Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, tahu merupakan salah satu produk pangan yang sangat banyak
dikonsumsi masyarakat sebagai lauk yang mengandung protein tinggi. Sehingga
konsumsi tahu di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal itu terbukti
dengan adanya data dari Badan Pusat Statistika (2018) yang menyatakan bahwa
konsumsi tahu Indonesia per kapita seminggu sebesar 0,158 kg/ kapita. Hal
tersebut, karena tahu memiliki kandungan gizi yang baik. Tahu juga makanan
tradisional yang relatif pembuatannya mudah serta sederhana. Tahu terbuat dari
olahan kacang kedelai yang dibuat dengan pemekatan protein kedelai (Sally,
2019).

Jumlah industri di Indonesia yaitu sekitar 84.000 yang memproduksi tahu


dengan skala kecil, menengah ataupun pabrik tahu. Di wilayah Kalimantan Barat
terdapat banyak pabrik produski tahu dengan skala kecil, menengah ataupu pabrik
industri tahu. Sebagian besar di wilayah Kalimantan Barat khususnya daerah
Siantan pengolahan industri tahu masih merupakan industri skala kecil rumah
tangga yang sebagian besar belum dilengkapi dengan unit pengolahan limbah
yang layak. Sedangkan untuk industri skala besar biasanya sudah dilengkapi
dengan unit pengolahan limbah. Adanya unit pengolahan limbah atau tidak itu
sangat berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan sekitar industri tahu
tersebut.

Selain menghasilkan tahu dengan berbagai jenis tahu putih, tahu kuning,
tahu goreng dan krupuk tahu. Produksi industri tahu ini menghasilkan 2 jenis
limbah yaitu limbah cair dan juga limbah padat. Limbah padat itu sendiri dapat
berupa ampas kedelai. Dimana limbah padat produksi tahu biasanya dimanfaatkan
sebagai pakan ternak dan tempe gembus.

Sedangkan limbah cair tahu tersebut dapat berupa air sisa bekas mencuci,
merendam dan merebus kedelai. Dimana limbah cair tahu ini tidak dimanfaatkan
oleh produsen tahu dengan benar dan justru malah dibuang langsung ke
lingkungan ataupun perairan sungai terdekat tanpa proses penanganan yang baik
dan benar (Said et.al, 2015). Hal tersebut, mengakibatkan adanya pencemaran
lingkungan dan pencemaran air yang akan ditandai dengan kotornya wilayah
perairan,timbulnya bau menyengat,meningkatkan pertumbuhan nyamuk dan juga
menurunkan keindahan lingkungan sekitar.

Menurut Sally (2019) limbah air tahu ini banyak mengandung bahan organik
seperti protein dan asam amino. Akan tetapi limbah cair tahu juga mengandung
Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspended Solid (TSS) dan minyak atau lemak yang sangat tinggi yang
mengakibatkan pencemaran air sehingga membuat air berubah warna dan berbau
tidak enak. Selain itu limbah air tahu memiliki kandungan lain seperti metana
(CH4), karbon dioksida (CO2), H2S dan sedikit air yang bisa dijadikan sebagai
pengganti minyak tanah dan LPG. Kandungan limbah tahu dapat dijadikan biogas
karena banyak mengandung gas metana sekitar 50-80% dari hasil proses an-
aerobik.

Adanya permasalahn limbah cair tahu ini membuat berbagai pihak atau
peneliti memanfantkan limbah cair tahu untuk diolah menjadi berbagai produk
yang berguna. Sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan sekitar akibat
limbah cair tahu. Salah satu produk dari limbah cair tahu yang dapat
dikembangkan yaitu biogas. Karena biogas merupakan gas yang dihasilkan dari
proses an-aerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik seperti kotoran
heawan atau manusia, limbah domestik dan limbah sampah biodegradeble. Biogas
ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar pabrik tahu sebagai bahan bakar
yang ramah lingkungan.

Biogas merupakan energi terbarukan yang dapat dikembangkan dengan baik


untuk meningkatkan kualitas dan mutu dari hasil pengolahan limbah menjadi
biogas ini. Pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas ini memiliki banyak
keuntungan seperti reduksi biaya produksi tahu melalui pemanfaatan biogas
sebagai bahan bakar, produksi sludge sebagai pupuk organik, reduksi masalah
lingkungan lokal, reduksi gangguan serangga dan juga sebagai perbaikan sistem
sanitasi (Suprihatin, 2009).
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian yang dilakukan ini memanfaatkan
limbah cair tahu dengan bantuan starter dari mikroorganisme kotoran sapi yang
berguna untuk memproduksi ataumengetahui potensi kelayakan dari energi biogas
yang dihasilkan. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui
potensi energi biogas dari limbah cair tahu skala rumah tangga di sekitar wilayah
Siantan. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui hasil biogas yang
diperoleh dengan suhu tertentu pada limbah cair tahu.

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini diharapkan masyarakat dapat


terjaga kesehatan lingkungannya terutama dari sumber-sumber air yang tercemar
disekitar pabrik pengolahan tahu. Selain itu hasil biogas yang dapat dimanfaatkan
sebagai alternatif dari bahan bakar kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar.
Dengan adanya ini dapat memberikan edukasi terhadap pemilik industri pabrik
tahu untuk mengolah limbah cair tahu ini sehingga tidak terbuang sembarangan di
lingkungan masyarakat. Hasil biogas ini juga dapat meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah dengan adanya perkembangan kuantitas atau kualitas industri
pengolahan industri di wilayah Siantan dan sekitarnya.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Metode yang digunakan untuk memperoleh biogas ?


2. Bagaimana proses pengolahaan limbah cair tahu ?
3. Pencemaran air dan tanah akibat limbah cair tahu industri skala rumah
tangga ?
4. Bagaimana dampak buruk limbah cair tahu terhadap lingkungan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Dilakukan untuk mengetahui kandungan biogas


2. Pembuatan unit pengolahan limbah cair tahu industri skala rumah tangga
untuk biogas
3. Mengelola hasil buangan limbah cair tahu
1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Sebagai upaya penanggulangan lingkungan akibat limbah cair tahu


2. Agar masyarakat mengetahui cara mengolah dan memanfaatkan limbah
cair tahu dengan baik dan benar
3. Mengurangi pencemaran lingkungan sekitar akibat limbbah cair tahu yang
dibuang sembarangan
4. Penggunaan biogas untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar masyarakat
sekitar

Anda mungkin juga menyukai