yang kuat utuk menahan
material-material pantai sehingga mengurangi terjadinya erosi di pantai (abrasi).
Pada makalah ini akan membahas sedikitnya tentang erosi yang terjadi di pantai
serta hal hal yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan erosi pantai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengapa erosi pantai bisa terjadi?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya erosi pantai?
3. Dimana wilayah yang telah mengalami erosi pantai?
4. Bagaimana keadaan pemukiman penduduk dan masyarakat yang berada di
daerah pantai yang mengalami abrasi tersebut?
5. Apa sajakah yang bisa dilakukan dalam mengurangi erosi pantai?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui terjadinya proses erosi pantai.
2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya erosi pantai.
3. Untuk mengetahui tempat-tempat yang telah mengalami erosi pantai (abrasi).
4. Untuk mengetahui keadaan yang tampak pada pemukiman penduduk dan
masyarakat yang berada di daerah pantai yang mengalami abrasi.
5. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilkakukan dalam usaha pencegahan
terjadinya erosi pantai.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui pengertian erosi pantai,
dampak apa saja yang di timbulkan oleh erosi pantai dan cara penanggulangan
erosi pantai. Selain itu juga dapat menambah wawasan kita dengan hal yang
sebelumnya belum kita ketahui.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Erosi Pantai adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut
dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan
alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami,
namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara
untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.
Ada pula yang berpendapat bahwa, abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-
alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut
mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya
es di daerah kutub akibat pemanasan global.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat
berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai
apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk
menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat
memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah
rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.
BAB III
PEMBAHASAN
10
Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang
tinggal di pinggir pantai
Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang
didorong angin kencang begitu besar.
Kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena
terkikisnya hutan bakau
Selain itu, di beberapa tempat di areal pesisir dan pertambakan yang telah
terkikis (abrasi pantai) dan rob yang lebih dalam ke daratan. Tambak-tambak
udang yang terkikis menjadi hilang dan berubah kondisinya menjadi laut dan
akibat pemanasan global menyebabkan air masuk lebih dalam. Hilangnya tambak
akibat terkikis, menghilangkan pendapatan sebagian petani tambak yang
dahulunya termasuk golongan petani ‘kaya” menjadi tidak “kaya”. Kondisi ini
akan mengubah perilaku petambak yang tadinya sebagai “juragan” berubah
menjadi “bukan juragan”.
Perubahan perilaku masyarakat dapat bersifat intern maupun ekstern dan
dapat bersifat positif maupun negatif. Intern dalam arti perilaku keseharian yang
menyangkut diri sendiri seperti rasa apatis, apriori, traumatik dan lain-lain, sedang
ekstern adalah perilaku keseharian yang menyangkut terhadap orang lain baik di
dalam keluarga maupun luar keluarga seperti kerjasama, paternalistis dan lain-
lain. Peningkatan pendapatan mengakibatkan perubahan perilaku masyarakat yang
ke arah konsumtif, pemikiran yang lebih maju dan merubah perilaku sosial secara
menyeluruh. Namun sebaliknya kondisi saat ini di kawasan pertambakan Demak
mengalami pendapatan yang menurun atau dapat dikatakan kesejahteraannya
menurun, maka yang terjadi adalah munculnya kemiskinan baru, daya serap
tenaga kerja menurun dan masyarakat kawasan pesisir yang terimbas ikut
menurun. Perubahan pendapatan akan mengubah perilaku masayarakat tersebut.
Karena adanya pengurangan atau perubahan baik dari hasil pendapatan
(menurunnya perekonomian), kesehatan dan sebagainya,maka tidak sedikit
penduduk yang mengalami penurunan pendapatan akibat abrasi tambak dan rob
mengalami perubahan perilaku yang bersifat negatif yaitu apriori, apatis dan
mengalami gangguan jiwa. Selain itu, Akibat penurunan pendapatan para nelayan
dan petani tambak tidak dapat menyekolahkan anaknya lebih tinggi. Maka, ada
penduduk yang mengambil keputusan untuk mengadakan perpindahan ketempat
lain yang diperkirakan dapat memperbaiki penghasilan mereka.
4.2 Saran
1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan
pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti
tanpa bantuan dari masyarakat.
2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang
merusak lingkungan.
3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera
dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah.
4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai
agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus
menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka
hasilkan tidak mencemari pantai.
DAFTAR PUSTAKA
http://jokowarino.id/pengertian-abrasi-dan-cara-menanganinya/
Diakses pada tanggal 9 September 2020 Pukul 08.00 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Abrasi
Diakses pada tanggal 9 September 2020 Pukul 10.10 WITA
http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Abrasi/materi3.
html Diakses pada tanggal 9 September 2020 Pukul 12.40 WITA
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/abrasi-pantai
Diakses pada tanggal 9 September 2020 Pukul 13.00 WITA