BAGIAN A
1. Apa Itu Definisi Sehat ?
Jawaban :
a) Sehat menurut UU No.36 Tahun (2009) adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh
baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
b) Pepkins, mendefinisikan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari
badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap
kekuatan-kekuatan yang cenderung menggangunya. Badan seseorang bekerja secara
aktif untuk mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus
dipertahankan.
c) Pender (1982), sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan
tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk
mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
d) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983,
merumuskan kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial” yang
dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan
tuntunan-Nya, dan memelihara serta mengembangkannya.
e) Linda Ewles & Ina Simmet (1992), yang dikutip oleh A.E. Dumatubun dalam Jurnal
Antropologi Papua 2002, seperti berikut:
1) Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata
karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.
2) Konsep sehat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan
koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada
hubungan yang dekat di antara ketiganya.
3) Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal
emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk
mengekspresikan emosi-emosi secara cepat.
4) Sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
5) Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual, yaitu berkaitan dengan kepercayaan
dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik secara pribadi,
prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai
dalam kesendirian.
6) Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada
tingkat individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi
dan budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi
sehat dalam masyarakat yang “sakit” yang tidak dapat menyediakan sumber-
sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional. (Djekky,2001: 8)
f) Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan,menyatakan bahwa sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat
sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan
di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
g) Menurut Neuman (1982), Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio –
kultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan
resisten. Kesehatan bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan
dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai
berikut:
1) Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit
atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2) Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat
dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat
spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan
semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3) Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama
atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling
toleran dan menghargai.
4) Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat
menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi
mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau
pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
h) Definisi sehat menurut who
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sehat adalah suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat tersebut mempunyai karakteristik
berikut yang dapat meningkatkankonsep sehat yang positif yaitu, pertama,
memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.Kedua,
memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. Serta
yang ketiga, penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Dan
definisi sehat menurut WHO tersebut, terdapat empat komponen penting yang
merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1) Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya,
berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut
tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera
makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan
normal.
2) Sehat Mental
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam
pepatah kuno “Dalam jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat
“(Men Sana In Corpore Sano)”.Atribut seorang insan yang memiliki mental
yang sehat adalah sebagai berikut :
• Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah
menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan
menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
• Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah
tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap
kebutuhan emosi orang lain.
• Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut,
cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah
secara cerdik dan bijaksana.
3) Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit
diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran
masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah
suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan,
sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat
hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat
umum.
4) Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO
dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap
individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan
untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti
ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan
tidak monoton. Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau
disebut sebagai “Positive Health” karena lebih realistis dibandingkan dengan
definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata.
i) Definisi kesehatan menurut: winslow
Ilmu Public Health Menurut Winslow (1920) adalah ilmu atau seni yang
bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan
efisiensi hidup masyarakat melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang
terkoordinasi, untuk:
1) Perbaikan kesehatan lingkungan,
2) Mencegah dan memberantas penyakit menular,
3) Melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan,
4) Serta pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk
diagnosis dini dan pengobatan
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow (Leavel
& Clark, 1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat
yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
11. Sebutkan Tupoksi Puskesmas Sesuai Struktur Dalam Memenuhi Semua Aspek
Upaya Pelayanan Kesehatan !
Jawaban :
Dalam regulasi dan kebijakan tentang Puskesmas, ditetapkan bahwa tugas pokok dan
fungsi Puskesmas mencakup empat hal, yaitu :
a) sebagai pembina kesehatan wilayah (Peraturan Menteri Kesehatan No. 75/2014
tentang Puskesmas dan Peraturan Pemerintah No. 18/2016 tentang Perangkat
Daerah);
b) menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat atau UKM (Kepmenkes No.
128/2004 dan PMK 75/2014);
c) menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan atau UKP (Kepmenkes No.
128/2004 dan PMK 75/2014); dan
d) melaksanakan fungsi-fungsi manajemen Puskesmas (Kepmenkes No. 128/2004).
