Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PERENCANAAN TEKNIS PELEDAKAN DAN


PENGANGKUTAN OVERBURDEN HASIL PELEDAKAN
PT.ENERGI KALTIM PERSADA (EKP )

Oleh
RUDY W.MALOLO
D 621 06 016

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010
USULAN KERJA PRAKTEK / MAGANG

MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN AJARAN 2010/2011 PADA

PT. ENERGI KALTIM PERSADA (EKP)

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
baik itu sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui. Dalam perkembangannya, telah berbagai macam
teknik dan teknologi yang dipergunakan oleh manusia untuk dapat mengelolah
sumber daya alam tersebut semaksimal mungkin. Perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang memanfaatkan
sumber daya alam tersebut.
Dalam pencapaian hasil yang optimal dengan menggunakan metode dan
teknologi yang tepat tentu saja tidak lepas dari kemampuan yang terdapat pada
sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu bagaian yang
sangat kompleks dan vital dalam suatu kegiatan termasuk dalam kegiatan
pertambangan, untuk itu perlu dilakukan suatu upaya untuk peningkatan dan
pemanfaatan dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sebagai bagian dari
pengguna metode dan teknologi guna pencapaian hasil yang optimal.
Dalam upaya peningakatan kualitas sumber daya manusia yang berkaitan
dengan pertambangan, telah dilakukan pendidikan formal lewat lembaga
pendidikan universitas yang umumnya lebih banyak memberikan teori mengenai
pertambangan. Maka dari itu untuk memperkuat teori yang didapatkan di kampus
maka diperlukan suatu kegiatan lapangan yang dalam hal ini merupakan suatu
kegiatan kerja praktek yang dilakukan di perusahan atau industri
pertambangan.Sejalan dengan itu kegitan kerja praktek juga merupakan suatu
mata kuliah yang diwajibkan di Program Study Teknik Pertambangan Fakultas

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Teknik Universitas Hasanuddin. Hasil dari kerja praktek tersebut yang kemudian
dapat digunakan sebagai suatu study kasus (spesifikasi) yang merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana program
pendidikan strata satu dalam bidang pertambangan.
Berdasarkan atas berbagai pertimbangan yang telah
dikemukakan diatas, dengan ini saya bermaksud untuk melaksanakan Kerja
Praktek (On Job Training) pada perusahaan yang Bapak/ Ibu pimpin. Oleh
karena itu besar harapan saya kiranya pihak perusahaan dapat membantu dalam
rencana kegiatan Kerja Praktek (On Job Training ini) untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pertambangan.

II. SASARAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Sasaran yang diharapkan dapat tercapai dari pelaksanaan kerja praktek ini
yaitu mahasiswa kerja praktek dapat mengetahui dan memahami secara langsung
proses perencanaan penambangan mulai dari penaksiran sumber daya sampai
evaluasi finansial, secara khusus di dalamnya mengenai proses perencanaan
pemboran, peledakan dan pengangkutan overburden dan batubara. Selain itu
setelah melakukan Kerja Praktek (KP), secara tidak langsung dapat menjadikan
mahasiswa lebih berpengalaman dan percaya diri dalam menerapkan teori di
lapangan serta mampu menghadapi persaingan dunia kerja. Selain itu juga melalui
kerja praktek di harapkan terciptanya suatu kerjasama yang baik antara pihak
perusahaan, lingkungan pendidikan, dan masyarakat umum.

III. MATERI KERJA PRAKTEK


Materi kerja praktek ini berhubungan dengan studi perencanaan tambang
yang dibatasi pada kajian teknis perencanaan alat gali muat dan alat angkut
untuk memenuhi target pengupasan tanah penutup (overburben) dengan
menggunakan pemboran dan peledakan sebagai pemberai.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


IV. LANDASAN TEORI

ALAT ANGKUT DAN ALAT MUAT

Pemilihan peralatan yang sesuai dengan kondisi tambang serta kondisi


operasi yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut
adalah dikelompokkan menjadi :
1. Faktor Unjuk Kerja, yaitu yang berhubungan langsung dengan produktivitas
alat.
2. Faktor Rancangan, berkaitan dengan kualitas dan efektivitas rancangan detil,
termasuk kecanggihan perangkat antarmuka (interface) manusia-mesin,
tingkat teknologi yang diterapkan dan jenis pengendali.
3. Faktor Pendukung, meliputi pelayanan dan perawatan (service &
maintenance), ketersediaan suku cadang dan dukungan dari pabrik pembuat.
4. Faktor Biaya, merupakan faktor yang paling kuantitatif.

