Kartul Sejarah 47
Kartul Sejarah 47
Oleh:
Ghifari Fatthan Al-Farizi Sulaiman
M. Rezgi Alieza
Wirandito Sarwono
Auliya Frisca
Rifa Aurelia Putri
Hadiya Zalfa A.
X-MIPA-1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan karunia-Nya. Berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
Pada proses penyusunan karya tulis ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
alami. Penulis harus berterima kasih kepada narasumber yang telah mendukung
penulis untuk mengerjakan karya tulis ini.
Karya tulis ini berjudul “Sejarah Kerajaan Sriwijaya & Kerajaan Buleleng dan
Dinasti Wedawarman" dan disusun oleh penulis untuk memenuhi nilai tugas
Sejarah Indonesia.
Penulis paham bahwa karya tulis ini masih memiliki kekurangan dan tentunya
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran Anda.
Penulis dengan senang hati menanggapinya.
Akhir kata, semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi para pembaca. Amin.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
BAB II................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................7
2.1.1 Historiografi Kerajaan Sriwijaya...................................................................................7
2.1.2 Lokasi Kerajaan.............................................................................................................7
2.1.3 Sumber Sejarah............................................................................................................8
2.1.4 Sumber Cina.................................................................................................................8
2.1.5 Sumber Lokal atau Dalam Negeri.................................................................................9
2.1.6 Masa Keemasan.........................................................................................................17
2.1.7 Masa Kemunduran.....................................................................................................17
2.1.8 Sejarah Berdirinya Kerajaan Buleleng........................................................................19
2.1.9 Kehidupan Politik Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa..............................20
2.1.10 Kehidupan Sosial Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa..........................21
2.1.11 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa.....................23
2.1.12 Kehidupan Agama Kerajaan Buleleng Masa Dinasti Warmadewa........................23
2.1.13 Keruntuhan Dinasti Warmadewa..........................................................................24
BAB III.............................................................................................................25
PENUTUP........................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...................................................................................................25
3.2 Saran............................................................................................................26
4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sumber Arab
Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama Sribuza,
Sabay atau Zabaq. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan
tentang Sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu, digambarkan
Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara yang sangat
banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh,
8
2. Sumber India
Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari
kerajaan-kerajaan di India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola.
Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja Sriwijaya mendirikan
sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Nalanda. Dalam prasasti
tersebut dinyatakan bahwa Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa
Paladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak. Sebagai gantinya,
kelima desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa dari Kerajaan
Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda. Di samping menjalin
hubungan dengan Kerajaan Nalanda, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin
hubungan dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) yang terletak di India
Selatan. Hubungan ini menjadi retak setelah Raja Rajendra Chola ingin
menguasai Selat Malaka.
4. Sumber lain
Pada tahun 1886, Beal mengemukakan pendapatnya bahwa Shih-li-fo-
shih merupakan suatu daerah yang terletak di tepi Sungai Musi. Sumber
lain, yakni Kern, pada tahun 1913 M telah menerbitkan tulisan mengenai
Prasasti Kota Kapur, prasasti peninggalan Sriwijaya yang ditemukan di
Pulau Bangka. Namun, saat itu, Kern menganggap Sriwijaya yang
tercantum pada prasasti itu adalah nama seorang raja, karena Cri biasanya
digunakan sebagai sebutan atau gelar raja.
3. Prasasti Talangtuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang pembuatan
Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
5. Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota
Ligor yang difungsikan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat
Malaka.
6. Prasasti Nalanda
Prasasti itu menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir
dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya
melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu,
Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas
10
8. Negara Maritim
Dalam upaya mewujudkan cita-cita agar Sriwijaya menjadi kerajaan
Maritim, perluasan kerajaan dilakukan untuk menguasai jalur perdagangan
di Selat Malaka dan Selat Sunda yang merupakan jalur perdagangan dan
pelayaran yang sangat penting. Keberhasilan Sriwijaya berkuasa atas semua
selat itu menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai penguasa tunggal jalur
aktivitas perdagangan dunia yang melalui Asia Tenggara.
9. Kehidupan Politik
Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah
melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini dilakukan oleh
penguasa Sriwijaya, Dapunta Hyang pada tahun 664 M dengan
Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara.
Berita mengenai raja ini diketahui dari Prasasti Kedukan Bukit tahun
683 M dan Prasasti Talangtuo tahun 684 M. Pada masa pemerintahannya,
Raja Dapunta Hyang Sri Yayanaga telah berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke wilayah Minangatamwan, Jambi. Sejak awal
12
Struktur Birokrasi
Kehidupan Ekonomi
Pada paruh pertama abad ke-10 yaitu antara masa jatuhnya Dinasti
Tang dan naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup
marak, terutama Fujian , Kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong,
Kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan
dari perdagangan ini. Pada tahun 903, penulis Muslim Ibn Batuah sangat
terkesan dengan kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi
Palembang (khususnya Bukit Seguntang), Muara Jambi dan Kedah.
Dan setelah I Gusti Gede, raja selanjutnya yang berkuasa yaitu I Gusti
Panang Canang yang berkuasa hingga pada akhirnya harus pensiun pada
tahun 1821. Semakin berjalannya waktu, kerajaan Karangasem pun kian
melemah karena adanya beberapa kali pergantian raja yang menjadikan
kekuatan dari kerajaan Karangasem sangat lemah. Dan di tahun 1824 I
Gusti Made Karangasem akhirnya memerintah bersama dengan patih I Gusti
Jelantik hingga pada akhirnya Belanda mengambil kekuasaan kerajaan pada
tahun 1849.
yang ingin menguasai daerah tersebut. Dan di serangan yang ketiga yaitu
pada tahun 1849 Belanda mampu untuk menghancurkan benteng Jagaraga
dan Kerajaan bisa diambil alih oleh Belanda. Karena itu, semenjak
kekalahan tersebut kerajaan diperintah oleh pihak Belanda.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat kuat dan kaya raya.
Terbukti dari sebutan negara maritimnya.
III.2 Saran
Saran untuk para siswa dan teman sebaya saya, agar jangan
melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha dan melestarikan peninggalan
sejarah yang ada di Indonesia