BAGIAN C
1. Bagaimana Masalah Air Bersih di Puskesmas ?
Jawaban :
Di Indonesia, terdapat 62% rumah tangga dengan akses sumber air minum yang
layak pada tahun 2007 dan hanya meningkat 4,8% menjadi 66,8% pada tahun 20133,5.
Artinya hanya 6 dari 10 rumah tangga memiliki sumber air minum layak. Demikian juga
halnya, hanya 59,8% rumah tangga di tahun 2013 memiliki fasilitas Buang Air Besar
(BAB), peningkatan dari sekitar 40,3% pada tahun 20073,5. Hal tersebut masih jauh dari
target Millennium Development Goals (MDGs) dimana sebanyak 68,87% penduduk di
tahun 2015 ini harus mendapatkan akses air minum layak dan 62,4% memiliki akses
sanitasi.
Dampak dari kekurangan air bersih dan sanitasi tersebut menyebabkan berbagai
macam penyakit yang berbasis lingkungan. Rata-rata 5000 anak setiap hari meninggal di
dunia akibat penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi1. 8 dari 10 anak
meninggal akibat diare diseluruh dunia karena sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk
serta air minum yang tidak aman2. Di Indonesia, diare masih merupakan pembunuh nomor
satu untuk kematian balita. Pada tahun 2007, 3 dari 10 anak meninggal pada usia antara 1
bulan hingga satu tahun, dan 2 dua dari 10 anak meninggal pada usia antara 1-4 tahun
disebabkan karena diare3. 4 dari 10 anak meninggal usia 0-11 bulan dikarenakan diare di
tahun 20104.
Dalam menangani krisis ini, salah satu upaya pemerintah adalah dengan membentuk
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL). Pokja ini
didirikan untuk mengawal pembangunan sanitasi dan air minum yang berkelanjutan.
Program yang diinisiasi POKJA AMPL termasuk Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Penyedian Air Minum
dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Sanitasi Berbasis Masyarakat
(SANIMAS), Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM), Sanitation Information System
(NAWASIS) dan Sanitasi Sekolah.
BAGIAN D
1. Apa Yang Didapat Di PKR?
Jawaban :
Pusat Kesehatan Reproduksi (PKR) merupakan organisasi fungsional yang
menyelengarakan upaya kesehatan dalam menanggulangi HIV/AIDS dan IMS dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas dan populasi kunci di kota
jayapura (Bar, Panti pijat, LSL, Waria, PS Jalanan Dan Lokalisasi). Sehingga para pekerja
sex langsung dan tidak langsung dapat datang memeriksakan diri tanpa harus malu datang
saat memeriksakan ke RS.
Misi:
a) Memberikan informasi secara terus-menerus kepada masyarakat tentang
IMS dan HIV.
b) Menyediakan dan meningkatkan mutu pelayanan, pengobatan dan
dukungan kepada klien yang terintegrasi.
c) Memutuskan rantai penularan IMS-HIV melalui pemakaian kondom.
d) Menjaga kesehatan reproduksi remaja.
Tupoksinya dan program:
Pusat Kesehatan Reproduksi memiliki beberapa program prioritas yang merujuk
pada Perda Kota Nomor 16 Tahun 2011 tentang pencegahan dan penanggulangan
IMS/HIV-AIDS sekota Jayapura.
Adapun program prioritas dalam pelayangn Pusat Kesehatan yaitu:
• Pelayanan pemeriksaan HIV-AIDS
• Pelayanan permeriksaan IMS
• Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
• Upaya promosi kesehatan terapi atau pengobatan
• Terapi/Pengobatan
Selain itu juga ada beberapa pelayanan yang terintegrasi yang sudah dilaksanankan
di Pusat Kesehatan Reproduksi Kota Jayapura yaitu:
1) Pelayanan KB
• Suntik
• Susuk
• Spiral
• Pil
• Kondom
2) Merima pelayanan rujukan IMS
3) Pelayanan Ibu Hamil
4) Pelayanan Kesehatan Reproduksi
5) Menerima Pelayanan Rujukan IMS
6) Pelayanan Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim (IVA)
7) Tindik Telinga
2. Apakah Tanggapan Anda Sebagai Seorang Dokter Terhadap Adanya Pelayanan KB
Juga Di PKR, Mengapa KB Diperlukan Saat Ini dan Sebagai Bagian dari Pelayanan
Kesehatan dan Pembangunan Manusia?