Faktor pendukung lain diantaranya :


 Jenis material : lepas, sedang atau kompak
 Altitude : tenaga mesin diesel berkurang 3% setiap kenaikan 1000 ft
 Kapasitas alat : untuk target yang sama, jumlah alat berkapasitas besar lebih
kecil daripada yang berkapasitas kecil
 Medan kerja : tingkat kesulitan medan menetukan jenis alat angkut yang
cocok dan ekonomis
 Sistem penambangan : tambang terbuka, bawah tanah atau alluvial (placer)
 Biaya investasi : tingkat ketersediaan dana, baik sebagai modal awal,
operasional maupun pengembangan
Kegiatan pemindahan tanah yang mencakup dua unit operasi, penggalian
dan penangkutan, merupakan inti dari kegiatan penambangan. Oleh karena itu
pemilihan peralatan untuk kegiatan tersebut merupakan tugas utama yang harus
dilakukan. Peralatan lainnya akan mengikuti karena sifatnya menunjang kedua
kegiatan tersebut atau unjuk pekerjaan lainnya.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Alat Muat (Loader Dan Shovel)
1. Ukuran mulai dari front end loader dan backhoe untuk operasi kecil-
menengah, hydraulic shovel untuk operasi skala menengah dan cable shovel
untuk operasi skala besar.
2. Perhitungan produktifitas gilir kerja tergantung pada jumlah ton per satu siklus
shovel, waktu per siklus untuk shovel, ukuran truk dan waktu spotting.
a. Faktor pengisian bucket berkisar dari 0.90 hingga 1.05
b. Waktu pemuatan per siklus: shovel 0.5 - 0.6 menit, loader 0.6 - 0.8 menit
c. Waktu spotting untuk truk: 0.3 - 0.5 menit
d. Ukuran alat muat dan alat angkut / truk biasanya disesuaikan agar truk
dapat terisi penuh dalam 3 - 6 kali siklus pemuatan (pass).

3. Prosedur pemilihan excavator mencakup pertimbangan-pertimbangan :


a. Output ideal, dinyatakan dalam m3/jam dan merupakan fungsi dari ukuran
bucket, jenis material yang digali, waktu kerja, tingkat kesulitan
penggalian, jenis alat angkut dan kondisi kerja.
b. Faktor operasi. disesuaikan dengan kondisi sebenarnya, yaitu waktu kerja,
kondisi operasi dan fragmentasi batuan, harus dilakukan koreksi.
 Waktu Kerja, didasarkan pada 100% waktu yang tersedia.
 Kondisi operasi. Hal ini merefleksikan berbagai faktor kerja seperti
sudut ayun, kedalaman galian, bucket factor, dan kondisi pemuatan.
 Framentasi batuan. Jika material yang digali adalah tanah, maka
digolongkan sebagai mudah, sedang dan sulit digali (easy, average and
hard digging).
4. Konsep Pemilihan Tipe backhoe dan loading shovel
a. Tinggi Jenjang (kemudahan pemuatan)
Dari sudut pandang kemudahan pemuatan, acuan pemilihan loading shovel
bila tinggi jenjang > 5 m dan tipe backhoe bila tinggi jenjang < 5 m. Untuk
tipe backhoe, pemuatan dapat dilakukan dengan tinggi jenjang efisien
sebaiknya kurang dari tinggi truk.
b. Fungsi Penggalian

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Loading shovel baik untuk memuat batuan hasil peledakan yang terdiri
dari bongkah besar sehingga gaya gali (digging force) diperlukan. Pada
penggalian permukaan datar, gaya tekan horisontal kuat, namun jika
menggali diatas permukaan tanah gaya tekan tersebut semakin kecil.
Backhoe merupakan alat serba guna untuk menggali dan memuat.
Peningkatan volume bucket, tengahnya harus diperpendek.
Alat Angkut (Truk)
Alat angkut yang umum digunakan di tambang terbuka adalah dump truck.
Pertimbangan penting dalam proses pemilihan alat angkut adalah :
a. Ukuran, lebih banyak dinyatakan atas dasar berat dibanding volume untuk
menghindari terjadinya kelebihan muatan yang membabani mesin.
b. Faktor operasi : Waktu kerja, Waktu ayunan (swing) optimal, Bucket factor,
Cycle time, dan Unit Cadangan. Unit cadangan diperlukan untuk tetap
menjamin kelancaran kegiatan pengangkutan walaupun terjadi hambatan
karena kerusakan alat angkut. Rule of tumb : untuk setiap 5 atau 6 truk perlu
disediakan 1 unit cadangan.
Peralatan Pembantu
1. Alat bantu utama terdiri dari buldozer (beroda rantai & ban karet), grader, truk
air, kadang-kadang ditambah loader pembantu yang berukuran kecil.
2. Peralatan bantu ini tidak kalah pentingnya dengan peralatan tambang utama
(alat bor, alat muat, alat angkut). Lingkungan kerja peralatan tambang utama
diciptakan dan dipelihara oleh alat bantu. Jika ditangani dengan baik,
produktivitas tambang keseluruhan akan maksimal.
3. Buldozer beroda rantai diperlukan untuk pembuatan jalan (di dalam dan di luar
tambang), pembuatan dropcut (penggalian akses ke jenjang yang lebih
rendah), dan untuk memelihara daerah pembuangan (waste dump).
4. Buldozer berban karet digunakan untuk pekerjaan pembersihan di sekitar
daerah pemuatan shovel, memelihara tanggul pengaman dan jalan.
5. Grader dan truk air digunakan dalam pembuatan dan perawatan jalan.
6. Utilisasi keseluruhan alat bantu ini cenderung rendah (dibawah 60%).

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Estimasi Produktivitas Alat
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat antara lain : efisiensi
kerja, kapasitas alat, jenis material dan waktu edar.
Perhitungan Produksi Alat Muat :
Dimana :
Eff x Sf x Cb x Ff x 60 menit / jam P = Produksi alat muat (ton/jam)
P
Ct
Eff = Efesiensi kerja (%)
Sf = Sweel faktor (%)
Cb = Kapasitas bucket (m3)
Ff = Fill faktor (%)
Ct = Cycle time (menit)
Perhitungan Produksi Alat Angkut :
Dimana :
Eff x Cb x 60 menit/jam
P P = Produksi alat angkut (ton/jam)
Ct
Eff = Efesiensi kerja (%)
Cb = n x H x SF x Ff x J H = Kapasitas bucket (m3)
Ff = Fill faktor (%)
Ct = Cycle time (menit)
Cb = Kapasitas muatan dump truck (ton)
n = Frekwensi pengisian dump truck
SF = Swell faktor (%)
J = Density ore
Rumus-rumus efisiensi kerja antara lain :
 Efektifitas (effectiveness)
E = (W / O) x 100%
 Ketersediaan fisik (physical atau mechanical availability)
PA = (A / S) x 100%
 Utilitas (utility)
U = (O / A) x 100%
Efisiensi Kerja Optimum (Eff opt) = E x PA x U
Parameter pengukur efisiensi kerja antara lain :

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Sifat fisik Material :
 Volume material : bcm; lcm; ccm
 Faktor berai (swell factor) : SF = (Vi / Vl) x 100% % swell = (Vl / Vi) – 1
 Faktor muat (load factor) : LF = 100% / (100% + %swell)
 Faktor isi (fill factor)
 Densitas
 Faktor penciutan (shrinkage factor) : LF = (ccm / bcm) x 100%

PELEDAKAN

 Geometri Peledakan

Kondisi-kondisi tertentu pada suatu lokasi akan mempengaruhi secara detail


suatu desain peledakan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan suatu geometri peledakan, antara lain :

a. Diameter Lubang Bor

Secara umum ada beberapa cara untuk menentukaan diameter lubang bor

yang akan digunakan, yaitu alat bor yang tersedia, kedalaman lubang bor, dan

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


jarak terdekat lokasi dengan pemukiman. Untuk kontrol desain dengan hasil

fragmentsi yang baik untuk diameter lubang bor harus berkisar antara 0,5 hingga

1 % dari tinggi jenjang.

b. Burden (B)

Burden adalah jarak dari lubang bor terhadap bidang bebas yang terdekat

pada saat terjadi peledakan. Burden merupakan variabel yang sangat penting dan

kritis dalam mendesain suatu peledakan. Burden dipengaruhi oleh kerapatan

(densitas) batuan yang akan diledakkan dan energi potensial bahan peledak yang

digunakan. Untuk menghitung burden dapat digunakan formula R.L.Ash berikut :

Kb = Kb std x AF1 x AF2

Dimana :

Kb = Nisbah burden yang telah dikoreksi (burden ratio)