Jawaban :
Perlunya KB sebagai pelayanan kesehatan dan pembangunan manusia:
KB diperlukan untuk menekan jumlah tingkat kelahiran. Mengingat jumlah wanita
subur (WUS) di indonesia sangat tinggi.
Untuk membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan kesehatan reproduksi yang
berkualitas
Menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
Serta membangun keluarga kecil berkualitas
Mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang
Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Berat Badan (kg)
<4 4-6>6- 11- 18- 31- 41- ≥60
10 17 30 40 59
0-1 2-5 <6-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahu tahu
n n
1-3 DHP 1⁄ 1⁄ 1⁄ 1 11⁄3 2 3 4
2
3 2
1 Primakuin - - 1⁄ 1⁄ 1⁄ 3⁄ 1 1
4 4 2 4
Hari Jenis Obat Jumlah Tablet per Hari Menurut Berat Badan (kg)
<4 4-6>6- 11- 18- 31- 41- ≥60
10 17 30 40 59
0-1 2-5 <6-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan bulan tahun tahun tahun tahu tahu
n n
1-3 DHP 1⁄ 1⁄ 1⁄ 1 11⁄2 2 3 4
3 2
1-14 Primakuin - 2- 1 1
1⁄ 1⁄ 1⁄ 3⁄
4 4 2 4
umur dan berat badan (pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai
badan ideal. Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Semua obat
anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus makan terlebih
3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak
diberikan Primakuin.
P.vivax/P.ovale
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau
intravena (parenteral), yang merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia maka
ditemukan gejala klinis menetap atau memburuk atau timbul kembali yang
disertai parasit aseksual tidak berkurang maka diberikan pengobatan lini ke-dua.
Pegobatan lini kedua untuk malaria adalah dengan menggunakan kina dan
anak < 8 tahun dan ibu hamil kontraindikasi sehingga diberi klindamisin).
kali sehari - Usia 8-14 tahun : 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 kali sehari Dosis
RI,2018:12).
kering Asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi Natrium
dosis 2,4 mg/kgBB intravena (IV) 3 kali pada jam ke 0, 12 dan 24.
Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgBB intravena setiap 24 jam sehari
Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat.
dihidroklorida25%. Satu ampul berisi 500 mg/2 ml. Kina tidak boleh
diberikan secara bolus intravena, karena toksik bagi jantung dan dapat
overload cairan).
atau NaCl0,9%.
Pemberian kina pada anak, yaitu: Kina HCl 25% diberikan per-infus
dengan dosis 10 mg/kgBB, bila umur <2 bulan maka dosisnya adalah 6-8
NaCl 0,9% sebanyak 5-10 cc/kgBB diberikan selama 4 jam dan diulang
setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat (Kemenkes RI, 2017:13).
Gambaran laboratorium :
1. Hipoglikemi (gula darah <40 mg%)
2. Asidosis metabolik (bikarbonat plasma <15 mmol/L).
3. Anemia berat (Hb <5 gr% untuk endemis tinggi,
< 7gr% untuk endemis sedang-rendah), pada dewasa Hb<7gr% atau
hematokrit <15%)
4. Hiperparasitemia (parasit >2 % eritrosit atau 100.000 parasit /μL di
daerah endemis rendah atau > 5% eritrosit atau 100.0000 parasit /μl di
daerah endemis tinggi)
5. Hiperlaktemia (asam laktat >5 mmol/L)
6. Hemoglobinuria
7. Gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >3 mg%)