Kb std = Nisbah burden standar (30)
AF1 = faktor penyesuaian terhadap bahan peledak
= [(SG x Ve2)/(SG std x V std 2)]1/3
SG = Spesifik gravity bahan peledak yang digunakan
Ve = Kecepatan ledak bahan peledak yang digunakan
SG std = Spesific gravity bahan peledak standar (1,2)
Ve std = Kecepatan ledak bahan peledak standar (12.000 fps)
AF2 = Faktor penyesuaian kerapatan batuan =(D std / D)1/3
D std = Kerapatan batuan standar (160 lb/cuft)
D = Kerapatan batuan yang akan diledakkan

KbxDe
B
12
Maka :

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Menurut Orica Mining Service burden dapat dihitung dengan pendekatan

rumus sebagai berikut :

B = 20 sampai 40 x D

Dimana :
D = Diameter lubang ledak (inchi)

c. Spacing

Spacing merupakan jarak antara lubang bor yang satu dengan lubang bor

lainnya dalam satu baris, yang merupakan fungsi dari pada burden. Berikut ini

formulasi untuk menentukan spacing :

S = Ks x B
Dimana :

S = Spacing ( meter )
B = Burden ( meter )
Ks = 1,0 – 2,0
Menurut Orica Mining Service spacing dapat dihitung dengan pendekatan

rumus sebagai berikut :

S = 1,1 sampai 1,4 x B

d. Stemming

Stemming adalah material penutup dalam lubang bor yang berada di atas

kolom isian bahan peledak yang berfungsi mengurung gas – gas hasil peledakan

agar dapat didistribusikan semaksimal mungkin ke sekeliling lubang ledak.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Ukuran stemming yang dibutuhkan tergantung pada jarak burden. Berikut ini

formulasi untuk menentukan stemming :

T = Kt x B

Dimana :

T = Stemming ( meter )
B = Burden ( meter )
Kt = 0,5 – 1,0
Menurut Orica Mining Service stemming dapat dihitung dengan pendekatan

rumus sebagai berikut :

T= 15 sampai 30 x D

Dimana :

D = Diameter lubang ledak (inchi)

e. Subdrilling (J)

Subdrilling adalah panjang lubang ledak yang terdapat di bawah batas floor

dari jenjang. Tujuan adanya subdrilling ini agar batuan dapat meledak secara full

face sesuai dengan yang diharapkan dan untuk menghindari toe. Secara teoritis

subdrilling dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

J = Kj x B

Dimana :

J = Subdrilling (m)
B = Burden (m)
Kj = 0,2 – 0,5 (Koefisien Subdrilling)

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


f. Kedalaman Lubang Bor (L)

Pada prinsipnya kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil daripada

burden. Hal ini untuk menghindari over break. Kedalaman lubang bor sangat erat

hubungannya dengan diameter lubang bor. Untuk menghitung kedalaman lubang

bor dapat digunakan formula sebagai berikut :

L = Kl x B

Dimana :
H = Kedalaman lubang bor (m)
B = Burden (m)
KL = 1,4 – 4

g. Tinggi Kolom Isian Bahan Peledak (PC)

Tinggi kolom isian bahan peledak merupakan selisih antara kedalaman

lubang ledak dengan stemming. Dapat ditulis dengan formula berikut :

PC = L – T

Dimana :

PC = Tinggi kolom isian bahan peledak (m)


L = Kedalaman lubang ledak (m)
T = Stemming (m)

h. Tinggi Jenjang (H)

H=L– S

Dimana :

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


H = Tinggi jenjang (m)
L = Kedalaman lubang ledak (m)
S = Subdrilling (m)

 Distribusi Bahan Peledak

Agar sedapat mungkin seluruh energi bahan peledak pada saat peledakan

dapat dimanfaatkan secara maksimal mungkin untuk sejumlah massa batuan yang

diledakkan, maka distribusi bahan peledak didalam lubang bor merupakan faktor

penting dalam keberhasilan suatu peledakan.

a. Berat Bahan Peledak Dalam Lubang Ledak

Berat bahan peledak dalam kolom isian bahan peledak merupakan fungsi

dari density bahan peledak, diameter bahan peledak dan panjang kolom isian

bahan peledak. Berat bahan peledak tersebut (loading factor) dapat dihitung

dengan formula berikut ini :

E = PC x de

Dimana :

E = Berat bahan peledak setiap lubang ledak (kg/m)


PC = Panjang kolom isian bahan peledak (m)
de = 0,34 x De2 x SG x 1,48
De = Diameter lubang ledak (inchi)
SG = Specific gravity bahan peledak
1,48 = Konversi lbs/ft menjadi kg/m

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


b. Powder Factor

Powder factor adalah suatu bilangan untuk menyatakan jumlah material yang

diledakkan atau dibongkar oleh sejumlah tertentu bahan peledak. Istilah lain

dari powder factor adalah specific charge weight, beberapa cara dalam

menentukan powder factor adalah sebagai berikut :

i. Berat bahan peledak per volume batuan yang diledakkan (kg/m3).

ii. Berat bahan peledak per berat batuan yang diledakkan (kg/ton).

iii. Berat batuan per berat bahan peledak (ton/kg).

iv. Volume batuan per berat batuan yang diledakkan (m3/kg).

Perhitungan powder factor menurut R.L. Ash dalam buku “The Mechanics of

Rock Breakage” diformulasikan sebagai berikut:

Pf = W / E
Dimana :

Pf = Powder factor (ton/lb)


W = Jumlah batuan atau material yang diledakkan
(ton)
W = A x H x Dr

A = Luas daerah yang diledakkan


H = Tinggi jenjang (ft)
Dr = Material density ratio
Dr = 0,0312 x SG

E = Berat bahan peledak


E = De x Pc x n

De = Loading density

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Pc = Panjang muatan dari sebuah lubang tembak (ft)
N = Jumlah lubang bor

V. MATA KULIAH PENUNJANG

Materi kerja praktek ini di tunjang oleh beberapa mata kuliah yang
telah di ambil sebelumnya oleh mahasiswa yang bersangkutan yaitu perencanaan
tambang, pemindahan tanah mekanis, teknik peledakan, mekanika tanah,
mekanika batuan, serta sistem dan metode penambangan.

VI. RENCANA KEGIATAN

Pelaksanaan kerja praktek ini di rencanakan dilakukan selama kurang


lebih 2 bulan tidak terhitung dari tahap persiapan, yaitu sekitar bulan Agustus
sampai September 2010 atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan
pentahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan
2. Kajian pustaka
3. Kegiatan lapangan, pengolahan dan analisis data
4. Penyusunan laporan dan seminar

Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan paling awal, sebelum dilaksanakannya kerja
praktek di lapangan, yang meliputi :
 Persiapan administrasi dan pengurusan surat-surat izin di kampus
 Konsultasi dengan pembimbing akademik
 Pengumpulan berbagai literatur
 Pengiriman proposal kerja praktek
Kegiatan ini dilakukan selama 2(dua) minggu.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


Kajian Pustaka
Pada tahapan ini akan dilakukan kajian terhadap buku-buku teks, jurnal, yang
relevan dengan materi kerja praktek. Kajian pustaka ini dilakukan sebelum dan
selama pelaksanaan kegiatan KP, baik selama dilapangan maupun dalam analisis
dan pengolahan data.

Kegiatan Lapangan dan Analisis Data


Kegiatan ini berlangsung selama 2 bulan. Kegiatan lapangan meliputi
pengambilan langsung data data di lapangan yang berkaitan dengan proses
peledakan dan pengangkutan overburden dan data data lainnya yang relevan.
Selanjutnya data data tersebut diolah dan di analisis di kantor.

Pembuatan Laporan dan Seminar Laporan


Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan dalam
bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan
acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dan seminar laporan
dilakukan selama 2 (dua) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang
selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi
Selatan.

RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Bulan
Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Kajian Pustaka
Kegiatan lapangan
Pengolahan data
Penyusunan Laporan
dan seminar

Catatan : Jadwal dapat disesuaikan dengan kesepakatan dan ketentuan


pihak perusahaan PT. ENERGI KALTIM PERSADA (EKP)

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


VI. PENUTUP

Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu


pertimbangan bagi pihak Human Resources Department (HRD) PT. Energi
Kaltim Persada (EKP) . Besar harapan kami agar kiranya proposal ini disambut
dengan senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya
akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP


DAFTAR PUSTAKA

Kartodharmo Moclhim, Ir., 1989/1990, Teknik Peledakan, Laboratorium


Geoteknik Pusat Antat Universitas-Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi
Bandung, Jawa Barat.

Anggayana Komang, 1999, Pemboran Eksplorasi dan Penampang Lubang


Bor, Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Ekonomi Mineral, Institut
Teknologi Bandung, Jawa Barat.

Indonesianto Yanto, Ir. M.Sc., 2004, Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan


Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN “ Veteran “,
Yogyakarta.

Katam Sudarsono, Dasar-dasar Pertimbangan teknis Pelaksanaan


Penambangan, Sebuah Pedoman Perencanaan Tambang, 1983.

Puslitbang Teknologi Mineral, Edisi3 2000, Ensiklopedia


Pertambangan,Bandung.

Proposal Kerja Praktek PT. Energi Kaltim Persada EKP

Anda mungkin juga menyukai